Anda di halaman 1dari 8

ORBITA

Orbita digambarkan sebagai piramid berdinding empat yang berkonvergensi ke


arah belakang. Dinding medial orbita kiri dan kanan terletak paralel dan
dipisahkan oleh hidung. Pada setiap orbita, dinding lateral dan medial
membentuk sudut 45 derajat.
Pada bagian anterior, terdapat septum orbitae (pemisah antara palpebra dan
orbita).
 Lima tulang pembentuk orbita:
1. Os. Frontal
2. Os. Spenoidal
3. Os. Zygomaticus
4. Os. Palatinum
5. Os. Maxila
6. Os. Ethmoidales
7. Os. Lakrimalis
 Orbita berisi :
o Otot penggerak bola mata
o N. Optikus
o Glandula Lakrimalis
o Lemak

Orbita berhubungan dengan sinus frontalis di atas, sinus maksilaris di bawah,


sinus ethmoidalis dan sinus sphenoid di medial. Infeksi pada sinus ethmoidalis
dan sphenoid dapat mengikis dinding medialnya yang setipis kertas (lamina
papyracea) dan mengenai orbita.
Defek pada atapnya (misal : neurofibromatosis) dapat berakibat timbulnya
pulsasi pada bola mata yang berasal dari otak.

Dinding Orbita:
o Atap orbita  terdiri dari facies orbitalis osis frontalis. Di bagian anterior
lateral atas, terdapat fosa lakrimalis yang berisi kelenjar lakrimal. Di
posterior atap, terdapat ala parva osis sphenoid yang mengandung kanalis
optikus.
o Dinding lateral  dipisahkan dari bagian atap oleh fisura ortalis superior
yang memisahkan ala parva dan ala magna osis sphenoidalis. Bagian
anterior dinding lateral dibentuk oleh facies orbitalis osis zygomatici
(malar), merupakan bagian terkuat orbita.
o Dasar orbita  dipisahkan dari dinding lateral oleh fisura orbitalis inferior.
Bagian dasar yang luas terbentuk dari pars orbitalis osis maksilaris
(merupakan tempat yang paling sering terjadinya fraktur). Processus
orbitalis osis platini membentuk daerah segitiga kecil pada dasar posterior.
Apeks Orbita  merupakan tempat masuknya semua saraf dan pembuluh darah
ke mata serta merupakan tempat asal semua otot ekstraokuler kecuali obliquus
inferior.

o Fisura orbitalis superior 


o vena ophthalmika superior, nervus lakrimalis, frontalis, dan trabekularis
 berjalan di bagian lateral fisura (di luar anulus Zinn)
o Ramus superior dan inferior nervus okulomotorius, nervus abducens dan
nasosiliaris  berjalan di bagian medial fisura (di dalam anulus Zinn)
o Vena ophthalmika superior sering bergabung dengan vena ophthalmika
inferior sebelum keluar dari orbita.
o Kanalis Optikus (di dalam anulus Zinn)  dilalui nervus optikus dan arteri
ophthalmika

Perdarahan Arteri Carotis Interna  Arteri Ophtalmika (berjalan dengan nervus


optikus menuju orbita dan bercabang)
o  Arteri Retina Sentralis (cabang intraorbita pertama, memasuki nervus
optikus sekitar 8-15mm di belakang bola mata.
o  Arteri Lakrimalis  perdarahi glandula lakrimalis dan kelopak mata atas.
o  Arteri Siliaris Posterior Longa dan Brevis (cabang muskularis ke berbagai
otot orbita)

o Longa  perdarahi korpus siliare dan beranastomose dengan arteri


siliaris anterior membentuk circulus arterialis mayor iris.
o Brevis  perdarahi khoroid dan bagian nervus optikus.
o  Arteri Siliaris Anterior (cabang muskularis menuju muskuli recti) =>
perdarahi sklera, episklera, limbus, konjungtiva.
o  Arteri Palpebralis (cabang ke kelopak mata)

BOLA MATA
Bola mata dewasa normal hampir mendekati bulat dengan diameter
anteroposterior sekita 24,5 mm. Pada saat bayi, panjangnya 16,5 mm.
Konjungtiva  merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus :
o Permukaan posterior kelopak mata  konjungtiva palpebralis.
K. Palpebralis melekat erat ke tarsus
o Permukaan anterior sklera  konjungtiva bulbaris
K. bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat
berkali-kali. Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan
memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Kecuali di limbus (tempat
kapsul tenon menyatu dengan konjungtiva sejauh 3 mm), konjungtiva
bulbaris melekat longgar dengan kapsul tenon dan sklera di bawahnya.
o Konjungtiva fornik

Kapsula Tenon (Fascia Bulbi)


Kapsula Tenon merupakan membran fibrosa yang membungkus bola mata dari
limbus sampai ke nervus optikus. Di dekat limbus, konjungtiva-kapsula tenon-
dan episklera menyatu. Segmen bawah kapsula tenon tebal dan menyatu dengan
fasia muskulus rektus inferior dan muskulus obliquus inferior membentuk
ligamentum suspensorium bulbi(Ligamentum Lock-wood), tempat terletaknya
bola mata.

Sklera dan Episklera


Sklera merupakan 5/6 bagian dinding bola mata berupa jaringan kuat yang
berwarna putih. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh lapisan tipis
jaringan elastik halus yang disebut episklera. Dibagian anterior, sklera
bersambung dengan kornea dan dibagian belakang bersambung dengan
duramater nervus optikus. Beberapa sklera berjalan melintang bagian anterior
nervus optikus sebagai Lamina Cribrosa. Persarafan sklera berasal dari saraf-
saraf siliaris. Episklera banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
pembungkus mata bagian luar :
1. Episklera
2. Sklera
3. Lamina Fusca  lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera
yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid.

Kornea
Kornea merupakan lapisan transparan yang melapisi 1/3 depan bola mata.
Permukaannya licin dan mengkilat. Lebih tebal di bagian pinggir dari pada
sentral. Indeks biasnya 1,337 dengan daya refraksi + 42 dioptri. Kornea bersifat
avaskuler sehingga nutrisinya berasal dari pembuluh darah limbus, air mata, dan
akuos humor. Dipersarafi oleh N. V1 (N. Ophthalmicus).
Lapisan kornea :
1. Epitel : terdiri dari 5-6 lapis sel berbentuk kubus sampai gepeng.
2. Membrana Bowman : Lapisan jernih aseluler.
3. Stroma : terdiri dari kumpulan sel yang membentuk jaringan ikat yang kuat.
4. Membrana Dessement : sebuah membran jernih yang elastik, tampak amorf.
5. Endotel : merupakan satu lapis sel berbentuk kubus.

Uvea
Uvea merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh sklera dan.
Bagian ini ikut memasok darah ke retina. Terdiri dari :
o Iris  merupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior. Di dalam stroma
iris terdapat sfingter dan otot dilatator. Perdarahan iris berasal dari circulus
mayor iris, persarafannya berasal dari serat di dalam nervi siliare.
Iris berfungsi mengendalikan banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.
Ukuran pupil ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat
aktivitas parasimpatik yang dihantarkan melalui N. Kranialis III dan dilatasi
yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatik.
o Korpus Siliare
Korpus siliare dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi untuk produksi
akuos humor. Muskulus siliaris tersusun dari gabungan serat longitudinal,
sirkuler, radial. Fungsi serat sirkuler adalah untuk mengerutkan dan relaksasi
serat Zonula yang berorigo di lembah di antara prosesus siliaris.
o Koroid  merupakan segmen posterior dari uvea, di antara retina dan sklera.
Tersusun dari 2 lapis pembuluh darah

Lensa
Lensa merupakan struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna, dan hampir
transparan sempurna. Lensa Kristalin => saat neonatal bentuknya hampir bulat
dengan konsentrasi cair. Daya akomodasinya sangat kuat. Lensa kristalin ini
tumbuh seumur hidup di ekuator lensa sehingga semakin tua lensanya semakin
padat dan daya akomodasinya turun. Saat dewasa, bentuknya cembung ganda,
permukaan anterior lebih flat dibanding posterior. Diameter 9 mmm, tebal 4,5-6
mm. Warnanya bening keabuan, transparan, avaskuler. Daya refraksinya +16
dioptri, indeks bias 1,337. Konsistensinya 65% air dan 35% protein (kristalin).
Kandungan kalsium lensa lebih banyak dari pada jaringan tubuh lain. Asam
askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.
Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah. Menggantung pada korpus siliare
melalui Zonula Zinii. Di anteriornya terdapat akuos humor dan di posteriornya
terdapat vitreus humor.

Aquaeus Humor

Akuos humor merupakan cairan yang mengisi COA, diproduksi oleh korpus
siliare di COP (Kamera Okuli Posterior) yang selanjutnya mengisi COA dan
dieksresi melalui trabekula. Sepuluh persennya dieksresikan melalui iris.
Fungsi :
o Nutrisi lensa dan kornea sampai epitel
o Pertahankan TIO normal 10-20 mmHg.

Kamera Okuli Anterior (COA)


Sudut COA merupakan terbentuk dari perifer kornea dengan akar iris, besarnya
45'. COA berisi cairan Akuos humor yang dihasilkan corpus siliaris. Garis
Schwalbe merupakan tanda dari berakhirnya kornea. Jalinan trabekula terdapat
di atas kanalis Schlemm.

Retina
Retina merupakan jaringan saraf tipis yang semi transparan, membentang dari
papil saraf optic ke depan sampai Oraserata. Tebalnya 0,1 mm, dan semakin
tebal pada bagian posterior. Pada retina terdapat :
o Makula  merupakan pigmentasi kekuningan (Xantofil) yang membatasi
arcade arteri retina sentralis sehingga Fovea menjadi avaskular
o Fovea  merupakan bagian di tengah makula, merupakan cekungan
sehingga menghasilkan pantulan khusus dengan ophthalmoscop yang
disebut refleks fovea.
o Foveola  bagian paling tengah dari Fovea. Seluruhnya berupa sel Cone/
Sel kerucut (sel foto reseptor) dan semakin ke perifer digantikan oleh sel
Rod.

Vitreus Korpus
vitreus mengisi 2/3 bagian isi bola mata dan mempertahankan bentuknya selalu
bulat. Konsistensinya 99% air dan berbentuk gel.

ADNEKSA MATA
Alis Mata
Alis mata merupakan lipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit
ini ditunjang oleh serat otot di bawahnya. Glabela merupakan prominentia tanpa
rambut di antara alis.

Palpebra
Palpebra merupakan modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Struktur palpebra :
o Lapisan Kulit  lapisan kulit luar, berbeda dengan kulit pada bagian tubuh
lain karena lebih longgar, tipis, dan elastik. Terdapat sedikit folikel rambut
dan lemak subkutan.
o Muskulus Orbikularis Okuli  berfungsi untuk menutup palpebra.
Dipersarafi oleh N. Facialis.
o Jaringan Alveolar  jaringan aerolar submuskular yang terdapat di bawah
muskulus orbikularis okuli.
o Tarsus  struktur penyokong utama palpebra berupa jaringan fibrosa padat.
Terdapat tarsus superior dan inferior.
o Konjungtiva Palpebra  selapis membran yang melekat pada tarsus di
bagian posterior palpebra.

Tepian Palpebra :
1. Tepian Anterior
o Bulu mata
o Glandula Zeis  modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara ke
dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
o Glandula Moll  modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam
satu baris dekat bulu mata.
2. Tepian Posterior  bagian posterior palpebra yang berkontak dengan mata
dan di sepanjangnya bermuara dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi
(Glandula Meibom)
3. Punktum Lakrimale

PERSYARAFAN MATA
Nervus Optikus
Nervus opticus merupakan kumpulan dari 1 juta serat saraf. Terdapat beberapa
bagian :
o Pars Intra Okuler
Terdapat papil saraf optik berwarna merah muda dengan diameter 1,5 mm,
berbatas tegas, tempat keluar masuk arteri dan vena sentralis retina. Terdapat
cekungan (cup) normal dibanding papil (disc) dengan C/D = 0,3.
o Pars Intra Orbita
Keluar dari sklera, diameter 3 mm, panjang 25-30 mm. Berbentuk S dan
berjalan dalam muskular memasuki foramen optikum 4-9 mm.
o Pars Intra Kranial
Panjangnya 10 mm dan bergabung dengan nervus optikum sebelahnya
membentuk kiasma optikum
Ganglion retina dan aksonnya merupakan bagian dari susunan saraf pusat
sehingga tidak dapat beregenerasi bila terpotong. Mendapat pasokan darah dari
cabang arteri retina.

Kiasma Optikus
Kiasma dibentuk dari pertemuan kedua nervi optici dan merupakan tempat
penyilangan serat-serat nasal ke tractus optikus. Kiasma menerima perdarahan
dari circulus Willis

Anatomi dan Fisiologi Otot Penggerak Bola Mata


Untuk diagnosis kelainan pergerakan mata, diperlukan penentuan kedudukan
atau posisi bola mata. Ada 9 posisi:
1. Posisi primer  mata melihata lurus ke depan
2. Posisi Sekunder  mata melihat lurus ke atas, bawah, kiri, dan kanan
3. Posisi Tertier  mata melihat ke atas kanan, atas kiri, bawah kanan, dan
bawah kiri.
Pergerakan bola mata dilakukan oleh 3 pasang otot mata luar.

1. Otot rektus medius (N III = okulomotorius)


 adduksi  gulirkan bola mata ke arah nasal
2. Otot rektus lateral (N VI = abdusen)
 abduksi  gulirkan bola mata ke arah temporal
3. Otot rektus superior (N III)
 elevasi, adduksi, intorsi bola mata.
4. Otot rektus inferior (N III)
5. Otot oblik superior (N IV = troklear)
6. Otot oblik inferior (N III)
Masing-masing otot rectus berorigo pada sklera di depan ekuator (bagian tengah
mata). Masing-masing otot obliq berorigo pada sklera bagian lateral di belakang
ekuator. Otot levator tidak termasuk otot mata karena tidak berorigo pada bola
mata. Fungsi levator : menaikkan bola mata.

Anda mungkin juga menyukai