MAKALAH
LEPTOSPIROSIS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Surveinlans Kesehatan Masyrakat
DISUSUN OLEH
KELAS K3
KELOMPOK 3 :
1. ANALIA J1A117011
2. FEBI TRI OKTAVANI J1A117040
3. NUR RISKA ANWAR J1A117097
4. TRY SAPUTRA HABIBIE J1A117142
5. WINANDELA B. V. L J1A117161
6. AHMAD ALFAJRI J1A117175
7. ASNA HARIANI J1A117298
8. ENY SUARNI J1A117310
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
segala karunia, rahmat, maupun hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang “Leptospirosis”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah bersangkutan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah, karena dengan tugas ini wawasan serta pengetahuan dapat bertambah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini. Akhir kata, penulis mengharapkan
perbaikan dan penyempurnaan agar tugas ini dapat berguna bagi pembaca lain.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Definisi Leptospirosis............................................................................... 3
2.2 Penyebab dan Faktor Resiko Leptospirosis ............................................. 3
2.3 Gejala Leptospirosis ................................................................................. 6
2.4 Pengobatan Leptospirosi ......................................................................... 9
2.5 Penecegahan Leptospirosis..................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil pada tahun 1886, tetapi
pada tahun 1915 Inada menemukan penyebabnya yaitu spirochaeta dari genus
leptospira.1,2 Di antara genus leptospira, hanya spesies interogans yang
patogen untuk binatang dan manusia. Sekurangkurangnya terdapat 180
serotipe dan 18 serogrup. Satu jenis serotipe dapat menimbulkan gambaran
klinis yang berbeda, sebaliknya, suatu gambaran klinis, misalnya meningitis
aseptik, dapat disebabkan oleh berbagai serotipe.2 Leptospirosis memiliki
manifestasi klinis yang luas dan bervariasi. Pada leptospirosis ringan dapat
terjadi gejala seperti influenza dengan nueri kepala dan mialgia. Leptospirosis
berat ditandai oleh ikterus, gangguan ginjal, dan perdarahan, dikenal sebagai
sindrom Weil (Terpstra et al., 2003).
1
2
A. Penyebab Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira dari
famili Leptospiraceae, ordo Spirochaetales. Pewarnaan untuk kuman ini
ialah impregnasi perak (Gambar 1). Leptospira tumbuh baik pada kondisi
3
4
2) Kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas mandi, mencuci atau
bekerja di tempat tersebut.
3) Kontak dengan persawahan ataupun perkebunan (berkaitan dengan
pekerjaan) yang tidak menggunakan alas kaki
4) Kontak erat dengan binatang, seperti babi, sapi, kambing, anjing yang
dinyatakan terinfeksi Leptospira
5) Terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan infeksius
hewan seperti cairan kemih, placenta, cairan amnion, dan lain-lain
6) Memegang atau menangani spesimen hewan/manusia yang diduga
terinfeksi Leptospirosis dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya
7) Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko kontak dengan
sumber infeksi, seperti dokter, dokter hewan, perawat, tim penyelamat
atau SAR, tentara, pemburu, dan para pekerja di rumah potong hewan,
toko hewan peliharaan, perkebunan, pertanian, tambang, serta pendaki
gunung, dan lain-lain.
Gejala dan tanda yang timbul tergantung kepada berat ringannya infeksi,
maka gejala dan tanda klinik dapat berat, agak berat atau ringan saja. penderita
mampu segera mambentuk antibodi (zat kekebalan). Sehingga mampu
menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita dapat menjadi sembuh.
Menurut Widarso (2005), gejala klinis dari leptospirosis pada manusia bisa
dibedakan menjadi tiga stadium, yaitu:
A. Stadium pertama
1) Demam, menggigil
2) Sakit kepala
3) Malaise dan Muntah
4) Konjungtivis serta kemerahan pada mata
5) Rasa nyeri pada otot terutama otot betis dan punggung. Gejala-gejala
tersebut akan tampak antara 4-9 hari.
B. Stadium kedua
7
A. Kasus Suspek
B. Kasus Probable
1) Nyeri betis
2) Ikterus atau jaundice merupakan kondisi medis yang ditandai dengan
menguningnya kulit dan sklera (bagian putih pada bola mata)
3) Manifestasi pendarahan
4) Sesak nafas
5) Oliguria atau anuria, yakni ketidakmampuan untuk buang air kecil
6) Aritmia jantung;
7) Batuk dengan atau tanpa hemoptisis
8) Ruam kulit.
1) Pemberian suntikan Benzyl (crystal) Penisilin akan efektif jika secara dini
pada hari ke 4-5 sejak mulai sakit atau sebelum terjadi jaundice dengan
dosis 6-8 megaunit secara 1.v, yang dapat secra bertahap selama 5-7 hari
2) Selain cara diatas, kombinasi crystalline dan procaine penicillin dengan
jumlah yang sama dapat diberikan setiap hari dengan dosis 4-5 megaunit
secara i.m, separuh dosis dapat Diberikan selama 5-6 hari. Procaine
penicillin 1,5 megaunit i.m, dapat diberikan secara kontinue selama 2 hari
setelah terjadi albuminuria
10
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Terpstra, W., Adler, B., Ananyina, B., AndreFontaine, G., Ansdell, V., & Ashford,
D. (2003). Human leptospirosis: guidance for diagnosis, surveillance and
control. Geneva : World Health Organization/ International Leptospirosis,
21(3), 1–9.
WHO. 2011. Report of The Second Meeting of The Leptospirosis Burden
Epidemiology Reference Group. World Health Organization. Geneva.
Widarso,H. S. 2005. Kebijakan Depkes dalam Penanggulangan Leptospirosis di
Indonesia. Dit.Jen.PPM-PL, Subdit Zoonosis, Dep.Kes. Jakarta.
14