Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM PTK 3

Pembuatan Caffeine dari Teh

Disusun Oleh :

Ilham Aldi Pratama (2017430036)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
1. PRINSIP PERCOBAAN

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan


perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Proses ekstraksi dilakukan atas
dasar perbedaan kepolaran suatu zat sehingga zat yang akan diekstrak akan
larut pada larutan yang sama tingkat kepolarannya. Pada praktikum ini
dilakukan ekstraksi Caffeine dari teh.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a) Untuk mengetahui cara pembuatan Caffeine dari teh.
b) Untuk mengetahui proses kristalisasi.
c) Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari Caffeine.

3. REAKSI PERCOBAAN

4. TEORI PERCOBAAN

Caffeine atau Teina atau 1,3,7-Trimetil Xantina (C8H10O2N4) terdapat dalam


biji biji kopi. Zat ini didapatkan pada tahun 1820 oleh Runge Robiquet Pelletier dan
Capentou, masing-masing dengan jalan yang berbeda beda. Kemudian ditemukan
bahwa Caffeine mengkristal dari larutannya dalam air berupa jarum – jarum
bercahaya sutra. Bila tak mengandung air Caffeine mencair pada 236,5oC dan
mensublimasi pada temperatur yang lebih rendah. Dalam air panas zat ini mudah
larut sedangkan pada air dingin sukar larut.

Caffeine berfungsi untuk menggiatkan pekerjaan syaraf sentral dan


mempertinggi kerja jantung. Dalam ilmu kedokteran digunakan dalam keadaan bebas
dan dalam bentuk senyawa senyawa rangkapnya contohnya dalam Natrium Salisilat.
Caffeine dapat diperoleh dari daun teh dapat juga dibuat dengan metilasi Teobromina
dan dari asam urat.

Caffeine

Kafeina atau lebih populernya kafein, ialah


senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja
sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina ditemukan oleh
seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia
menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina
juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan
pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama
merujuk pada senyawa kimia yang sama.

Kafeina dijumpai secara alami pada


bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana, dan maté. Pada
tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya
dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.

Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan
dapat mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina,
seperti kopi, teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat
psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif
lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi dunia.
Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengonsumsi kafeina setiap hari.

a) Sifat fisik kafein

Rumus molekul : C8H10N4O2

Rumus Bangun Kafein


Nama lain : 1,3,5-trimethylxanthinetrimethylxanthine, theine, methyltheobromine
Wujud : Bubuk putih tidak berbau
Berat molekul : 194.19 g/mol
Densitas : 1.23 g/cm3, solid
Titik leleh : 227–228 °C (anhydrous) 234–235 °C (monohydrate)
Titik didih : 178 °C sublimasi.
Kelarutan dalam air : 2.17 g/100 ml (25 °C) 18.0 g/100 ml (80 °C) 67.0 g/100 ml (100
°C)
Keasaman : -0,13 – 1,22 pKa
Momen dipol : 3.64 D

b) Sifat kimia kafein

Teofilin, Kafein dan theobromine merupakan xantin termetilasi. Kafein adalah


1,3,7-Trimethilxantin. Rumus stuktur xantin dan sifat turunan xantin yaitu :

Kelarutan metilxantin rendah dan ditingkatakan dengan pembentukan kompleks


(biasanya pebandingan 1:1) dan berbagai bahan. Pembentukan garam kompleks ganda
(Misalnya Kafein dan Natrium Benzoat) juga meningkatka kelarutan diair. Garam
garam ini terdisosiasi menjadi metilxantine.

Farmakokinetik Kafein

Distribusi : bayi,: 0,8-0,9 L/Kg


Anak diatas 9 bulan : 0,6 L/Kg
Ikatan protein : 17% (anak –anak) sampai 36%(dewasa)
Metabolisme : Melalui demetilisasi olh CYP1A2
Waktu paruh : Bayi 72-92 jam
Anak anak dan Dewasa : 5 jam
Waktu puncak : Oral 30 menit sampai 2 jam
Ekskresi : Bayi kurang dari 1 bulan : diekskresi dalam bentuk tidak
berubah
Anak anak dan dewasa: dalam urine sebagai metabolit. Derivate Xantin
diadsorbsi baik secara oral, kadar distribusi puncak yaitu 2 jam. Derivate xantin di
metabolisme oleh hati menjadi metilxantin dan derivate asam metiluric. Metabolism
bervariasi berdasarkan perbedan umur, perokok, dan orang dengan penyakit komlikasi
mungkin karena kadar cytochrome P450 dan sistem N-acetyltransferase bervariasi.
Obat di eliminasi oleh ginjal dengan waktu paru 3 sampai 15 jam pada orang yang
tidak merokok (4 sampai 5 jam pada orang dewasa merokok).
Kafein yang sudah mengalami metabolisme akan menghasilkan tiga metabolit
dimetilxantin, yaitu:.
1. Paraxanthine (84%) : meningkatkan lipolisis, sehingga kadar gliserol dan asam
lemak dalam plasma darah bertambah. Inilah yang menyebabkan energi tubuh
seseorang meningkat setelah minum kafein.
2. Theobromine (12%) : meningkatkan dilatasi pembuluh darah (aliran darah semakin
cepat) dan meningkatkan volume urine (efek diuretik).
3. Teofilin (4%) : melemaskan otot-otot polos dari bronki.

Prevelensi Kejadian Toksistas Kafein

Di Amerika Serikat rata-rata penduduk asupan kafein harian per konsumen


dewasa adalah 280 miligram (setara dengan 17 ons kopi diseduh atau 84 ons
minuman ringan). Studi menunjukkan bahwa 30 miligram atau kurang kafein dapat
mengubah laporan diri dari suasana hati dan mempengaruhi perilaku dan 100 mg per
hari dapat menyebabka ketergantungan dan penarikan fisik gejala pada pantang.

Kriteria diagnostik untuk keracunan kafein dapat ditemukan dalam Manual


Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-IV-TR) dan Klasifikasi
Internasional Organisasi Kesehatan Dunia Penyakit (ICD-10). Seorang pasien harus
memiliki baru-baru ini konsumsi kafein biasanya lebih dari 250 mg dan setidaknya 5
dari tanda-tanda berikut: gelisah, gugup, kegembiraan, insomnia, wajah memerah,
diuresis, gangguan pencernaan, otot berkedut, aliran bertele-tele berpikir dan
berbicara, takikardia atau aritmia jantung, dan periode sifat tdk habis-habisan dan /
atau agitasi psikomotor. Gejala ini tidak bisa karena gangguan fisik atau mental.
Toksisitas Dosis kafein sangat jarang fatal. Namun, kafein dapat mematikan pada
dosis yang sangat tinggi (yaitu, 5 -10 g).
LD kafein pada manusia diperkiraka 5 sampai 10 g. walaupun kematian tidak
terjadi pada dosis ini, pasien yang menggunakan diatas 10 mg/kg
menyebakan disrimia. Banyak efek samping kelebihan penggunaan kafein
menunjukan stimulasi susunan saraf pusat seperti insomnia, gelisah, gangguan
sensorik dan delirium. Meningkatkan tegang otot, premature contractions ventrikel
(PVC), diare, meningkankan peptic ulcuS,pendarahan saluran pencernaan dan
takikardia.
Mengkonsumsi kafein dalam jumlah lebih dari 250 mg per hari dapat
menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai caffeinism. Caffeinism biasanya
menggabungkan ketergantungan kafein dengan berbagai kondisi fisik dan mental yang
tidak menyenangkan termasuk kegelisahan, lekas marah, gelisah, insomnia, sakit
kepala, dan jantung berdebar-debar setelah digunakan kafein.

Mekanisme Toksistas

Obat-obat menujukan efek ganda di jantung. Efek intropik positif pada


miokardium dan efek konotopik positif pada sinoatrial node, menyebakan peningkata
sementara, dan gaya kontraksi jantung dan kerja jantung. Pada dosis lebih 250 mg,
menyebakan efek vagal, vasomotor, kafein dapat meningkatkan kecepatan sinus;
takikardia, ekstrasitol atau aritmia.
Efek farmakologi kafein yaitu menstimulan otot ,meningkatkan kontraksi otot
dan mengurungai kelelahan otot dengan menstimulan sel parietal, meningkatakan
asam lambung, kafein memacu dieresis dengan pengigkatan aliran darah ginjal dan
kecepatan llfiltrasi glomerular dan mengurangi reabsorbsi natrium dan air di tubulus
maksimal dan menstimulasi glycogenesis dan lipolisis.
Kafein dapat menyebabkan penurunan rasa letih dan peningkatan rasa letih
akibat perangsan pada kortex dan daerah lai pada otak, konsumsi 15 g kafein
menimbulkan ansietas dan gemetar. Kafein dosis tinggi bersifat inotropik dan
konotropik pada jantung . percepatan denyet jantung dapat memacu kontraksi
ventrikel yang premature pada orang lain.

Cara Penanganan
Penanganan Darurat dan Tindakan Suportif
1 Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin
pertukaran udara.
2 Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg diberikan secara intra vena dengan kecepatan 2,5 mg/30
detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulan setelah 30-60
menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24
jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
3 Hipokalemia biasanya sembuh tanpa pengobatan
4 Lakukan monitoring EKG dan tanda-tanda vital selama minimal 6 jam setela
konsumsi.

Obat Spesifik dan Antidotum.

Atasi takiaritmia dan hipotensi dengan memberikan propranolol 0,01-0,02


mg/kg intravena atau esmolol 0,025-1 mg/kg/mnt, dimuladengan dosis rendah da
amati gejalanya.
Takiaritmia miokard dan peningkatan kejang harus dipantau pada pasien
setelah menggunaka 1 g atau lebih kafein. Aksi pendek badrenergic blocker, seperti
esmolol, berguna dalam manajemen dari yang pertama, sedangkan kejang
dikendalikan oleh benzodiazepine aksi pendek, seperti midazolam.

Informasi Tambahan
Peringatan / Pencegahan
Pasien yang harus diberi perhatian:
1 Kecemasan :Hindari penggunaan pada pasien dengan kecemasan, agitasi, atau
tremor.
2 Penyakit kardiovaskular :Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular; menghindari penggunaan pada pasien dengan aritmia
jantung simptomatik.
3 Penyakit Gastrointestina: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
riwayat ulkus peptikum dan / atau gastroesophageal reflux.
4 Kerusakan Hati :Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati.
5 Kerusakan Ginjal :Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan
ginjal.
6 Gangguan kejang :Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat
gangguan kejang; dapat menurunkan ambang kejang yang mengarah ke onset
baru atau aktivitas kejang terobosan.
Magnesium Oksida

MAGNESIUM OKSIDA (MgO), atau magnesia, ialah suatu mineral padat


higroskopis berwarna putih yang terjadi secara alami sebagai periklas dan merupakan
sumber magnesium (lihat juga oksida). Magnesium oksida memiliki rumus empiris
MgO dan terdiri dari satu kisi ion Mg2+ dan ion O2− yang berpegangan melalui ikatan
ionik. Magnesium hidroksida terbentuk dengan adanya air (MgO + H2O → Mg(OH)2),
tetapi sebaliknya dengan pemanasan akan melepaskan air kembali.
Magnesium oksida secara historis dikenal sebagai magnesia alba (secara
literatur, mineral putih ini dari Magnesia—sumber lain yang memberikan magnesia
alba sebagai MgCO3), untuk membedakannya dari magnesia negra, suatu mineral
hitam yang mengandung apa yang kini dikenal sebagai mangan.
Sementara yang sebenarnya “magnesium oksida” berarti senyawa MgO,
magnesium peroksida MgO2 juga dikenal sebagai senyawa metastabil. Menurut
prediksi struktur kristal evolusi, MgO2 stabil secara termodinamika pada tekanan di
atas 116 GPa, dan secara total semikonduktor baru suboksida Mg3O2 secara
termodinamika stabil di atas 500 GPa.
Nama IUPAC oksida ini adalah Magnesium oksida; nama lainnya adalah
Magnesia, Periklas. Adapun sifat-sifatnya adalah:

 Rumus molekul: MgO


 Berat molekul: 40,3044 gr/mol
 Penampilan: Serbuk putih
 Bau: Tidak berbau
 Densitas: 3,58 g/cm³
 Titik lebur: 2852 °C (5166 °F; 3125 K)
 Titik didih: 3600 °C (6510 °F; 3870 K)
 Kelarutan dalam air: 0,0086 gr/100 mL (30 °C)
 Kelarutan dalam pelarut lain: Larut dalam asam, ammonia; Tidak larut dalam
alkohol
 Keasaman (pKa): 10,3
 Celah pita: 7,8 eV
 Konduktivitas termal: 45–60 W·m−1·K−1
 Indeks bias (nD): 1,736
 Struktur Kristal: Halite (kubus), cF8
 Gugus ruang: Fm3m, No. 225
 Geometri koordinasi: Oktahedral (Mg2+); oktahedral (O2–)
 Entropi molar standar So298: 27 J·mol−1·K−1
 Entalpi pembentukan standar ΔfHo298: −602 kJ·mol−1
 MSDS: ICSC 0504
 Indeks Uni Eropa: Tidak terdaftar
 Bahaya utama: Demam asap logam, Iritasi
 Titik nyala: Tidak mudah terbakar

Alkohol
Jenis – Jenis Alkohol
Alkohol itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis utama yaitu primer, sekunder,
dan tersier berikut penjelasanya: alkohol primer adalah etanol dan metanol,
sedangkan alkohol sekunder adalah propan-2-ol dan alkohol tersier adalah 2-
metilpropan-2-ol
Jenis-jenis nama alkohol mengikuti aturan IUPAC :

 Rantai karbon panjang yang tidak mengikat satu gugus -OH, ialah rantai
utamanya
 Jika lebih satu gugus -OH, maka cari rantai terpanjang yang paling banyak
mengandung gugus -OH-nya
 Beri nama apakah itu termasuk alkohol, alkana diol, triol, dsb.
 Beri nomor pada gugus -OH, agar gugus -OH mendapatkan nomor kecil
 Utamakan gugus alkohol diatas gugus lainnya.
Sifat – Sifat Kimia Alkohol

1. Mudah terbakar
2. Mudah tercampur dengan air, hal ini karna kemiripan struktur alkohol (R-OH) dan
air (H-OH)
3. Berupa gas dan air jika jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat karbon,
sedangkan jika jumlah atom karbon berjumlah lima sampai sembilan akan kental
seperti minyak
4. Alkohol memiliki titik didih melebihi titik didih alkana, dikarenakan gugus fungsi
-OH yang sangat polar, sehingga daya tarik menarik antar molekul menjadi sangat
kuat
5. Alkohol bersifat heterepolar, panjang rantai alkil mempengaruhin sifat polar
nya,semakin panjang rantai alkilnya maka berkurang sifat polarnya, hal ini
menjaadikan berkurangnya sifat kelarutanya. alkohol seperti metanol dan etanol
menjadi mudah larut ke pelarut seperti air.

Pengaruh Alkohol Dalam Tubuh Manusia

Pengaruh terhadap tiap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara


konsentrasi alkohol di dalam darah atau sering disebut juga Blood Alcohol
Concentration (BAC) efeknya Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku
menjadi lebih aktif seiring dengan meningkatnya alkohol di dalam darah. Gejala
intoksikasi alkohol yang paling umum adalah “mabuk” sehingga dapat menyebabkan
tidak sadarkan diri, bahkan Penurunan kesadaran seperti alkohol yang berat juga
mampu menghentikan nafas dan kematian.

Selain kematian, efek jangka pendek alkohol menyebabkan hilangnya


produktivitas kerja. Bahkan penjelasan tersebut hanya efek jangka pendek,
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan Tekanan darah tinggi, Kerusakan jantung, Stroke, Kerusakan hati,
Kanker saluran pencernaan, Impotensi dan berkurangnya kesuburan, Meningkatnya
risiko terkena kanker payudara, Kesulitan tidur, Kerusakan otak dengan perubahan
kepribadian dan suasana perasaan, Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.

Itulah penjelasan lengkap tentang materi kimia alkohol, pengertian, sifat –


sifat, dan rumus kimia alkohol beserta bahaya dan pengaruh terhadap organ manusia.
Asam Sulfat

SIFAT FISIKA dan KIMIA

Keadaan fisik dan penampilan:


Cairan : (Cairan berminyak tebal)
Bau : berbau, namun memiliki bau tersedak ketika panas.
Rasa : rasa asam Ditandai. (Strong.)
Berat Molekul : 98,08 g / mol
Warna : tak berwarna.
pH (1% soln / air) : Asam.
Titik Didih : 270 ° C (518 ° F) - 340 deg. C terurai pada 340 deg. C
Melting Point : -35 ° C (-31 ° F) menjadi 10,36 deg. C (93% sampai 100%
kemurnian)
Spesifik Gravity : 1,84 (Air = 1)
Densitas Uap : 3.4 (Air = 1)
Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.
kelarutan : Mudah larut dalam air dingin. Sulfat larut dalam air dengan
pembebasan banyak panas. Larut dalam etil alkohol.

PENANGANAN

Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram
mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.

Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat
digunakan pakaian. cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu
sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera

Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.

Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut
ke mulut.

PERINGATAN
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
(resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis
segera.

Tertelan:
JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh
personelmedis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban
yang sadar.Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang.Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

Chlorofom
Kloroform, atau yang juga dikenal sebagai triklorometana adalah senyawa
yang tidak berwarna, berbentuk cairan beraroma manis dengan rumus kimia CHCl3.
Senyawa ini paling dikenal untuk digunakan dalam sejarah sebagai anestesi umum,
meskipun sekarang ini telah dikurangi penggunaannya karena masalah keamanan.
Saat ini kloroform atau triklorometana lebih sering digunakan dalam berbagai proses
industri, termasuk pembuatan plastik, pendingin, dan pelarut. Kloroform ini
ditemukan dalam jumlah kecil dalam air dan udara, sebagian besar berasal dari
sumber alami. Kloroform adalah racun dan cepat melepaskan uap bila terkena udara,
sehingga harus ditangani dengan hati-hati.
Efek anestesi kloroform yang berasal oleh penghambatan aktivitas sistem saraf
pusat. Menghirup uap dapat dengan cepat dapat membawa ketidaksadaran, tetapi
dosis yang sangat tinggi bisa berakibat fatal. Bahan kimia ini juga mempengaruhi
aktivitas di organ utama lainnya, termasuk jantung, yang membuatnya berbahaya
sebagai obat bius. Hal ini dianggap cukup beracun – dalam hal efek akut – jika
tertelan, dan dosis 0,35 ons cairan (10 mililiter) dapat berakibat fatal pada manusia.

Natrium Hidroksida
Sifat Kimia

a) berwarna putih atau praktis putih


b) berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain
c) Sangat basa dan mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
d) keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
e) Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
f) mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
g) NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air

Sifat Fisik

a) Massa molar 39,9971 g/mol


b) Densitas 2,1 g/cm³
c) Titik lebur 318 °C (591 K)
d) Titik didih 1390 °C (1663 K)
e) Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)
f) Kebasaan (pKb) -2,43

Bahaya dan Penyebab

a) Penyebab kerusakan pada organ paru-paru.


b) Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi (korosif paru-paru), kasus kulit kontak
(korosif, permeator), kontak mata (korosif), menelan.
c) Kulit : Menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar parah. menyebabkan bisul
penetrasi.
d) Mata : Menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah, menyebabkan
kerusakan kornea
e) Inhalasi : Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernafasan dan selaput lendir
dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan koma. Serta dapat
memicu pneumonitis kimia dan paru.
f) Tertelan: Menyebabkan kerusakan parah dan permanen, iritasi yang berat, luka
bakar, serta perforasi pada saluran pencernaan.
Menyebabkan korosi dan. penghancuran permanen pada kerongkongan
dan saluran pencernaan.

5. ALAT DAN BAHAN

Alat:

a) Corong Pemisah
b) Statif dan Klem
c) Soxhlet
d) Kertas saring
e) Batu pemanas
f) Erlenmeyer
g) Piring Porselein
h) Bunsen
i) Heater
j) Pompa Vakum

Bahan:

a) Teh
b) Alkohol
c) MgO
d) Asam Sulfat
e) Klorofom
f) Natrium Hidroksida
6. RANGKAIAN ALAT

Rangkaian alat ekstraksi soklet

Ekstraksi dengan corong pemisah


7. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Kedalam alat ekstraksi dimasukkan 50 gram teh dan 200 ml alkohol.
b) Proses ekstraksi ini berlangsung 2 jam (Sampai cairan di labu jernih)
c) Setelah ekstraksi larutan ditambahkan 25 gram MgO dan dipanaskan diatas
bunsen hingga suspensi menjadi kering seperti tepung.
d) Tepung yang terbentuk kemudian direbus dengan 250 ml air dan di filter dengan
vakum filter.
e) Kemudian tepung direbus lagi 150 ml sebanyak 3 kali dan hasil filtratnya
digabung menjadi satu.
f) Kemudian larutan ditambahkan 25 ml Asam Sulfat 10% dan larutan dipanaskan
dengan batu didih hingga larutannya 1/3 dari larutan awal.
g) Setelah perebusan dilakukan penyaringan agar menghilangkan kotoran yang
masih ada.
h) Filtrat yang didapat dikocok 3x dengan klorofom setiap 25 ml pemakaiaan.
i) Larutan klorofom yang agak kuning diberi NaOH encer hingga warnanya lebih
muda.
j) Kemudian diteteskan diatas piring porselein diatas bunsen dan amati hingga
terbentuk kristal Kafein.
k) Kristal Kafein merupakan kristal putih yang mengkilat.
l) Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemennya.
m) Hasil yang didapat kira kira 2 gram.

8. DATA PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai