Metode Pemodelan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 47

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dihindari karena setiap hari

semua orang akan menggunakannya untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Bahasa sangat penting untuk menyatukan seluruh manusia seperti halnya di

Indonesia yang memiliki wilayah yang berpulau-pulau dan dipisahkan lautan.

Bahasa Indonesia selain berfungsi sebagai bahasa pemersatu juga berfungsi

sebagai bahasa nasional yang harus kita jaga dan lestarikan. Salah satu upaya

dalam menjaga dan melestarikan bahasa adalah dengan menggunakannya dengan

baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Dalam bahasa Indonesia, ada empat macam keterampilan berbahasa yaitu

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

keterampilan menulis. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan urutan yang

teratur, yaitu mulai dari proses menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Menyimak dan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

reseptif. Pada kegiatan ini manusia menggunakan bahasa untuk memahami pesan.

Berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.

Pada kegiatan ini siswa mampu menghasilkan sesuatu, baik berupa ujaran maupun

tulisan.

Sebagai salah satu kegiatan berbahasa, menulis merupakan keterampilan

yang bersifat mekanistis. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya


2

melalui teori, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur

sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun baik. Keterampilan menulis

menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu

sendiri yang akan menjadi isi karangan. Keterampilan menulis biasanya dikaitkan

dengan pembelajaran mengarang. Latihan menulis dan mengarang dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dapat membiasakan siswa untuk menerapkan

pengetahuan kebahasaan, seperti kosakata, gaya bahasa, ejaan, kalirnat, dan

sebagainya.

Di dalam kegiatan menulis, seseorang dapat menyampaikan gagasan, ide,

konsep, dan keinginannya. Menulis juga dapat digunakan untuk merekam

peristiwa, melaporkan kejadian, meyakinkan, dan mempengaruhi (provokatif)

dalam bentuk tulisan. Dengan demikian kegiatan menulis dalam dunia pendidikan

merupakan keterampilan membuat laporan, ikhtisar, menyusun makalah, dan hal-

hal yang berkaitan dengan media yang dapat digunakan untuk menyampaikan

gagasan, fakta, dan pendapatnya dalam ragam tulisan.

Mengingat pentingnya pembelajaran menulis, maka tidak heran jika

menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa

dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Di

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), penulisan laporan perjalanan

merupakan keterampilan yang harus dilakukan oleh siswa SMP karena tercantum

dalam kurikulum. Di dalam menulis laporan perlu adanya keterampilan khusus,

yaitu ketelitian dan kecermatan. Menulis laporan secara teliti dan cermat biasanya

hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar telah terlatih dan telah
3

terbiasa. Oleh karena itu, di dalam menulis laporan perlu berlatih dengan rajin

agar lebih terampil. Siswa akan dapat menulis laporan dengan benar jika ia dapat

menguasai masalah yang dibebankan kepadanya.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, keterampilan menulis laporan

perjalanan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran

2010/2011 kurang memuaskan, yaitu mencapai nilai rata-rata kelas sebesar. Nilai

rata-rata tersebut berada dalam kategori kurang dan belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimun (KKM) sebesar 75. Persentase ketercapaian KKM sebelum

dilakukan tindakan sebesar 30% dalam satu kelas. Artinya, persentase siswa yang

telah mampu memenuhi KKM sebesar 75 sebanyak 12 orang siswa. Sedangkan

persentase ketidakcapaian KKM sebesar 70% artinya persentase siswa yang tidak

mencapai KKM sebesar 75 sebanyak 28 orang siswa.

Rendahnya persentase ketercapaian KKM pada siswa kelas VIII.1 SMP

Negeri 4 Dumai tahun pelajaran 2010/2011 disebabkan oleh :

1. Pendekatan pembelajaran yang monoton, kurang bervariasai, dan belum

mengaktifkan siswa untuk berlatih menulis.

2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa dalam menulis laporan

3. Terlihat dari hasil latihan yang diberikan oleh guru bahwa siswa belum

dapat menulis laporan perjalanan dengan baik, kejadian yang diceritakan

juga tidak lengkap dan tidak rinci, tidak berurutan dengan benar, setting

kejadian juga tidak diceritakan cara lengkap dan terinci.


4

4. Beberapa siswa merasa tidak percaya diri dengan tulisannya sehingga

siswa terlihat kebingungan untuk mengembangkan gagasan dalam

kegiatan menulis.

Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya suatu metode yang dapat

mengembangkan kemampuan menulis laporan perjalanan. Salah satu metode yang

dapat diterapkan dalam meningkatkan keterampilan menulis laporan perjalanan

adalah metode pemodelan. Metode pemodelan adalah metode yang dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa seseorang dapat belajar melalui pengamatan orang

lain. Ada dua alasan yang mendasari mengapa diterapkan metode pemodelan

dalam suatu pembelajaran. Alasan yang pertama adalah untuk mengubah perilaku

baru siswa melalui pengamatan model pembelajaran. Melalui pengamatan guru

(model) yang melakukan kegiatan misalnya demonstrasi atau eksperimen, maka

siswa dapat meniru perilaku (langkah-langkah) yang dimodelkan atau terampil

melakukan kegiatan seperti yang dimodelkan. Alasan yang kedua adalah untuk

mendorong perilaku siswa sehingga siswa tidak bersifat pasif lagi dalam

pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian. Adapun judul penelitian yang dilakukan peneliti adalah

“Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Perjalanan Melalui Metode

Pemodelan pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran

2010/2011”.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ”Apakah metode pemodelan

dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan perjalanan pada siswa kelas

VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran 2010/2011?”.

C. Cara Pemecahan Masalah

Salah alternatif pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan

metode pemodelan untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan perjalanan

siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran 2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan

menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun

pelajaran 2010/2011 melalui metode pemodelan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru

a. Untuk memperkaya khasanah metode dalam pembelajaran menulis.

b. Memberikan solusi pada kesulitan pelaksanaan pembelajaran menulis

laporan perjalanan.

c. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak

membosankan
6

2. Bagi siswa

a. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis pada umumnya dan

menulis laporan perjalanan pada khususnya.

b. Siswa tidak kesulitan lagi untuk mengembangkan laporan, menyusun isi

secara sistematis, dan penggunaan bahasa yang tepat.

c. Menanamkan pemahaman pada siswa bahwa menulis bukanlah suatu

pekerjaan yang membosankan tetapi justru menyenangkan.

3. Bagi sekolah

a. Memberikan kontribusi positif bagi sekolah dalam mengembangkan

metode pembelajaran

b. Memberikan pengalaman bagi sekolah berkaitan dengan kegiatan

penelitian
7

BAB II
KAJIAN TEORETIS

A. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan satu kegiatan yang menjadi bagian dari belajar.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk

bahasa tulisan untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau

menghibur. Hasil dari proses kreatif ini bisa disebut dengan istilah karangan atau

tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada

pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian berbeda.

Dalam kehidupan modem ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat

dibutuhkan. Menulis dipergunakan oleh seseorang untuk mencatat atau merekam,

meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain.

Maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang

yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas dan baik.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan

kosakata.

Menurut Sujanto (2006) menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa

yang dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan, baik tentang kaidah-kaidah

maupun laras-larasnya dan menulis juga merupakan suatu proses yang tidak

mungkin datang tanpa adanya suatu latihan. Sedangkan menurut Suparno dan
8

Yunus (2007), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Dari pendapat di atas maka dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan

menulis adalah suatu kecakapan dalam menyusun buah pikiran, ide, dan pendapat,

yang lahir dari perasaan seseorang seperti mengarang atau membuat karangan

yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang tentunya dengan memperhatikan

sistimatika seperti ejaan, paragrap, kalimat dan diksi. Menulis merupakan suatu

keterampilan yang tidak datang dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan

yang teratur.

2. Fungsi dan Tujuan Menulis


Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi

yang tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan orang yang diajak

berkomunikasi. Tulisan juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati

hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dan

membantu dalam menjelaskan pikiran (Tarigan, 2008). Sedangkan Sujanto (2006)

menjelaskan bahwa secara garis besar, tujuan menulis adalah : mengekspresikan

perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca, dan memberi hiburan.

B. Hakikat Menulis Laporan Perjalanan


1. Pengertian Laporan
Laporan adalah penyampaian informasi yang bersifat aktual tentang suatu

masalah secara perorangan atau kelompok, badan atau dinas tertentu, kepada

pihak tertentu. Kata "laporan" dalam bahasa Latinnya adalah reportare, yang
9

berarti membawa kembali dokumen tertulis yang disusun sebagai hasil prosedur

dari sesuatu dengan cara sistematis. Jadi, laporan adalah sesuatu yang dilaporkan.

Keraf (2004) mengatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi di

mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya Karena laporan yang dimaksud

sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat dikatakan pula bahwa laporan

merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai

sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang

diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.

Laporan secara umum bermakna uraian yang disampaikan atau dilaporkan

kepada pihak lain. Sementara itu, melaporkan bermakna memberitahukan sesuatu

(permasalahan) kepada pihak lain yang berkepentingan. Dalam arti khusus,

laporan dipakai untuk urusan kedinasan, yaitu dokumen yang berisi informasi

mengenai pelaksanaan tugas yang telah atau sedang dikerjakan oleh pejabat

pelaksana kepada pejabat lain yang berwenang menerima, mengoreksi, dan

memberi penilaian (Sutarni dan Sukardi, 2008). Dengan demikian, definisi

laporan adalah penyampaian suatu hasil kegiatan secara perorangan, kelompok,

atau dinas tertentu kepada pihak tertentu secara objektif sesuai kenyataan yang

sebenarnya. Dengan laporan penerima dapat mengetahui informasi yang

disampaikan oleh penulis mengenai informasi dari suatu masalah.

Dalam penulisan laporan terdapat sistematika penulisan laporan yaitu

meliputi tiga bagian yaitu pendahuluan, isi laporan dan penutup. Adapun langkah-

langkah penulisan laporan perjalanan yaitu (1) melakukan kegiatan observasi; (b)
10

menulis kerangka laporan; (3) menulis laporan lengkap; (4) menyunting penulisan

laporan.

Iskak dan Yustinah (2008) langkah-langkah yang dibutuhkan dalam

mebuat laporan meliputi menentukan topik atau masalah yang hendak dilaporkan;

menentukan tujuan pembuatan laporan; menentkan jenis laporan; mengumpulkan

bahan; membuat kerangka laporan dan mengembangkan kerangka menjadi laporan.

Sedangkan Irsa (2010) mengemukakan langkah-langkah menyusun laporan adalah

menentukan topik atau tema; menyusun kerangka laporan; mengumpulkan data;

mengembangkan kerangka laporan dan menentukan judul.

2. Jenis-jenis Laporan

Laporan merupakan suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi

bentuknya. Variasinya mulai dari suatu bentuk laporan yang sederhana berbentuk

angka-angka sebagai suatu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan,

sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa jilid buku yang masing-masing

terdiri dari ratusan halaman. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang

tandar, ada yang berbentuk surat, ada pula yang berbentuk buku. Hasnun (2006)

mengungkapkan jenis laporan terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan (a)

penyampaian, (b) waktu, dan (c) isi.

a) Penyampaian

Menurut cara penyampaiannya, laporan dibedakan menjadi dua, yaitu laporan

yang disampaikan secara lisan dan laporan yang disampaikan secara tertulis.
11

b) Waktu

Menurut waktunya, Hasnun (2006) membagi laporan menjadi laporan harian,

laporan mingguan, laporan bulanan, laporan tahunan, dan laporan lima

tahunan. Laporan harian merupakan laporan hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan selama hari itu. Hal-hal yang dilaporkan bukan saja prestasi yang

dicapai, melainkan juga hambatan yang dialami. Sama halnya dengan laporan

harian, maka laporan mingguan, bulanan, dan tahunan melaporkan hasil

kegiatan selama seminggu, sebulan, dan satu tahun yang berisi prestasi dan

hasil yang ingin dicapai, termasuk hambatan yang dialami.

c) lsi

Menurut isinya, laporan dibedakan menjadi laporan kegiatan, laporan keadaan,

laporan kejadian atau peristiwa, laporan hasil perjalanan, laporan hasil rapat,

laporan hasil seminar, dan laporan penelitian. Sutarni dan Sukardi (2008)

mengatakan jenis laporan terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan media yang

digunakan, waktu pelaksanaan, dan luas lingkupnya.

3. Hakikat Laporan Perjalanan


Laporan perjalanan adalah laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam

melakukan perjalanan ke suatu tempat yang dikunjungi, laporan perjalanan dapat

berisi persiapan sebelum perjalanan dilakukan, kegiatan selama perjalanan

berlangsung serta tujuan yang didapat setelah perjalanan berlangsung. Menurut

Juhara (dalam Wardani 2008) menyebutkan bahwa laporan perjalanan merupakan

salah satu bentuk laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakukan

perjalanan ke suatu tempat yang dikunjunginya.


12

Laporan perjalanan meliputi tahapan-tahapan yaitu: 1) pengenalan atau

pengantar; 2) peristiwa yang diceritakan (runtutan), selain itu juga harus

memperhatikan orang-orang yang terlibat, temporal yang muncul, keterangan

waktu, kata kerja, kata benda, penyebutan nama tempat. Dalam penelitian ini

laporan perjalanan berbentuk narasi (Purwaningsih, 2006). Dalam laporan

perjalanan berisi tentang; 1) apa yang dilaporkan, 2) siapa yang membuat laporan,

3) kapan laporan itu dibuat, 4) dimana hal yang dilaporkan itu terjadi, 5)

bagaimana bentuk laporan itu. Dalam hal ini laporan perjalanan tidak lepas dari

5W + 1 H.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan perjalanan berupa suatu

dokumen tertulis yang berbentuk narasi yang menyampaikan informasi mengenai

sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, atau tentang perjalanan yang

dialami seseorang. Laporan perjalanan berisi jawaban dari 5W dan 1H yaitu apa,

siapa, kapan, si mana, mengapa dan bagaimana.

C. Metode Pemodelan

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang

dikembangkan oleh Albert Bandura dan teori ini merupakan pengembangkan atau

perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional. Melalui pembelajaran sosial

seseorang dapat belajar melalui pengamatan (observation learning) terhadap suatu

model. Pemodelan dapat berupa demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep

atau aktivitas belajar (Nurhadi 2003). Menurut Sanjaya (2008:267) “asas

modelling adalah suatu proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu

sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa”. Melalui pemodelan ini maka
13

siswa dapat terhidar dari adanya pembelajaran yang teoritis dan abstrak yang

memungkinkan terjadinya verbalisme dalam proses pembelajaran.

Sedangkan Trianto (2009) mengemukakan bahwa, metode pemodelan

merupakan metode yang dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa seseorang

dapat belajar melalui pengamatan orang lain. Ada dua alasan yang mendasari

mengapa diterapkan metode pemodelan dalam suatu pembelajaran.Alasan yang

pertama adalah untuk mengubah perilaku baru siswa melalui pengamatan model

pembelajaran yang dilatihkan adalah perlu. Dengan melalui pengamatan, guru

(model) yang melakukan kegiatan misalnya demonstrasi atau eksperimen, maka

siswa dapat meniru perilaku (langkah-langkah) yang dimodelkan atau terampil

melakukan kegiatan seperti yang dimodelkan. Alasan yang kedua adalah untuk

mendorong perilaku siswa tentang apa yang dipelajari, memperkuat dan

memperlemah hambatan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemodelan

Dalam metode pemodelan terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

dan kekurangan metode pemodelan menurut Bandura (dalam Trianto 2008)

adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan

(a) Metode ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan

praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas

kelenturan daya tahan dan sebagainya.

(b) Metode ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih

membutuhkan peran orang tua.


14

2. Kekurangan

(a) Adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam

mendalami sesuatu yang ditiru, sehingga memerlukan waktu yang cukup

lama.

(b) Terkadang terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan

ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif, termasuk perlakuan yang

tidak diterima dalam masyarakat

E. Langkah-langkah Metode Pemodelan

Metode pemodelan memiliki lima fase yang sangat penting menurut

Amri dan Ahmadi (2010) “yaitu guru mengawali pengajaran dengan penjelasan

tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk

menerima penjelasan guru, selanjutnya diikuti dengan presentasi materi ajar yang

akan diajarkan dan memberikan contoh pemodelan tentang keterampilan tertentu,

kemudian memberikan pelatihan kepada siswa dan pemberian umpan balik

terhadap keberhasilan yang dicapai”.

Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong

siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi

yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa kegiatan

pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan

yang telah dimiliki siswa, mendiskusikan atau menginformasikan tujuan

pelajaran, memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan

dilakukan, menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan


15

yang akan dilakukan selama pembelajaran dan menginformasikan kerangka

pelajaran.

Pada fase presentasi guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa

konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa penyajian

materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam

waktu relatif pendek, pemberian contoh-contoh konsep, pemodelan atau peragaan

keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja

terhadap tugas dan menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. Latihan terstruktur, pada

fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang

penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan

memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon

siswa yang salah. Latihan terbimbing, pada fase ini guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini

baik juga digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan siswa untuk melakukan

tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan

jika diperlukan.Latihan mandiri, pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan

secara mandiri. Fase pada latihan mendiri ini dapat dilalui siswa jika telah

menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

Sementara menurut Bandura (dalam Trianto, 2007), ada empat fase belajar

dari pemodelan, yaitu (1) fase atensi, pada umumnya seseorang memberikan

perhatian pada model-model yang menarik, populer, atau yang dikagumi,

sehingga siswa termotivasi untuk mempelajarinya; (2) fase retensi, pengkodean

adalah proses pengubahan pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Untuk
16

memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat menyediakan waktu

pelatihan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru secara ber-

giliran baik secara fisik maupun mental; (3) fase reproduksi, dalam fase ini kode-

kode dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku

yang baru diamati. Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah

komponen-komponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh pengamat (pembe-

lajar). Pada fase ini juga si model hendaknya memberikan umpan balik terhadap

aspek-aspek yang sudah benar ataupun pada hal-hal yang masih salah dalam

penampilan; (4) fase motivasi, si pengamat akan termotivasi untuk meniru model,

sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan mem-

peroleh penguatan. Aplikasi fase ini sering berupa pujian atau pemberian nilai.

Dalam penelitian ini, keempat fase diatas diimplementasikan dalam kegiatan

mengamati model, mengamati objek, menulis kerangka laporan, menulis laporan

perjalanan, dan berdiskusi.

F. Hipotesis Penelitian
Dari uraian yang dikemukakan di atas maka, hipotesis dalam penelitian

ini adalah “Dengan diterapkannya metode pemodelan diharapkan keterampilan

menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai Tahun

Pelajaran 2010/2011 meningkat”.


17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai Tahun

Pelajaran 2010/2011 sedangkan waktu penelitian dilakukan pada semester I (satu)

pada bulan Juli tahun pelajaran 2010/2011.

B. Waktu Penelitian

Adapun jadwal penelitian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia

dengan materi menulis laporan perjalanan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Siklus Hari /Tanggal Waktu Mata Pelajaran Kelas

Senin,19 Juli 2010 07.30 – 08.50


I Bahasa Indonesia VIII
Rabu, 21 Juli 2010 08.10 – 09.30

Senin,26 Juli 2010 08.10 – 09.30


II Bahasa Indonesia VIII
Rabu, 28 Juli 2010 07.30 – 08.50

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun

pelajaran 2010/2011 sebanyak 40 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki-laki

dan 27 orang siswa perempuan.


18

D. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas

dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran. PTK

dipilih karena pembelajaran ini berkonteks kelas dan dilaksanakan oleh guru

untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran. PTK merupakan salah satu

alternatif yang dapat menawarkan pemecahan masalah.

Menurut Budiharso (2004) “penelitian tindakan kelas ialah penelitian yang

dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan latar kelas”. Syamsudin dan

Damaianti (2006) mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah bentuk

penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif. Sementara Arikunto

(2007) juga menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Peneliti lebih memilih penelitian karena keterampilan menulis khususnya

menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai perlu

ditingkatkan. Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu melibatkan guru sebagai

peneliti dan rekan peneliti sebagai observer. Acuan yang dijadikan pedoman

penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart

yang mencakup perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Gambar model penelitian tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut :


19

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2009)

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian. Untuk mendapat data yang akurat diperlukan instrumen

yang baik, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang umum dipakai dalam

penelitian tindakan kelas untuk mengumpulkan data.

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan alat evaluasi yang diberikan dalam bentuk

ulangan harian pada setiap akhir siklus.


20

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah alat evaluasi yang dipergunakan pada setiap kali pertemuan. LKS

kelompok diberikan ketika proses pembelajaran berlangsung

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mencatat perilaku siswa dan guru dalam mengikuti

suatu proses pembelajaran. Agar observasi dapat berhasil maka diperlukan alat

atau instrumen observasi. Instrumen observasi pada PTK merupakan pedoman

bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati. Dalam hal ini,

observer menggunakan check list sebagai instrument observasi. Check list atau

daftar cek adalah pedoman observasi yang beisikan daftar dari semua aspek

yang akan diobservasi sehingga observer tinggal memberi tanda ceklist (√)

tentang aspek yang diobservasi.

2. Tes keterampilan menulis laporan perjalanan

Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa

dalam aspek keterampilan menulis laporan perjalanan. Jenis yang dilakukan

dalam PTK ini adalah tes menulis laporan perjalanan

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menulusuri data historis. Adapun metode dokumentasi yang digunakan adalah

berupa foto-foto kegiatan pada saat pembelajaran.


21

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan langkah penting dalam PTK. Menganalisis

data adalah suartu proses mengolah data dengan tujuan untuk mendudukkan

berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti

yang jelas sesuai tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif meliputi data aktivitas siswa dan

guru serta hasil belajar.

1. Data aktivitas siswa dan guru

Berupa data observasi selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Data

pelaksanaan pembelajaran dapat diambil aktivitas dengan menggunakan

lembar observasi yang berbentuk check list selama mengikuti pembelajaran

Bahasa Indonesia. Setelah observasi kepada siswa dan guru selesai maka

dianalisis dengan menggunakan rumus :

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Nilai = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

Dengan kriteria penyajian aktivitas adalah :

81% - 100% = sangat baik

61% - 80% = baik

41% - 60% = cukup

21% - 40% = kurang

0% - 20% = kurang sekali

Sumber : Arikunto (2009)


22

Skala skor yang digunakan untuk observasi aktivitas siswa dan guru adalah 1 –

4 dengan keterangan 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik dan 4 = sangat baik.

2. Data hasil belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan keterampilan siswa dalam

menulis laporan perjalanan. Siswa dinyatakan tuntas jika memperoleh nilai 75

sesuai dengan KKM yang ditentukan. Untuk mengukur ketuntasan belajar

digunakan rumus :

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Nilai = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

Setelah diperoleh nilai hasil belajar siswa kemudian dihitung ketuntasan belajar

secara klasikal. Indikator ketuntasan belajar secara klasikal apabila 75% siswa

dari jumlah siswa secara keseluruhan dinyatakan tuntas belajar. Ketuntasan

secara klasikal dihitung dengan menggunakan rumus :

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Pencapaian klasikal = ∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100%

Tes yang diberikan dilakukan setelah akhir siklus berupa tes tertulis yaitu

menulis laporan perjalanan. Aspek penilaian pembelajaran menulis laporan

perjalanan melalui metode pemodelan meliputi : 1) karakteristik judul; 2)

kesesuaian isi laporan dengan objek pengamatan; 3) kerangka laporan; 4)

keruntutan pemaparan; 5) ketepatan ejaan; 6) ketepatan diksi; 7) penggunaan

kalimat; 8) kerapian tulisan. Adapun aspek penilaian tes tersebut dapat dilihat

pada rubrik penilaian berikut :


23

Tabel 2. Penilaian Keterampilan Menulis Laporan Perjalanan


No: Aspek penilaian Bobot Skor Nilai
1. Karakteristik judul 2 4 8
2. Kesesuaian isi laporan 4 4 16
3. Penyusunan kerangka laporan 4 4 16
4. Keruntutan pemaparan 4 4 16
5. Ketepatan ejaan 2 4 8
6. Ketepatan diksi 3 4 12
7. Penggunaan kalimat efektif 3 4 12
8. Kerapian tulisan 3 4 12
Jumlah 25 100

Guru dapat menilai keterampilan menulis laporan perjalanan siswa

menggunakan penilaian di atas. Setelah guru mendapat gambaran tentang nilai

siswa, guru dapat mengelompokkan siswa dalam kategori sangat baik, baik,

cukup dan kurang. Kategori dan rentang nilai tersebut secara lebih jelas dapat

dilihat pada tabel penilaian berikut :

Tabel 3. Kategori Penilaian


No: Kategori Interval
1. Sangat baik 85 – 100
2. Baik 70 – 84
3. Cukup 60 – 69
4. Kurang 0 – 59

H. Indikator Keberhasilan

Metode pemodelan dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis

laporan perjalanan siswa kelas VIII. 1 SMP Negeri 4 Dumai dengan indikator

sebagai berikut :

1. Dengan KKM 75 pada siklus I target ketuntasan siswa dalam pembelajaran

menulis laporan perjalanan diharapkan dapat mencapai 60%

2. Dengan KKM 75 pada siklus I target ketuntasan siswa dalam pembelajaran

menulis laporan perjalanan diharapkan dapat mencapai 75%


24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai pada

semester I tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang.

Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari siklus I dan siklus II. Hasil

penelitian siklus I dan siklus II berupa proses pembelajaran menulis laporan

perjalanan selama menggunakan metode pemodelan, keterampilan siswa dalam

menulis laporan perjalanan setelah pembelajaran menulis laporan pengamatan

dengan menggunakan metode pemodelan, dan perubahan perilaku siswa setelah

pembelajaran menulis laporan perjalanan menggunakan metode pemodelan. Hasil

nontes berupa hasil observasi, dan dokumentasi foto.

Penelitian menulis laporan perjalanan melalui metode pemodelan terdiri

atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus, pelaksanaan tindakan

dilakukan dalam dua kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri atas dua jam

pelajaran yang setiap jamnya adalah 40 menit. Mengacu pada prosedur penelitian

tindakan kelas, tiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi.

Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata kelas pada kompetensi dasar

menulis laporan perjalanan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai adalah
25

68,75 yang berada dalam kategori cukup. Persentase ketercapaian KKM sebelum

dilakukan tindakan sebesar 30% dalam satu kelas. Artinya, jumlah siswa yang

telah mampu memenuhi KKM sebesar 75 yaitu 12 siswa dan 70% persentase

ketidakcapaian KKM atau dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Rendahnya

persentase ketercapaian KKM pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman siswa dalam menulis,

khususnya menulis laporan perjalanan.

1. Hasil Penelitian Siklus I

Kegiatan siklus I merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data yang

diperoleh dari hasil observasi. Hasil tes menulis laporan perjalanan sebelum

tindakan merupakan data awal yang akan dibandingkan dengan hasil siklus I.

Siklus I menguraikan proses pembelajaran menggunakan metode pemodelan,

keterampilan menulis laporan perjalanan menggunakan metode pemodelan, dan

perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis laporan perjalanan

menggunakan metode pemodelan dengan uraian sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I ini guru selaku peneliti mempersiapkan

berbagai peralatan, bahan, dan sarana yang diperlukan di antaranya adalah:

1) Menetapkan materi yang akan dipelajari.

2) Merencanakan proses pelaksanaan metode pemodelan pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi menulis laporan perjalanan

3) Menyusun silabus (lampiran 1) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus

I (lampiran 2)
26

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru (lampiran 4 dan 5)

5) Membuat lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 8 dan 9)

6) Membuat soal ulangan untuk siklus I (lampiran 12)

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode pemodelan pada

siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 19

Juli 2010 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 atau mulai pukul 07.30 sampai dengan

08.50 WIB. Pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2010 pada jam

pelajaran ke 2 dan 3 atau mulai pukul 08.10 sampai dengan 09.30 WIB. Setiap

pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 40 menit.

1) Pertemuan 1 (Senin, 09 Juli 2010)

Kegiatan awal atau pendahuluan pada pertemuan pertama siklus I

dilakukan dengan:1) mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar; 2) Guru

membuka pelajaran dengan memberi salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa.

Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru

mengadakan apersepsi tentang materi sebelumnya; 3) guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran metode pemodelan

kepada siswa; 4) guru dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat

pembelajaran pada hari itu; 5) guru menyampaikan pokok-pokok materi

pembelajaran.

Kegiatan inti pada pertemuan pertama siklus I dilakukan dengan

beberapa tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan.

Pada kegiatan ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya: 1)


27

siswa mendapat arahan dari guru untuk memperhatikan model sebelum

melaksanakan metode pemodelan; 2) Guru sebagai model menyampaikan materi

pokok serta menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun

kerangka laporan perjalanan; 3) Guru memberi contoh membuat kerangka laporan

perjalanan; 4) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi

yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku tulis

mereka; 5) Guru memberikan klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan

mengenai pertanyaan tadi; 6) Guru meminta siswa menyusun kerangka laporan

perjalanan dengan berpedoman pada model (guru) yang menyajikan materi.

Kegiatan akhir dilakukan dengan mendiskusikan kerangka laporan yang dibuat

dan guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

2) Pertemuan 2 (Rabu, 21 Juli 2010)

Kegiatan awal atau pendahuluan pada pertemuan kedua siklus I sama

dengan pertemuan pertama yaitu dengan melakukan :1) mengkondisikan siswa

agar siap untuk belajar; 2) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam

dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan

ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru mengadakan apersepsi tentang materi

sebelumnya; 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

kembali langkah-langkah pembelajaran metode pemodelan kepada siswa; 4) guru

dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu;

5) guru menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran.

Kegiatan inti pada pertemuan kedua siklus I dilakukan dengan beberapa

tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan. Pada
28

kegiatan ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya: 1) siswa

mendapat arahan dari guru untuk memperhatikan model sebelum melaksanakan

metode pemodelan; 2) Guru sebagai model menyampaikan materi pokok serta

menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan

kerangka laporan perjalanan; 3) Guru memberi contoh mengembangkan kerangka

laporan perjalanan; 4) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku

tulis mereka; 5) Guru memberikan klarifikasi jawaban atau menambahkan

penjelasan mengenai pertanyaan tadi; 6) Guru meminta siswa mengembangkan

kerangka laporan perjalanan dengan berpedoman pada model (guru) yang

menyajikan materi. Kegiatan akhir dilakukan dengan mendiskusikan laporan

perjalanan yang dibuat dan guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010 dengan

memberikan ulangan harian I berupa tes keterampilan menulis laporan perjalanan

dengan waktu yang diberikan adalah selama dua jam pelajaran 2 x 40 menit.

c. Observasi

Observer mengamati keaktifan siswa dan aktivitas guru pada proses

pelaksanaan metode pemodelan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

pokok menulis laporan perjalanan. Berdasarkan hasil observasi siklus I yang

dilakukan observer pada pembelajaran menulis laporan perjalanan terlihat bahwa

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis laporan perjalanan


29

menggunakan metode pemodelan masih kurang. Sikap dari sebagian siswa masih

menunjukkan perilaku yang negatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa

siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan masih adanya siswa yang

tidak bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari segi guru terlihat bahwa

guru masih belum maksimal dalam pengelolaan kelas. Guru juga belum optimal

dalam membimbing siswa selama pembelajaran. Sehingga masih banyak siswa

yang masih ragu dan kesulitan dalam menulis kerangka laporan perjalanan.

Kalimat siswa yang digunakan dalam laporan perjalanan juga banyak yang tidak

menggunakan kalimat efektif.

d. Refleksi

Dari hasil observasi yang dilakukan, guru merefleksi pembelajaran pada

siklus I. Kondisi yang ada pada siklus I merupakan permasalahan yang harus

dicari solusinya. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan perbaikan

pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan

peneliti adalah :

1) Guru lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran menggunakan metode

pemodelan

2) Guru lebih maksimal dalam pengelolaan kelas

3) Guru lebih maksimal dalam membimbing siswa khususnya dalam

memberikan contoh guru sebagai model memberikan penjelasan yang

lebih rinci sehingga siswa benar-benar paham terhadap pembelajaran dan

tidak merasa kesulitan dalam membuat laporan perjalanan.


30

4) Guru lebih maksimal dalam memberikan contoh-contoh kalimat efektif

yang digunakan dalam menyusun laporan perjalanan.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Kegiatan siklus II merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data yang

belum memuaskan pada siklus I. Hasil tes menulis laporan perjalanan siklus I

merupakan data awal setelah diberlakukannya tindakan pembelajaran dengan

metode pemodelan. Siklus II menguraikan proses pembelajaran menggunakan

metode pemodelan, keterampilan menulis laporan perjalanan menggunakan

metode pemodelan, dan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis

laporan perjalanan menggunakan metode pemodelan dengan uraian sebagai

berikut :

b. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II ini guru selaku peneliti mempersiapkan

berbagai peralatan, bahan, dan sarana yang diperlukan di antaranya adalah:

1) Menetapkan materi yang akan dipelajari.

2) Merencanakan proses pelaksanaan metode pemodelan pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi menulis laporan perjalanan

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II (lampiran 3)

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru (lampiran 6 dan 7)

5) Membuat lembar observasi aktivitas siswa (lampiran 10 dan 11)

6) Membuat soal ulangan untuk siklus II (lampiran 13)


31

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode pemodelan pada

siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 26

Juli 2010 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 atau mulai pukul 07.30 sampai dengan

08.50 WIB. Pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2010 pada jam

pelajaran ke 2 dan 3 atau mulai pukul 08.10 sampai dengan 09.30 WIB. Setiap

pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 40 menit.

1) Pertemuan 1 (Senin, 26 Juli 2010)

Kegiatan awal atau pendahuluan pada pertemuan pertama siklus II

dilakukan dengan:1) mengkondisikan siswa agar siap untuk belajar; 2) Guru

membuka pelajaran dengan memberi salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa.

Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru

mengadakan apersepsi dengan mengulang kembali materi pembelajaran pada

siklus I; 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan kembali

langkah-langkah pembelajaran metode pemodelan kepada siswa; 4) guru dan

siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu; 5)

guru menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran.

Kegiatan inti pada pertemuan pertama siklus II dilakukan dengan

beberapa tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan.

Pada kegiatan ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya: 1)

siswa mendapat arahan dari guru untuk memperhatikan model sebelum

melaksanakan metode pemodelan; 2) Guru sebagai model menyampaikan materi

pokok serta menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun


32

kerangka laporan perjalanan; 3) Guru memberi contoh membuat kerangka laporan

perjalanan; 4) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi

yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku tulis

mereka; 5) Guru memberikan klarifikasi jawaban atau menambahkan penjelasan

mengenai pertanyaan tadi; 6) Guru meminta siswa menyusun kerangka laporan

perjalanan dengan berpedoman pada model (guru) yang menyajikan materi.

Kegiatan akhir dilakukan dengan mendiskusikan kerangka laporan yang dibuat

dan guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

2) Pertemuan 2 (Rabu, 28 Juli 2010)

Kegiatan awal atau pendahuluan pada pertemuan kedua siklus II sama

dengan pertemuan pertama yaitu dengan melakukan :1) mengkondisikan siswa

agar siap untuk belajar; 2) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam

dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan

ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru mengadakan apersepsi tentang materi

sebelumnya; 3) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

kembali langkah-langkah pembelajaran metode pemodelan kepada siswa; 4) guru

dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu;

5) guru menyampaikan pokok-pokok materi pembelajaran.

Kegiatan inti pada pertemuan kedua siklus II dilakukan dengan beberapa

tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan. Pada

kegiatan ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya: 1) siswa

mendapat arahan dari guru untuk memperhatikan model sebelum melaksanakan

metode pemodelan; 2) Guru sebagai model menyampaikan materi pokok serta


33

menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan

kerangka laporan perjalanan; 3) Guru memberi contoh mengembangkan kerangka

laporan perjalanan; 4) Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan

materi yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku

tulis mereka; 5) Guru memberikan klarifikasi jawaban atau menambahkan

penjelasan mengenai pertanyaan tadi; 6) Guru meminta siswa mengembangkan

kerangka laporan perjalanan dengan berpedoman pada model (guru) yang

menyajikan materi. Kegiatan akhir dilakukan dengan mendiskusikan laporan

perjalanan yang dibuat dan guru bersama siswa menyimpulkan materi

pembelajaran

3) Pertemuan 3

Pada pertemuan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 31 Juli 2010 dengan

memberikan ulangan harian I berupa tes keterampilan menulis laporan perjalanan

dengan waktu yang diberikan adalah selama dua jam pelajaran 2 x 40 menit.

c. Observasi

Dari hasil observasi yang dilakukan observer, pada pembelajaran siklus

II sudah ada perubahan tingkah laku siswa. Siswa tampak siap dan semangat

mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Selain itu,

siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam menyusun

kerangka laporan perjalanan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami

materi menulis laporan perjalanan sehingga berdampak pada hasil tes menulis

laporan perjalanan yang semakin meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan


34

bahwa perilaku siswa dalam pembelajaran menggunakan metode pemodelan

menunjukkan perubahan yang mengarah pada perilaku positif.

d. Refleksi

Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II, setelah direfleksi maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukkan

perubahan ke arah yang positif dan hasil yang diharapkan sudah sesuai dengan

indikator keberhasilan yang ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang dilakukan pada siklus II tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil pratindakan, hasil

tindakan siklus I dan hasil tindakan siklus II. Pembahasan hasil penelitian meliputi

hasil tes dan non tes. Pembahasan hasil tes mengacu pada perolehan skor yang

dicapai siswa dalam tes keterampilan menulis laporan perjalanan dengan topik

yang berbeda pada setiap siklus. Aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan

menulis laporan perjalanan meliputi delapan aspek yaitu : 1) karakteristik judul;

2) kesesuaian isi laporan dengan objek pengamatan; 3) kerangka laporan; 4)

keruntutan pemaparan; 5) ketepatan ejaan; 6) ketepatan diksi; 7) penggunaan

kalimat; 8) kerapian tulisan. Sedangkan hasil non tes mengacu pada lembar

observasi aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran menggunakan metode

pemodelan.
35

1. Aktivitas Guru

Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh observer, maka hasil

aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama Siklus I


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Guru menyampaikan indikator dan
√ 1
1 kompetensi yang diharapkan

Guru menyampaikan langkah-langkah √ 2


2 metode pemodelan dalam pembelajaran
Guru sebagai model menjelaskan
√ 2
3 mengenai materi pembelajaran
Guru meminta siswa memperhatikan
model (guru) dalam menjelaskan materi √ 1
4 pembelajaran
Guru menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menulis laporan √ 2
5 perjalanan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
√ 2
6 pembelajaran

√ 2
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 12
Persentase 43%
Kategori Cukup
Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan lampiran 4, maka dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru pada

pertemuan pertama siklus I. Dari 7 aspek yang dinilai terdapat dua aspek yang

memperoleh skor 1 dan lima aspek yang memperoleh skor 2 sehingga total skor

yang diperoleh adalah 12 (43%) dengan kategori cukup. Pada pertemuan terlihat

bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan, karena terlihat guru

masih belum bisa mengelola kelas dengan baik. Guru juga masih belum maksimal
36

dalam menyampaikan langkah-langkah metode pemodelan kepada siswa. Guru

juga masih belum maksimal dalam membimbing siswa selama menyusun

kerangka laporan perjalanan.

Tabel 5. Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Siklus I


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Guru menyampaikan indikator dan
√ 2
1 kompetensi yang diharapkan

Guru menyampaikan langkah-langkah √ 3


2 metode pemodelan dalam pembelajaran
Guru sebagai model menjelaskan
√ 3
3 mengenai materi pembelajaran
Guru meminta siswa memperhatikan
model (guru) dalam menjelaskan materi √ 3
4 pembelajaran
Guru menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menulis laporan √ 2
5 perjalanan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
√ 2
6 pembelajaran

√ 2
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 17
Persentase 61%
Kategori Baik
Sumber : Lampiran 5

Lampiran 5 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 7 aspek aktivitas guru yang

diamati terdapat tiga aspek siswa yang memperoleh nilai 2 dan empat aspek yang

memperoleh nilai 3 sehingga total skor yang diperoleh adalah 17 (61%)

berkategori baik. Pada pertemuan ini terlihat bahwa guru sudah berusaha

semaksimal mungkin dalam mengelola kelas.


37

Guru juga sudah berusaha untuk maksimal dalam membimbing siswa

selama penyusunan kerangka laporan perjalanan. Dalam penyampaian materi

pembelajaran mengenai langkah-langkah penyusunan kerangka laporan perjalanan

sudah terlihat baik jika dibandingkan dengan pertemuan pertama.

Tabel 6. Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama Siklus II


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Guru menyampaikan indikator dan
√ 3
1 kompetensi yang diharapkan

Guru menyampaikan langkah-langkah √ 4


2 metode pemodelan dalam pembelajaran
Guru sebagai model menjelaskan
√ 3
3 mengenai materi pembelajaran
Guru meminta siswa memperhatikan
model (guru) dalam menjelaskan materi √ 3
4 pembelajaran
Guru menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menulis laporan √ 3
5 perjalanan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
√ 3
6 pembelajaran

√ 3
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 22
Persentase 79%
Kategori Baik

Sumber : Lampiran 6

Dari hasil analisis yang diperoleh dari lampiran 6 terlihat ada perbedaan

aktivitas guru antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II pertemuan kedua ini

terlihat bahwa enam aspek yang dinilai memperoleh nilai 3 sedangkan 1 aspek

memperoleh nilai 4. Hal ini membuktikan bahwa, guru sudah menggunakan

metode pemodelan dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan dengan baik.


38

Guru juga sudah terlihat baik dalam menyampaikan materi pembelajaran

meskipun masih ada beberapa siswa siswa yang masih kesulitan dalam menyusun

kerangka laporan perjalanan.

Tabel 7. Aktivitas Guru pada Pertemuan Kedua Siklus II


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Guru menyampaikan indikator dan
√ 4
1 kompetensi yang diharapkan

Guru menyampaikan langkah-langkah √ 4


2 metode pemodelan dalam pembelajaran
Guru sebagai model menjelaskan
√ 4
3 mengenai materi pembelajaran
Guru meminta siswa memperhatikan
model (guru) dalam menjelaskan materi √ 4
4 pembelajaran
Guru menyampaikan materi mengenai
langkah-langkah menulis laporan √ 3
5 perjalanan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
√ 3
6 pembelajaran

√ 4
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 26
Persentase 93%
Kategori Sangat Baik

Sumber : Lampiran 7

Dari hasil lampiran 7 yang diperoleh terlihat peningkatan yang signifikan

terhadap aktivitas yang dilakukan guru. Dari tujuh aspek yang diamati hanya dua

aspek yang memperoleh nilai 3 dan lima aspek memperoleh nilai 4. Ha ini

membuktikan bahwa guru sudah maksimal dalam penggunaaan metode

pemodelan dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan.


39

2. Aktivitas Siswa

Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh observer, maka hasil

aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus I


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Siswa memperhatikan indikator dan
√ 2
1 kompetensi yang diharapkan
Siswa memperhatikan aturan langkah-
langkah metode pemodelan dalam √ 2
2 pembelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ 2
3 mengenai materi pembelajaran

Siswa memperhatikan model (guru) dalam √ 2


4 menjelaskan materi pembelajaran
Siswa memperhatikan penyampaian
materi mengenai langkah-langkah menulis √ 2
5 laporan perjalanan

√ 2
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 2
7 diberikan
Jumlah 14
Persentase 50%
Kategori Cukup
Sumber : Lampiran 8

Pada aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I terlihat bahwa dari tujuh

aspek yang diamati semua aktivitas bernilai 2 sehingga total skora yang diperoleh

adalah 14 (50%) berkategori cukup. Pada pertemuan ini, perilaku siswa masih

menunjukkan sikap yang negatif ditandai dengan masih ada beberapa siswa yang

mengobrol saat pembelajaran.


40

Siswa juga masih banyak terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru

sehingga pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran kurang akibatnya siswa

kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru yaitu menyusun

kerangka laporan perjalanan.

.Tabel 9. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Kedua Siklus I


Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Siswa memperhatikan indikator dan
√ 3
1 kompetensi yang diharapkan
Siswa memperhatikan aturan langkah-
langkah metode pemodelan dalam √ 3
2 pembelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ 3
3 mengenai materi pembelajaran

Siswa memperhatikan model (guru) dalam √ 3


4 menjelaskan materi pembelajaran
Siswa memperhatikan penyampaian
materi mengenai langkah-langkah menulis √ 3
5 laporan perjalanan

√ 3
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 3
7 diberikan
Jumlah 21
Persentase 75%
Kategori Baik
Sumber : Lampiran 9

Lampiran 9 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas siswa yang diamati

memperoleh skor 2 dengan total skor adalah 21 (75%) dengan kategori Baik. Hal

ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran

mengembangkan kerangka laporan perjalanan dengan menggunakan metode

pemodelan.
41

Siswa juga terlihat sudah berusaha aktif dalam pembelajaran. Siswa juga

terlihat termotivasi dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa juga sudah

terlihat tidak banyak lagi yang tidak memperhatikan penjelasan guru.

Tabel 10. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama dan kedua Siklus II

Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Siswa memperhatikan indikator dan
√ 4
1 kompetensi yang diharapkan
Siswa memperhatikan aturan langkah-
langkah metode pemodelan dalam √ 4
2 pembelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ 4
3 mengenai materi pembelajaran

Siswa memperhatikan model (guru) dalam √ 4


4 menjelaskan materi pembelajaran
Siswa memperhatikan penyampaian
materi mengenai langkah-langkah menulis √ 4
5 laporan perjalanan

√ 4
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 4
7 diberikan
Jumlah 28
Persentase 100%
Kategori Sangat Baik

Sumber : Lampiran 10 dan 11

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus II, terlihat bahwa pembelajaran

yang dilakukan siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini

ditandai dengan skor aktivitas yang diperoleh siswa pada kedua pertemuan adalah

28 (100%) dengan kategori sangat baik. Ini berarti bahwa pembelajaran yang
42

dilakukan siswa sudah aktif dan sesuai dengan harapan. Siswa juga sudah terlihat

tidak ada lagi yang mengobrol saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

3. Hasil Belajar Keterampilan Menulis Laporan Perjalanan.

Berdasarkan hasil tes yang diberikan peneliti pada setiap akhir siklus yaitu

berupa tes keterampilan menulis laporan perjalanan diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 11. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II

Jumlah siswa yang


No: Kegiatan Persentase
memperoleh nilai ≥ 75
1. Sebelum Tindakan 12 orang 30%
2. Ulangan Harian I 30 orang 84,025%
3. Ulangan Harian II 37 orang 93%
Sumber : Olahan Peneliti

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai dalam pembelajaran menulis laporan

perjalanan meningkat. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dengan

mencapai KKM 75. Pada sebelum tindakan jumlah siswa yang tuntas hanya

berjumlah 12 orang (30%) mengalami peningkatan pada siklus I setelah

menggunakan metode pemodelan dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan

dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 30 orang (84,025%). Sedangkan pada

siklus II juga mengalami peningkatan yaitu berjumlah 37 orang (93%) siswa yang

memperoleh nilai mencapai KKM dalam menulis laporan perjalanan.

Grafik peningkatan jumlag siswa yang tuntas tersebut dapat dilihat sebagai

berikut :
43

Gambar 2. Grafik Jumlah Siswa yang Tuntas pada Pembelajaran Menulis Laporan
Perjalanan

40 37
35
30
30
25
20
15 12
10
5
0
Sebelum Tindakan Ulangan Harian I Ulangan Harian II

Jumlah siswa yang tuntas

Dari grafik di atas terlihat adanya peningkatan keterampilan siswa dalam

menulis laporan perjalanan. Meningkatnya keterampilan siswa dalam menulis

laporan perjalanan disebabkan karena metode pembelajaran yang dilakukan.

Uraian lain mengenai peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pada siklus I, hasil tes menulis laporan perjalanan pada kategori sangat baik

dicapai oleh 27 siswa dalam rentang nilai 85 – 100. Kategori baik dicapai oleh

9 orang siswa dalam rentang nilai 70 – 84. Kategori cukup dicapai oleh 4 orang

siswa dalam rentang nilai 60 – 69.

2. Pada siklus II, hasil tes menulis laporan perjalanan pada kategori sangat baik

dicapai oleh 34 siswa dalam rentang nilai 85 – 100. Kategori baik dicapai oleh

6 orang siswa dalam rentang nilai 70 – 84.


44

Dari keseluruhan tindakan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan

bahwa metode pemodelan dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan siswa

kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai dapat meningkatkan baik aktivitas siswa, guru

maupun hasil belajar. Penjabaran penjelasan di atas menggambarkan keberhasilan

penggunaan metode pemodelan dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan

pada perubahan perilaku siswa selama pembelajaran.

Perilaku siswa selama pembelajaran menulis laporan perjalanan

menggunakan metode pemodelan memperlihatkan perilaku yang positif. Metode

pemodelan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa tidak

memiliki kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau

menyimpang dari pembelajaran pembelajaran. Tahap awal hingga akhir

pembelajaran melalui metode pemodelan diisi dengan kegiatan yang

mengaktifkan siswa.

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa metode pemodelan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas VIII.1

SMP Negeri 4 Dumai dalam menulis laporan perjalanan sesuai dengan hipotesis

penelitian yang telah ditetapkan.


45

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis laporan

perjalanan menggunakan metode pemodelan adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan metode pemodelan dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas

VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas

siswa yang diamati pada setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan

pertama persentase skor aktivitas siswa adalah 50% meningkat pada

pertemuan kedua menjadi 75%. Sedangkan pada siklus II persentase

aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan kedua adalah 100%.

2. Penggunaan metode pemodelan juga dapat meningkatkan aktivitas guru.

Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas guru yang diamati pada

setiap pertemuan. Pada siklus I pertemuan pertama persentase skor

aktivitas siswa adalah 43% meningkat pada pertemuan kedua menjadi

61%. Sedangkan pada siklus II persentase aktivitas siswa adalah 79% dan

pertemuan kedua 93%.

3. Penggunaan metode pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis

laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai. Hal ini dapat

dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada setiap siklus. Pada sebelum

tindakan persentase siswa yang tuntas adalah 30% meningkat menjadi


46

84,025% pada siklus I. Selanjutnya peneliti melakukan perbaikan pada

siklus II sehingga meningkat menjadi 93%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian tersebut, saran yang diberikan peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan metode

pemodelan pada kompetensi menulis laporan, khususnya laporan

perjalanan untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan perjalanan.

Selain itu, metode tersebut merangsang minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran karena metode yang digunakan lain dari metode

pembelajaran yang selama ini diterima siswa. Siswa dapat melihat model

pembelajaran secara langsung sehingga siswa dapat langsung

mempraktekkan keterampilannya.

2. Penggunaan metode pemodelan pada pembelajaran menulis laporan

perjalanan meningkatkan keberanian siswa dalam memunculkan ide-ide

saat mengembangkan kerangka laporan perjalanan yang telah ditulisnya.

Siswa makin aktif dalam pembelajaran karena siswa mendapat hal-hal

baru yang sebelumnya belum pernah diketahuinya.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu guru dalam memecahkan

masalah yang timbul selama pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga

berdampak positif bagi perkembangan pendidikan agar lebih berkualitas.


47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, L.K & Amri, S. 2010. Mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,


Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, S, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Budiharso, Teguh. 2007. Panduan Lengkap Karya Ilmiah. Yogyakarta: Gala Ilmu

Damaianti, V.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: ROSDA.


Hasnun. 2006. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA. Yokyakarta: Andi
Offset
Iskak, Ahmad dan Yustinah. 2008. Bahasa Indonesia Tataran Unggul untuk SMK
dan MAK Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. 2004. Komposi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta:
Nusa Indah.
Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang
Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sujanto, Agus. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara
Sri Sutarni dan Sukardi. 2008. Bahasa Indonesia 3 .Bogor: Quadra.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. 2008.ModelPembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek.
Jakarta:Prestasi Pustaka Publiser.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Yunus, Mohammd. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai