Anda di halaman 1dari 2

ADAKAH BEDA MENDIDIK DAN MENGAJAR

Penulis :
SOLEHUDDIN LUBIS, S.Pd
Guru Kelas di SDN 112221 Sei Berombang
Kec.Panai Hilir Kab.Labuhanbatu

Assalamu'alaikum Ww......
Terima kasih penulis sampaikan kepada Pimpinan redaksi Panji demokrasi yang masih
memberi kesempatan kepada penulis,untuk mempublikasikan artikel yang singkat dan
sederhana ini,mudah-mudahan artikel ini ada manfaat bagi penulis dan pembacanya.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang sekaligus membeda-
kan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh
instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pende-
wasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Pendidikan diperoleh dari sekolah dan juga
lingkungan ..Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan ketika anak-anak ini
sudah dewasa dan berkeluarga ,mereka akan mendidik anak-anaknya pula, begitu juga di
sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosenya.
Untuk sama-sama kita ketahui terutama selaku tenaga pendidik dan orang tua, bahwa
mengajarkan ilmu kepada anak atau murid itu mudah. Namun mendidiknya agar tumbuh
menjadi pribadi yang unggul dan bermoral dan berakhlak mulia itu yang agak sulit
dilaksanakan dan perlu proses yang tidak singkat.
Hal ini terkadang kita selaku guru sering lupa,dan menganggap bahwa mengajar dan
mendidik siswa adalah sesuatu pekerjaan yang sama,padahal setelah dilakukan pengkajian
yang lebih dalam bahwa keduanya itu adalah memiliki makna yang berbeda.

Lalu apakah ada beda mendidik dan mengajar?


Pada dasarnya dua kata antara ‘mengajar’ dan ‘mendidik’ sering dicampuradukkan dan
senantiasa dipakai bersamaan. Misalnya, pendidikan dan pengajaran. Namun, dua kata ini
sangat berbeda baik asal mula proses pembentukan kata maupun maknanya.
Menurut kamus bahasa indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia cetakan ketujuh edisi
kedua, Balai Pustaka 1991),mengajar berasal dari kata ‘ajar’ yang artinya petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui atau ditiru,kemudian dibubuhi awalan ‘me’, yang
berarti kata kerja aktif dan transitif. Dalam keseharian, kata mengajar sering diucapkan dan
dituliskan,misalnya, “Pak Soleh mengajar Matemetika dikelas enam”, “Pak Haris mengajar
Bahasa Inggris di sekolah lanjutan”, dan lainya. Dalam kaitannya makna kalimat itu, maka
didapat pengertian bahwa mengajar cenderung memberikan pengetahuan tentang mata
pelajaran atau materi pembelajaran yang diajarkan.
Sedangkan mendidik berasal dari kata ‘didik’ yang artinya memelihara dan memberi
latihan ajaran atau tuntunan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran,kemudian ditambah
awalan ‘me’, yang juga berupa kata kerja aktif dan transitif. Yang artinya mengembangkan
potensi anak didik baik mental, moral, bahkan estetikanya. Mendidik memiliki makna lebih
luas daripada mengajar. Mendidik lebih menekankan pada perkembangan jiwa dan moralitas
pada anak didiknya.
Dengan demikian, mengajar dan mendidik itu beda. Mengajar lebih pada transfer
pengetahuan sesuai dengan materi ajaran yang diberikan. Pengetahuan ini terkait dengan ilmu
dan teknologi. Adapun mendidik lebih pada menekankan pada proses perkembangan mental,
jiwa dan moral anak didik.
Dari pernyataan diatas, dua kata ‘mengajar’ dan ‘mendidik’ itu tampak jelas
berbeda.Mengajar diperlukan kecerdasan pengajarnya terhadap ilmu yang diemban dan
diajarkanya. misalnya, pengetahuan tentang matematika, bahasa, seni, dan ilmu-ilmu
lain. Adapun mendidik memerlukan kemampuan pengajarnya dalam bersikap secara
psikoligis, moral, dan estetika di depan kelas untuk menjunjug nilai-nilai yang
ditanamkan pada anak didik.
Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi pendidik
guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja, tetapi perlu memahami
dasar-dasar agama dan norma-norma dalam masyarakat, sehingga guru dalam pembelajaran
mampu menghubungkan materi yang disampaikannya dengan sikap dan kepribadiaan yang
harus tumbuh sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat.
Sifat-sifat menjunjung tinggi etika, moral, dan keterbukaan serta keadilan sampai pada
estetika itu sangat menunjang keberhasilan mendidik. Namun, dua tindakan antara ‘mengajar’
dan ‘mendidik’ itu senantiasa menjadi satu yaitu Pendidikan dan Pengajaran. Siapa saja yang
mengajar diharapkan juga sekaligus mendidik. Itu sebabnya, dalam dunia pendidikan, istilah
pendidikan dan pengajaran senantiasa menjadi satu paduan kata yang tak terpisahkan.
Lebih jelas lagi, sekarang guru maupun dosen mulai diwajibkan memiliki sertifikat dalam
sertifikasi profesi yang lebih dikenal dengan istilah sertifikat pendidik bukan sertifikat
pengajar. Nah, dari sini, maka pengajar dan pendidik seharusnya sudah menjadi jati diri
seorang guru atau dosen. Jika hanya pandai mengajar tetapi belum bisa mendidik, tentunya
sertifikatnya bernama sertifikat pengajar, bukan sertifikat pendidik.
Namun, pada tulisan artikel yang singkat ini dari pembicaraan tentang dua kata ‘mengajar’
dan ‘mendidik’, kita bisa merenungkan bahwa kenyataanya mendidik itu lebih sulit daripada
mengajar.Mendidik membutuhkan kepribadian seorang guru yang lebih memiliki sifat-sifat
mental, moral, dan estetika yang lebih tinggi. Intinya, tidak sekadar memiliki keilmuan atau
kedisiplinan ilmu pengetahuan dan teknologi saja. Tetapi lebih penting lagi justru mengarah
pada sifat terkait moralitas dan mentalitas seseorang. (penulis/AS)

Anda mungkin juga menyukai