BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aplikasi foliar chitosan telah dilaporkan dalam banyak sistem dan untuk
beberapa tujuan. Misalnya, aplikasi foliar dari pentamer chitosan mempengaruhi
laju fotosintesis bersih kedelai dan jagung satu hari. Hal ini berkorelasi dengan
peningkatan konduktansi stomata dan laju proses transpirasi. Chitosan dan
aplikasinya terhadap daun tidak memiliki efek pada konsentrasi penghantaran
CO2. Dilaporkan bahwa efek yang diamati pada tingkat fotosintesis bersih, secara
umum, jagung dan kedelai setelah aplikasi foliar dengan molekul chitosan lebih
berat. Aplikasi daun dari oligomer di sisi lain, mempengaruhi tinggi badan jagung
atau kedelai, panjang akar, luas daun, dan massa kering (Hadrami dkk, 2010).
Meskipun mekanisme yang tepat tindakan chitosan dalam mengurangi
penyakit tanaman saat ini tidak sepenuhnya dipahami, ada semakin banyak bukti
menunjukkan aksinya melalui toksisitas secara langsung atau chelation nutrisi dan
mineral dari patogen. Karena sifat biopolimernya, senyawa chitosan ini juga dapat
membentuk penghalang fisik di sekitar lokasi penetrasi patogen, mencegah
mereka dari menyebar ke jaringan sehat. Chitosan dan turunan bioaktifnya dapat
mendepolarisasikan membran biologis dan menginduksi serangkaian peristiwa
lainnya. Chitosan telah dikenal untuk menginduksi reaksi lokal dan sistemik yang
melibatkan signaling cascades, dan aktivasi dan akumulasi pertahanan yang
berhubungan dengan senyawa antimikroba dan protein di mikroba.
Aktivitas langsung chitosan terhadap virus dan viroid telah terbukti
bervariasi sesuai dengan berat molekul. Namun, tidak satupun dari studi yang
menyelidiki efek ini telah dengan jelas membuktikan kemampuan chitosan dalam
sepenuhnya menonaktifkan virus atau viroid. Sebagian besar literatur, menyatakan
pada proses inaktivasi replikasi, yang mengarah pada penghentian perkalian dan
menyebar. Hal ini dapat dikaitkan dengan fakta-fakta bahwa setelah penetrasi ke
jaringan tanaman, chitosan berbentuk nanopartikel erat mengikat asam nukleat
dan menyebabkan berbagai kerusakan sel dan hambatan selektif. Misalnya,
penghambatan selektif diberikan agar chitosan dapat menonaktifkan sintesis
senyawa Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) penting di dalam virus yang akan
dikodekan oleh berbagai gen di dalam virus yang diperlukan untuk metabolisme
penting dan proses infeksi dari virus atau viroid ke dalam inang sumbernya.
Properti ini telah banyak dieksplorasi dalam terapi gen dan pembungkaman gen.
7
2.5. Udang
Udang merupakan salah satu golongan binatang air yang termasuk dalam
binatang berbuku-buku. Seluruh tubuh terdiri dari ruas-ruas yang terbungkus oleh
kerangka luar atau eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin dan diperkuat oleh
bahan kapur kalsium karbonat. Udang merupakan salah satu biota laut yang me-
miliki nilai-nilai ekonomis penting dan mempunyai nilai komersial yang tinggi
dibandingkan dengan biota yang lainnya. Udang merupakan salah satu jenis ikan
konsumsi air payau, badan beruas yang berjumlah 13 ruas terdiri dari 5 ruas
kepala dan 8 ruas dada serta seluruh tubuhnya udang ditutupi oleh kerangka luar
yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasar sebagian besar
terdiri dari udang laut, hanya sebagian kecil yang terdiri dari udang air tawar,
terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Jenis udang air
tawar pada umumnya termasuk dalam Palaemonide, dan dan jenis udang laut
termasuk ke dalam Penaeidae (Karmana, 2008).
Tubuh udang terbagi atas tiga bagian besar, yakni kepala dan dada,
badan, serta ekor. Persentasenya adalah 36-49% bagian kepala, daging
keseluruhan 24-41% dan kulit ekor 17-23% dari seluruh berat badan udang,
tergantung juga dari jenis udangnya. Tubuh udang terbagi menjadi dua bagian,
yaitu bagian cephalothorax dan bagian belakang yang disebut abdomen. Bagian
cephalothorax tertutup oleh karapas, karapas ke arah anterior membentuk ton-
jolan runcing bergerigi disebut rostrum. Seluruh tubuh terdiri atas segmen-segmen
yang terbungkus eksoskeleton dari kitin yang diperkeras kalsium karbonat. Pe-
manfaatan udang untuk keperluan konsumsi menghasilkan limbah dalam jumlah
besar yang belum dimanfaatkan secara komersial. Cangkang hewan invertebrata
laut, terutama crustacea mengandung kitin dalam jumlah kadar tinggi, berkisar
antara 20-60% tergantung spesies sedangkan cangkang kepiting dapat mengan-
dung kitin sampai 70% dimana ketersediaannya sangat banyak.
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut,
atau danau. Udang akan dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang
berukuran besar, baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan air hingga sampai beberapa ribu meter di bawah
12
permukaan. Banyak crustaceae dikenal dengan nama mantis shrimp dan mysid
shrimp yang berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal
dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan
Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering
disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca.
Udang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Nilai protein mengandung
protein yang lengkap karena kadar asam amino yang tinggi, berprofil lengkap dan
sekitar 85-95% mudah dicerna tubuh. Udang dalam 100 gram udang mentah
mengandung 20,3 gram protein atau cukup untuk memenuhi kebutuhan protein
harian sebanyak 41%. Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106 kalori
per 100 gram udang) menjadikannya sebagai salah satu makanan diet yang sangat
baik. Udang juga hanya mengandung sedikit asam lemak jenuh. Udang juga
mengandung berbagai mineral yang penting bagi tubuh, seperti yang sudah dike-
tahui, mineral dari bahan makanan laut lebih mudah diserap tubuh dibandingkan