Anda di halaman 1dari 9

2.

4 Komitmen Organisasi Karyawan

konsep komitmen organisasi berdasarkan deskripsi dari O'Reilly (1989, hal 17),

adalah "ikatan psikologis individu terhadap organisasi, termasuk di dalamnya rasa

keterlibatan kerja, kesetiaan dan kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi".

Komitmen Organisasi dari sudut pandang ini ditandai dengan penerimaan karyawan

terhadap tujuan organisasi dan kemauan mereka untuk mengerahkan usaha atas nama

organisasi (Miller & Lee, 2001). Miller (2003, hal 73) juga menyatakan bahwa

komitmen organisasi adalah suatu keadaan di mana seorang karyawan

mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuannya, dan ingin mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi. Oleh karena itu, Komitmen organisasi, merupakan

tingkat di mana seorang karyawan bersedia untuk mempertahankan keanggotaan

karena adanya minat dan asosiasi dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi.

Morrow (1993) menggambarkan komitmen organisasi sebagai sikap (attitude) dan

perilaku (behaviour).Komitmen organisasi, sebagai sebuah sikap, mencerminkan

perasaan seperti keterikatan, identifikasi dan loyalitas kepada organisasi sebagai

obyek komitmen (Morrow, 1993).Meyer, Allen dan Gellantly (1990, hal 711) juga

mengungkapkan bahwa komitmen organisasi sebagai suatu sikap ditandai dengan

positifnya komponen kognitif dan afektif seseorang terhadap organisasi".Sedangkan

komitmen organisasi, sebagai sebuah perilaku, merupakan suatu keadaan, di mana

anggota organisasi terikat oleh tindakan dan keyakinan mereka sehingga tetap

mempertahankan aktivitas dan keterlibatan mereka dalam organisasi (Miller & Lee,

2001).
Komitmen organisasi merupakan ikatan psikologis antara individu dengan

organisasinya yang ditandai dengan kuatnya identifikasi terhadap organisasi dan

keinginan berkontribusi pada pemenuhan tujuan organisasi (Meyer & Allen

1997).Meyer dan Allen (1991) memahami komitmen organisasi sebagai cerminan tiga

tema utama, yaitu affective, continuance dan normative.(Meyer & Allen 1991).

Affective commitment mengacu pada keterikatan emosional individu terhadap

organisasi, pengidentifikasian individu dengan organisasi, dan keterlibatan individu

dalam organisasi. Continuance commitment mengacu pada kesadaran individu akan

cost terkait apabila meninggalkan organisasi. Sedangkan normative commitment

merefleksikan perasaan wajib untuk melanjutkan pekerjaan bersama organisasinya.

Komitmen juga dapat dianggap sebagai suatu sikap, yang berhubungan dengan

pola pikir individu tentang organisasi (Allen & Meyer 1990). Gbadamosi (2003)

berpendapat semakin baik sikap individu terhadap organisasi, semakin besar

penerimaan individu terhadap tujuan organisasi, serta kesediaan mereka untuk

mengerahkan usaha lebih atas nama organisasi.


2.5 Penelitian Terdahulu

Turker (2009) melakukan penelitian untuk menguji hubungan CSR external dan

internal terhadap komitmen organisasi karyawan. Berdasaran penelitiannya tersebut

diketahui bahwa CSR internal berhubungan kuat terhadap komitmen organisasi

karyawan.

Pada tahun 2010 al-Bdour, Ellisha, & Soh keng melakukan penelitian untuk

menguji hubungan antara CSR internal dan komitmen organisasi. Komponen CSR

internal yang diteliti adalah: Work-life balance, training & education, human rights,

health & safety, dan workplace diversity. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa setiap komponen CSR internal pada bank di Jordania berada pada tingkat

yang signifikan secara statistik untuk mendorong komitmen kerja karyawan. Para

peneliti dalam jurnal ini menekankan pada pentingnya kebijakan kesehatan dan

keselamatan yang ditetapkan oleh organisasi kepada karyawan karena ini adalah

masalah penting dalam CSR. Selain itu, Kirti Dutta juga menyatakan adanya

hubungan yang signifikan antara kesehatan dan keselamatan yang disediakan oleh

organisasi dengan komitmen organisasi karyawan.

Alshbiel & Al Awawdeh (2011) juga melakukan penelitian tentang CSR internal

dan komitmen organisasi karyawan. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk

mengeksplorasi hubungan antara CSR internal dan komitmen kerja karyawan di

Semen Manufacturing Co Yordania. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan

yang kuat dan signifikan secara statistik antara dimensi CSR internal (diwakili oleh

unsur: struktur organisasi, kebijakan administratif, perubahan dan inovasi) dan

komitmen kerja karyawan.


Penelitian yang dilakukan oleh Keraita et al (2013) tentang pengaruh CSR

internal terhadap komitmen organissi karyawan juga menghasilkan kesimpulan yang

sama dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini CSR internal diwakili oleh

empat variabel independen, yaitu: training, safety, work-life balance dan workplace

diversity. Temuan penelitian menunjukkan bahwa empat unsur CSR internal tersebut

berkorelasi positif dengan komitmen karyawan.

2.1 Kerangka Pemikiran Teoretis

Uraian di muka menyebutkan konsep faktor - faktor pendukung sukses suatu usaha,

yaitu SDM pengelola, teknologi, ketersediaan bahan baku, dan dukungan pendanaan.

Pada kasus sukses usaha bakso Pak Miad di Pemalang digambarkan dalam kerangka

pemikiran teoretis berikut.

Gambar 2.1
Kerangka pemikiran teoretis
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Sugiyono (2009:15) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan

triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada alasan

bahwa permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini yaitu mengapa atau

bagaimana Harris Hotel bisa mencapai prestasi sebagai The Best Mid Range Hotel

Chainmemerlukan sejumlah data lapangan yang bersifat aktual dan konseptual.Di

samping itu, pendekatan kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadappola-pola nilai yang dihadapi

dan situasi yang berubah-ubah selama penelitian berlangsung (Moleong 2007:10).

Penulis menyiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang

disesuaikan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.Pokok

permasalahan ini dapat berkembang sehingga penulis menemukan informasi lain


yang berhubungan dengan pokok permasalahan tersebut selama wawancara

berlangsung.

3.1.2 Desain Penelitian

Penyusuna
n laporan
Proposal
penelitian Penelitian Deskripsi
: Data lapa ngan: Strategi CSR
Kondisi Fokus awal, Pengumpul
internal
obyek saat peneli Harris Hotel
metode andata
ini tian

Analisa
data

Permasalahan Pemecahan Output

Gambar 3.1.
Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang

akan digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan dan menganalisa data. Gambar

dijelaskan, bahwa penelitian ini dimulai dari kajian tentang kondisi obyek penelitian saat

akan diteliti, kemudian dirumuskan fokus penelitian, yaitu penelitian akan mencari

informasi apa untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk itu, proposoal diajukan.

Langkah berikut adalah pengumpulan data di lapangan. Hasil penelitian dilaporkan dan

dianalisa.Hasil dan analisa data, dijadikan dasar penyusunan strategi dan metode

pengembangan yang bermanfaat bagi obyek penelitian dan skala yang lebih luas.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat: Penelitian

Tempat penelitian adalah Provinsi DKI Jakarta, Indonesia, khususnya di

Harris Hotel.

3.2.2. Waktu Penelitian.

Waktu penelitian dibutuhkan untuk penyusunan proposal (penulisan,

penyampaian, presentasi), pengumpulan data di lapangan (pemberitahuan ke obyek

sasaran, pengurusan ijin, penyiapan administrasi pendukung, dan koordinasi lain),

pengolahan / analisa data (pengetikan informasi hasil wawancara, editing,

pengolahan data), dan penyusunan laporan (pembuatan konsep, koreksi, perbaikan,

editing, perbanyakan, penjilidan, dan penyampaian laporan) semuanya sekitar 5

bulan, mulai bulan Juli2016.


3.3. Teknik Cuplikan

Sampel dalam penelitian kualitatif adalah situasi sosial, yang terdiri dari tiga

elemen, yaitu tempat, pelaku, dan aktivitasyang saling berinteraksi. Berikut adalah

gambar situasi sosial Harris Hotel. Data diambil melalui observasi dan wawancara

dengan teknik purposive (sengaja memilih). Sampel yang diambil adalah karyawan,

manajer di seluruh direktorat dan direktur SDM sebagai informan utama. Mereka

dipilih sebagai orang yang dianggap paling mengerti dan paling tahu mengenai data-

data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Tempat/Hotel

Situasi
Sosial

Karyawan & manajemen Usaha hotel

Gambar 3.2.
Situasi Sosial Harris Hotel
3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Ada dua jenis data, yaitu data primer (pokok, inti), dan data sekunder

(kedua, pilihan, pelengkap)

3.4.2. Sumber Data

Data primer bersumber daru informan utama (Karyawan di lefel staf, manajer

direktorat, direktur SDM) dan data sekunder didapat dari informan tambahan,

pelengkap, atau pendamping (tamu hotel).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara dengan informan, wawancara sendiri,

bukan kelompok, dan diperkaya dengan observasi langsung atas aktivitas kerja selama

di hotel, atau studi dokumen yang dimiliki manajer SDM atau tambahan data dari

statistik ketenaga kerjaan.

Anda mungkin juga menyukai