Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO B BLOK 27 TAHUN 2018

Dina, seorang anak perempuan berusia 10 tahun, bertempat tinggal di Palembang, dibawa ke
bagian gawat darurat dengan keluhan demam selama 6 hari. Demam tinggi, hilang timbul
(intermittent) tiap 2 hari. Demam diawali dengan menggigil, diikuti oleh demam tinggi dan
kemudian demam mereda setelah berkeringat banyak. Dina juga mengalami sakit kepala, mual
dan muntah. Dina pernah pergi ke bangka 1 bulan yang lalu dan tinggal di sana selama 1 minggu.
Tidak ditemukan manifestasi perdarahan dan ruam kulit. Tidak terdapat batuk/pilek, sesak,
mencret, dan nyeri saat berkemih. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada keluhan.
Riwayat imunisasi dasar lengkap. Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami keluhan
yang sama.

Pemeriksaan fisik:
Status antropometri: berat badan 30 kg, tinggi badan 145 cm
Keadaan umum: kesadaran compos mentis, konjungtiva pucat, tidak terdapat sesak. Tekanan
darah 100/70 mmHg, nadi 108 kali/menit (isi dan tegangan cukup), laju pernapasan 28x/menit,
temperature 39o C. tidak ditemukan tanda dehidrasi ataupun gangguan sirkulasi. Tidak terdapat
ruam kulit (eksantem). Pemeriksaan dinding dada dalam batas normal. Pemeriksaan jantung dan
paru dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan hepatosplenomegali. KGB
tidak teraba membesar. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan lain dalam
batas normal.
Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 8,8 g%, hematocrit 27%, leukosit dan trombosit dalam batas normal. Gambaran darah tepi
menunjukkan gambaran hemolitik, tidak terdapat kelainan morfologi sel darah putih dan
trombosit. Urinalisis dalam batas normal. Pada pemeriksaan apusan darah tipis (thin blood
smear) ditemukan gambaran sebagai berikut:

I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Menggigil: adalah perasaaan tubuh merasa dingin, tanpa penyebab yang telihat,
dimana otot berkontraksi, serta pembuluh darah menyempit
2. Imunisasi: proses dimana seseorang menjadi terlindungi terhadap penyakit
3. Dehidrasi: deplesi abnormal cairan tubuh
4. Eksantem: erupsi yang memadai demam eruptif
5. Hepatosplenomegali: pembesaran dari liver dan spleen dapat juga disebut
splenohepatomegali
6. Gambaran hemolitik: merupakan gambaran lisisnya eritrosit tersensitisasi oleh
komplemen akibat interaksi eritrosit dengan antibody spesifik
7. Thin blood smear: pemeriksaan yang memerluka apusan darah tipis untuk mengetahui
jenis plasmodium

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Dina, seorang anak perempuan berusia 10 tahun, bertempat tinggal di Palembang, dibawa
ke bagian gawat darurat dengan keluhan demam selama 6 hari. Demam tinggi, hilang
timbul (intermittent) tiap 2 hari. Demam diawali dengan menggigil, diikuti oleh demam
tinggi dan kemudian demam mereda setelah berkeringat banyak. Dina juga mengalami
sakit kepala, mual dan muntah.

2. Dina pernah pergi ke bangka 1 bulan yang lalu dan tinggal di sana selama 1 minggu.
Tidak ditemukan manifestasi perdarahan dan ruam kulit. Tidak terdapat batuk/pilek,
sesak, mencret, dan nyeri saat berkemih. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan. Riwayat imunisasi dasar lengkap. Tidak ditemukan anggota keluarga yang
mengalami keluhan yang sama.

3. Pemeriksaan fisik:

Status antropometri: berat badan 30 kg, tinggi badan 145 cm


Keadaan umum: kesadaran compos mentis, konjungtiva pucat, tidak terdapat sesak.
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 108 kali/menit (isi dan tegangan cukup), laju
pernapasan 28x/menit, temperature 39o C. tidak ditemukan tanda dehidrasi ataupun
gangguan sirkulasi. Tidak terdapat ruam kulit (eksantem). Pemeriksaan dinding dada
dalam batas normal. Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen ditemukan hepatosplenomegali. KGB tidak teraba membesar.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
4. Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 8,8 g%, hematocrit 27%, leukosit dan trombosit dalam batas normal. Gambaran
darah tepi menunjukkan gambaran hemolitik, tidak terdapat kelainan morfologi sel darah
putih dan trombosit. Urinalisis dalam batas normal. Pada pemeriksaan apusan darah tipis
(thin blood smear) ditemukan gambaran sebagai berikut:

III. ANALISIS MASALAH

1. Dina, seorang anak perempuan berusia 10 tahun, bertempat tinggal di Palembang, dibawa
ke bagian gawat darurat dengan keluhan demam selama 6 hari. Demam tinggi, hilang
timbul (intermittent) tiap 2 hari. Demam diawali dengan menggigil, diikuti oleh demam
tinggi dan kemudian demam mereda setelah berkeringat banyak. Dina juga mengalami
sakit kepala, mual dan muntah.

a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus? 1, 4


b. Apa saja jenis-jenis demam? 2, 5
c. Bagaimana mekanisme demam tinggi hilang timbul tiap 2 hari? 3 6
d. Bagaimana mekanisme menggigil? 4 8
e. Bagaimana mekanisme berkeringat banyak? 5 9
f. Bagaimana mekanisme sakit kepala? 6 10
g. Bagaimana mekanisme mual dan muntah? 8 11
h. Mengapa demam mereda setelah berkeringat banyak? 9 12

2. Dina pernah pergi ke bangka 1 bulan yang lalu dan tinggal di sana selama 1 minggu.
Tidak ditemukan manifestasi perdarahan dan ruam kulit. Tidak terdapat batuk/pilek,
sesak, mencret, dan nyeri saat berkemih. Buang air besar dan buang air kecil tidak ada
keluhan. Riwayat imunisasi dasar lengkap. Tidak ditemukan anggota keluarga yang
mengalami keluhan yang sama.

a. Dimana saja daerah endemik malaria di Indonesia? 10 13


b. Apa yang harus dilakukan sebelum berpergian ke daerah endemis malaria? 11 1
c. Apa saja imunisasi dasar yang lengkap sesuai usia? 12 2
d. Berapa lama masa inkubasi plasmodium malaria? 13 3
e. Apa makna klinis tidak ditemukan manifestasi perdarahan dan ruam kulit? 1 4
f. Apa makna klinis Tidak terdapat batuk/pilek, sesak, mencret, dan nyeri saat
berkemih? 2 5
g. Apa makna klinis Buang air besar dan buang air kecil tidak ada? 3 6
h. Apa makna klinis riwayat imunisasi dasar lengkap? 4 8
i. Apa makna klinis Tidak ditemukan anggota keluarga yang mengalami keluhan
yang sama? 5 9

3. Pemeriksaan fisik:

Status antropometri: berat badan 30 kg, tinggi badan 145 cm


Keadaan umum: kesadaran compos mentis, konjungtiva pucat, tidak terdapat sesak.
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 108 kali/menit (isi dan tegangan cukup), laju
pernapasan 28x/menit, temperature 39o C. tidak ditemukan tanda dehidrasi ataupun
gangguan sirkulasi. Tidak terdapat ruam kulit (eksantem). Pemeriksaan dinding dada
dalam batas normal. Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen ditemukan hepatosplenomegali. KGB tidak teraba membesar.
Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Pemeriksaan lain dalam batas normal.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik? 6 10
b. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan fisik? 8 11
c. Apakah sudah terjadi sepsis pada kasus? 9 12
d. Bagaimana gambaran hepatosplenomegali pada pasien malaria? 10 13

4. Pemeriksaan laboratorium:
Hb: 8,8 g%, hematocrit 27%, leukosit dan trombosit dalam batas normal. Gambaran
darah tepi menunjukkan gambaran hemolitik, tidak terdapat kelainan morfologi sel darah
putih dan trombosit. Urinalisis dalam batas normal. Pada pemeriksaan apusan darah tipis
(thin blood smear) ditemukan gambaran sebagai berikut:

a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium? 11 1


b. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan laboratorium? 12 2
c. Bagaimana cara pemeriksaan apusan darah tipis? 13 3
d. Bagaimana interpretasi gambaran apusan darah tipis? 1 4
e. Apa indikasi dilakukannya pemeriksaan apusan darah tipis? 2 5
f. Apa stadium dari gambaran apusan darah tipis? 3 6

IV. HIPOTESIS
Dina anak perempuan usia 10 tahun, mengalami demam tinggi hilang timbul setiap 2
hari, demam diawali dengan menggigil dan mereda setelah berkeringat banyak diduga
menderita malaria tertiana ec plasmodium vivax.

V. LEARNING ISSUE
1. Malaria
a. Diagnosis banding 12, 13 uit anggi
b. Algoritma penegakan diagnosis 11, 1 sara karbel
c. Diagnosis Kerja 5 6 nindya heasy
d. Definisi 10 2 zai galang
e. Klasifikasi 9 3 dewi mida
f. Etiologi 8 4
g. Epidemiologi (berapa persen angka kematian) 6 5
h. Faktor risiko 5 6
i. Manifestasi klinis 4 8 bila dara
j. Patofisiologi 3 9
k. Patogenesis 2 10
l. Tatalaksana (resep) 1 11
m. Pemeriksaan penunjang 13 12
n. Komplikasi 12 13
o. Pencegahan dan edukasi 11 1
p. Prognosis 10 2
q. SKDI 9 3

2. Plasmodium 8 4

Anda mungkin juga menyukai