Karya Ilmiah Batubara
Karya Ilmiah Batubara
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
4. Untuk mengetahui dampak positif penambangan batu bara di Loa Kulu.
5. Untuk mengetahui dampak negatif penambangan batu bara di Loa Kulu.
6. Untuk mengetahui cara penanggulangan dampak dari penambangan batu
bara di Loa Kulu.
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan studi pustaka dan penyusunan makalah ini, penulis
mengharapkan :Makalah ini sebagai bahan pembelajaran di sekolah-sekolah yang
sesuai dengan bidang pembelajarannya seperti pelajaran Geologi.
1. Agar para siswa mengetahui dampak positif dari penambangan batu bara.
2. Agar para siswa mengetahui dampak negatif dari penambangan batu bara.
3. Untuk mempelajari cara exsplorasi batu bara.
4. Untuk mempelajari jenis-jenis batu bara yang ada di Loa Kulu.
5. Untuk mengetahui cara pembentukan batu bara.
6. Siswa mengetahui cara menanggulangi limbah batu bara.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Subana (2001), penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang
berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel,dan fenomena yang terjadi saat penelitian
berlangsung dan menyajikan apa adanya.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan data-
data yang telah diperoleh dari observasi, wawancara dan penelusuran pustaka.
B. Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis melakukan observasi, penelusuran literatur
dari artikel-artikel yang dicari melalui internet dan melakukan wawancara.
BAB IV
PEMBAHASAN
5. Tanah Longsor
Tanah di perbukitan sekitar penambangan batu bara banyak yang longsor
ketika terjadi hujan, karena hujan yang turun langsung mencapai tanah. Sehingga,
air hujan yang langsung sampai ke tanah meengakibatkan percikan-percikan
menyebabkan erosi tanah dan terjadi longsor karena tanah tidak ada yang
menahan karena gundulnya hutan.
6. Limbah Batu Bara
Dampak negatif dari aktifitas pertambangan batu bara bukan hanya
menyebabkan terjadi kerusakan lingkungan. Melainkan, ada bahaya lain yang
saat ini diduga sering disembunyikan para pengeoloa pertambangan batu bara di
Indonesia. Kerusakan permanen akibat terbukanya lahan, kehilangan beragama
jenis tanaman, dan sejumlah kerusakan lingkungan lain ternyata hanya bagian
dari dampak negatif yang terlihat mata.
Pertambangan batu bara ternyata menyimpan bahaya lingkungan yang berbahaya
bagi manusia. Bahaya lain dari pertambangan batu bara adalah air buangan
tambang berupa luput dan tanah hasil pencucian yang diakibatkan dari proses
pencucian batu bara yang lebih popular disebut Sludge
Saat ini banyak analis pertambangan yang tidak mau mengekspose secara detail
tentang bahaya air cucian batu bara. Limbah cucian batu bara yang ditampung
dalam bak penampung sangat berbahaya karena mengandung logam-logam
beracun yang jauh lebih berbahaya dibanding proses pemurnian pertambangan
emas yang mengunakan sianida (CN).
Proses pencucian dilakukan untuk menjadikan batu bara lebih bersih dan
murni sehingga memiliki nilai jual tinggi. Proses ini dilakukan karena pada saat
dilakukan eksploitasi biasanya batu bara bercampur tanah dan batuan.
Agar lebih mudah dan murah, dibuatlah bak penampung untuk pencucian. Kolam
penampung itu berisi air cucian yang bercampur lumpur.
Sluge mengandung bahan kimia karsinogenik yang digunakan dalam
pemrosessan batu bara yang logam berat beracun yang terkandung di batu bara
seperti arsenic, merkuri, kromium, boron, selenium dan nikel.
Dibandingkan tailing dari limbah luput pertambangan emas, unsur berancun dari
logam berat yang ada limbah pertambangan batu bara jauh lebih berbahaya.
Sayangnya sampai sekarang tidak ada publikasi atau informasi dari perusahan
pertambangan terhadap bahaya sluge kepada masyarakat di sekitar pertambangan.
Unsur ini menyebabkan penyakit kulit, gangguan pencernaan, paru dan
penyakit kanker otak. Air sungai tempat buangan limbah digunakan masyarakat
secara terus menerus. Gejala penyakit itu biasa akan tampak setelah bahan
beracun terakumulasi dalam tubuh manusia.
Beberapa perusahaan tambang di Kalimantan Timur ditengarai tidak melakukan
pengelolaan water treatmen terhadap limbah buangan tambang dan juga tanpa
penggunaan bahan penjernih Aluminum Clorida, Tawar dan kapur. Akibatnya
limbah buangan tambang menyebabkan sungai sarana pembuagan limbah cair
berwarna keruh.
Alangkah bijaknya jika perusahaan pertambangan batu bara tetap memperhatikan
kualitas limbah tambangnya dengan membuat water treatment dan penggunaan
bahan penjernih air hingga limbah buangan aman bagi masyarakat dan
lingkungan.
7. Intrusi Sungai Mahakam
Sedimentasi yang terus berlangsung di Sungai Mahakam menyebabkan air
laut berbalik ke arah hulu sungai sehingga menyebabkan intrusi air laut sepanjang
120 kilometer dari arah muara atau delta Mahakam. Intrusi air laut ini tidak hanya
menyebabkan penduduk yang bermukim di sekitar Sungai Mahakam kesulitan
mendapatkan air bersih, tetapi berbagai jenis ikan air tawar juga ikut musnah.
Hal ini disebabkan adanya pembabatan hutan secara besar-besaran di bagian
hulu dan sekitar daerah aliran sungai (DAS) sehingga menimbulkan sedimentasi
atau pengendapan lumpur. Sedimentasi ini telah menyebabkan muara Sungai
Mahakam menjadi sangat dangkal, tak sampai satu meter pada saat air laut
sedang surut. Akibatnya, kapal-kapal besar tidak bisa masuk Sungai Mahakam
pada saat air sedang surut dan harus menunggu air laut pasang.
Kondisi ini semakin diperburuk lagi dengan kegiatan tambang emas dan batu bara
di bagian hulu Sungai Mahakam. Sejumlah perusahaan tambang batu bara
diketahui membuang limbahnya langsung ke Sungai Mahakam sehingga terjadi
pencemaran dengan bahan partikel terlarut (suspended particulate matter/SPM)
yang tinggi dengan konsentrasi 80 miligram/liter. Bahkan sebuah perusahaan
tambang batu bara yang beroperasi di Kecamatan Loa Kulu, terbukti menutup
sebuah sub daerah aliran sungai Mahakam dan dijadikan jalan tambang. Padahal,
mestinya perusahaan tersebut membuat gorong-gorong untuk jalan tambang.
C. Penanggulangan Dampak Negatif Penambangan Batu Bara di Loa Kulu
Dalam menanggulangi dampak negatif dari penambangan batu bara di Loa Kulu
masyarakat, perusahaan tambang batu bara, dan pemerintah kabupaten telah
mengadakan beberapa usaha untuk menanggulangi dampak tersebut yaitu :
1. Kerusakan Karamba Ikan
Masyarakat memberi lampu pada setiap karamba supaya ponton batu bara
pada saat malam hari atau pada saat terjadi kabut tidak menabrak karamba warga
di sekitar sungai mahakam. Dari pihak perusahaan tambang batu bara apabila
telah terjadi kecelakan ponton menabrak karamba ikan, maka para korban
mendapatkan ganti rugi sesuai dengan berat atau ringannya kerusakan karamba
dan ganti rugi ikan yang lepas akibat rusaknya karamba tersebut.
2. Erosi Tanah Sekitar Sungai Mahakam
Pemerintah Kabupaten mengadakan pemasangan turap di sepanjang sungai
mahakam di Kecamatan Loa Kulu untuk mencegah adanya erosi tanah akibat air
mahakam. Selain itu, juga mencegah sedimentasi lumpur di sungai mahakam.
Pemasangan turap ini juga berfungsi untuk mencegah air mahakam agar tidak
meluap ke jalan pada saat terjadi pasang besar.
3. Penanggulangan Limbah Batu Bara
Dalam mengadakan exsplorasi pada tahap pembukaan singkapan dilakukan
penyemprotan air sehingga menghasilkan lumpur yang bercampur batu bara. Air
tersebut akan mengalir ke sawah penduduk dan sungai. Hal ini akan bisa
menyebabkan gagal panen dan pencemaran sungai. Agar tidak terjadi hal
demikian, dibuatlah kolam limbah yang bertingkat. Dalam kolam limbah
bertingkat tersebut akan terjadi pengendapan lumpur dan penyaringan larutan
batu bara. Sehingga, yang keluar dari kolam limbah hanya air.
Di dekat penampungan batu bara sebelum masuk kompeyor, dibuatkan
kolam untuk menampung limbah batu bara. Karena pada saat hujan, batu bara
yang terkena air akan luntur. Lunturan batu bara tersebut juga sama bahayanya
dengan batu bara apabila masuk ke sungai karena dapat menyebabkan matinya
organisme perairan. Jadi, di kolam dekat kompeyor akan di tampung hasil
lunturan batu bara dan di tunggu hingga mengendap. Setelah mengendap, air di
kolam tersebut di keluarkan dengan alkon dan endapan lunturan batu bara di
tinggalkan di kolam penampungan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dampak dari adanya penambangan batu bara di Loa Kulu diantaranya
meningkatnya jumlah lapangan pekerjaan, masyarakat Loa Kulu mendapatkan
dana bantuan, menambah devisa negara.
2. Selain membawa dampak positif, penambangan batu bara juga membawa
dampak negatif diantaranya banjir, penggundulan hutan, rusaknya hutan,
rusaknya karamba ikan, tanah longsor, limbah batu bara, intrusi sungai mahakam.
3. Dari adanya dampak negatif tersebut masyarakat, perusahaan tambang batu
bara, dan pemkab mengadakan cara penanggulangan dampak negatif dari
penambangan batu bara. Beberapa hal yang dapat ditanggulangi antara lain
kerusakan karamba ikan, erosi tanah di sekitar sungai mahakam, dan
penanggulangan limbah batu bara.
B. Saran
Berdasarkan landasan teori dan pembahasan maka penulis menyarankan :
1. Bagi pemerintah supaya memberikan sanksi kepada perusahaan tambang batu
bara yang membuang limbahnya langsung ke sungai tanpa ada pengolahan limbah.
2. Bagi perusahaan batu bara sebaiknya mengolah limbah batu bara terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan.
3. Bagi generasi muda agar melakukan penelitian terhadap endapan limbah batu
bara sebagai sumber energi baru.
http://tjahjaniari.blogspot.com/2010/12/karya-ilmiah-remaja.html?m=1