TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1.1 KEPUTIHAN
1. Definisi
2. Klasifikasi keputihan
3. Penyebab Keputihan
A. Menurut Ayuningsih, et al. (2009) penyebab keputihan yaitu:
1. Perilaku tidak higienis: air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap
keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik.
2. Stres sehingga daya tahan tubuh rendah.
3. Diabetes, menurut Clayton (1984) wanita penderita diabetes sangat rentan
terhadap keputihan karena kadar gula dalam darah mereka tinggi atau tidak
terkendali. Bila kadar glukose menjadi terlalu tinggi, gula memilih ke dalam
urin. Ginjal harus menyediakan lebih banyak urin untuk membawa glukose
ini. Tubuh perlu menggantikan jumlah urin yang berlebihan yang dihasilkan
oleh penderita diabetes. Rasa haus dan keinginan untuk buang air kecil yang
meningkat merupakan gejala dini terjadinya keputihan.
4. Hamil.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan
dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar dan
hipertropi otot polos. Deskuamasi (eksfoliasi) sel-sel vagina yang kaya
glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini
membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut
leukore(Campion M,2000)
5. Mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB.
6. Alergi
pada benda-benda yang di masukkan secara sengaja atau tidak ke dalam
vagina misalnya tampon, obat atau alat kontrasepsi, rambut kemaluan, serta
benang dari selimut, celana dan lainnya.
7. Luka misalnya tusukan, benturan, tekanan atau iritasi yang berlangsung lama
pada vagina.
8. Infeksi: dipicu oleh bakteri, kuman atau parasit (Nwinyi et al 2009) dan
Menurut Kasdu (2008,) infeksi pada saluran reproduksi wanita di
kelompokan menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1) Non-penyakit hubungan seksual (non-PHS) Bagian luar alat kelamin
merupakan tempat yang rawan. Jika di banding dengan bagian tubuh
lainnya. Perawatan bagian ini sering terabaikan. Selain lembab, di daerah
ini bermuara dua saluran pembuangan, yaitu dubur/anus dan lubang
kencing yang berfungsi membuang sisa-sisa pencernaan makanan dalam
bentuk tinja dan air kencing. Jika tidak di bersihkan secara sempurna,
pada dubur/anus selalu di temukan berbagai bakteri, jamur dan parasit,
seperti cacing kremi dan telurnya yang bisa menjalar ke sekitar organ
kelamin. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi gejala keputihan.
Infeksi ini di golongkan sebagai non- PHS. Ada beberapa infeksi PHS
yang sering di alami wanita, yaitu :
a. Vaginitis
Penyebabnya adalah pertumbuhan bakteri normal yang berlebihan pada
vagina. Dengan gejala, cairan vagina encer, berwarna kuning
kehijauan, berbusa dan berbau busuk, vulva agak bengkak, kemerahan,
gatal dan terasa tidak nyaman, serta nyeri saat berhubungan seksual
atau saat kencing.
b. Candidiasis
Penyebabnya berasal dari candida albican. Gejalanya adalah keputihan
berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai rasa gatal
dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Pada keadaan normal
jamur ini terdapat di kulit maupun dalam liang kemaluan wanita.
Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sehingga
menimbulkan keputihan.
c. Trichomoniasis
Penyebabnya adalah parasit Trichomonas vaginalis. Penularan melalui
hubugan seksual. Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak,
warna kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan
seksual dan gatal (Pudiastuti, 2010).
d. Penyakit hubungan seksual
Fungsi vagina sebagai alat untuk melakukan senggama terkadang
mengalami perlecetan setiap kali melakukan senggama. Vagina juga
menampung air mani yang di keluarkan oleh pasangannya. Adanya
perlecetan dan kontak mukosa (selaput lendir) vagina dengan air mani
merupakan pintu masuk (port d’entre) mikroorganisme penyebab
penyakit PHS.
e. Infeksi iatrogenik
infeksi ini timbul jika penyebab infeksi (bakteri atau mikroorganisme)
lain masuk melalui medis, seperti haid, abortus yang di sengaja, insersi
IUD, saat melahirkan, infeksi pada saluran reproduksi bagian bawah
yang terdorong sampai ke serviks atau sampai pada saluran reproduksi
bagian atas. (Shadine,M.2012)
f. Penggunaan antibiotik yang berlebihan
Menyebabkan populasi bakteri di daerah vagina ikut mati. Bakteri
doderlein lactobacillusdi bertugas menghasilkan asam laktat agar jamur
tidak bisa hidup. Bila bakteri mati, jamur akan tumbuh subur.
Kebiasaaan menggunakan produk pencuci kewanitaan yang umumnya
bersifat alkalisjuga dapat menurunkan keasaman daerah vagina. PH
keasaman normal antara 3,5 - 4,5. Jamur candida dapat tumbuh dengan
variasi pH yang luas,tetapi pertumbuhannya akan lebih baik lagi pada
pH antara 4,5 – 6,5.(Curry SL,Barclay DL.1994). Memicu jamur
kandida yang semula asymptomatis menjadi aktif berkembang biak
sehingga timbul kandidiasis. (Sobel JD.1995).
4. Patofisioogi Keputihan
Organ yang paling sensitif dan rawan pada tubuh wanita adalah organ
reproduksi dan merupakan organ yang paling rawan dibanding organ tubuh yang
lainnya. Keputihan (Flour Albus) merupakan salah satu tanda dan gejala penyakit
oragan reporoduksi wanita, didaerah alat genatalia ekternal bermuara saluran
kencing dan saluran pembuangan sisa-sisapencernaan disebut anus. Apabila tidak
dibersihkan secara sempurna akan ditemukan berbagai bakteri,jamur,dan parasit
akan menjalar ke sekitaroragan genetalia. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dengan
gejala keputihan. Selain itu dalam hal melakukan hubungan seksual terkadang
terjadi pelecetan, dengan adanya pelecetan merupakan pintu masuk organisme
penyebab infeksi hubungan seksual (PHS) yang kontak dengan air mani dan mukosa
(Kasdu,2008).
5. Diagnosa keputihan
a. Keputihan (flour Albus) Fisiologis
Keputihan (Flour Albus) fisiologis biasanya lendir encer,muncul saat ovulasi,
menjelang haid dan saat mendapat rangsangan seksual. Keputihan normal tidak
gatal, tidak berbau dan tidak menular karena tidak ada bibit penyakitnya.
b. Keputihan (flour Albus) Patologis
Keputihan (Flour Albus) patologis dapat didiagnosa dengan anamnese oleh
dokter yang telah berpengalaman hanya dengan menanyakan apa keluhan
pasiendengan ciri-ciri : jumlah banyak, warnanya seperti susu basi, cairannya
mengandung leukosit yang berwarna kekuning-kuningan sampai hijau, disertai
rasa gatal, pedih, terkadang berbau amis dan berbau busuk. Pemeriksaan
khusus dengan memeriksakan lendir dilaboratorium, dapat diketahui apa
penyebabnya, apakah karena jamur, bakteri atau parasit, namun ini kurang
praktis karena harus butuh waktu beberapa hari untuk menunggu hasil.
(Jones,2005)
Diagnosa klinik vaginosis bakterialis berdasarkan adanya tiga tanda-
tanda berikut :
1. Cairan vagina homogen,putih atau keabu-abuan,melekat pada
dinding vagina.
2. Jumlah pH vagina lebih besar dari 4,5.Sedangkan pH vagina
normal bekisar 3,8 – 4,5.
3. Sekret vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau sesudah
penambahan KOH 10% (whiff test).
Adanya “Clue Cells” pada pemeriksaan mikroskop sediaan
basah. Clue cell merupakan sel epitel vagina yang ditutupi oleh
berbagai bakteri vagina sehingga memberikan gambaran granular
dengan batas sel yang kabur karena melekatnya bakteri batang atau
kokus yang kecil. (endang,2003). Penegakan diagnosis harus
didukung data laboratorium terkait, selain gejala dan tanda klinis
yang muncul dan hasil pemeriksaan fikis seperti pH vagina dan
pemeriksaan mikroskopik untuk menditeksi blastospora dan
pseudohifa (Widiawaty,2006). Diagnosis Trichomonosis
ditegakkan bila ditemukan Trichomo nas vaginallis pada sediaan
basah. Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan pemeriksaan
dengan duh tubuh vagina.
6. Penatalaksanaa atau Terapi Untuk Keputihan
Terapi adalah“usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit”.
Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit.
Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar pengobatan
atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental,
pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.(Kamus Bahasa
Indonesia).
Penatalaksanaan keputihan meliputi usaha pencegahan dan pengobatan yang
bertujuan untuk menyembuhkan seorang penderita dari penyakitnya, tidak hanya
untuksementara tetapi untuk seterusnya dengan mencegah infeksi berulang
(Endang, 2003). Apabila keputihan yang dialami adalah yang fisiologik tidak
perlu pengobatan, cukup hanya menjaga kebersihan pada bagian kemaluan.
Apabila keputihan yang patologik, sebaiknya segera memeriksakan kedokter,
tujuannya menentukan letak bagian yang sakit dan dari mana keputihan itu
berasal. Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu akan lebih
memperjelas. Kemudian merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang
ditemukan. Keputihan yang patologik yang paling sering dijumpai yaitu keputihan
yang disebabkan Vaginitis, Candidiasis, dan Trichomoniasis. Penatalaksanaan
yang adekuat dengan menggabungkan terapi farmakologidan terapi
nonfarmakologi. Setelah diketahui penyebabnya , barulah dokter bisa menentukan
tindakan pengobatan secara tepat. Pengobatan yang dilakukan bisa saja
menggunakan metode-metode modern ataupun memanfaatkan ramuan-ramuan
yang berasal dari beragam jenis tanaman obat.
1. Terapi Farmakologi (Pengobatan Modern) (Bahari,2012)
Jika penyebab keputihan adalah infeksi ada beberapa tindakan pengobatan
modern yang bisa di lakukan. Diantaranya ialah sebagai berikut
a. Obat-obatan
Berikut adalah berbagai jenis obat yang bisa digunakan guna mengatasi
keputihan :
a) Asiklovir (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh
virus herpes).
b) Podofilin 25% (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan
oleh kondiloma).
c) Larutan asam trikloro-asetat 40 – 50 % atau salep asam salisilat 20 – 40
% (digunakan dengan cara dioleskan).
d) Metronidazole (digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan
oleh bakteri Trichomonasvaginalis dan Gardnerrella).
e) Nistatin,mikonazol,klotrimazol,dan fliconazol (digunakan untuk
mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur candidda albikan).
b. Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan yang keluar
dari vagina. Akan tetapi, larutan ini hanya berfungsi membersihkan. Sebab,
larutan tersebut tidak bisa membunuh penyebab infeksi ataupun
menyembuhkan keputihan yang diakibatkan oleh penyebab lainnya.
c. Hormon Estrogen
Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim.
Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki
masa menopause atau lanjut usia.
d. Operasi kecil
Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak,
misalnya papilloma.
e. Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapiMetode pengobatan ini
dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker serviks atau kanker
kandungan lainnya. Selain itu , metode pengobatan ini juga dilakukan
dengan mengacu pada stadium kankernya (Bahari,2012).
2. Terapi Non Farmakologi (Pengobatan Tradisional)
Selain pengobatan dengan metode modern tersebut, masih ada banyak cara
yang bisa dilakukan guna mengobati keputihan, diantaranya adalah cara
tradisional. Metode pengobatan tersebut dilakukandengan memanfaatkan jenis
tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah dialam sekitar
(Cowan,1999). Selain pengobatan medis, biasanya orang akan menggunakan
daun sirih atau aun sirsak untuk mengurangi keputihan. Caranya, dengan
meminum air daun sirih atau daun sirsak yang telah direbus terlebih dahulu.
Cara ini cukup aman bagi wanita usia subur. (Suryana, 2009).
Menurut Depkes RI (2004), Wanita Usia Subur adalah wanita yang masih
dalam usia reproduktif, yaitu antara usia 15 – 49 tahun, dengan status belum
menikah, menikah, atau janda. Wanita Usia Subur ini mempunyai Organ
Reproduksi yang masih berfungsi dengan baik, sehingga lebih mudah untuk
mendapatkan kehamilan, yaitu antara umur 20 sampai dengan 45 tahun. Usia subur
Wanita berlangsung lebih cepat apabila dibandingkan dengan pria. Adapun puncak
prosentase 10%.
Masa reproduksi sehat wanita dibagi menjadi 3 periode yaitu kurun
dan kurun reproduksi tua (36-45 tahun) merupakan tahap untuk mengakhiri
kehamilan.
Masalah kesuburan alat repeoduksi merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui. dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat
personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin
membersihkankannya, oleh karena itu dianjurkan untuk merawat diri.
Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu dari sistem
asam, biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir
yang selalu mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam
bentuk menstruasi, sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga infeksinya sering
dibendung dan pasti menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak
dan menahun. Contoh penyakit alat kelamin pada wanita adalah Leukorea.
Leukorea adalah keputihan, yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan.
2. Tanda –tanda wanita subur
1. Siklus haid
Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu
putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid
karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang
wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks
perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa
indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir
(metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan
perubahan payudara.
sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan
mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur.
Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak
0,2 derajat celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami
perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur.
3. Tes Darah
Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan
sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini,
beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak
lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon
4. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh
seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada
leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin
hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur.
Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui
5. Track record
peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan
wanita :
dan terganggu karena berbagai hal seperti sel telur menjadi cepat mati,
berkurangnya produksi lendir leher rahim, dan masa sel telur berovulasi menjadi
lebih pendek. Siklus haid normal adalah sekitar 35 hari. Siklus haid yang lebih
panjang dari normal berhubungan erat dengan unovulatory (tidak adanya sel telur
yang dihasilkan indung telur). Sementara siklus haid yang tidak teratur bisa
disebabkan karena adanya gangguan kista ovarium atau penyakit lainnya, kondisi
disebabkan karena masalah berat badan yang tidak seimbang, terlalu gemuk atau
terlalu kurus. Idealnya, berat badan sebelum hamil (pada masa pra konsepsi) tidak
melebihi atau kurang dari 10 % berat badan normal sesuai tinggi badan.
Wanita usia subur tidak boleh terlalu kurus dan tentu harus memerhatikan
asupan gizinya. Namun kenyataannya, banyak wanita usia subur yang makan
tidak teratur, tidak sarapan pagi misalnya atau sering makan junk food yang kadar
gizinya tidak seimbang. Status gizi selama masa prakonsepsi yaitu sekitar 3 – 6
kesuburan.
haid, dan 22 % sepanjang siklus haid tersebut. Lemak tubuh mengandung enzim
estrogen.
sindrom ovarium polisistik atau Poli Cycstic Ovary Syndrome (PCOS) dan
Endometriosis.
berkembang dengan baik, sehingga tidak terjadi ovulasi (pematangan sel telur).
Wanita yang mengalami PCOS ini menjadi infertile (tidak subur) karena tidak
ada sel telur yang matang, sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Gejala yang
timbul dari PCOS ini biasanya adalah siklus haid yang tidak teratur (terlambat,
yang seharusnya berada dalam rahim, malah tumbuh di luar rongga rahim
(saluran telur /tuba falopi, indung telur, atau pada rongga pinggul). Hal ini bisa
Infeksi TORCH sering menimbulkan gangguan kesuburan wanita. Sel telur yang
terinfeksi TORCH menjadi rusak, mengecil dan tidak bisa dibuahi sehingga
menjadi sulit hamil. Lebih jauh mengenai TORCH, Anda bisa membaca artikel
5. Rokok
rokok terdapat lebih dari 4000 zat racun seperti karbon monoksida (CO),
Apabila perokok wanita tersebut hamil, akan timbul berbagai masalah pada
Setiap obat pasti memiliki efek samping. Anda yang berencana ingin hamil,
sembarang obat tidak hanya berlaku pada masa sebelum kehamilan, namun akan
terus berlanjut pada masa selama kehamialan dan masa setelah persalinan yaitu
masa menyusui.
Apabila sakit cobalah penyembuhan dengan cara alami, misalnya mengatasi flu
dengan banyak minum, istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.
Langkah pencegahan agar tidak mudah sakit tentu merupakan langkah yang
lebih baik dan tepat. Untuk itu, jagalah kondisi kesehatan Anda agar tubuh Anda
Itulah beberapa masalah kesuburan yang sering terjadi pada wanita. Masalah-
sehingga menjadi sulit hamil. Hal-hal tersebut harus dipantang dan dihindari
bila Anda ingin segera (cepat) hamil. Siapkan kondisi kesehatan yang benar-
benar fit dan prima sebelum kehamilan, agar Anda siap menjalani kehamilan
selama sembilan bulan ke depan dan bayi Anda pun akan tumbuh sehat.
4. Sebagai antiseptik
Pada daun sirsak terdapat kandungan fenol yaitu senyawa antiseptik yang berasal
dari tumbuhan dan mempunyai ciri yang sama yaitu cincin aromatik yang
mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Flafonoid merupakan golongan fenol
terbesar selain itu juga terdapat renol monosiklik sederhana, fenil propanol, dan
kuinon (Harbone, 2007).
5. Sebagai Anti bakteri
Kandungan fitokimia annonaceous acetogenin pada ekstrak daun sirsak
merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare ,bisul,infeksi saluran kemih dan ISPA
( Takashi,et al.,2006).
B. KERANGKA TEORI
imunitas
Endogen
Kelainan Vagina
- Bakteri
- Jamur
Infeksi - Parasit
- virus
Keputihan
Eksogen
- Cebok
- Stress
- Vagina
Non lembab
Infeksi -Gangguan
hormonal
- Benda
asing
Penatalaksanaan Keputihan
- Terapi Farmakologi
- Terapi Non Farmakologi
(daun sirsak )
WUS
C. VARIABEL PENELITIAN