Terapi DBD dibagi menjadi 4 bagian,(1) tersangka infeksi dengue, (2) DBD derajat
I atau II tanpa peningkatan hematokrit,(3) DBD derajat II dengan peningkatan
hematokrit lebih dari 20%, (4) DBD derajat III dan IV. Menurut Depkes,
I. Medikamentosa
2. Suportif
Penatalaksanaan pada DBD derajat III, IV dan DSS adalah dengan penggantian
volume plasma segera, cairan intravena larutan ringer laktat 10-20 ml/kg
secara bolus diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi
tetap berikan ringer laktat 20 ml/kg ditambah koloid 20-30 ml/kg/jam,
maksimal 1500 ml perhari. Pemberian cairan 10 ml/kg tetap diberikan sampai
24 jam pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi 7 ml/kg dan selanjutnya
5 ml, dan 3 ml apabila tanda vital baik dan adanya penurunan hematokrit.
Jumlah urin lebih dari 2 ml/kg perjam merupakan indikasi bahwa sirkulasi
membaik. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok
teratasi. Oksigen diberikan 2 sampai 4 liter permenit pada DBD syok. Perlu
koreksi asidosis metabolik dan elektrolit pada DBD syok. Indikasi pemberian
tranfusi darah diberikan jika terdapat pendarahan secara klinis, atau setelah
pemberian cairan kristaloid dan koloid syok menetap, hematokrit turun,
diduga terjadi pendarahan, berikan darah segar 10cc/kg, apabila kadar
hematokrit tetap lebih dari 40 vol% , maka berikan darah dalam volume
kecil. Untuk koreksi gangguan koagulopati pada kadar trombosit kurang dari
50.000/mm yang disertai perdarahan atau syok berat yang
menimbulkan perdarahan masif menggunakan plasma segar beku dan
suspensi trombosit. Pemberian transfusi trombosit pada dessiminated
intravascular coagulation (DIC) harus disertai dengan plasma segar
(berisi faktor koagulasi yang diperlukan), untuk mencegah pendarahan
lebih hebat.
c. Ensefalopati DBD