Anda di halaman 1dari 7

a. Bagaimana mekanisme mual dan muntah?

8 11
Gejala klinis muncul saat parasit menyerang eritrosit. Eritrosit yang dimasuki
parasit (EP) mengalami dua stadium: stadium cincin pada 24 jam pertama dan
stadium matur pada 24 jam berikutnya. Pada stadium cincin, permukaan EP
akan menampilkan antigen RESA yang menghilang saat matur. EP stadium
matur akan mengaami penonjolan knob dengan komponen utama histidine-
rich-protein-1 (HRP-1). Bila EP berubah menjadi merozoit, akan dilepaskan
toksin malaria glikosilfosfatidilinositol (GPI) yang merangsang pelepasan TNF-
α, IL-1, IL-6, IL-3, LT, dan INF-γ dari monosit, makrofag, dan endotel. IL-3
mengaktivasi sel mast menyebabkan pelepasan histamin sehingga terjadi
peningkatan asam lambung. Peningkatan asam lambung menyebabkan mual.

b. Apa yang harus dilakukan sebelum berpergian ke daerah endemis malaria? 11 1


Pemberian obat pencegahan (profilaksis) malaria bertujuan agar
tidak terjadinya infeksi, dan timbulnya gejala-gejala malaria. Hal ini sebaiknya
dilakukan pada orang-orang yang melaksanakan perjalanan ke daerah endemis
malaria

c. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan fisik? 8 11


Takikardi dapat terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan
metabolisme tubuh seperti demam. Takikardi juga dapat terjadi jika infeksi
memberat.
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel
makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin,
antara lain TNF (Tumor Necrosis Factor). TNF akan dibawa aliran darah ke
hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.
Proses skizogoni pada keempat plasmodium memerlukan waktu yang berbeda-
beda.
Konjungtiva pucat disebabkan oleh anemia. Anemia terjadi akibat
pecahnya eritrosit yang terinfeksi maupun tidak terinfeksi. Dimana pada P.
vivax menginfeksi semua jenis eritrosit.
Takipnue: Perubahan set point hypothalamus => peningkatan metabolism
=> peningkatan pernafasan
Splenomegali. Limpa merupakan organ retikuloendothelial, dimana
Plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limfosit. Penambahan sel-
sel radang ini akan menyebabkan limpa membesar.
Hepatomegali atau pembesaran pada hepar disebabkan karena
parasitemia. Sebagai organ yang berfungsi sebagai penyaring dan penyimpan
darah, hati dapat berisiko tinggi terjadi gangguan. Hal ini dikarenakan dalam
darah banyak mengandung parasit atau parasitemia.

d. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium? 11 1


HASIL NORMAL INTERPRETASI
Hb 8,8 gr/ dl 10-16 gr/dl Derajat Anemia:
 Ringan sekali : Hb
10 gr/dl – Batas
normal
 Ringan : Hb 8 gr/dl
– 9,9 gr/dl
 Sedang : Hb 6 gr/dl
– 7,9 gr/dl
 Berat : Hb < 6 gr/dl
Jadi, pada kasus
termasuk anemia
sedang

Ht 27 vol% 33-38% Anemia

1. Algoritma penegakan diagnosis 11, 1


Diagnosis malaria dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium (mikroskopik, tes
diagnostik cepat) dan tanpa pemeksaan laboratorium. Sampai saat ini diagnosis pasti malaria
berdasarkan ditemukanya prasit dalam sendian darah secara miskrokopik. Kasus malaria yang
didiagonis hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis disebut kasus tersangka malaria atau
malaria klinis.

Anamnesis
Keluhan Utama : deman ,mengilgil,dan dapat disertai sakit kepala,mual,
Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal

Riwayat berkunjung dan bermalam 1~4 minggu yang lalu ke daerah Endemik malaria
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria
Riwayat sakit malaria
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
Riwayat mendapat tranfusi darah
Gejala klinis pada anak dapat tidak khas
Untuk penderita tersangka malaria berat,dapat disertai satu atau lebih gejala berikut :
Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
Kelemahan umum (tidak bisa duduk /bediri).

Kejang~kejang
Panas sangat tinggi .
Mata atau tubuh kuning .
Pendarahan gusi, hidung atau saluran cerna .
Nafas cepat dan atau nsesak nafas .
Muntah terus menerus .
Tidak dapat makan dan minum .
Warna air seni seperti teh tua Sampai kehitaman.
Jumlah air seni kurang (oliguria )sampai tidak ada (anuria )
Telapak tangan sangat pucat.
Pemeriksaan Fisik 1
Deman (peraan atau pengukuran dengan thermometer )
Pucat pada kojugtiva palpebra atau telapak tangan .
Pembesaran limpa (splenomegali).
Pembesaraan hati (hepatomegali).

Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan satu atau lebih tanda klinis
Berikut ;
Temperatur aksila >40 C.
Tekanaan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa da anak-anak <50 mmHg.
Nadi cepat dan lemah/kecil
Frekuensi nafas >35 x per menit pada orang dewasa atau 40 x per menit pada balita, anak
dibawah 1 tahun > 50 x per menit.
Penurunan derajat kesadaran
Manifesstasi perdarahan (petekie, purpura, hematom).
Tanda dehidrasi (mata cekung, tugor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air
seni kurang).
Tanda-tanda anemia berat (konjuntiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat).
Terlihat mata kuning/ ikterik.
Adanya ronki pada kedua paru.
Pembesaran limpa dan atau hepar.
Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi).
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis untuk mentukan :
Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
Species dan stadium plasmodium (Pf, PV, Pm,Po, dan tropozoit, skizon, gametosit).
Kepadatan parasit :

Semi kuatitatif
o (-) : SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
o (+) : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
o (++) : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
o (+++) : SD positif 3 (ditemukan 1-100 parasit dalam 1 LPB).
o (++++) : SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB).
Pemeriksaan Morfologi
Plasmodium knowlesi mirip dengan P. malariae. P, malariae dicirikan oleh parasit kompak
(semua tahapan) dan tidak mengubah eritrosit host atau menyebabkan pembesaran. Trofozoit
memanjang membentang di eritrosit, yang disebut “band form”, kadang-kadang tampak.
Schizonts biasanya akan memiliki 8-10 merozoit yang sering diatur dalam pola roset dengan
rumpun pigmen di tengah.

2. Tatalaksana (resep) 1 11

pengobatan malaria vivax/ovale.


Bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan plasmodium vivax/ovale, diberikan
pengobatan sesuai tabel 3 dibawah ini :
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan untuk :
Klorokuin : hari I & II = 10 mg / kg BB, hari III = 5 mg / kg BB.
Primakuin : 0,25 mg / kg BB/ hari, selama 14 hari.
Penderita dikatakan tidak sembuh (kasus resisten terhadap klorokuin) bila dalam kurun waktu 14
hari:
Penderita tetap demam atau gejala klinis tidak membaik yang disertai parasitemia aseksual.
Penderita tidak demam atau tanpa gejala klinis lain, tetapi ditemukan parasitemia aseksual.

Dosis berdasarkan berat badan : - kina 30 mg /kg BB/ hari (dibagi 3 dosis)
- primakuin 0,25 mg/kg BB.

3. Pencegahan dan edukasi 11 1

Pencegahan ditujukan untuk orang yang tinggal di daerah endemis maupun yang ingin pergi ke
daerah endemis :
1.Pengendalian vektor
 Bisa menggunakan larvasida untuk memberantas jentik-jentik.
 Semprot insektisida untuk membasmi nyamuk dewasa.
 Penggunaan pembunuh serangga yang mengandung DEET (10-35%)
2. Proteksi
 Kemoprofolaksis
Bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria, dan apabila terinfeksi gejala klinisnya
tidak berat. Obat malaria yang dipakai adalah :
Doksisiklin : untuk plasmodium falsiparum
Dosis : 1,5 mg / kg BB/ hari selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
Klorokuin : untuk plasmodium vivax
Dosis 5 mg/ kg BB/ minggu, diminum 1 minggu sebelum ke daerah endemis sampai 4 minggu
setelah kembali
 Tidur dengan mengunakan kelambu.

Anda mungkin juga menyukai