Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Kotamadya Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta, Periode
5 Mei 2014 sampai 3 Juni 2014
I . ANALISIS SITUASI
Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010, prevalensi gizi kurang
pada balita di Indonesia adalah sebesar 17,9 persen. Angka ini menunjukkan penurunan
sejak tahun 1990 yaitu sebesar 31,0 persen. Meski demikian, di Indonesia masih akan
ditemui sekitar 3,7 juta balita mengalami kekurangan gizi.1
Status Gizi Balita menurut indikator BB/U ( Berat badan per umur):
Secara nasional, prevalensi balita dengan berata badan kurang pada 2010 adalah
17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Bila dibandingkan dengan
target pencapaian MDG tahun 2015 tentang gizi kurang di negara berkembang yaitu 15,5%
maka prevalensi balita dengan berat badan kurang secara nasional harus diturunkan
minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011 - 2015.1
Semua provinsi di Indonesia masih memiliki prevalensi berat badan kurang masih
diatas batas standar menurut WHO yaitu 10,0%.1
Gambar 1.1 Grafik Prevalensi Status Gizi Kurang Menurut BB/U Indonesia Tahun 2007, 2010, dan 2013
Prevalensi sangat kurus secara nasional tahun 2010 masih cukup tinggi yaitu 6,0% dan
tidak banyak perbedaan dengan keadaan 2007 sebesar 6,2%. Demikian pula halnya
dengan prevalensi kurus sebesar 7,3% pada tahun 2010 yang tidak berbeda banyak dengan
keadaan tahun 2007 sebesar 7,4%.1
Gambar 1.2 Grafik Kecenderungan Prevalensi Status Gizi Kurang menurut BB/TB Indonesia tahun 2007, 2010, dan 2013
Gambar 1.3 Grafik Gizi Kurang dibandingkan dengan jumlah Balita yang di timbang tahun 2014 di Puskesmas
Kembangan Utara
Tidak dinilai
Genetik
Physical
Pengambilan data paradigma Blum kami didasarkan hasil wawancara dengan orang
tua yang datang ke posyandu di RW 07, RW 06, dan RW 02. Sebagian orang tua yang
datang, kami ananmensis tentang pola makan anak, mulai dari frekuensi, porsi, dan jenis
makanan serta kebiasaan dan perilaku keluarga mengenai kebersihan makan dan perilaku
cuci tangan sehari-hari. Kami bertanya setidaknya 5 orang dari tiap posyandu namun
memang kami hanya mencatat di catatan kecil, tidak dalam kuesioner. Dari seluruh
anamnesis, kami dapatkan masalah di Paradigma Blum sebagai berikut :
Status Kesehatan : Jumlah balita gizi kurang pada bulan Februari - April di Kelurahan
Kembangan Utara hanya turun sedikit.
Berdasarkan hasil diskusi, ditemukan masalah paling banyak adalah dari segi
lifestyle dalam Paradigma Blum seperti pola makan yang buruk mulai dari frekuensi, porsi,
dan jenis makanan yang kurang bergizi serta perilaku dan kebiasaan anak dan keluarganya
yang suka jajan sembarangan, tidak mencuci tangan, kurang menjaga kebersihan alat
makan, dan seringkali malas menyiapkan makanan. Oleh karena itu kami akan melakukan
intervensi pada aspek lifestyle.
Kami mengambil intervensi dalam segi perilaku atau gaya hidup berdasarkan diskusi,
masalah perilaku ini masih menjadi masalah utama dalam gizi kurang pada balita di wilayah
Kembangan Utara. Kami berharap dengan memberikan intervensi di bagian ini, kesadaran,
pengetahuan, dan perilaku sederhana yang terbentuk dapat menularkan ke lingkungan
sekitar dari masing-masing keluarga sehingga jumlah gizi kurang dapat menurun di wilayah
ini.
Fishbone Diagram :
Makanan
kurang bergizi Porsi makan sedikit
Frekuensi makan
Pengetahuan Makanan sering kurang
orang tua kurang dibagi dengan
saudara Anak kurang suka
Ekonomi kurang Tidak nafsu makanan rumah
makan
Kepercayaan orang Kenyang
karena sakit
tua tentang karena sering Perilaku /
pantangan Ekonomi jajan Lifestyle
makanan kurang penyebab
Gizi
Beli lauk Tidak Cuci botol Kurang
Pengetahuan
lebih dibawakan susu, tidak pada
kurang
praktis bekal direbus Balita
Orang tua Orang tua
tidak Biaya yang sibuk kerja Jumlah
mengajarkan dibutuhkan botol kurang
lebih Anak suka jajan Pengetahuan
Tidak cuci banyak
kurang
tangan
Kegiatan:
1. Penapisan peserta yaitu balita dengan status gizi kurang (KMS berada di garis
kuning selama 2x penimbangan dan di Z score BB/U termasuk gizi kurang) yang
orang tuanya datang ke :
a. Poli KIA untuk berobat.
Kami mengambil promosi kesehatan dan KIE per keluarga karena promosi
kesehatan adalah upaya yang dilakukan kepada masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Menurut Bloom,
tingkatan ranah perilaku kesehatan seseorang dapat terbentuk diawali dengan mendapat
pengetahuan (knowledge), kemudian memiliki sikap merespon (attitude) lalu seseorang itu
baru melakukan tindakan (practice).3
Sasaran: Sesudah diadakan penapisan di Posyandu dan poli KIA, kami memilih untuk tidak
melakukan intervensi peserta di posyandu karena wilayahnya terlalu luas dan periode
posyandu hanya satu bulan sekali di wilayah yang sama sehingga kami memilih untuk
melakukan intervensi kepada peserta yang datang ke Poli KIA. Dari 7 orang yang datang,
kami memilih 5 orang karena 2 orang yang lain ternyata termasuk gizi buruk.
Waktu: Setiap hari Selasa dalam periode 5 mei 2014 – 3 Juni 2014.
Va. Tujuan
Tabel cuci tangan diisi berdasarkan jumlah orang tua atau balita mencuci tangan dengan
cara yang benar (memakai sabun dan teknik yang sudah diajarkan). Kami harapkan minimal
5x dalam satu hari pada momen-momen cuci tangan yang telah diajarkan.
Tanggal
Timeline Kegiatan 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
0 1 2 3 4 5 6 7 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1. Identifikasi masalah
Puskesmas
2. Diskusi tentang masalah
puskesmas dengan
Kepala Puskesmas dan
staff
3. Rapat untuk
menentukan masalah
yang dipilih
4. Mengajukan kasus
5. Rapat untuk
menentukan
pengambilan sample di
Poli KIA
6. Pengambilan pasien di
KIA
7. Ikut serta Posyandu
untuk menjaring peserta
program intervensi (RW
06, 07, 01)
8. Persiapan rencana
intervensi
9. Membuat poster edukasi
untuk orangtua peserta
10. Pelaksanaan intervensi
tiap hari Selasa
No Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Tempat Waktu Pelaksa Rencana Kesulitan
Populasi na Penilaian
Target :
membuat
rencana dlm
bentuk timeline
Target :
menjaring
komunitas
melalui
posyandu dan
membuat alat
edukasi
11. Evaluasi Evaluasi Orangtua dan Poli KIA Senin, Koas Kenaikan Ada
program pengisian tabel Balita 26 Mei berat peserta
tabel makanan dan 2014 badan yang tidak
makanan kenaikan berat dan datang
bergizi badan balita Selasa, pengisian
3 Juni tabel
Target : adanya 2014 makanan
kenaikan berat
badan balita dan
tabel makanan
telah terisi
12. Evaluasi Evaluasi Orangtua dan Poli KIA Selasa, Koas Dikatakan Ada
intervensi pengisian tabel Balita 3 Juni berhasil peserta
cuci tangan cuci tangan 2014 bila cuci yang tidak
tangan datang
Target : tabel minimal
cuci tangan telah 3x/hari
terisi
13. Pemberian Tujuan : Orang tua dan Poli KIA Selasa, Koass - -
kenang- memberikan balita 3 Juni
kenangan apresiasi atas 2014
kepada partisipasi
keluarga keluarga demi
peserta kesehatan
balitanya
Setelah menentukan masalah dan membuat rencana program Bina Keluarga Balita,
kami melakukan persiapan seperti membuat poster, materi edukasi, serta tabel cuci tangan
dan tabel makanan bergizi. Kemudian, kami melakukan penapisan peserta di Posyandu dan
Poli KIA.
Setelah data hasil intervensi terkumpul, kami melakukan evaluasi untuk peserta dan
memberikan kenang-kenangan atas partisipasi peserta. Terakhir, kami menyerahkan
laporan dan program yang kami lakukan kepada Puskesmas Kembangan Utara untuk
dievaluasi lebih lanjut kelebihan dan kekurangannya sehingga pada akhirnya diharapkan
program ini dapat diterapkan di Puskesmas Kembangan Utara.
VII. MONITORING
Cara pemantauan rutin setiap Selasa kontrol di Poli KIA untuk mengumpulkan data tabel
makanan bergizi dan tabel cuci tangan lalu dilakukan pengukuran BB-TB balita dan
pencatatan.
Berikut ini adalah tabel yang kami gunakan untuk monitoring intervensi kami kepada
tiap keluarga. Dalam tabel ini kami evaluasi apakah pengisian tabel makanan dan cuci
tangan dapat berjalan, juga pengetahuan orang tua tentang apa yang sudah kami
edukasikan, serta berisikan kesulitan atau perbaikan yang perlu kami berikan kepada orang
tua peserta.
10
8
6
4
2
0
R M FA FI K
BB Awal (Kg) 7.8 12.6 9 7.8 7.5
BB Setelah Minggu 1 (Kg) 7.5 13 9.2 8.2 7.6
BB Setelah Minggu 2 (Kg) 7.8 12.9 9.4 0 0
Tabel 7.2 Tabel Evaluasi Pemahaman Orang Tua tentang Makanan Bergizi Seimbang
Keterangan Pertanyaan:
Grafik evaluasi tabel makanan bergizi menjelaskan berapa kali dalam sehari dari
keseluruhan komponen makanan bergizi yang balita makan. Komponen gizi yang kami buat
terdiri dari 4 komponen yakni makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak serta
Kenaikan berat badan minimal 100 gram setiap minggu merupakan salah satu
indikator keberhasilan intervensi makanan bergizi. Grafik berat badan peserta intervensi
menunjukkan terjadi kenaikan berat badan pada 3 balita dan dinyatakan berhasil. Namun
ada 2 balita yang sempat mengalami penurunan berat badan yang kemungkinan
dikarenakan sakit ISPA yang dideritanya selama masa intervensi.
Tabel evaluasi pemahaman orang tua tentang makanan bergizi bagi balita
menjelaskan berapa pertanyaan yang mampu dijawab benar oleh orang tua setelah
mendapatkan penyuluhan tentang makanan bergizi. Indikator keberhasilan pemahaman
orang tua ialah dapat menjawab 3 dari 5 pertanyaan yang diberikan. Tabel menunjukkan
orang tua peserta sudah memahami tentang pentingnya makanan bergizi seimbang bagi
balita, contoh makanannya dan fungsi dari makanan tersebut. Didapatkan semua peserta
dinyatakan berhasil sesuai indikator yang telah ditetapkan.
Hasil intervensi cuci tangan digambarkan melalui grafik frekuensi cuci tangan. Grafik
menunjukkan frekuensi cuci tangan keluarga peserta per hari selama 1 minggu periode
intervensi. Indikator yang ditetapkan adalah dikatakan berhasil apabila minimal cuci tangan
dengan cara yang benar 5 kali dg minimal 5 moment cuci tangan yang benar setiap harinya.
Dari hasil intervensi, didapatkan bahwa semua peserta belum berhasil memenuhi indikator
yang telah ditetapkan.
IX KESIMPULAN
1. Orang tua peserta memahami pentingnya pemberian makanan bergizi untuk balita
2. Belum semua orang tua peserta mampu menyediakan makanan bagi balita sesuai
dengan 4 komponen gizi penting.
3. Belum semua keluarga peserta mengerti dan melaksanakan cuci tangan dengan
cara yang benar.
4. Terdapat kenaikan berat badan pada balita peserta setelah periode intervensi tabel
makanan bergizi.
TIM
Mengetahui,
(dr.Rosmawati Wijaya)
DAFTAR PUSTAKA
Penapisan di Posyandu
Penyuluhan masal di Puskesmas ttg Makanan Bergizi dan Cuci Tangan yang benar