Attachment
Attachment
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO), akan mengalami kenaikan dari 8,4 juta jiwa
pada 2000 menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030, sehingga menjadikan Indonesia berada
kerusakan ginjal, mata dan saraf. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
komplikasi, kadar gula tinggi untuk waktu lama menyebabkan perubahan kimiawi
yang mengarah pada retinopati, nefropati dan neuropati. Para ahli telah
menciptakan sejenis bahan kimia untuk mempengaruhi proses ini dan mungkin
diabetes melitus berjumlah 25% dari seluruh rujukan diabetes melitus di amerika
serikat dan inggris. Menurut Institut National Diabetes dan Penyakit Pencernaan
diabetes, dan jutaan lainnya yang dianggap beresiko terkena penyakit itu. Di antara
1
pasien dengan diabetes, 15% menjadi ulkus kaki, dan 12-24% dari individu dengan
ulkus kaki memerlukan amputasi. Setiap tahun sekitar 5% dari penderita diabetes
kekambuhan dalam populasi pasien adalah 66% dan laju amputasi naik sampai
12%. Setengah dari semua amputasi nontraumatic adalah akibat komplikasi ulkus
diabetikum.2
debridemen atau membuang jaringan yang rusak, pemberian antibiotik dan obat-
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELLITUS
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di
dunia, sedangkan urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta),
dan Amerika Serikat (17,7 juta). Jumlah penderita Diabetes Mellitus tahun
3
Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologis didapatkan
prevalensi Diabetes mellitus sebesar 1,5 – 2,3% pada penduduk yang usia
atas 20 tahun sebesar 133 juta jiwa, maka pada tahun 2003 diperkirakan
terdapat penderita DM di daerah urban sejumlah 8,2 juta dan di daerah rural
2.3 KLASIFIKASI
sebagai berikut :
2. Idiopatik
4
C. Diabetes Mellitus Tipe Lain
g. DNA Mitochondria
h. Lainnya4
fibrokalkulus. Lainnya.
5
8. Imunologi (jarang) : sindrora "Stiff-man", antibodi anti reseptor
insulin, lainnya.
D. Diabetes Kehamilan
tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disiropan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua
6
glukosa yang tersaring keluar, akibatnya, glukosa tersebut muncul dalam urin
ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula.
Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan
tingginya kadar gula darah (hiperglikemia). Hal ini terjadi karena insulin tubuh
tidak dapat bekerja secara efektif, dan atau tubuh (sel ß pankreas) tidak mampu
patologi yang mendasari yang terjadi pada penderita diabetes adalah resistensi
resistensi insulin10. Pada awalnya, terjadi kegagalan aksi insulin dalam upaya
insulin lebih banyak untuk mengatasi kekurangan insulin. Dalam keadaan ini,
7
toleransi glukosa dapat masih normal, dan suatu saat akan terjadi gangguan dan
menyebabkan gangguan toleransi glukosa (IGT) dan belum terjadi diabetes. (12)
glukosa terus menerus, sel beta pankreas lama kelamaan tidak mampu
peningkatan glukosa hepatik dan penurunan penggunaan glukosa oleh otot dan
lemak mempengaruhi kadar gula darah puasa dan pospandrial yang menjadi
pembentukan sel sel baru. Atau, terjadi peningkatan kelompok sel beta menjadi
hipertrofi, atau mungkin akan terjadi kehilangan sel beta melalui proses
apoptosis bahkan terjadi nekrosis. Pada keadaan terakhir ini, sel beta sudah
tidak mampu mensekresikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah. (12)
8
Disfungsi sel beta dalam sekresi insulin, merupakan salah satu dari 4
(EGO). Kenyataannya, disfungsi sel beta, kegagalan aksi insulin dan obesitas
sering ditemukan pada keadaan obes dan resistensi insulin dibanding pada
produksi glukosa dari organ hepar tidak terjadi peningkatan. Kegagalan sekresi
insulin pada IGT sebagai penyebab terjadi peningkatan glukosa darah, masih
yang rendah pada awal sekresi yang terjadi pada beberapa menit setelah
diberikan glukosa, baik intravena mau pun oral pada insididu IGT dibanding
demikian, dapat ditemukan juga keadaan sekresi insulin yang normal bahkan
meningkat pada NGT mau pun IGT. Hal yang sama juga didapatkan adanya
respon sekresi insulin fase akhir yang rendah atau lebih tinggi pada IGT
9
patogenesis DM mellitus tipe 2 dan menjelaskan, mengapa terdapat individu
perkembangan toleransi glukosa yang tidak normal. Baik pada IGT maupun
glukosa hepar melemah pada IGT dan DM tipe 2. Kelemahan ini sebagian
insulin, produksi glukosa hepar menurun pada orang yang sehat, level insulin
yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mencapai efek yang sama pada pasien
menaikan produksi glukosa hepar hingga 75%. Ketika level glukagon gagal
untuk turun, diikuti oleh penumpukan sisa produksi glukosa hepar. Saat diikuti
10
A. Gejala Akut
Gejala penyakit DM pada setiap orang tidak akan selalu sama, akan tetapi
gejala yang sering muncul atau pada umumnya sering timbul dengan tidak
1. Pada permulaan gejala yang timbul meliputi antara lain sebagai berikut:
dengan gula yang banyak yang terdapat didalam darah akan terus- menerus
otak ingin makan sehingga pasien terus merasa lapar sekalipun makanan
Pada pasien diabetes kadar gula darah dapat naik hingga mencapai nilai
yang cukup tinggi. Kadar yang lebih tinggi dari 200 mg % yang akan
Salah satu akibat adalah rasa haus yang diderita pasien sehingga
itu. Disamping itu juga, frekuensi kencing yang sering dan banyak yang
rasa haus yang besar yang diderita oleh orang yang menderita diabetes
mellitus.
11
c. Banyak Kencing ( Poliuria )
2. Bila keadan tersebut tidak dapat terobati lama kelamaan timbul gejala yang
kadang disusul dengan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500
mg/dl
b. Banyak minum
c. Banyak kencing
d. Berat badan menurun dengan cepat (dapat turun 4-10 kg dalam waktu
2-4 minggu)
e. Mudah lelah
f. Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mual bahkan penderita akan
jatuh koma ( tidak sadarkan diri ) dan disebut koma diabetic. Koma diabetik
adalah koma pada diabetis akibat kadar glukosa darah terlalu tinggi,
B. Gejala Kronik
tersebut baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun
12
mengidap penyakit DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun. Gejala
kronik ini yang paling sering membawa diabetis berobat pertama kali.
a. kesemutan
e. keputihan
f. terasa tebal dikulit, sehingga kalau berjalan seperti berjalan diatas bantal
dan kasur.
j. Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
2.6 KOMPLIKASI
yaitu :
13
Hipoglikemi yaitu apabila kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg %
dan gejala yang muncul yaitu palpitasi, takhicardi, mual muntah, lemah,
yaitu apabila kadar gula darah lebih dari 250 mg % dan gejala yang
bahwa satu sama lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus
bersamaan.
a. Mikrovaskuler :
1) Ginjal.
2) Mata.
b. Makrovaskuler :
14
d. Mudah timbul ulkus atau infeksi : mikrovaskuler dan makrovaskuler.
(9,10,18)
.
15
insusifiensi dan neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada
2. EPIDEMIOLOGI
15% dari penderita Dm. di RSCM, pada tahun 2003 masalah kaki
atas :
1) Umur ≥ 60 tahun.
16
2) Lama DM ≥ 10 tahun.
gaya hidup)
2) Obesitas.
3). Hipertensi.
disebabkan :
7) Kebiasaan merokok.
8) Ketidakpatuhan Diet DM
4. KLASIFIKASI
17
jari kaki, bagian depan kaki atau tumit.
menurut Brodsky:
ggggtulang.
o A : Tanpa iskemia
18
o B : iskemia tanpa gangrene
o C : partial gangrene
4. PATOGENESIS DIABETIKUM
1.Makroangiopati
2.Mikroangiopati.
darah perifer, sering terjadi pada tungkai bawah terutama kaki, akibat
19
perfusi jaringan bagian distal dari tungkai berkurang kemudian timbul ulkus
menurun yang ditandai oleh hilang atau berkurangnya denyut nadi pada
arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi dingin, atrofi dan
timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung kaki atau tungkai(8).
agregasi sel darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat dan
otot, atrofi otot, deformitas (hammer toes, claw toes, pes cavus, pes planus,
20
yang terjadi akibat rusaknya serabut mielin mengakibatkan penurunan
sensasi nyeri sehingga memudahkan terjadinya ulkus kaki. Selain itu pada
implus terganggu(15). Kaki yang tidak berasa akan berbahaya karena bila
menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka,
mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban
21
terbesar. Neuropati sensoris perifer memungkinkan terjadinya trauma
gangguan pada fungsi imun sehingga bakteria sulit dibersihkan dan infeksi
telapak kaki, keram, badan sakit semua terutama malam hari(15). Gejala
22
tertentu akibat aliran darah ketungkai yang berkurang (klaudikasio
intermiten), ujung jari terasa dingin, nyeri diwaktu malam, denyut arteri
hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan serta jika luka yang sukar
sembuh(2).
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Inspeksi
pada inspeksi akan tampak kulit kaki yang kering dan pecah-pecah
denervasi struktur kulit. Tampak pula hilangnya rambut kaki atau jari
berupa claw toe sering pada ibu jari. Pada daerah yang mengalami
perlu digambarkan seperti; tepi, bau, dasar, ada atau tidak pus, eksudat,
23
2) Palpasi
hilangnya pulsasi pada arteri yang terlibat. Kalus disekeliling ulkus akan
terasa sebagai daerah yang tebal dan keras. Deskripsi ulkus harus jelas
3) Pemeriksaan Sensorik
metatarsal, tumit dan dan di antara metatarsal dan tumit) dan sisi
dorsal(16).
24
4) Pemeriksaan Vaskuler
pressure. ABI didapat dengan cara membagi tekanan sistolik betis denga
5) Pemeriksaan Radiologis
6) Pemeriksaan Laboratorium
sudah terjadi infeksi. Gula darah puasa dan 2 jam PP harus diperiksa
25
untuk mengetahui kadar gula dalam lemak. Albumin diperiksa untuk
sangat penting dan dapat berpengaruh besar akan kesembuhan luka dan
skin graft.
a) Debridemen
adalah(5):
26
Mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat
penyembuhan
(offloading) (6).
b) Perawatan Luka
27
Lingkungan luka yg seimbang kelembabannya memfasilitasi
dressing yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya
eksudat, ada tidaknya infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. Ada
anti mikroba(5).
c) Pengendalian Infeksi
28
fokuskan pada patogen gram positif. Pada ulkus terinfeksi yang berat
injeksi.
d) Skin Graft
lokasi donor dan ditransfer ke lokasi resipien. Terdapat dua macam skin
graft yaitu full thickness dan split thickness. Skin graft merupakan
salah satu cara rekonstruksi dari defek kulit, yang diakibatkan oleh
daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana kulit sekitarnya
tidak cukup menutupinya(12). Selain itu skin graft juga digunakan untuk
29
menutup ulkus kulit yang kronik dan sulit sembuh. Terdapat 3 fase dari
nantinya akan menjadi sumber nutrisi pada graft selam 24-48 jam
e) Tindakan Amputasi
berat dari infeksi kaki pada pasien DM adalah fasciitis nekrotika dan
30
a) Tingkat 0 :
Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan
pelengkap alas kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara
khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi. Bila pada kaki terdapat
tulang yang menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak dapat hanya
pembenahan deformitas.
b) Tingkat I
c) Tingkat II :
perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti.
d) Tingkat III :
e) Tingkat IV :
31
7. EVALUSI ULKUS DIABETIKUM
adalah:
a) Kontrol metabolik
32
dapat diobati seharusnya segera dikontrol dengan sebaik-baiknya
Pada dasarnya terapi ulkus diabetikum sama dengan terapi lain, yaitu
ulkus.
serta mudah dibuka tanpa rasa nyeri dan merusak luka. Suasana
33
c) Biakan kultur
d) Antibiotika
e) Perbaikan sirkulasi
pada trombosit.
34
g) Nutrisi
tulang atau bahkan menjadi infeksi sistemik. Pada ulkus kaki terinfeksi
dan kaki diabetic terinfeksi (tanpa ulkus) harus dilakukan kultur dan
maka dari itu perlu juga dikonsultasikan ke bagian ahli gizi, dan apabila
35