Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1.1 KEPUTIHAN
1. Definisi

Keputihan atau ( Fluor albus ,vaginal discharge ,leukoria )merupakan suatu


gejala gangguan alat kelamin yang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan
putih kekuningan atau putih kelabu dari vagina. Secara normal, wanita dapat
mengalami keputihan. Namun perlu diwaspadai bahwa keputihan juga dapat terjadi
karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur (Tjitraresmi, 2010).
Keputihan dapat dialami oleh setiap wanita. Keputihan yang keluar berupa cairan
putih ini biasanya berbau tidak sedap dan menimbulkan rasa gatal di sekitar
vagina.Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering
dialami.

2. Klasifikasi keputihan

Menurut Ayuningsih,et al (2009) keputihan terdiri dari 2 jenis,


yaitu :
a. Keputihan Normal (Keputihan Fisiologis)
Keputihan normal merupakan respon tubuh normal yang biasa keluar
sebelum,saat dan sesudah masa haid. Ciri yang lain yaitu, lendir bening, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak gatal, dan jumlahnya berlebihan. Keputihan
isiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan
rangsangan seksual, mengalami stres berat,sedang hamil, atau mengalami
kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuning-kuningan
dan tidak berbau.
Hal yang menyebabkan terjadinya keputihan fisiologis antara lain :
a) Bayi baru lahir sampai umur 10 hari Disebabkan karena masih ada
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina.
b) Wanita dewasa saat mendapatkan rangsangan seksual Sebuah
mekanisme peralihan vagina secara fisiologis. Dinding vagina bagian
dalam mengeluarkan lendir yang akan diserap kembali oleh mulut
vagina dan berfungsi untuk memudahkan hubungan seksual dan
mencegah gesekan penis yang dapat menyebabkan luka.
c) Wanita dengan penyakit menahun
d) Pada wanita hamil Disebabkan karena perubahan hormon yang
menaikkan tingkat keasaman vagina.(Cunningham,et al.2001)
e) Waktu ovulasi,sebelum dan sesudah menstruasi.
b. Keputihan Patologi
Keputihan patologi dapat ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah
banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan
memiliki bau yang sangat menyengat. Keputihan jenis ini ditandai dengan rasa
gatal, dan terkadang terasa nyeri. Bahkan, rasa nyeri tersebut sering kali
dirasakan ketika berhubungan seksual. Daerah vagina yang terinfeksi pun
mengalami bengkak. Akibatnya, hubungan seksual menjadi terganggu.
(Shadine,2012) Di dalam vagina juga hidup kuman pelindung, disebut Flora
Doderleins. Dalam keadaan normal flora ini menjaga keseimbangan ekosistem
vagina. Namun keseimbangan itu dapat terganggu, sehingga cairan yang
keluar berlebihan. Keputihan yang patologis mempunyai ciri-ciri :
- Jumlahnya banyak
- Timbul terus menerus
- Warnanya berubah (Misalnya kuning, hijau, abu-abu, menyerupai susu/
yoghurt)
- Putih, encer berbintik banyak, berbau apek disertai penyakit sistemik, buang
air kecil terasa panas, pruritus vulva, pseudohifa yang disebabkan oleh
candida albicans
- Disertai adanya keluhan (gatal,panas,nyeri) serta berbau (Wijayanti,2009)
Efek yang timbul dapat berupa nyeri diperut, panggul, pinggang atau alat
kelamin luar merupakan gejala kelainan ginekologik (Prawirohardjo,2007).
Keputihan yang patologis dapat disebabkan oleh kandidiasis vagina,
trichomoniasis vagina, vaginosis bakterialis, gonore aataupun benda asing.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa penyebab keputihan yang paling
banyak adalah kandidiasis vagina. (Sobel J.D 1985).

3. Penyebab Keputihan
A. Menurut Ayuningsih, et al. (2009) penyebab keputihan yaitu:
1. Perilaku tidak higienis: air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap
keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik.
2. Stres sehingga daya tahan tubuh rendah.
3. Diabetes, menurut Clayton (1984) wanita penderita diabetes sangat rentan
terhadap keputihan karena kadar gula dalam darah mereka tinggi atau tidak
terkendali. Bila kadar glukose menjadi terlalu tinggi, gula memilih ke dalam
urin. Ginjal harus menyediakan lebih banyak urin untuk membawa glukose
ini. Tubuh perlu menggantikan jumlah urin yang berlebihan yang dihasilkan
oleh penderita diabetes. Rasa haus dan keinginan untuk buang air kecil yang
meningkat merupakan gejala dini terjadinya keputihan.
4. Hamil.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan
dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar dan
hipertropi otot polos. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya
glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini
membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut
leukore(Campion M,2000)
5. Mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB.
6. Alergi
pada benda-benda yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke dalam
vagina misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, serta
benang dari selimut, celana dan lainnya.
7. Luka misalnya tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama
pada vagina.
8. Infeksi: dipicu oleh bakteri, kuman atau parasit (Nwinyi et al 2009) dan
Menurut Kasdu (2008,) infeksi pada saluran reproduksi wanita di
kelompokan menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1) Non-penyakit hubungan seksual (non-PHS) Bagian luar alat kelamin
merupakan tempat yang rawan. Jika di banding dengan bagian tubuh
lainnya. Perawatan bagian ini sering terabaikan. Selain lembab, di daerah
ini bermuara dua saluran pembuangan, yaitu dubur/anus dan lubang
kencing yang berfungsi membuang sisa-sisa pencernaan makanan dalam
bentuk tinja dan air kencing. Jika tidak di bersihkan secara sempurna,
pada dubur/anus selalu di temukan berbagai bakteri, jamur dan parasit,
seperti cacing kremi dan telurnya yang bisa menjalar ke sekitar organ
kelamin. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi gejala keputihan.
Infeksi ini di golongkan sebagai non- PHS. Ada beberapa infeksi PHS
yang sering di alami wanita, yaitu :
a. Vaginitis
Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada
vagina. Dengan gejala, cairan vagina encer, berwarna kuning
kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan,
gatal dan terasa tidak nyaman, serta nyeri saat berhubungan seksual
atau saat kencing.
b. Candidiasis
Penyebabnya berasal dari candida albican. Gejalanya adalah keputihan
berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai rasa gatal
dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Pada keadaan normal
jamur ini terdapat di kulit maupun dalam liang kemaluan wanita.
Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sehingga
menimbulkan keputihan.
c. Trichomoniasis
Penyebabnya adalah parasit Trichomonas vaginalis. Penularan melalui
hubugan seksual. Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak,
warna kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan
seksual dan gatal (Pudiastuti, 2010).
d. Penyakit hubungan seksual
Fungsi vagina sebagai alat untuk melakukan senggama terkadang
mengalami perlecetan setiap kali melakukan senggama. Vagina juga
menampung air mani yang di keluarkan oleh pasangannya. Adanya
perlecetan dan kontak mukosa (selaput lendir) vagina dengan air mani
merupakan pintu masuk (port d’entre) mikroorganisme penyebab
penyakit PHS.

e. Infeksi iatrogenik
infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme)
lain masuk melalui medis, seperti haid, abortus yang di sengaja, insersi
IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah
yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran reproduksi
bagian atas. (Shadine,M.2012)
f. Penggunaan antibiotik yang berlebihan
Menyebabkan populasi bakteri di daerah vagina ikut mati. Bakteri
doderlein lactobacillusdi bertugas menghasilkan asam laktat agar jamur
tidak bisa hidup. Bila bakteri mati, jamur akan tumbuh subur.
Kebiasaaan menggunakan produk pencuci kewanitaan yang umumnya
bersifat alkalisjuga dapat menurunkan keasaman daerah vagina. PH
keasaman normal antara 3,5 - 4,5. Jamur candida dapat tumbuh dengan
variasi pH yang luas,tetapi pertumbuhannya akan lebih baik lagi pada
pH antara 4,5 – 6,5.(Curry SL,Barclay DL.1994). Memicu jamur
kandida yang semula asymptomatis menjadi aktif berkembang biak
sehingga timbul kandidiasis. (Sobel JD.1995).

4. Patofisioogi Keputihan
Organ yang paling sensitif dan rawan pada tubuh wanita adalah organ
reproduksi dan merupakan organ yang paling rawan dibanding organ tubuh yang
lainnya. Keputihan (Flour Albus) merupakan salah satu tanda dan gejala penyakit
oragan reporoduksi wanita, didaerah alat genatalia ekternal bermuara saluran
kencing dan saluran pembuangan sisa-sisapencernaan disebut anus. Apabila tidak
dibersihkan secara sempurna akan ditemukan berbagai bakteri,jamur,dan parasit
akan menjalar ke sekitaroragan genetalia. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dengan
gejala keputihan. Selain itu dalam hal melakukan hubungan seksual terkadang
terjadi pelecetan, dengan adanya pelecetan merupakan pintu masuk organisme
penyebab infeksi hubungan seksual (PHS) yang kontak dengan air mani dan mukosa
(Kasdu,2008).

5. Diagnosa keputihan
a. Keputihan (flour Albus) Fisiologis
Keputihan (Flour Albus) fisiologis biasanya lendir encer,muncul saat ovulasi,
menjelang haid dan saat mendapat rangsangan seksual. Keputihan normal tidak
gatal, tidak berbau dan tidak menular karena tidak ada bibit penyakitnya.
b. Keputihan (flour Albus) Patologis
Keputihan (Flour Albus) patologis dapat didiagnosa dengan anamnese oleh
dokter yang telah berpengalaman hanya dengan menanyakan apa keluhan
pasiendengan ciri-ciri : jumlah banyak, warnanya seperti susu basi, cairannya
mengandung leukosit yang berwarna kekuning-kuningan sampai hijau, disertai
rasa gatal, pedih, terkadang berbau amis dan berbau busuk. Pemeriksaan
khusus dengan memeriksakan lendir dilaboratorium, dapat diketahui apa
penyebabnya, apakah karena jamur, bakteri atau parasit, namun ini kurang
praktis karena harus butuh waktu beberapa hari untuk menunggu hasil.
(Jones,2005)
Diagnosa klinik vaginosis bakterialis berdasarkan adanya tiga tanda-
tanda berikut :
1. Cairan vagina homogen,putih atau keabu-abuan,melekat pada
dinding vagina.
2. Jumlah pH vagina lebih besar dari 4,5.Sedangkan pH vagina
normal bekisar 3,8 – 4,5.
3. Sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau sesudah
penambahan KOH 10% (whiff test).
Adanya “Clue Cells” pada pemeriksaan mikroskop sediaan
basah. Clue cell merupakan sel epitel vagina yang ditutupi oleh
berbagai bakteri vagina sehingga memberikan gambaran granular
dengan batas sel yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau
kokus yang kecil. (endang,2003). Penegakan diagnosis harus
didukung data laboratorium terkait, selain gejala dan tanda klinis
yang muncul dan hasil pemeriksaan fikis seperti pH vagina dan
pemeriksaan mikroskopik untuk menditeksi blastospora dan
pseudohifa (Widiawaty,2006). Diagnosis Trichomonosis
ditegakkan bila ditemukan Trichomo nas vaginallis pada sediaan
basah. Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan pemeriksaan
dengan duh tubuh vagina.
6. Penatalaksanaa atau Terapi Untuk Keputihan
Terapi adalah“usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit”.
Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit.
Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar pengobatan
atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental,
pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.(Kamus Bahasa
Indonesia).
Penatalaksanaan keputihan meliputi usaha pencegahan dan pengobatan yang
bertujuan untuk menyembuhkan seorang penderita dari penyakitnya, tidak hanya
untuksementara tetapi untuk seterusnya dengan mencegah infeksi berulang
(Endang, 2003). Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak
perlu pengobatan, cukup hanya menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.
Apabila keputihan yang patologik, sebaiknya segera memeriksakan kedokter,
tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan dari mana keputihan itu
berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu akan lebih
memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang
ditemukan. Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan
yang disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis. Penatalaksanaan
yang adekuat dengan menggabungkan terapi farmakologidan terapi
nonfarmakologi. Setelah diketahui penyebabnya , barulah dokter bisa menentukan
tindakan pengobatan secara tepat. Pengobatan yang dilakukan bisa saja
menggunakan metode-metode modern ataupun memanfaatkan ramuan-ramuan
yang berasal dari beragam jenis tanaman obat.
1. Terapi Farmakologi (Pengobatan Modern) (Bahari,2012)
Jika penyebab keputihan adalah infeksi ada beberapa tindakan pengobatan
modern yang bisa di lakukan. Diantaranya ialah sebagai berikut
a. Obat-obatan
Berikut adalah berbagai jenis obat yang bisa digunakan guna mengatasi
keputihan :
a) Asiklovir (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh
virus herpes).
b) Podofilin 25% (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan
oleh kondiloma).
c) Larutan asam trikloro-asetat 40 – 50 % atau salep asam salisilat 20 – 40
% (digunakan dengan cara dioleskan).
d) Metronidazole (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan
oleh bakteri Trichomonasvaginalis dan Gardnerrella).
e) Nistatin,mikonazol,klotrimazol,dan fliconazol (digunakan untuk
mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur candidda albikan).
b. Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan yang keluar
dari vagina. Akan tetapi, larutan ini hanya berfungsi membersihkan. Sebab,
larutan tersebut tidak bisa membunuh penyebab infeksi ataupun
menyembuhkan keputihan yang diakibatkan oleh penyebab lainnya.
c. Hormon Estrogen
Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim.
Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki
masa menopause atau lanjut usia.
d. Operasi kecil
Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak,
misalnya papilloma.
e. Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapiMetode pengobatan ini
dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker serviks atau kanker
kandungan lainnya. Selain itu , metode pengobatan ini juga dilakukan
dengan mengacu pada stadium kankernya (Bahari,2012).
2. Terapi Non Farmakologi (Pengobatan Tradisional)
Selain pengobatan dengan metode modern tersebut, masih ada banyak cara
yang bisa dilakukan guna mengobati keputihan, diantaranya adalah cara
tradisional. Metode pengobatan tersebut dilakukandengan memanfaatkan jenis
tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah dialam sekitar
(Cowan,1999). Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan
daun sirih atau aun sirsak untuk mengurangi keputihan. Caranya, dengan
meminum air daun sirih atau daun sirsak yang telah direbus terlebih dahulu.
Cara ini cukup aman bagi wanita usia subur. (Suryana, 2009).

1.2 WANITA USIA SUBUR ( WUS )


1. Pengertian

Menurut Depkes RI (2004), Wanita Usia Subur adalah wanita yang masih

dalam usia reproduktif, yaitu antara usia 15 – 49 tahun, dengan status belum

menikah, menikah, atau janda. Wanita Usia Subur ini mempunyai Organ

Reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk

mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai dengan 45 tahun. Usia subur

Wanita berlangsung lebih cepat apabila dibandingkan dengan pria. Adapun puncak

kesuburan adalah usia 20 – 29 tahun yang memiliki kesempatan 95 % untuk

terjadinya kehamilan. Saat wanita berusia sekita 30 tahun presentase untuk

menyebabkan kehamilan menurun hingga 90%. Sedangkan saat berusia 40 tahun

kesempatan untuk terjadinya kehamilan menurun menjadi 40%. Sedangkan setelah

mendekati usia 50 tahun, wanita hanya mempunyai kesempatan hamil dengan

prosentase 10%.
Masa reproduksi sehat wanita dibagi menjadi 3 periode yaitu kurun

reproduksi muda (15-19 tahun) merupakan tahap menunda kehamilan, kurun

reproduksi sehat (20-35 tahun) merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan,

dan kurun reproduksi tua (36-45 tahun) merupakan tahap untuk mengakhiri

kehamilan.
Masalah kesuburan alat repeoduksi merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui. dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat
personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin
membersihkankannya, oleh karena itu dianjurkan untuk merawat diri.

Kurangnya pengetahuan tentang kesuburan alat reproduksi khususnya pada


wanita. sering kali di kaitkan dengan berbagai macam penyakit, padahal tingkat
masa kesuburan setiap orang berbeda – beda tergantung kondisi fisik, mental dan
kebersihanya. ketidaksuburan alat reproduksi sering kali juga dikaitkan dengan
berbagai penyakit yang diderita oleh salah satu pasangan yang mengidapnya,
diantaranya 40% lain oleh sebab pria, dan sisa 20% karena keduanya.
Oleh karena itu Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan
kesehatan (pemeriksaan alat kelamin) walaupun ia memiliki siklus haid yang
teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita itu subur. Artinya WUS harus sehat
bebas dari penyakit kelamin. Sebelum menikah WUS sebaiknya melakukan
pemeriksaan kesehatan agar mengetahui kondisi organ reproduksinya apakah
berfungsi dengan baik. Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan
mencegah penyakit alat kelamin. Alat kelamin wanita sangat berhubungan dengan
dunia luar yang melalui liang senggama, saluran mulut rahim, rongga rahim.
Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara dalam ruang perut. Karena adanya
hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin wanita disebabkan oleh hubungan
seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian luarnya berkelanjutan dapat berjalan
menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding perut atau disebut juga
peritonitis.

Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu dari sistem
asam, biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir
yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam
bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga infeksinya sering
dibendung dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak
dan menahun. Contoh penyakit alat kelamin pada wanita adalah Leukorea.
Leukorea adalah keputihan, yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan.
2. Tanda –tanda wanita subur

Untuk mengetahui tanda-tanda wanita subur antara lain :

1. Siklus haid

Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu

putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid

datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh

karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang

wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks

perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan

perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa
indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir

leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi

(metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan

perubahan payudara.

2. Alat pencatat kesuburan

Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan

sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan

mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur.

Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak

0,2 derajat celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami

perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur.

3. Tes Darah

Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan

sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini,

beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak

lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon

yang berperan pada kesuburan seorang wanita.

4. Pemeriksaan fisik

Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh

seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada

leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin

berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan

buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan

hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui

sistem reproduksinya normal atau tidak.

5. Track record

Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak,

peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan

menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi.

Beberapa hal yang bisa menghambat atau menganggu kesuburan seorang

wanita :

1. Siklus haid yang tidak teratur atau terlambat

Seiring dengan bertambahnya usia masalah kesuburan wanita akan berkurang

dan terganggu karena berbagai hal seperti sel telur menjadi cepat mati,

berkurangnya produksi lendir leher rahim, dan masa sel telur berovulasi menjadi

lebih pendek. Siklus haid normal adalah sekitar 35 hari. Siklus haid yang lebih

panjang dari normal berhubungan erat dengan unovulatory (tidak adanya sel telur

yang dihasilkan indung telur). Sementara siklus haid yang tidak teratur bisa

disebabkan karena adanya gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi

stress, kecapean, terganggunya keseimbangan hormone. Anda tentu perlu

memeriksakan diri ke dokter bila mengalami masalah gangguan ini.

2. Berat badan yang tidak seimbang

Hampir sekitar 30 – 40 % wanita saat ini mengalami masalah kesuburan dan

gangguan pembuahan (konsepsi). Gangguan kesuburan tersebut biasanya

disebabkan karena masalah berat badan yang tidak seimbang, terlalu gemuk atau

terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil (pada masa pra konsepsi) tidak

melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan.
Wanita usia subur tidak boleh terlalu kurus dan tentu harus memerhatikan

asupan gizinya. Namun kenyataannya, banyak wanita usia subur yang makan

tidak teratur, tidak sarapan pagi misalnya atau sering makan junk food yang kadar

gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa prakonsepsi yaitu sekitar 3 – 6

bulan sebelum berencana konsepsi (berencana untuk hamil) akan berdampak

terhadap bayi dilahirkan nantinya. Terlalu gemuk akan menyebabkan

terganggunya keseimbangan hormone-hormon yang dapat menghambat

kesuburan.

Diketahui bahwa tubuh membutuhkan 17 % lemak tubuh pada awal siklus

haid, dan 22 % sepanjang siklus haid tersebut. Lemak tubuh mengandung enzim

aromatase, yaitu sejenis enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi hormone

estrogen.

3. Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan Endrometriosis

Masalah ketidaksuburan pada wanita biasanya juga timbul akibat adanya

sindrom ovarium polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan

Endometriosis.

PCOS merupakan gangguan dimana folikel (kantung sel telur) tidak

berkembang dengan baik, sehingga tidak terjadi ovulasi (pematangan sel telur).

Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak

ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Gejala yang

timbul dari PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat,

tidak haid, atau haid 2 – 3 kali dalam sebulan).

Sementara Endometriosis merupakan suatu keadaan patologi pada system

reproduksi perempuan dimana jaringan selaput lendir rahim (endometrium)

yang seharusnya berada dalam rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim
(saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada rongga pinggul). Hal ini bisa

mengganggu kesuburan wanita sehingga akan menghambat terjadinya

kehamilan. Diperkirakan sekitar 30 – 40 % wanita dengan keluhan

endometriosis sulit memiliki keturunan.

4. Adanya infeksi penyakit TORCH

Infeksi TORCH sering menimbulkan gangguan kesuburan wanita. Sel telur yang

terinfeksi TORCH menjadi rusak, mengecil dan tidak bisa dibuahi sehingga

menjadi sulit hamil. Lebih jauh mengenai TORCH, Anda bisa membaca artikel

“TORCH, Waspadai Infeksi dan Penyebarannya“.

5. Rokok

Merokok tidak hanya akan mengganggu kesehatan, namun juga dapat

menghambat dan menimbulkan masalah pada kesuburan Anda. Dalam asap

rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon monoksida (CO),

Nitrogen oksida, sianida, ammonia, asetilen, benzaldehide, methanol, nikotin,

dan lain sebagainya. Pada wanita, merokok dapat menyebabkan penurunan

produksi sel telur sehingga dapat menganggu kesuburan.

Apabila perokok wanita tersebut hamil, akan timbul berbagai masalah pada

kehamilan dan bayi yang dilahirkan nanti. Misalnya, perkembangan janin

terhambat, resiko keguguran kehamilan akan semakin meningkat, kelahiran bayi

premature dan Bayi Berat Lahir rendah.

6. Efek samping obat

Setiap obat pasti memiliki efek samping. Anda yang berencana ingin hamil,

kurangilah kebiasaan pemakaian sembarang obat. Pantangan konsumsi

sembarang obat tidak hanya berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan
terus berlanjut pada masa selama kehamialan dan masa setelah persalinan yaitu

masa menyusui.

Apabila sakit cobalah penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu

dengan banyak minum, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.

Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit tentu merupakan langkah yang

lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan Anda agar tubuh Anda

selalu bugar dan siap untuk hamil.

Itulah beberapa masalah kesuburan yang sering terjadi pada wanita. Masalah-

masalah tersebut dapat menghambat atau mengganggu kesuburan Anda,

sehingga menjadi sulit hamil. Hal-hal tersebut harus dipantang dan dihindari

bila Anda ingin segera (cepat) hamil. Siapkan kondisi kesehatan yang benar-

benar fit dan prima sebelum kehamilan, agar Anda siap menjalani kehamilan

selama sembilan bulan ke depan dan bayi Anda pun akan tumbuh sehat.

1.3 DAUN SIRSAK


1. pengertian
Sirsak merupakan jenis tanaman yang paling mudah tumbuh diantara jenis-
jenis Annona lainnya dan memerlukan iklimtropik yang hangat dan lembab (Arief,
2012). Tanaman ini dapat tumbuh padaketinggian sampai 1200 m dari permukaan
laut. Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada keadaan iklim bersuhu 22-
28oC, dengan kelembaban dan curah hujan berkisar antara 1500-2500 mm per
tahun (Bilqisti, 2013).Tanaman sirsak (Annona muricata) termasuk tanaman
tahunan dengan sistematika sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga)Sub
Divisi : Spermatophyta ( menghasilkan biji)
Kelas : magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Annona muricata L. (Abidondifu,2013).
Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip pendek. Daun tuanya
berwarna hijau tua/coklat sedangkan daun mudanya berwarna hijau kekuningan.
Daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada urat
daun utama. Daun sirsak terkadang menimbulkan bau yang tidak enak dicium
(Vitrya et al.,2011).
Daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, triterpenoid, saponin,
polifenol, dan metabolit sekunder lainnyayang diduga dapat menjadi bahan
antikanker (Bilqisti, 2013).
Ada beberapa manfaat daun sirsak yang sering digunakan untuk obat
tradisional:
1. Sebagai Antikanker Hasil penelitian menemukan bahwa acetogenin menghambat
sintesis adenosine trofosfat (ATP) oleh mitokondria sel. ATP merupakan sumber
energi bagi sel kanker. Padahal sel kanker memerlukan banyak energi karena
mereka melakukan proses pembelahan yang sangat cepat. Akibat penghambatan
itu maka sel kanker mengalami kekurangan pasokan energis ehingga akhirnya
akan mati. Acetogenin hanya menyerang sel kanker dantanpa mengalami
kerusakan pada sel normal (Anonim,2012)
2. Sebagai Anti inflamasi
Daun sirsak memiliki anti kandungan flavonoid yang bisa digunakan sebagai anti
inflamasi.Flavonoid merupakan antioksidan yang kuat karena aktivitasnya
sebagai antioksidan dan antiimflamasi. antioksidan ini mempunyai aktivitas
menetralkan radikal bebas sehingga mencegah kerusakan oksidatif pada sebagian
besar biomulekul dan menghasilkan proteksi terhadap kerusakan oksidatif secara
signifikan. Antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya
reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkanstress
oksidatif (Ramadani,2009)
3. Sebagai anti diabetes
Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu flavonoid,memiliki sifat
antihiperglikemia, yaitu menurunkan konsentrasi glukosa darah, meningkatkan
konsentrasi serum insulin, meningkatkan perbaikan atau proliferasi sel β
pancreas, serta meningkatkan efek hormon insulin dan adrenalin (Rianti, 2013).

4. Sebagai antiseptik
Pada daun sirsak terdapat kandungan fenol yaitu senyawa antiseptik yang berasal
dari tumbuhan dan mempunyai ciri yang sama yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Flafonoid merupakan golongan fenol
terbesar selain itu juga terdapat renol monosiklik sederhana, fenil propanol, dan
kuinon (Harbone, 2007).
5. Sebagai Anti bakteri
Kandungan fitokimia annonaceous acetogenin pada ekstrak daun sirsak
merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare ,bisul,infeksi saluran kemih dan ISPA
( Takashi,et al.,2006).

2. Kandungan Senyawa Daun Sirsak

Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, annonatacin, annonacatalin,


annonahexocin, annonacin, annomuricin, annomurin, anonol, caclourin,
genticidacid, gegantronin, linoleic aciddan muricapentocin. Daun sirsak secara
tradisional biasa digunakan untuk mencegah dan mengobati abses, arthritis,
asthenia, bronkitis, kolik, batuk, diuretik, disentri, demam, gangguan empedu,
infeksi, cacingan, kurap, kejang, tumor, borok, obat penenang, reumatik, malaria,
gangguan hepar (Adi, 2009).
Annonaceous acetogenins yang hanya ditemukan dalam keluarga
Annonaceae. Annonaceous acetogenins yang ditemukan dalam tanaman sirsak
antara lain annocatalin, annohexocin, annomonicin, annomontacindan masih
banyak lainnya. Tanaman sirsak menghasilkan senyawa alami ini dalam
daun,batang, kulit kayu, buah, dan biji.Annonaceous acetogenins secara umum
telah dicatat memiliki sifat antitumor, antiparasit, insektisida, dan aktivitas
antimikroba. Annonaceous acetogenins telah menunjukkan toksisitas selektif untuk
sel tumor pada dosis yang sangat rendah (Zuhud, 2011). Annonaceous acetogenins
merupakan senyawa yang tersusun atas 35 – 37 karbon. Secara umum strukturnya
terdiri atas rantai alkyl panjang yang pada bagian ujung terdapat γ-lacton serta
terdaapat rantai tetrahydrofuran. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone pada
C23 memiliki aktivitas sitotoksik.Acetogenin dapat mengurangi produksi ATP
dengan cara menghambat NADH mitokondria, ubiquinon oxireduktase dan NADH
oksidase pada membran plasma (Cunha, dkk. 2009).
Kim (1997), menyatakan bahwa potensi bioaktif Acetogenin telah ditunjukkan
dalam menghambat produksi ATP. Acetogeninmasuk dan menempel pada reseptor
dinding sel dan merusak produksi ATP di dinding mitokondria yaitu dengan
menghambat enzim NADH ubiquinone oxidoreduktase (complex 1) secara terus
menerus pada sistem transport electron mitokondria (ETS) dan ubiquinone yang
berhubungan dengan NADH oksidase pada membran plasma sel tumor, mereka
secara selektif menghambat sel tumor.
Acetogenin dalam daun sirsak mampu mengendalikan mitokondria yang
berlebihan dalam melakukan kerja. Mitokondria merupakan organ sel penghasil
energi berupa adenosin trifosfat (ATP) yang dibutuhkan sel kanker untuk
berkembang. Jika mitokondria normal, maka pertumbuhan sel kanker dapat
terkendali. Acetogenin menyerang sel kanker secara selektif (Adi, 2009).
Annona muricata Linn. juga mengandung berbagai macam senyawa kimia
lainnya, seperti alkaloid, asam lemak, minyak esensial, flavonoid, saponin,
triterpenoid, fitosterol dan senyawa polifenol yang kemungkinan besar memiliki
efek antikarsinogenik (Adewolo, 2009).

B. KERANGKA TEORI

imunitas
Endogen
Kelainan Vagina

- Bakteri
- Jamur
Infeksi - Parasit
- virus
Keputihan

Eksogen
- Cebok
- Stress
- Vagina
Non lembab
Infeksi -Gangguan
hormonal
- Benda
asing

Penatalaksanaan Keputihan

- Terapi Farmakologi
- Terapi Non Farmakologi
(daun sirsak )

WUS

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Modifikasi teori Bahari (2012); Nyiwi (2009)

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian air rebusan daun Keputihan paa wanita usia


sirsak subur
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Anda mungkin juga menyukai