Metode Pemodelan
Metode Pemodelan
Metode Pemodelan
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dihindari karena setiap hari
sebagai bahasa nasional yang harus kita jaga dan lestarikan. Salah satu upaya
teratur, yaitu mulai dari proses menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
reseptif. Pada kegiatan ini manusia menggunakan bahasa untuk memahami pesan.
Pada kegiatan ini siswa mampu menghasilkan sesuatu, baik berupa ujaran maupun
tulisan.
melalui teori, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi karangan. Keterampilan menulis biasanya dikaitkan
sebagainya.
dalam bentuk tulisan. Dengan demikian kegiatan menulis dalam dunia pendidikan
hal yang berkaitan dengan media yang dapat digunakan untuk menyampaikan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dipelajari siswa
dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Di
merupakan keterampilan yang harus dilakukan oleh siswa SMP karena tercantum
yaitu ketelitian dan kecermatan. Menulis laporan secara teliti dan cermat biasanya
hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar telah terlatih dan telah
3
terbiasa. Oleh karena itu, di dalam menulis laporan perlu berlatih dengan rajin
agar lebih terampil. Siswa akan dapat menulis laporan dengan benar jika ia dapat
perjalanan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran
2010/2011 kurang memuaskan, yaitu mencapai nilai rata-rata kelas sebesar. Nilai
rata-rata tersebut berada dalam kategori kurang dan belum memenuhi Kriteria
dilakukan tindakan sebesar 30% dalam satu kelas. Artinya, persentase siswa yang
persentase ketidakcapaian KKM sebesar 70% artinya persentase siswa yang tidak
3. Terlihat dari hasil latihan yang diberikan oleh guru bahwa siswa belum
juga tidak lengkap dan tidak rinci, tidak berurutan dengan benar, setting
kegiatan menulis.
lain. Ada dua alasan yang mendasari mengapa diterapkan metode pemodelan
dalam suatu pembelajaran. Alasan yang pertama adalah untuk mengubah perilaku
melakukan kegiatan seperti yang dimodelkan. Alasan yang kedua adalah untuk
mendorong perilaku siswa sehingga siswa tidak bersifat pasif lagi dalam
pembelajaran.
Pemodelan pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun pelajaran
2010/2011”.
5
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah ”Apakah metode pemodelan
D. Tujuan Penelitian
menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
laporan perjalanan.
membosankan
6
2. Bagi siswa
3. Bagi sekolah
metode pembelajaran
penelitian
7
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan satu kegiatan yang menjadi bagian dari belajar.
menghibur. Hasil dari proses kreatif ini bisa disebut dengan istilah karangan atau
tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada
Maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas dan baik.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
kosakata.
maupun laras-larasnya dan menulis juga merupakan suatu proses yang tidak
mungkin datang tanpa adanya suatu latihan. Sedangkan menurut Suparno dan
8
pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Dari pendapat di atas maka dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
menulis adalah suatu kecakapan dalam menyusun buah pikiran, ide, dan pendapat,
yang lahir dari perasaan seseorang seperti mengarang atau membuat karangan
sistimatika seperti ejaan, paragrap, kalimat dan diksi. Menulis merupakan suatu
yang teratur.
yang tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan orang yang diajak
masalah secara perorangan atau kelompok, badan atau dinas tertentu, kepada
pihak tertentu. Kata "laporan" dalam bahasa Latinnya adalah reportare, yang
9
berarti membawa kembali dokumen tertulis yang disusun sebagai hasil prosedur
dari sesuatu dengan cara sistematis. Jadi, laporan adalah sesuatu yang dilaporkan.
mana penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena
sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat dikatakan pula bahwa laporan
sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang
laporan dipakai untuk urusan kedinasan, yaitu dokumen yang berisi informasi
mengenai pelaksanaan tugas yang telah atau sedang dikerjakan oleh pejabat
atau dinas tertentu kepada pihak tertentu secara objektif sesuai kenyataan yang
meliputi tiga bagian yaitu pendahuluan, isi laporan dan penutup. Adapun langkah-
langkah penulisan laporan perjalanan yaitu (1) melakukan kegiatan observasi; (b)
10
menulis kerangka laporan; (3) menulis laporan lengkap; (4) menyunting penulisan
laporan.
mebuat laporan meliputi menentukan topik atau masalah yang hendak dilaporkan;
2. Jenis-jenis Laporan
bentuknya. Variasinya mulai dari suatu bentuk laporan yang sederhana berbentuk
sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa jilid buku yang masing-masing
terdiri dari ratusan halaman. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang
tandar, ada yang berbentuk surat, ada pula yang berbentuk buku. Hasnun (2006)
a) Penyampaian
yang disampaikan secara lisan dan laporan yang disampaikan secara tertulis.
11
b) Waktu
dilaksanakan selama hari itu. Hal-hal yang dilaporkan bukan saja prestasi yang
dicapai, melainkan juga hambatan yang dialami. Sama halnya dengan laporan
kegiatan selama seminggu, sebulan, dan satu tahun yang berisi prestasi dan
c) lsi
laporan kejadian atau peristiwa, laporan hasil perjalanan, laporan hasil rapat,
laporan hasil seminar, dan laporan penelitian. Sutarni dan Sukardi (2008)
mengatakan jenis laporan terbagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan media yang
salah satu bentuk laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakukan
waktu, kata kerja, kata benda, penyebutan nama tempat. Dalam penelitian ini
perjalanan berisi tentang; 1) apa yang dilaporkan, 2) siapa yang membuat laporan,
3) kapan laporan itu dibuat, 4) dimana hal yang dilaporkan itu terjadi, 5)
bagaimana bentuk laporan itu. Dalam hal ini laporan perjalanan tidak lepas dari
5W + 1 H.
sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, atau tentang perjalanan yang
dialami seseorang. Laporan perjalanan berisi jawaban dari 5W dan 1H yaitu apa,
C. Metode Pemodelan
dikembangkan oleh Albert Bandura dan teori ini merupakan pengembangkan atau
perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional. Melalui pembelajaran sosial
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa”. Melalui pemodelan ini maka
13
siswa dapat terhidar dari adanya pembelajaran yang teoritis dan abstrak yang
dapat belajar melalui pengamatan orang lain. Ada dua alasan yang mendasari
pertama adalah untuk mengubah perilaku baru siswa melalui pengamatan model
melakukan kegiatan seperti yang dimodelkan. Alasan yang kedua adalah untuk
memperlemah hambatan.
1. Kelebihan
(a) Metode ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan
(b) Metode ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
2. Kekurangan
lama.
ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif, termasuk perlakuan yang
Amri dan Ahmadi (2010) “yaitu guru mengawali pengajaran dengan penjelasan
tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk
menerima penjelasan guru, selanjutnya diikuti dengan presentasi materi ajar yang
siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi
pelajaran.
Pada fase presentasi guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa
materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam
terhadap tugas dan menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. Latihan terstruktur, pada
fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang
penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon
siswa yang salah. Latihan terbimbing, pada fase ini guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini
baik juga digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan siswa untuk melakukan
tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan
jika diperlukan.Latihan mandiri, pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan
secara mandiri. Fase pada latihan mendiri ini dapat dilalui siswa jika telah
Sementara menurut Bandura (dalam Trianto, 2007), ada empat fase belajar
dari pemodelan, yaitu (1) fase atensi, pada umumnya seseorang memberikan
adalah proses pengubahan pengalaman yang diamati menjadi kode memori. Untuk
16
giliran baik secara fisik maupun mental; (3) fase reproduksi, dalam fase ini kode-
kode dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku
yang baru diamati. Fase reproduksi mengizinkan model untuk melihat apakah
lajar). Pada fase ini juga si model hendaknya memberikan umpan balik terhadap
aspek-aspek yang sudah benar ataupun pada hal-hal yang masih salah dalam
penampilan; (4) fase motivasi, si pengamat akan termotivasi untuk meniru model,
sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan mem-
peroleh penguatan. Aplikasi fase ini sering berupa pujian atau pemberian nilai.
F. Hipotesis Penelitian
Dari uraian yang dikemukakan di atas maka, hipotesis dalam penelitian
menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai Tahun
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
B. Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai tahun
pelajaran 2010/2011 sebanyak 40 orang siswa terdiri dari 13 orang siswa laki-laki
D. Bentuk Penelitian
tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
dipilih karena pembelajaran ini berkonteks kelas dan dilaksanakan oleh guru
menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai perlu
peneliti dan rekan peneliti sebagai observer. Acuan yang dijadikan pedoman
penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart
E. Instrumen Penelitian
dalam suatu penelitian. Untuk mendapat data yang akurat diperlukan instrumen
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrument yang umum dipakai dalam
Tes hasil belajar merupakan alat evaluasi yang diberikan dalam bentuk
LKS adalah alat evaluasi yang dipergunakan pada setiap kali pertemuan. LKS
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mencatat perilaku siswa dan guru dalam mengikuti
suatu proses pembelajaran. Agar observasi dapat berhasil maka diperlukan alat
bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati. Dalam hal ini,
observer menggunakan check list sebagai instrument observasi. Check list atau
daftar cek adalah pedoman observasi yang beisikan daftar dari semua aspek
yang akan diobservasi sehingga observer tinggal memberi tanda ceklist (√)
3. Dokumentasi
data adalah suartu proses mengolah data dengan tujuan untuk mendudukkan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki makna dan arti
yang jelas sesuai tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif meliputi data aktivitas siswa dan
Bahasa Indonesia. Setelah observasi kepada siswa dan guru selesai maka
Skala skor yang digunakan untuk observasi aktivitas siswa dan guru adalah 1 –
digunakan rumus :
Setelah diperoleh nilai hasil belajar siswa kemudian dihitung ketuntasan belajar
secara klasikal. Indikator ketuntasan belajar secara klasikal apabila 75% siswa
Tes yang diberikan dilakukan setelah akhir siklus berupa tes tertulis yaitu
kalimat; 8) kerapian tulisan. Adapun aspek penilaian tes tersebut dapat dilihat
siswa, guru dapat mengelompokkan siswa dalam kategori sangat baik, baik,
cukup dan kurang. Kategori dan rentang nilai tersebut secara lebih jelas dapat
H. Indikator Keberhasilan
laporan perjalanan siswa kelas VIII. 1 SMP Negeri 4 Dumai dengan indikator
sebagai berikut :
BAB IV
Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari siklus I dan siklus II. Hasil
atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus, pelaksanaan tindakan
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri atas dua jam
pelajaran yang setiap jamnya adalah 40 menit. Mengacu pada prosedur penelitian
tindakan kelas, tiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
menulis laporan perjalanan pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai adalah
25
68,75 yang berada dalam kategori cukup. Persentase ketercapaian KKM sebelum
dilakukan tindakan sebesar 30% dalam satu kelas. Artinya, jumlah siswa yang
telah mampu memenuhi KKM sebesar 75 yaitu 12 siswa dan 70% persentase
persentase ketercapaian KKM pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai
diperoleh dari hasil observasi. Hasil tes menulis laporan perjalanan sebelum
tindakan merupakan data awal yang akan dibandingkan dengan hasil siklus I.
a. Tahap Perencanaan
I (lampiran 2)
26
b. Tahap Pelaksanaan
siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 19
Juli 2010 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 atau mulai pukul 07.30 sampai dengan
08.50 WIB. Pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2010 pada jam
pelajaran ke 2 dan 3 atau mulai pukul 08.10 sampai dengan 09.30 WIB. Setiap
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru
kepada siswa; 4) guru dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat
pembelajaran.
beberapa tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan.
yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku tulis
agar siap untuk belajar; 2) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan
dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu;
tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan. Pada
28
materi yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku
pembelajaran
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 24 Juli 2010 dengan
dengan waktu yang diberikan adalah selama dua jam pelajaran 2 x 40 menit.
c. Observasi
menggunakan metode pemodelan masih kurang. Sikap dari sebagian siswa masih
menunjukkan perilaku yang negatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa
siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan masih adanya siswa yang
tidak bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari segi guru terlihat bahwa
guru masih belum maksimal dalam pengelolaan kelas. Guru juga belum optimal
yang masih ragu dan kesulitan dalam menulis kerangka laporan perjalanan.
Kalimat siswa yang digunakan dalam laporan perjalanan juga banyak yang tidak
d. Refleksi
siklus I. Kondisi yang ada pada siklus I merupakan permasalahan yang harus
pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan
peneliti adalah :
pemodelan
belum memuaskan pada siklus I. Hasil tes menulis laporan perjalanan siklus I
berikut :
b. Tahap Perencanaan
b. Tahap Pelaksanaan
siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 26
Juli 2010 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 atau mulai pukul 07.30 sampai dengan
08.50 WIB. Pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2010 pada jam
pelajaran ke 2 dan 3 atau mulai pukul 08.10 sampai dengan 09.30 WIB. Setiap
Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah sebanyak 40 orang; 3) guru
siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu; 5)
beberapa tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan.
yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku tulis
agar siap untuk belajar; 2) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan
dan siswa bertanya jawab tentang tujuan dan manfaat pembelajaran pada hari itu;
tahap sesuai dengan tahapan pada model pembelajaran yang digunakan. Pada
materi yang telah disampaikan dan masing-masing siswa menulisnya dalam buku
pembelajaran
3) Pertemuan 3
Pada pertemuan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 31 Juli 2010 dengan
dengan waktu yang diberikan adalah selama dua jam pelajaran 2 x 40 menit.
c. Observasi
II sudah ada perubahan tingkah laku siswa. Siswa tampak siap dan semangat
mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Selain itu,
kerangka laporan perjalanan. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami
materi menulis laporan perjalanan sehingga berdampak pada hasil tes menulis
d. Refleksi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II, setelah direfleksi maka
perubahan ke arah yang positif dan hasil yang diharapkan sudah sesuai dengan
pembelajaran yang dilakukan pada siklus II tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
B. Pembahasan
tindakan siklus I dan hasil tindakan siklus II. Pembahasan hasil penelitian meliputi
hasil tes dan non tes. Pembahasan hasil tes mengacu pada perolehan skor yang
dicapai siswa dalam tes keterampilan menulis laporan perjalanan dengan topik
yang berbeda pada setiap siklus. Aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan
kalimat; 8) kerapian tulisan. Sedangkan hasil non tes mengacu pada lembar
pemodelan.
35
1. Aktivitas Guru
Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh observer, maka hasil
√ 2
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 12
Persentase 43%
Kategori Cukup
Sumber : Lampiran 4
pertemuan pertama siklus I. Dari 7 aspek yang dinilai terdapat dua aspek yang
memperoleh skor 1 dan lima aspek yang memperoleh skor 2 sehingga total skor
yang diperoleh adalah 12 (43%) dengan kategori cukup. Pada pertemuan terlihat
bahwa hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan, karena terlihat guru
masih belum bisa mengelola kelas dengan baik. Guru juga masih belum maksimal
36
√ 2
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 17
Persentase 61%
Kategori Baik
Sumber : Lampiran 5
Lampiran 5 di atas dapat dijelaskan bahwa dari 7 aspek aktivitas guru yang
diamati terdapat tiga aspek siswa yang memperoleh nilai 2 dan empat aspek yang
berkategori baik. Pada pertemuan ini terlihat bahwa guru sudah berusaha
√ 3
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 22
Persentase 79%
Kategori Baik
Sumber : Lampiran 6
Dari hasil analisis yang diperoleh dari lampiran 6 terlihat ada perbedaan
aktivitas guru antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II pertemuan kedua ini
terlihat bahwa enam aspek yang dinilai memperoleh nilai 3 sedangkan 1 aspek
meskipun masih ada beberapa siswa siswa yang masih kesulitan dalam menyusun
√ 4
7 Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Jumlah 26
Persentase 93%
Kategori Sangat Baik
Sumber : Lampiran 7
terhadap aktivitas yang dilakukan guru. Dari tujuh aspek yang diamati hanya dua
aspek yang memperoleh nilai 3 dan lima aspek memperoleh nilai 4. Ha ini
2. Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh observer, maka hasil
√ 2
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 2
7 diberikan
Jumlah 14
Persentase 50%
Kategori Cukup
Sumber : Lampiran 8
Pada aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I terlihat bahwa dari tujuh
aspek yang diamati semua aktivitas bernilai 2 sehingga total skora yang diperoleh
adalah 14 (50%) berkategori cukup. Pada pertemuan ini, perilaku siswa masih
menunjukkan sikap yang negatif ditandai dengan masih ada beberapa siswa yang
√ 3
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 3
7 diberikan
Jumlah 21
Persentase 75%
Kategori Baik
Sumber : Lampiran 9
memperoleh skor 2 dengan total skor adalah 21 (75%) dengan kategori Baik. Hal
pemodelan.
41
Siswa juga terlihat sudah berusaha aktif dalam pembelajaran. Siswa juga
terlihat termotivasi dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa juga sudah
Tabel 10. Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama dan kedua Siklus II
Nilai
No Aspek yang dinilai Total
1 2 3 4
Siswa memperhatikan indikator dan
√ 4
1 kompetensi yang diharapkan
Siswa memperhatikan aturan langkah-
langkah metode pemodelan dalam √ 4
2 pembelajaran
Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ 4
3 mengenai materi pembelajaran
√ 4
6 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
Siswa memperoleh nilai dari tugas yang
√ 4
7 diberikan
Jumlah 28
Persentase 100%
Kategori Sangat Baik
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus II, terlihat bahwa pembelajaran
yang dilakukan siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini
ditandai dengan skor aktivitas yang diperoleh siswa pada kedua pertemuan adalah
28 (100%) dengan kategori sangat baik. Ini berarti bahwa pembelajaran yang
42
dilakukan siswa sudah aktif dan sesuai dengan harapan. Siswa juga sudah terlihat
tidak ada lagi yang mengobrol saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan peneliti pada setiap akhir siklus yaitu
berikut:
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai dalam pembelajaran menulis laporan
perjalanan meningkat. Hal ini dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dengan
mencapai KKM 75. Pada sebelum tindakan jumlah siswa yang tuntas hanya
dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 30 orang (84,025%). Sedangkan pada
siklus II juga mengalami peningkatan yaitu berjumlah 37 orang (93%) siswa yang
Grafik peningkatan jumlag siswa yang tuntas tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
43
Gambar 2. Grafik Jumlah Siswa yang Tuntas pada Pembelajaran Menulis Laporan
Perjalanan
40 37
35
30
30
25
20
15 12
10
5
0
Sebelum Tindakan Ulangan Harian I Ulangan Harian II
Uraian lain mengenai peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pada siklus I, hasil tes menulis laporan perjalanan pada kategori sangat baik
dicapai oleh 27 siswa dalam rentang nilai 85 – 100. Kategori baik dicapai oleh
9 orang siswa dalam rentang nilai 70 – 84. Kategori cukup dicapai oleh 4 orang
2. Pada siklus II, hasil tes menulis laporan perjalanan pada kategori sangat baik
dicapai oleh 34 siswa dalam rentang nilai 85 – 100. Kategori baik dicapai oleh
kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai dapat meningkatkan baik aktivitas siswa, guru
mengaktifkan siswa.
SMP Negeri 4 Dumai dalam menulis laporan perjalanan sesuai dengan hipotesis
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas
Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas guru yang diamati pada
61%. Sedangkan pada siklus II persentase aktivitas siswa adalah 79% dan
laporan perjalanan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Dumai. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah siswa yang tuntas pada setiap siklus. Pada sebelum
B. Saran
pembelajaran yang selama ini diterima siswa. Siswa dapat melihat model
mempraktekkan keterampilannya.
DAFTAR PUSTAKA