resiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan (good governance). Peran audit internal
sangat diharapkan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas pengendalian intern
perusahaan, pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk menciptakan
suatu perusahaan yang sehat dan berdaya saing. Disinilah peran audit internal menjadi penting
untuk menerapkan prinsip – prinsip Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan. Good
Corporate Governance (GCG) atau yang dikenal juga tata kelola perusahaan yang baik muncul
sebagai suatu system yang diharapkan dapat menjawab tantangan - tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan di era globalisasi ini. Secara teoritis, praktek Good Corporate Governance (GCG)
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi resiko
yang mungkin terjadi, dan meningkatkan kepercayaan investor. Secara umum, perusahaan adalah
suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk
menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan (Warren Reeve Fess:2008).
Persaingan yang keras dan dunia usaha yang terus berkembang dengan pesat, membuat perusahaan
harus selalu memikirkan cara bagaimana menghasilkan keuntungan yang maksimal, namun
ternyata tantangannya bukan itu saja. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan
baik, diperlukan upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktivitas, efektifitas
dan efisiensi, serta pengawasan. Seluruh kegiatan dan operasi perusahaan harus diawasi, dimana
dimungkinkan terjadi penyimpangan - penyimpangan, pemborosan ataupun kecurangan. Hal yang
mengancam kerberlangsungan hidup perusahaan ini dapat muncul baik dari dalam (internal)
maupun dari luar (eksternal) perusahaan tersebut. Untuk dapat menjawab tantangan tersebut, maka
fungsi pengawasan terhadap tata kelola perusahaan yang baik menjadi sangat penting
pernanannya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), merupakan sarana bagi pemerintah untuk melayani
kesehjateraan rakyatnya. BUMN sebagai perusahaan milik negara mempunyai karateristik khusus,
yaitu sebagai lembaga yang berperan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, tidak hanya
menghimpun dana (funding) tetapi juga sebagai penyalur dana (leading). Peran penting tersebut
merupakan peran yang strategis dan akan mengalami pengujian besar - besaran Tahun 2016
dikarenakan Indonesia akan memasuki Tahun MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), BUMN harus
mampu menjaga eksistensinya di tengah - tengah persaingan “keras” MEA dan tetap berkontribusi
sesuai dengan peran stratejik yang diembannya. Seiring dengan hal tersebut, BUMN terus
didorong untuk dapat menerapkan Good Corporate Governance dalam lingkungan perusahaannya.
Good Corporate Governance ini didesain untuk memacu perusahaan dalam meningkatkan kualitas
penerapan Good Corporate melalui perbaikan yang berkesinambungan (continous improvement)
dengan melaksanakan evaluasi dan studi banding (benchmarking).
Grand Design
2025
disebutkan bahwa dalam pelaksanaan reformasi gelombang pertama yang
prinsip
clean government
dan
good
governance
prinsip yang
target
dan diharapkan pada tahun tersebut Indonesia akan menjadi negara maju.
n tersebut,
Kementerian BUMN telah
01/MBU/2011 tanggal 1
Agustus 2011
tentang
Penerapan
Tata
Kelola
Perusahaan
yang
Baik
(Good
Corporate Governance)
menyebutkan “
”.
Good Co
rporate Governance
secara merata di
Di Indon
terbukti dari banyaknya BUMN yang “tidak sehat” secara persaingan ekonomi,
dan tindak pidana korupsi yang kerap kali terjadi di lingkungan BUMN. Salah
satunya yang bisa kita ambil sebagai contoh adalah PT Perkebunan Nusant
ara II
website
Kementerian BUMN,
akah
Good Coorporate
Governance
rinsip
prinsip GCG
internal yang baik. GCG merupakan alat pengendalian internal yang berperan
penting untuk mengurangi masalah yang timbul dalam perusahaan, karena GCG
indepe
jawabnya
Kemudian menurut Putri Nugrahaini (2015), Kualitas Audit oleh auditor internal
(2015)
dikar
enakan fungsinya yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas
and balances. Komite Audit juga menjadi jembatan antara perusahaan dengan
Dari gambaran yang dipaparkan peneliti di atas, terlihat jelas bahwa Komite Audit
tentang Penerapan
Tata
Kelola
Perusahaan
yang
Baik
Negara
, pada pasal 2 ay
at (2) menyebutkan “
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksi menyusun GCG manual yang
as dugaan
(code of conduct)
M e n ya d a r i a k a n p e n t i n g n ya p e n e r a p a n k 3 d i p e r u s a h a a n m a k a harus
didukung oleh manajemen dan karyawan. Pengawasan dan controlterhadap sistem
keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan secara berkala sehingga penerapan
sistem efektif dan efesien. Pengawasan dani n s p e k s i h a r u s d i l a k u k a n o l e h o r a n g ya n g
k o m p e t e n d a n m e m a h a m i bagaimana alur pekerjaannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerjamerupakan faktor penting dalam pelaksanaan
proses produksid a l a m s u a t u p e r u s a h a a n . M a n a j e m e n p e r u s a h a n d a n
s e l u r u h karyawan bertanggung jawab atas Keselamatan dan kesehatan k e r j a
d i l i n g k u n g a n k e r j a n ya . U n t u k m e n c a p a i m a k s u d d i a t a s maka salah satu
kegiatannya adalah Inspeksi Keselamatan Kerja.Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mempunyai perananpenting didalam program pencegahan kecelakaan.
S t a n d a r S i s t e m M a n a j e m e n K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a (SMK3)
dimaksudkan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan sakita k i b a t p e k e r j a a n
d a n d a r i r i s i k o k e c e l a k a a n k e r j a . g a r p e n e r a p a n n ya berjalan efektif! audit (baik
internal maupun eksternal) dan tinjauanm a n a j e m e n h a r u s d i l a k u k a n s e c a r a
p e r i o d i k . g a r p e n e r a p a n S M K 3 berjalan efektif! maka secara periodik perlu dilakukan
efekti"itasnyamelalui audit internal dan tinjauan manajemen. #ari hasil audit
SMK3tersebut akan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentangstatus
mutu pelaksanaan SMK3 yang selanjutnya dapat digunakan untuk perbaikan yang
berkelanjutan.