Anda di halaman 1dari 4

Nama : Moh Ainun Rosidi

Nim : 1762041019

Prodi :Pend.Sejarah

Angkatan :2017

Dunkrik Awal Dari Kekalahan Jerman Di Perang Dunia ke II

Pasukan Jerman hanya berjarak beberapa mil dari Pelabuhan Dunkirk, Belgia. Di pelabuhan itu,
ratusan ribu tentara Perancis dan Inggris tengah berkumpul dan bersiap-siap mengungsi ke
Inggris. Ibarat menunggu ajal, ini akan menjadi pertarungan dengan jumlah tak imbang. Dengan
10 divisi panser dan 133 divisi infantri dan pasukan bermotor, Jerman bakal menjadikan
Pelabuhan Dunkirk sebagai ladang pembantaian prajurit Perancis-Inggris. Sekali pukul saja,
338.000 tentara yang sebagian besar adalah tentara Inggris itu pasti tewas. Posisi mereka sudah
benar-benar terjepit untuk menyeberang laut dan menyelamatkan diri ke tanah Inggris. Sejak
Adolf Hitler menggagas rencana mencaplok Eropa Barat pada 10 Mei 1940, laju pasukan Jerman
di bawah komando Jenderal Heinz Guderian memang sudah tak bisa dibendung Sekutu, terutama
Perancis dan Inggris. Sekutu termakan strategi Jerman.

Tipu daya Jerman ternyata berhasil mengecoh gabungan tentara Perancis-Inggris hingga terbelah
dua. Umpan Jerman yang memusatkan kekuatan besarnya dengan menyerbu Belanda dan Belgia
"termakan" oleh Perancis-Inggris. Sebaliknya, dari sayap kiri, yaitu Pegunungan Ardennes, tank-
tank dan pasukan bermotor Jerman terus menerobos leluasa hingga mampu membelah kekuatan
Perancis-Inggris di Dunkirk. Jenderal Guderian dan ribuan pasukannya hanya sejengkal dari
Dunkirk. Tinggal tarik pelatuk, ratusan ribu tentara Inggris-Perancis itu dijamin mati konyol di
sepanjang pantai pelabuhan Belgia itu. Tiba-tiba, semua berubah total. Keberuntungan masih
berpihak pada Perancis-Inggris. Tanpa bisa dimengerti dan ditawar oleh Guderian, Hitler
memerintahkannya untuk berhenti. Orang nomor satu di Jerman itu memeritahkan Guderian
untuk tidak maju selangkah pun ke Dunkirk. Jenderal Guderian pun taat. Ratusan ribu tentara
Perancis-Inggris akhirnya selamat , Dunkirk gagal menjadi ladang pembantaian itu justeru
karena perintah Hitler sendiri.
Dalam buku Perang Eropa jilid pertama yang ditulis oleh PK Ojong disebutkan, bahkan oleh
jenderalnya sendiri keputusan "stop" tersebut dinilai sebagai kesalahan pertama Hitler dalam
Perang Dunia Kedua. Buku Perang Eropa karya PK Ojong. Erich von Manstein, jenderal yang
baru tampil ke muka dan diangkat sendiri oleh Hitler untuk merancang strategi perang di Eropa
Barat itu, menulis dengan tajam: "Dunkirk adalah blunder Hitler yang pertama selama Perang
Dunia II. Salah satu kesalahan Hitler yang paling menentukan".

Terdapat lebih dari tiga ratus ribu pasukan yang terkurung di Kota kecil Dunkirk. Pasukan itu
adalah kumpulan dari Pasukan Inggris, Perancis, Belgia, sebagian kecil Belanda, Luxemburg dan
Polandia. Tidaklah jelas keputusan Hitler untuk menghentikan serangan di Dunkirk. Namun
karena keputusannya inilah, tiga ratus ribu tentara sekutu berhasil lolos ke tanah Inggris (Operasi
Dynamo) Inggris memprioritaskan penggungsian ini dengan mengirim ribuan kapal (sebagian
besar merupakan kapal nelayan dan komersial) untuk menyelamatkan pasukan yang telah
terdesak ini. Beberapa ahli masih berdebat tentang keputusan Hitler ini, namun setidaknya ada
beberapa kemungkinan yang paling banyak dibicarakan.

Pertama, Hitler ingin memberi kesempatan kepada Luftwaffe (angkatan udara Jerman) untuk
menunjukan kekuatannya. Sementara ini, kemenangan-kemenangan Jerman (Di Polandia
maupun babakan pertama Invasi Perancis) lebih banyak disumbangkan oleh Heer (Angkatan
Darat Jerman) sehingga menimbulkan kecemburuan bagi angkatan yang lain. Hal itulah yang
ingin dihindari. Hitler berharap bahwa Luftwaffe mampu memberikan pukulan terakhir yang
telak kepada pasukan sekutu yang telah terdesak di Dunkirk. Namun malang, meskipun
Luftwaffe telah mengerahkan seluruh kekuatannya, tiga ratus ribu tentara sekutu tetap berhasil
lolos ke tanah Inggris. Hal tersebut disebabkan karena sebenarnya Luftwaffe lebih dirancang
sebagai supporting fire. Bukan sebagai penghantam utama kekuatan musuh. Sejarah juga
mencatat bahwa sampai detik akhir perangpun, kekuatan udara tidak mampu menjadi sebuah
penentu akhir peperangan. Amerika yang telah meluluhkan kota-kota Jerman di tahun 1944 pun
tidak mampu membuat negara NAZI itu bertekuk lutut. Angkatan daratlah yang kemudian harus
merebut pusat kekuatan NAZI di berlin, lebih dari setahun kemudian di tahun 1945. Barulah
ketika bom atom berhasil dibuat dan dijatuhkan ke Jepang pada Agustus 1945. Pertama kalinya
sebuah kekuatan udara dapat menjadi penentu jalannya pertempuran.
Kedua, daerah sekitar dunkirk adalah daerah orang-orang Flanders. Orang-orang Flanders relatif
masih mempunyai ikatan darah dengan Jerman. Ada rumor yang mengatakan bahwa orang-orang
Flander meminta Hitler untuk membangun sebuah negara baru di daerah mereka dan sebisa
mungkin, perang tidak menimbulkan korban bagi masyarakat tersebut.

Ketiga, banyak yang berspekulasi bahwa Hitler jeri. Ada kabar yang menyatakan bahwa Hitler
mengganggap wilayah sekitar Dunkirk tidak cocok sama sekali untuk peperangan tank. Tanah
Dunkirk memang lebih di dominasi oleh lumpur dan pasir. Tank, dalam hal ini belum terbukti
keampuhannya untuk bertempur di medan tersebut. Namun Jendral Guderian mengganggap
bahwa hal itu tidaklah benar. Tank dirancang untuk mampu bertempur di segala medan. Bahkan
kemampuan tankpun teruji di medan tempur Rusia yang berawa-rawa di kemudian hari.

Keempat, banyak sumber yang mengatakan bahwa Hitler sama sekali tidak mempunyai ‘nafsu’
untuk berperang dengan Inggris. Ia mengganggap bahwa Inggris sebenarnya masih mempunyai
darah Jerman. Bangsa Anglosaxon yang merupakan mayoritas penduduk Inggris masih
merupakan satu kerabat dengan ras Arya. Keluarga kerajaan Inggrispun mempunyai darah
Jerman. House of Windsor sebenarnya bernama House of Saxe Colburge – keluarga ningrat
Jerman. Untuk itulah Hitler oleh sebagian pengamat berusaha menghindari konflik terbuka
dengan Inggris pada awal perang. Hal tersebut dianggap mempermudah proses perdamaian di
kemudian hari. Salah satu hal yang mendukung pendapat ini adalah dikirimnya deputi pribadi
Hitler, Rudolf Hess ke Inggris dengan mengendarai pesawat tempur pada tahun 1941. Akan
tetapi nasib Hess tidaklah mujur. Setelah ditembak jatuh, Hess yang kebetulan selamat kemudian
dijebloskan oleh Inggris ke penjara. Perundingan damaipun berhenti di sini. Dan tak ada satupun
usaha Hitler setelah ini untuk berdamai dengan Negeri Ratu Victoria itu.

Apapun alasan Hitler, pertempuran Dunkirk adalah menjadi sebuah blunder Hitler yang pertama
dan paling buruk sepanjang pertempuran. Tiga ratus ribu pasukan sekutu yang terdiri dari
Inggris, Perancis, Polandia dan Belgia itu kemudian mampu menjadi bibit untuk pengembangan
sekutu di masa mendatang. Pasukan inilah yang kemudian mengalahkan Rommel di Afrika
Utara, pasukan ini juga yang berhasil mendepak Jerman dari Italia, mereka pulalah pasukan yang
diterjunkan di Perancis Utara saat Operasi Normandy pada tahun 1944. Barangkali hal itu tidak
terjadi atau setidaknya sulit terjadi jika pasukan yang terkepung di Dunkirk itu tidak lolos.
Namun apa boleh buat. Keputusan Hitler yang dibuat pada Mei 1940 itu adalah bulat. Bahkan
walaupun Jendral kawakan seperti Heinz Guderian menentang keras.

Sumber

Latief. Dunkirk, ‘’Inilah Blunde Pertama Hitler dalam Perang’’, edukasi.kompas.com.


https://edukasi.kompas.com/read/2017/06/28/13510041/dunkirk.inilah.blunder.pertama.hitler.dal
am.perang. (diakses Pada 21 Maret 2019)

P.K. Ojong. 2003. Perang Eropa Jilid 1. Jakarta :Penerbit Kompas.

Anda mungkin juga menyukai