Anda di halaman 1dari 41

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Disusun Oleh:
Asisten Laboratorium Instrumentasi

Nama
NPM

LABORATORIUM INSTRUMENTASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME, Modul Elektronika Dasar ini dapat
diselesaikan sebelum masa praktikum dimulai. Dengan demikian, pelatihan asisten
sudah dapat menggunakan modul dalam bentuk yang sama dengan modul yang akan
digunakan praktikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya pada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan petunjuk praktikum
ini.
Akhir kata, semoga semua usaha yang telah dilakukan berkontribusi pada
dihasilkannya lulusan Program Studi Teknik Elektro sebagai engineer dengan standar
internasional.

Cilegon, September 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
STRUKTUR LABORATORIUM INSTRUMENTASI.......................................... iv
PERATURAN PRAKTIKUM .....................................................................................v

PRAKTIKUM 1
KARAKTERISTIK DIODA, PENYEARAH, FILTER ..........................................1

PRAKTIKUM 2
FILTER SETENGAH GELOMBANG DAN GELOMBANG PENUH ...........5

PRAKTIKUM 3
TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH ..........................................................................9

PRAKTIKUM 4
OP-AMP INVERTING .............................................................................................. 13

PRAKTIKUM 5
PENGUAT COMMON EMITER ............................................................................ 21

PRAKTIKUM 6
PENGUAT COMMON COLLECTOR .................................................................. 26

PRAKTIKUM 7
PENGUAT COMMON SOURCE .......................................................................30

PRAKTIKUM 8
PENGUAT COMMON DRAIN ...........................................................................34

iii
STRUKTUR
LABORATORIUM INSTRUMENTASI

Kepala Laboratorium Teknik Elektro


Dr. Romi Wiryadinata, M.Eng

Kepala Laboratorium Instumentasi


Rocky Alfanz S.T., M.Sc

Koordinator Laboratorium Instrumentasi

Citra Nurizati

Asisten Laboratorium Instrumentasi


Dwi Wahyudi
Kharisma Dewi
Alvira Mandayani
Doni
Mohamad Reynaldy H
Syarif Hidayatulloh

iv
PERATURAN PRAKTIKUM

1. FORMAT PENULISAN LAPORAN


a. Margin : Top = 4 cm, Bottom = 3 cm
Left = 4 cm, Right = 3cm
b. Kertas A4
c. Judul Times New Roman 14 Pt, Bold
d. Italic untuk penggunaan bahasa inggris
e. Isi Times New Roman 12 Pt text-align justify
f. Spasi 1,5 tidak ada space setelah dan sebelum paragraf
g. Numbering pada setiap halaman di pojok kanan atas kecuali sub bab
h. Gambar

Gambar 1 Stabilitas Relatif

Gambar dan nama gambar harus proporsional, jelas dengan ukuran yang tidak
berlebihan, letak center, diberikan sumber referensi dari mana diperoleh
gambar tersebut, berlaku untuk persamaan, dan bunyi hukum
i. Setiap bab berisi
BAB I MEDOTODOGI PENELITIAN
Berisi langkah kerja atau prosedur percobaan pada saat praktikum minimal 2
lembar.
BAB II TUGAS
Berisi tugas pendahuluan, tambahan, dan modul minimal 2 lembar.

v
BAB III ANALISIS
Berisi analisis atau penjelasan praktikum yang dilakukan didasari teori yang
berasal dari sumber yang terpercaya minimal 3 lembar.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dari percobaan yang dilakukan, merupakan jawaban dari
tujuan pada saat praktikum minimal 1 lembar.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar rujukan atau pustaka yang telah digunakanpada laporan praktikum.
Rujukan yang diperbolehkan meliputi jurnal ilmiah, prosiding seminar,
textbook, majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.Adapun tata cara penulisan referensi tergantung pada
style penulisan sitasi yang digunakan.
1) Bagi yang menggunakan style APA
Feit, S. (1998). TCP/IP: architecture, protocols, and implementation with
IPv6 and IP security. United States of America: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Jin, H.-W., and Yoo, C. (2007). Impact of Protocol Overheads on
Network Throughput Over High-Speed Interconnects: Measurement,
Analysis, and Improvement. The Journal of Supercomputing. Vol. 41, No.
1, pp. 17 – 40.
Hens, F. J. (2006). Copper vs. Fibre: The Dilemma of the Access Network.
Tersedia dari : http://www.trendcomms.com. [URL dikunjungi pada 18
Oktober 2009]
2) Bagi yang menggunakan style numbered (angka)
1. Feit, S., TCP/IP : architecture, protocols, and implementation with IPv6
and IP security. 1998, United States of America: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
2. Jin, H.-W., & Yoo, C. Impact of Protocol Overheads on Network
Throughput Over High-Speed Interconnects: Measurement, Analysis, and
Improvement. The Journal of Supercomputing. 2007. Vol. 41, No. 1, pp.
17 – 40.

3. Hens, F. J. Copper vs. Fibre: The Dilemma of the Access Network.


2009. Tersedia dari : http://www.trendcomms.com. [URL dikunjungi
pada 18 Maret 2016]
vi
i. Softcopy laporan di kirimkan ke email lab.instrumentasi.jte@gmail.com
maksimal seminggu setelah praktikum. Apabila laporan tidak sesuai dengan
format ataupun waktu yang telah diberikan maka akan diberikan pengurangan
nilai ataupun laporan tidak diterima.
j. File laporan di save dengan format nama yang sama dengan pengiriman subjek.
k. Laporan dikirimkan melalui email dengan subjek: [ELDAS][Kode][Modul]
nama praktikan.
Contoh :[ELDAS][DD][2] Mad Dog
Kode: [CN] untuk Citra Nurizati
[DW] untuk Dwi Wahyudi
[KD] untuk Kharisma Dewi
[AM] untuk Alvira Mandayani
[DN] untuk Doni
[MR] untuk Mohamad Reynaldy H
[SH] untuk Syarif Hidayatulloh.

2. TATA TERTIB PRAKTIKUM


a. Waktu toleransi praktikum 10 menit keterlambatan jika melebihi dari waktu
toleransi maka praktikan diwajibkan melakukan INHAL.
b. Praktikan akan mendapat pengurangan nilai 1 point permenit selama
keterlambatan.
c. Menggunakan kemeja batik Batik (rapih dan sopan)
d. Modul praktikum di print dan dibawa saat praktikum dilaksanakan.
e. Wajib menggunakan modul praktikum pribadi saat praktikum berlangsung
f. Membuat resume untuk setiap modul yang dipraktikumkan, minimal 2 halaman
permodul.
g. Membawa form penilaian praktikum.
h. Wajib membawa laptop yang telah di install software pendukung sesuai dengan
instruksi asisten dan kebutuhan praktikum (jika dibutuhkan)
i. Tidak ada change shift kelompok ataupun individu.
j. Dilarang membawa makanan atau minuman.
k. Tidak membawa senjata tajam dan menciptakan keributan.

vii
l. Asisten berhak mengurangi nilai atau mengeluarkan praktikan yang melanggar
peraturan.

3. INHAL
Dilakukan apabila praktikan tidak dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan
jadwal atau melanggar tata tertib praktikum, syarat dan ketentuan:
a. Maksimal INHAL 2 Modul praktikum apabila lebih, maka nilai praktikum
maksimal D
b. Pelaksanaan inhal pengganti dilakukan setelah praktikum selesai atau
dijadwalkan berikutnya oleh asisten.

4. PRESENTASI TUGAS AKHIR


Merupakan ujian yang bersifat aplikatif dari materi yang telah dipraktikkan, setiap
kelompok mempresentasikan sebuah program dalam bentuk aplikasi serta
mendemonstrasikannya.

5. RESPONSI
Merupakan review dari awal sampai dengan akhir praktikum dalam bentuk test
tertulis yang dilaksanakan setelah selesai praktikum. Bagi yang tidak mengikuti
responsi maka praktikan dianggap gugur atau tidak mengikuti praktikum tersebut
dan nilai maksimal yang diberikan D.

6. JADWAL PRAKTIKUM
a. Waktu yang diberikan mulai dari hari senin s/d sabtu
b. Batas jam yang diberikan dari jam 8.00 sampai dengan 21.00
c. Jadwal diberikan sesuai dengan kesepakatan antara asisten dan praktikan,
selama tidak mengganggu jam kuliah. (kondisional menunggu konfirmasi
jadwal resmi dari portal siakad).

viii
PRAKTIKUM 1
KARAKTERISTIK DIODA

A. Tujuan
Memahami karakteristik dioda biasa dan dioda zener dan penggunan dioda dioda
tersebut.

B. Alat Yang Digunakan


1. Power supply
2. Resistor 100Ω
3. Dioda 1N4002
4. Kabel jumper
5. konektor
6. Multimeter digital
7. Multimeter analog

C. Dasar Teori

Penggunan dioda yang paling umum adalah sebagai penyearah. Dioda


menyearahkan tegangan AC hingga berubah menjadi tegangan DC. Analisa
penyearahan gelombang penuh dengan filter C dapat dibaca dan dilihat pada buku
karangan Millman and Halkias, Inergrated Elektronics, halaman 113.
Persamaan penyearahan memperlihatkan tegangan DC (volt yang dihasilkan
oleh penyearah dengan dioda) ini adalah
  4 fC
1 
Vdc =Vm –  4Idc
fC  dan R0 = 
   
Dimana Vm adalah tegangan puncak (maksimum)C [volt], f adalah frekuensi
dari sinyal AC {Hz}, dan C adalah basar kapasitor yang terpasang dan berfungsi
sebagai filter di keluaran penyearah [F,farad].
Tegangan DC ideal adalah yang memiliki nilai R0 = 0. Dari persamaan terlihat
bahwa kondisi ini terpenuhi dengan memasangkan kapasitnsi C sebesar mungkin.
Proses penyearahan menghasilkan tegangan DC yang masih mengandung riak atau

1
ripel (rippel ),yaitu tegangan AC kecil yang menumpang di atas sinyal DC. Dengan
C besar, dimaksudkan untuk menekan tegangan ripel serendah mungkin. Selain itu C
berfungsi sebagai regulator (penstabil) DC yang keluar.

Dalam percobaan ini kita akan mencari nilai tahnan keluaran rangkaian sumber
tegangan DC, R0, dan membandingkan R0 untuk berbagai bentuk filter, dan melihat
pengaruh pembebanan pada besar tegangan ripel.

Dalam percobaan ini akan kita amati karakteristik I-V dari tiga jenis dioda yaitu
dioda Ge, dioda Si, dioda Zener. Kedua dioda pertama adalah dioda umum yang
berbeda berdasarkan bahannya(germanium dan silicon). Dioda ketiga adalah dioda
silicon yang dibuat khusus yaitu sebagai penstabil tegangan DC.
Dengan menggunkan rangkain pada kit praktikum yang tersedia, amati dan
pahami :tegangan nyala dioda (cut-in) dan tegangan rusak (break down).Dari kurva
karakteristik yang diperoleh, dapat kita hitung juga besar resistansi dinamis
Dioda pada suatu titik kerja di kurva. Terakhir adalah mempelajari penggunaan
dioda berdasarkan karakteristik tersebut.

D. Prosedur Percobaan

D.1 Karakteristik Dioda

Gambar 1.1 Rangkaian Karakteristik Dioda

1. Buatlah rangkaian sebagai berikut


2. Hubungkan terminal X dan Y ke kanal osiloskop.
3. Amati dan catat hasil tegangan cut-in, tegangan break down dan bentuk
karakteristik dioda.
2
4. Ulangi untuk beberapa jenis dioda lainnya.

E. Latihan Dan Tugas


1. Tegangan cut-in dioda (volt):
Ge :………….;Si :………..; Zener :……………
2. Tegangan break-down dioda (volt) :
Ge :………….;Si :………..;Zener :……………
3. Apakah perbedaan utama karakteristik masing-masing dioda?
………………………………………………………………..................
…………………………………………………………………..............
………………………………………………………………..............…

3
Blanko Percobaan

Karaktertik Dioda

Tabel 1.1 Karakteristik Dioda Forward Bias


VCC VD ID

Tabel 1.2 Karakteristik Dioda Reverse Bias


VCC VD ID

4
PRAKTIKUM 2
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG DAN
GELOMBANG PENUH

A. Tujuan
Mempelajari bermacam-macam rangkaian penapis atau filter yang biasa digunakan
pada suatu sumber tegangan DC.

B. Alat Yang Digunakan


a. Papan plug-in
b. Function generator
c. Resistor 100kΩ dan 4.7kΩ
d. 4 Dioda 1N4002
e. Kapasitor 1µF/35V dan 100µF/35V
f. Osiloskop
g. Multimeter digital

C. Dasar Teori

Peralatan elektornika umumnya menggunkan tegangan DC untuk dapat


beroprasi, sedangkan sumber listrik yang tersedia biasanya berupa tegangan AC.
Karena itu tegangan AC itu harus diubah menjadi tegangan DC. Pengubah tegangan
AC menjadi tegangan DC disebut penyearah (rectifier). Rangkaian penyearah
mengandung beberapa dioda. Konfigurasi dioda tersebut menentukan sifat penyearah
sinyal AC, sehingga ada istilah penyearah setengah gelombang dan penyearah
gelombang penuh.

Dengan menggunakan empat buah dioda yang disusun dengan cara tertentu akan
diperoleh gelombang penuh. Penyearah gelombang penuh memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan penyearah setengah gelombang.

Dalam percobaan ini hanya akan kita amati beberapa jenis filter, khususnya tipe RC,
yaitu fulter C, filter R-C, filter C-R-C.

5
D. Prosedur Percobaan

1. Siapkan papan plug-in, sumber tegangan AC, dioda 1N4002, penghambat 100kΩ,
multimeter digital, dan osiloskop.

2. Dengan keadaam sumber tegangan AC mati, rangkai (gambar 2.1).

Gambar 2.1 Penyearah Setengah Gelombang

Gambar 2.2 Rangkaian Gelombang Penuh

3. Hidupkan sumber tegangan AC.


4. Ukur tegangan keluaran menggunakan multimeter digital yang diatur pada
pengukuran AC, ukur tegangan pada titik A
5. Untuk mengukur tegangan pada titik B atur multimeter pada pengukuran DC.
6. Dengan menggunakan osiloskop yang diatur pada pengukuran DC, hubungkan CH
1 ke titik A dan CH 2 ke titik B
7. Ulangi langkah percobaan untuk mengukur penyearah gelombang penuh (gambar
2.2)
8. Catat hasil pada blangko percobaan

6
E. Latihan Dan Tugas

1. Pada percobaan penyearah, apakah perbedaan percobaan gelombang penuh


dengan dua dioda dan penyearah jembatan ?
………………………………………………………………...................
………………………………………………………………...................
………………………………………………………………...................
2. Resistansi keluaran
R0. Untuk C1 = 1000µF. R0 ....................................... Ω ,
C2 =2200µF ,R0 :………… dan C-R-C, R0 .................. .
3. Apakah hubungan antara besar RL, besar tegangan ripel dan regulasi
tegangan?
………………………………………………................……...................

7
Blanko Percobaan

A. Penyearah ½ Gelombang Dan Filter

Tabel 2.1 Penyearah ½ Gelombang Dengan Beban 100 kΩ


Bentuk Gelombang Vout Frekuensi
Output
Tanpa C

C1 = 1 μF

C2 = 100 μF

Tabel 2.2 Penyearah ½ Gelombang Dengan Beban 4.7 kΩ


Bentuk Gelombang Vout Frekuensi
Output
Tanpa C

C1 =1 μF

C2 = 100 μF

B. Penyearah Full Wave Dan Filter

Tabel 2.3 Penyearah Full Wave Dengan Beban 100 kΩ


Bentuk Gelombang Vout Frekuensi
Output
Tanpa C

C1 = 2200 Μf

C2 = 1000 Μf

Tabel 2.4 Penyearah Full WaveDengan Beban 1000 kΩ


Bentuk Gelombang Vout Frekuensi
Output
Tanpa C

C1 = 2200 μF

C2 = 1000 μF

8
PRAKTIKUM 3
TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

A. Tujuan
Rancang transistor untuk bertindak sebagai switch dan verifikasi operasinya dengan
VCC=10V, Icmax=10mA, hfe=50, VCEsat=0.2, Vin=5Vpp, VBEsat=0.7V

B. Alat Yang Digunakan


1. Papan plug-in
2. Switch
3. Resistor 10kΩ dan 1kΩ
4. Led
5. Osiloskop

C. Dasar Teori
Ketika tegangan I/P Vi negatif atau nol, transistor cut-off dan tidak ada arus
mengalir RC sehingga V0 = VCC. Saat tegangan I/P Vi melonjak ke tegangan positif,
transistor akan di-drive menuju saturasi. Dengan demikian
Vo = VCC – ICRC = VCEsat

Prosedur Perancangan
Saat Q ON,

Untuk mempertahankan resistor tetap pada kondisi ON, I B harus lebih besar dari Ibmin =
0.2mA
9
(VBE sat untuk Si 0.7; Ge 0.2)

RB=6.5k (pilih nilai praktis, seperti 6.8k)


Diagram Rangkaian:

Gambar 3.1 Transistor Sebagai Switch

Tindakan pencegahan:
Saat mengukur gelombang output pada collector dan base, jaga CRO dalam DC
mode Ketika mengukur VBEsat, VCEsat, jaga volts/div switch pada posisi 0.2 atau
0.5
Saat mengaplikasikan gelombang kotak, lihat tidak ada tegangan DC padanya.
Hal ini dapat dicek dengan CRO dalam AC atau DC mode, seharusnya tidak ada
jumps/distortion pada gelombang di layar

10
Gambar 3.2 Grafik VCE dan VBE
Hasil:

Transistor sebagai switch telah dirancang dan gelombang output telah diamati.

D. Prosedur Percobaan
1. Sambungkan rangkaian seperti pada Gambar 3.1
2. Berikan gelombang kotak 5Vpp frekuensi 1kHz
3. Amati gelombang pada Collector dan Base, buat plot

E. Latihan Dan Tugas


1. Bedakan antara dioda dan transistor sebagai switch
2. Sebutkan nilai tipikal VBEsat, VCEsat untuk Si maupun Ge transistor
3. Definisikan ON time, OFF time dari transistor
4. Pada region mana transistor BErtindak sebagai switch?
5. Jelaskan fenomena “latching” pada suatu switch transistor
6. Definisikan Rise time dan fall time?

11
Blanko Percobaan

Gambar grafik Base pada Transistor

Gambar grafik Collector pada Transistor

12
PRAKTIKUM 4
PENGUAT OP-AMP TAK MEMBALIK
(NON INVERTING)

A. Tujuan
Dapat memahami sifat Op-Amp tak membalik

B. Alat Yang Digunakan

1. Papan plug-in

2. Catu daya tegangan utama

3. Resistor 1KΩ, 4.7KΩ, 10KΩ

4. Multimeter

5. IC 741

6. Multimeter

7. Catu daya tegangan variabel

C. Dasar Teori
Op-amp (operational amplifier) merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menguatkan
tegangan input yang diterima. Rangkaian dasar op-amp memiliki empat pin input yaitu
masukan non-inverting (positif), masukan inverting (negatif) dan catu daya + dan catu daya -
untuk op-amp dan satu pin output yang berfungsi sebagai keluaran sinyal hasil dan satu pin
output. Gambar rangkaian dasar op-amp dapat dilihat pada gambar 4.1.

+V supplay

Inverting -
input
output
Non-Inverting +
input

-V supplay

Gambar 4.1 Rangkaian Dasar Op-Amp


Tegangan masukan pada op-amp terdiri dari masukan pembalik (Inverting Input)
dan masukan non-pembalik (Non-Inverting Input). Jika sinyal melalui masukan non-
pembalik atau positif (+) maka keluarannya akan sefase (in phase) dengan masukannya.
13
Sehingga jika masukannya positif maka keluarannya akan positif juga. Jika sinyal melalui
masukan pembalik atau negatif (-) maka keluarannya akan berkebalikan atau berbeda fase
180(out of phase by 180). Sehingga jika masukannya positif maka keluarannya akan
menjadi negatif.
Op-amp non inverting memiliki fasa output yang sama dengan input dengan sinyal
masukan dihubungkan dengan pin input non inverting (+). Persamaan untuk menentukan
tegangan output adalah sebagai berikut.

D. Prosedur Percobaan

1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, catu daya tegangan variabel, IC Op-
Amp LM741, resistor 1KΩ, 4.7KΩ, 10KΩ dan multimeter digital..

2. Dalam keadaan catu daya tegangan utama dan catu daya tegangan variabel mati, buatlah
rangkaian seperti pada gambar 4.2 pada papan plug-in
VCC
5.0V
XMM1
U2
7
5
1

3
6
2

V3
0V LM741CN
4

Rf
Key = A
10kΩ
R
1kΩ

Gambar 4.2 Rangkaian Op-Amp Non Inverting

3. Hidupkan catu dya tegangan utama dan catu daya tegangan variabel

4. Hubungkan bassic meter pada Vin dan multimeter digital pada Vout

5. Catat hasil percobaan pada blangko yang ada.

6. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.

14
E. Latihan Dan Tugas

1. Sebutkan karakteristik op-amp ideal !

2. Gambarkan rangkaian dasar op-amp inverting beserta persamaan penguatannya !

3. Berapa besar penguatan op-amp pada gambar 4.2 dan berapa tegangan outputnya !
VCC
5.0V

V2
3.7V

Rf1

6kΩ
R1
2.2kΩ

Gambar 4.2 Rangkaian Op-Amp

15
Blanko Percobaan

Tabel 4.1 Op-Amp non inverting

Vin Vout (V) Av


No
(V) Rf = 4.7KΩ Rf = 10KΩ Rf = 4.7KΩ Rf = 10KΩ Rf = 4.7KΩ Rf = 10KΩ

16
PRAKTIKUM 5
PENGUAT TRANSISTOR EMITER BERSAMA
(COMMON EMITTER)

A. Tujuan
Dapat memahami sifat rangkaian penguat transistor emiter bersama

B. Alat Yang Digunakan

1. Papan plug-in
2. Function generator
3. Power supplay
4. Penghambat 100 dan 4.7K
5. Potensiometer 1K
6. Tiga buah kapasitor bipolar 10µF/35V
7. Transistor BC 547
8. Osiloskop

C. Dasar Teori
Rangkaian umum CE amplifier ditunjukkan pada Gambar Rangkaian terdiri dari
komponen yang berbeda.

Gambar 5.1 Rangkaian Commen Emitter

Fungsi dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

Biasing circuit: resistansi R1, R2 dan RE membentuk pembagi tegangan rangkaian bias
untuk CE amplifier. Mengeset titik operasi yang sesuai bagi CE amplifier. Input kapasitor

17
C1: kapasitor ini meng-couple sinyal ke transistor. Memblok komponen DC yang terdapat
pada sinyal dan meloloskan hanya sinyal ac untuk dikuatkan. Akibatnya, kondisi bias
dipertahankan konstan.
Emitter bypass kapasitor CE: sebuah emitter bypass kapasitor CE dihubungkan secara
paralel dengan resistansi emitter, RE untuk memberikan jalur reaktansi rendah bagi sinyal ac
yang dikuatkan. Jika kapastor tersebut tidak disisipkan, sinyal ac dikuatkan yang melalui RE
akan mengakibatkan drop tegangan padanya. Hal ini dapat mereduksi tegangan output,
mereduksi gain amplifier. Output coupling kapasitor C2: coupling kapasitor C2 meng-couple
output dari amplifier ke beban atau tahap berikutnya dari amplifier. Kapasitor memblok DC
dan melewatkan hanya bagian ac dari sinyal teramplifikasi.
Operasi:

Ketika paruh positif sinyal diaplikasikan, tegangan antara base dan emitter (Vbe)
meningkat karena tegangan tersebut sudah positif terhadap ground. Maka forward bias
meningkat, , yaitu arus base meningkat. Oleh karena aksi transistor, arus kolektro IC
meningkat B kali. Saat arus ini mengalir melalui RC, drop ICRC juga turut meningkat.
Konsekuensinya, tegangan antara kolektor dan emitter (VCE) menurun. Dalam jalan ini,
tegangan teramplifikasi tampak sepanjang RC. Dengan demikian, sinyal input positif tampak
sebagai sinyal output negatif, yaitu terdapat pergeseran fasa 180 o antara input dan output.
Pada percobaan ini akan digunakan notasi “decibels” atau dB. Itu merupakan rasio tanpa
dimensi, dalam bentuk logaritmik. Formulasnya adalah XdB = 20log(|X|), dimana X adalah
sebarang rasio tanpa dimensi. Sebagai contoh, X dapat merupakan gain A dari suatu
amplifier. Jika gain A dari suatu amplifier adalah 100, dapat dikatakan bahwa amplifier
tersebut memiliki gain 40 dB. Perlu dicatat bahwa nilai negatif menunjukkan rasio kurang
daru satu, sebagai contoh suatu amplifier dengan gain 0.01 memiliki gain -40 dB. Rasio
tegangan dapat dihitung dengan mengambil eksponen 10, sebagai contoh rasio tegangan
sesuai gain 15 dB adalah 10(15/20) = 5.6.

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, generator sinyal, penghambat 100Ω,
1.5KΩ, dan 4.7KΩ, potensiometer 1K, kapasitor 10µF/35V (3buah), transistor BC 547, dan
osiloskop.

2. Dalam keadaan catu daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rangkaian
seperti pada gambar 5.2 pada papan plug-in.

18
Gambar 5.2 Rangkaian Commen Emitter

3. Hidupkan catu daya tegangan utama.

4. Ataur potensiometer agar tegangan pada titik B = 2.5 V

5. Hidupkan generator sinyal

6. Atur agar besar sinyalpada CH 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai dengan gambar 5.2

7. Sket gambar yang tampak pada layar osiloskop dalam bentuk grafik yang mencantumkan
Time/DIV, V/DIV (CH 1), dan V/DIV (CH 2)

8. Catat hasil percobaan pada blangko yang ada.

9. Matikan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.

E. Latihan Dan Tugas

1. Mengapa CE amplifier memberikan fasa terbalik?

2. Pada rangkaian ekivalen DC dari amplifier, bagaimana kapasitor berlaku?

3. Apa efek bypass kapasitor terhadap respon frekuensi?

4. Definisikan frekuensi cut-off bawah dan atas untuk suatu amplifier

5. Kemukakan alasan atas jatuhnya gain pada frekuensi rendah dan tinggi

6. Apa yang dimaksud dengan frekuensi unity gain?

7. Definisikan Bel dan Decibel

8. Apa yang direpresentasikan oleh gain dalam decibels?

9. Mengapa kurva respon frekuensi diplot pada semi-log?

19
10. Gain dalam dB dari suatu amplifier dengan gain 10.000

11. Gain dalam dB dari suatu amplifier dengan gain 0.1

12. Rasio tegangan yang sesuai dengan -3 dB

20
Blanko Percobaan

Gambar grafik common emmiter

Tabel 5.1 Penguat Common Emitter


Dengan CE Tanpa CE
No V1 (V)
Vout (volt) Av Vout (volt) Av
1 0.5
2 1
3 1.5
4 2

21
PRAKTIKUM 6
PENGUAT TRANSISTOR KOLEKTOR BERSAMA
(COMMON COLLECTOR)

A. Tujuan
Dapat memahami sifat rangkaian penguat transistor kolektor bersama.

B. Alat Yang Digunakan

1. Papan plug- in

2. Catu daya tegangan utama

3. Resistor dan

4. Dua buah kapasitor 10 mikro Farad/35V

5. Transistor BC 547

6. Generator sinyal

7. Osiloskop

C. Dasar Teori
BJT (Bipolar Junction Transistor) atau transistor dwikutub adalah salah satu jenis
transistor berdasarkan arus inputnya. BJT juga sebagai dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada 3 terminal basis (B), emitter (E) dan Colector (C). CC
(Common Collector) Jika terminal kolektor dari transistor dipakai secara bersama, maka
ragam kerja ini dinamakan common collector atau pengikut emitter (Emitter Follower). Ciri
khas rangkaian ini adalah impedansi masukan besar, impedansi keluarannya besar dan terjadi
penguatan arus. Amplifier (penguat) adalah rangkaian komponen elektronika yang dipakai
untuk menguatkan daya ( atau tenaga secara umum).
Berdasarkan pengaturan terminal trasistor terhadap ground maka rangkaian transistor
dapat dibaggi menjadi tiga jenis, yaitu: Common Base,Common Emitor, Common Collector.
Rangkaian Common collector adalah input diterapkan antara basis dan kolektor dan output
diambil dari kolektor dan emitor. Berikut ini adalah kolektor yang sama untuk kedua input dan
output sirkuit seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut
22
Gambar 6.1 Konfigurasi Common Collector

Karakteristik inputnya adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara (arus basis) IB
dan kolektor basis tegangan VCB di VCE konstan Metode penentuan karakteristik. tegangan
yang cocok diterapkan antara emitor dan kolektor Karakteristik otputnya adalah kurva yang
menunjukkan hubungan antara arus emitor dan tegangan kolektor - emitor , metode penentuan
karakteristik output dengan menyesuaikan input IB arus yang tepat dipertahankan . VCB
berikutnya meningkat di sejumlah langkah dari nilai nol dan sesuai IE. Arus emitor diambil
pada sumbu Y dan tegangan kolektor - emitor diambil pada sumbu-X. Karakteristik Output
Common Collector identik dengan rangkaian emitor umum . Karakteristik gain arus untuk
berbagai nilai VCE juga mirip dengan rangkaian emitor umum.

Gambar 6.2 Karakteristik Output

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan papan plug_in, catu daya tegangan utama, generator sinyal, lima buah
penghambat dengan nilai masing-masing 100Ω, 4.7kΩ, 47kΩ, 82kΩ, 100kΩ, dua buah
kapasitor dengan nilai masing masing 10µF/35V, transistor BC 547, dan osiloskop.

2. Dalam keadaan catu-daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rangkaian
seperti pada gambar 6.3 pada papan plug-in rangkaian.

23
A

Gambar 6.3 Rangkaian Common Collector

3. Hidupkan catu daya tegangan utama dan generator sinyal.

4. Atur besar sinyal pada CH 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai dengan gambar 6.3

5. Sket gambar yang tampak pada osiloskop dengan keterangan time/DIV , V/DIV(CH 1)
dan V/DIV(CH 2).

6. Catat hasil percobaan pada blangko yang ada.

E. Latihan Dan Tugas


1. Perbedaan transistor NPN dengan PNP?
2. Apa perbedaan penguat common emitter dengan common collector ?
3. Apa yang dikuatkan oleh common collector? Bagaimana cara membuktikannya?
4. Apa yang dimaksud rangkaian buffer?
5. Apa yang dimaksud dengan impedansi?

24
Blanko Percobaan

Tabel 5.1 Percobaan Penguat Common Collector

No. VA (mV) Vout (Volt) AV

25
PRAKTIKUM 7
PENGUAT FET SOURCE BERSAMA
(COMMON SOURCE)

A. Tujuan
Dapat memahami sifat rangkaian penguat FET source bersama.

B. Alat Yang Digunakan

1. Papan plug-in

2. Catu daya tegangan utama

3. Resistor 1MΩ, 100kΩ, 3.3kΩ, dan 4.7 kΩ

4. Tiga buah kapasitor 10µF/35V

5. Satu buah FET SK 125

6. Generator sinyal

7. Osiloskop

C. Dasar Teori
Pada common source amplifier, terminal source amplifier adalah common bagi kedua
terminal input dan output. Dalam rangkaian, input diaplikasikan antara Gate dan Source;
sedangkan output diambil dari Drain. Source JFET amplifier memberikan gain tegangan
yang baik dengan tambahan keunggulan berupa impedansi input tinggi. Karakteristik lain
dari JFET membuatnya lebih dipilih dibandingkan BJT untuk tipe aplikasi tertentu. CS
amplifier JFET beranalogi dengan CE amplifier BJT.
Pada percobaan ini akan digunakan notasi “decibels” atau dB. Itu merupakan rasio
tanpa dimensi, dalam bentuk logaritmik. Formulasnya adalah XdB = 20log(|X|), dimana X
adalah sebarang rasio tanpa dimensi. Sebagai contoh, X dapat merupakan gain A dari suatu
amplifier. Jika gain A dari suatu amplifier adalah 100, dapat dikatakan bahwa amplifier
tersebut memiliki gain 40 dB. Perlu dicatat bahwa nilai negatif menunjukkan rasio kurang
daru satu, sebagai contoh suatu amplifier dengan gain 0.01 memiliki gain -40 dB. Rasio
tegangan dapat dihitung dengan mengambil eksponen 10, sebagai contoh rasio tegangan

26
sesuai gain 15 dB adalah 10(15/20) = 5.623.
Diagram Rangkaian:

Gambar 7.1 Rangkaian Common Source

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, generator sinyal, empat buah resistor
470KΩ, 1MΩ, 100KΩ, 3.3KΩ, dan 4.7 KΩ, tiga buah kapasitor dengan nilai masing
masing 10µF/35V, FET SK 125, dan osiloskop.
2. Dalam keadaan catu daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rangkian
seperti pada gambar 7.1 pada papan plug-in.
3. Hidupkan catu daya tegangan utama
4. Hidupkan generator sinyal
5. Atur agar besar sinyal pada CH 1 dan frekuensi gelombang sinus sesuai dengan gambar
7.1
6. Sket gambar yang tampak pada layar osiloskop dalam bentuk grafik yang
mencantumkan Time/DIV, V/DIV (CH 1), dan V/DIV (CH 2)
7. Catat hasil percobaan pada blangko yang ada.
8. Matikan catu-daya tegangan utama

E. Latihan Dan Tugas


1. Apa itu efek Miller pada common source amplifier?
2. Apa kegunaan source transistor dan gate transistor?
3. Apa itu swamping resistor?
4. Apa kegunaan swamping resistor pada common source amplifier?
5. FET adalah devais linier atau non-linier? Kemukakan alasannya
6. Apa itu square law? Berikan contoh sebuah devais square law
27
7. Apa itu pinch off voltage?
8. Gain dalam dB dari suatu amplifier dengan gain 10.000
9. Gain dalam dB dari suatu amplifier dengan gain 0.1
10. Rasio tegangan yang sesuai dengan -3 dB

28
Blanko Percobaan

Gambar grafik Common Sourcer

Tabel 7.1 Penguat Common Source


Dengan CS Tanpa CS
No VA (mV)
Vout (volt) Av Vout (volt) Av
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

29
PRAKTIKUM 8
PENGUAT FET DRAIN BERSAMA
(COMMON DRAIN)

A. Tujuan
Dapat memahami sifat rangkaian penguat FET drain bersama.

B. Alat Yang Digunakan


1. Papan plug-in
2. Catu daya tegangan utama
3. Resistor 100kΩ, 1KΩ dan 560Ω
4. Dua buah kapasitor 10µF/35V
5. Satu buah FET SK 125
6. Generator sinyal
7. Osiloskop
8. multimeter

C. Dasar Teori
Transistor sebagaimana telah kita tau merupakan komponen semikonduktor yang bisa
digunakan sebagai penguat, saklar (switch), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan fungsi
lainnya. Transistor dapat berfungsi sebagai saklar (switch) atau kran listrik yang dapat
mengalirkan arus dari sumber listrik menuju rangkaian berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET).
Rangkaian penguat common drain sering disebut juga sebagai source follower, karena
amplitudo tegangan pada source besarnya hampir sama dengan amplitudo tegangan pada
gate (input) dan memiliki fasa gelombang yang sama (in-phase). Dengan kata lain, tegangan
pada source mengikuti tegangan input pada gate. Penggunaan rangkaian common drain
biasanya untuk memberikan resistansi output yang relatif rendah.
Penguat common drain menggunakan transistor jenis FET namun penguat ini memiliki
kesamaan dengan penguat common collector.

30
Diagram Rangkaian:

Gambar 8.1 Rangkaian Common Drain

D. Prosedur Percobaan
1. Siapkan papan plug-in, catu daya tegangan utama, generator sinyal, empat buah resistor
1MΩ, 100KΩ dan 560 Ω, dua buah kapasitor dengan nilai masing masing 10µF/35V,
FET SK 125, dan osiloskop.
2. Dalam keadaan catu daya tegangan utama dan generator sinyal mati, buatlah rangkian
seperti pada gambar 8.1 pada papan plug-in.
3. Hidupkan catu daya tegangan utama
4. Hidupkan generator sinyal
5. Atur agar besar sinyal pada CH 1 dan frekuensi gelombang sinus bisa terlihat dengan
jelas.
6. Sket gambar yang tampak pada layar osiloskop dalam bentuk grafik yang mencantumkan
Time/DIV, V/DIV (CH 1), dan V/DIV (CH 2)
7. Catat hasil percobaan pada blangko yang ada.
8. Matikan catu-daya tegangan utama

E. Latihan Dan Tugas


1. Jelaskan tentang titik kerja transistor !
2. Bagaimana prinsip kerja transistor FET? Apa perbedaannya dengan MOSFET?
3. Kenapa tegangan output dari common drain tidak bertambah dari tegangan input?
4. Apa perbedaan antara common drain dengan common source?
5. Apa persamaan antara common drain dengan common collector?

31
Blanko Percobaan

Gambar Grafik Common Drain

Tabel 8.1 Penguat Common Drain


Vout
No
(mA) (Volt)
1.
2.

32
LABORATORIUM INSTRUMENTASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULKTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA FOTO (3X4)

KARTU PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR


NAMA :
NIM :
No Tanggal Praktikum Modul Nama Asisten Paraf Nilai Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Anda mungkin juga menyukai