Anda di halaman 1dari 5

Soal

1. Apa yang di maksud dengan tersedak ?


2. Jelaskan Proses Terjadinya tersedak ?
3. Jelaskan bagaimana cara menanganinya! Bedakan antara anak-anak dan dewasa ?
4. Bagaimana mekanisme kerja Defibrilator saat henti jantung ?
5. Bagaimana mekanisme kerja RJP/CPR Saat Henti jantung ?
6. Apakah persamaan dan perbedaan kedua mekanisme tersebut ?

Jawab

1. Tersedak adalah batuk kejang tertahan atau seperti tercekik, yang disebabkan masuknya
benda padat atau cairan ke pita suara atau ke dalam saluran napas. Biasanya anak-anak
tersedak karena sedang minum, dan cairan yang mereka minum turun melalui jalan yang
salah. Tersedak juga dapat terjadi setelah muntah.

2. Kita terdesak jika makanan menuju jalan yang salah dan tenggorokan berusaha
mengeluarkannya. Ketika makanan masuk kedalam rongga mulut, dan diteruskan ke faring
maka epiglotis akan menutup nasofaring yang merupakan jalan nafas sehingga makanan
tidak masuk ke saluran nafas dan juga uvula juga akan menutup rongga ke hidung sehingga
tidak terjadi proses tersedak. Namun karena kita makan terkadang sambil bicara, tertawa,
dan lain sebaginya maka epiglotis ini tidak dapat menutup nasofararing sehingga makanan
masuk kedalam saluran pernafasan dan terjadilah mekanisme tersedak.

3. Cara Menangani
a. Pada anak-anak
 Jika pernapasan berhenti (anak di atas 1 tahun):
Jika anak tidak bisa bernapas, batuk, atau mengeluarkan suara, lakukan
manuver Heimlich. Peluk anak dari arah belakang, tepat di bawah tulang rusuk
hingga atas pusar. Buat kepalan dengan satu tangan dan lipat sisi lain di atasnya.
Buat gerakan menghentak tiba-tiba ke atas dan ke belakang (di sudut 45 derajat)
untuk mencoba menekan semua udara keluar dari dada dan mengeluarkan objek
dari tenggorokan. Ulangi gerakan mendorong perut ke atas ini 10 kali dalam ritme
cepat, sampai objek keluar.
Jika anak terlalu berat bagi Anda, baringkan anak Anda telentang di lantai.
Letakkan tangan Anda di kedua sisi perut, tepat di bawah tulang rusuk, dan beri
tekanan tiba-tiba ke atas.
 Jika pernapasan berhenti (anak di bawah 1 tahun):
Bentuk pertolongan pada bayi dapat dilakukan dengan meletakkan bayi tengkurap
di atas pangkuan dengan posisi kepala lebih rendah. Tahan kepala bayi dengan
memegangnya di kedua pipi untuk memastikan jalur napas terbuka. Berikan lima
tepukan lembut tapi tegas di antara kedua tulang belikat bayi. Berhenti sebentar di
antara tepukan untuk memastikan apakah benda yang menyumbat telah keluar.
Minta orang lain untuk segera menghubungi ambulans atau bersiap mengantar
pasien ke rumah sakit
b. Pada Dewasa
jika jalan napas hanya terhalang separuhnya, seseorang masih bisa bicara,
menangis, batuk, atau bernapas berat. Biasanya orang dewasa dapat menghilangkan
benda penghalang itu dengan usaha sendiri. Untuk membantu kondisi tersedak ringan,
segera minta dia untuk terus batuk untuk membersihkan sumbatan pada tenggorokan.
Setelah itu, minta dia memuntahkan benda yang menyumbat saluran pernapasan
tersebut.
Saat tersedak terlihat makin parah, seseorang mungkin tidak akan bisa berbicara
menangis, batuk atau menangis, Cara membantunya adalah:
 Berdiri di belakang penderita, lalu tahan dadanya dengan satu tangan dan
condongkan tubuh pasien ke depan agar benda yang menghalangi saluran
pernapasan dapat keluar dari mulut dan bukan makin masuk lebih jauh. Beri lima
pukulan dengan tumit tangan di antara kedua tulang belikat pasien. Tumit tangan
terletak di antara telapak tangan dan pergelangan tangan. Selanjutnya, perhatikan
kondisi penderita, apakah benda asing yang menyumbat sudah hilang.
 Jika masih ada yang menyumbat, maka bantulah dengan cara berdiri di belakang
pasien yang tersedak, letakkan kedua lengan Anda di sekeliling pinggang pasien
seperti sedang memeluknya dengan erat dengan salah satu kepalan tangan
diletakkan di atas pusar. Kemudian dorong kepalan tangan ke atas dan dalam.
Lakukan dengan sentakan dan ulangi gerakan ini hingga lima kali. Teknik ini
disebut dengan teknik Heimlich. Di sisi lain, terdapat risiko dorongan di perut bisa
menimbulkan cedera serius sehingga dokter harus memeriksa pasien tersebut
sesudahnya.
 Jika pasien tidak bisa bernapas atau tidak sadarkan diri, maka harus dilakukan CPR
(resusitasi jantung dan paru-paru) dengan menekan dada.
Sedangkan pada orang berbadan gemuk atau sedang hamil. penolong harus meletakkan
kepalan tangan di bawah tulang dada/payudara. Tarik tangan ke arah dalam dan atas
seperti mau mengangkat mereka.

4. Defibrilator memiliki prinsip kerja di mana arus listrik masuk pada rangkaian catu daya dan
kemudian dengan dioda arus tersebut disearahkan. Dengan menekan tombol charge,
otomatis kapasitor bakal terisi dan sesudah diketahui bahwa kapasitor telah penuh, tekan
tombol shocksupaya muatan listrik yang ada di kapasitor bisa dilepaskan ke pasien lewat
media paddle apexdan paddle sternum.
Untuk cara kerjanya, di bawah ini adalah langkah-langkahnya:
a. Bagian dada pasien perlu ditampakkan dan oleh karena itu pakaian perlu dibuka, lalu
dada pasien yang kemungkinan lembab dapat dilap lebih dulu.
b. Gel kemudian bisa dioleskan ke terapi electrode paddle apex dan sternum; untuk cara
pemasangannya, bisa dilihat pada panduan bergambar agar tidak terjadi kesalahan.
c. Putar knob rotary karena mode perlu diubah menjadi manual defib.
d. Barulah setelah itu pilih energi dan tentukan tingkat energi yang diinginkan dengan
menyesuaikan tombol.
e. Ada tombol charge di sana, tepatnya pada panel depan, dan tombol ini dapat ditekan.
Tombol charge pada paddle bisa ditekan apabila memang memakai paddle eksternal dan
tombol tersebut bisa digunakan sebagai pengganti. Nantinya kemudian ada progres bar
yang tampil pada wilayah informasi defibrasi.
f. Tombol shock bisa ditekan ketika charge sudah diketahui penuhagar terapi kejut bisa
diberikan kepada pasien lewat media paddle apex dan media paddle sternum.
5. Mekanisme kerja RJP/CPR Saat Henti jantung
a. Sebelum menolong korban, pastikan lingkungan sekitar aman untuk Anda maupun
orang lain. Jangan dekati korban bila melihat bahaya, seperti kabel listrik yang
menjuntai, percikan api, longsoran batu, dan lainnya.
b. Cek respons atau kesadaran korban. Jika tingkat kesadaran korban menurun, tepuklah
bahunya. Jika korban masih tidak merespons, mintalah bantuan orang sekitar untuk
menelepon ambulans, mengambilkan kotak P3K, dan alat Automated External
Defibrillator (AED).
c. Sembari menunggu bantuan, lanjutkan dengan mengecek napas korban selama 5-10
detik. Jika tidak bernapas segera lalukan resusitasi jantung dan paru atau CPR dengan
kompresi dada. Agar kompresi dada efektif, korban harus dalam posisi terlentang pada
permukaan yang rata dan keras.
d. Berikan 30 kali kompresi dada pada pertengahan dada (pertengahan bagian bawah
tulang sternum), dengan kecepatan minimal 100-120 kali per menit.
e. Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan metode head tilt -
chin lift. Caranya letakkan tangan di dahi korban dan tengadahkan kepala korban.
Letakkan ujung jari di bawah dagu, dan angkat dagu korban. Pastikan tidak ada sisa
makanan sekitar area mulut.
f. Berikan dua kali bantuan napas. Tutup hidung dengan ibu jari dan telunjuk. Tiup sekitar
1 detik untuk membuat dada terangkat, kemudian lanjutkan dengan tiupan berikutnya.
g. Lanjutkan 30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas dalam 2 menit atau sekitar 5
kali pengulangan. Setiap 2 menit, lakukan pengecekan napas kembali.
h. CPR baru bisa dihentikan saat korban memberi respon (biasanya terbatuk) atau mulai
bernapas lagi, saat penolong tidak mampu lagi memberikan pertolongan, saat tim medis
sudah datang, atau sudah ada keputusan dari dokter.
i. Jika korban mulai bernapas setelah diberikan CPR, lakukan posisi pemulihan. Tarik
lengan terjauh korban melewati dada, dan punggung tangannya menempel pada pipi.
Dengan tangan satunya, tekuk lutut kaki bagian terjauh korban.
Balikkan atau miringkan korban ke arah penolong. Biarkan lutut kaki yang sudah
ditekuk tetap dalam posisi demikian. Tengadahkan kepala korban untuk
mempertahankan jalan napas. Pantau keadaan korban hingga bantuan medis tiba.
6.

Anda mungkin juga menyukai