Anda di halaman 1dari 4

(Jody)

JEMBATAN BATU KUNO

Jembatan merupakan sarana transportasi darat yang terkadang menghubungkan dua


tempat yang saling berjauhan atau sebagai media penyebrangan. Maka dari itu pembangunan
jembatan harulah ditinjau dengan baik agar jembatan mampu bertahan dalam jangka waktu
yang panjang. Peninjauan pada jembatan dapat dilakukan dengan menganalisa gaya-gaya yang
bekerja pada komponen jembatan sehingga kita mampu menentukan titik kritis dari suatu
jembatan, fungsi dari mengetahui titik kritis atau titik lemah dari suatu jembatan batu seperti
pada gambar di atas adalah untuk mempermudah pengecekan kelayakan jembatan. Ketika kita
mengetahui letak titik kritis kita dapat langsung melihat pakah batuan penyusun yang berada
pada titik kritis ada keretakan atau mulai terdeformasi, karena ketika batuan sudah mengalami
hal tersebut ditakutkan akan membahayakan penggunanya. Kemudian fungsi dari mengetahui
letak titik kritis yang selanjutnya adalah ketika kita ingin merobohkan jembatan, maka yang
harus kita hancurkan terlebih dahulu adalah batuan-batuan pada titik kritis.
Peninjauan dimulai dengan membuat bentuk model yang sederhana dari gambar
jembatan di atas, seperti berikut
Dan kita pilih 3 batu yang merupakan titik kritis dari batuan jembatan tersebut dan mulai
analisislah gaya-gaya yang bekerja pada batuan di titik kritis tersebut.

Dan kelompok kami memilih 3 batuan tersebut sebagai titik kritis dari jembatan batu kuno pada
gambar pertama, alasan kami memilih 3 batuan tersebut karena titik kritis merupakan titik
dimana beban yang bekerja sangatlah besar daripada titik lainnya. Dan batuan 1,2,3 merupakan
pondasi dari batuan yang menahan beban yang berada di atasnya.

(Dion)
JEMBATAN RANGKA BAJA

Jembatan rangka atau biasa disebut Truss Bridge dengan adalah jembatan yang terbuat
dari rangka batang yang membentuk unit segitiga, dan dapar mendistribusikan bebannya ke
setiap rangka-rangkanya. Dan terdiri dari batang tarik dan batang tekan.
Batang tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Batang tekan yang merupakan
batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya tekan aksial searah panjang
batangnya. Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika jembatan
rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus
diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya,
sampai rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga
rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.
Rangka batang harus tersusun dari pola-pola segitiga. Syarat dari struktur statis tertentu adalah
jumlah gaya pada tumpuan struktur = 3. Seperti gambar diatas ada satu tumpuan sendi dan satu
tumpuan . Tumpuan sendi mempunyai dua gaya, yaitu gaya horizontal dan vertikal (maksudnya
yang sejajar dan tegak lurus), sedangkan tumpuan memiliki satu gaya, yaitu gaya vertikal.
Maka jika dijumlahkan ada tiga gaya, sehingga struktur ini memenuhi syarat struktur statis
tertentu.

(Setyo)

Gambar gaya

Pada metode bahul ini nilai gaya vertikal dan horizontal dengan persamaan ΣV=0 dan
ΣH=0. Dengan menguraikan gaya-gaya yang berkerja pada titik tumpunya.

Batang AC membentuk gaya F1 yang terjadi karena gaya tekan dari titik C dan
kemudian pada titik A merespon dengan gaya rekasinya yang arahnya berkebalikan, dan gaya
yang arah vertikal keatas memiliki nilai sebesar distribusi gaya tekan dari atas atau gaya reaksi
adanya tekan vertikal dari titik C. Kemudian pada sumbu horizontal tidak memiliki gaya karena
tdk ada tekanan di sumbu horizontal. Dan F1 memiliki nilai minus karena dalam kondisi tekan
pada batang AC

Batang AB sumbu horizontal mengalami gaya tarikan karena adanya tekanan,


kemudian pada arah vertikal adalah gaya normal dari adanya tekanan di titik C namun bernilai
0, karena pada arah gaya vertikal kebawah tidak ada gaya yang bekerja. Dan nilai F3 = 0
Kemudian F4 bernilai 10 karena gaya sama tapi berbeda rah dengan F2 dan nilain kedua nya
positif karena dalam kondisi gaya tarik akibat gaya tekan.

Batang CD nilai F5 sama dengan F1 dan akan bertanda minus karena mengalami
kondisi tekan.

Kesimpulan :

Batang AB = Kondisi gaya Tarik


Batang AC = Kondisi gaya Tekan
Batang BC = Tidak mengalami gaya karena jumlah unsur gaya pada tumpuan B bertikal
bernilai 0
Batang BD = Kondisi gaya Tarik
Batang CD = Kondisi gaya Tekan

Anda mungkin juga menyukai