Anda di halaman 1dari 47

GAMBAR TEKNIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Menggambar Teknik
Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Alfian Mizar M.P,

Disusun oleh :
1. Aris Al Imron (NIM : 160513609662)
2. Bayu Hendri Mardian T (NIM : 160513609691)
3. Cahyo Bagus .S (NIM : 160513609611)

OFFERING B1
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
Daftar Isi

1
BAB I

PENDAHULUAN

Gambar teknik merupakan mata kuliah dasar yang menjadi bagian dari desain teknik. Berbeda
dengan istilah menggambar yang sering dikenal, menggambar teknik bukan seperti melukis yang
lebih mengharuskan adanya sentuhan seni/art pada proses pembuatannya. Gambar teknik lebih
mengacu pada standar teknik yang diatur dalam aturan standar internasional ISO atau JIS (Standar
Jepang), dan sebagainya, dalam proses penggambarannya.Gambar teknik merupakan tool atau alat
untuk mengkomunikasikan desain teknik secara visual.

Gambar teknik dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan desain teknik. Terkait dengan
tujuan ini maka gambar teknik haruslah mempunyai metoda yang mudah dikenal, mudah dipelajari,
dan haruslah dimengerti oleh semua orang, secara internasional. Sehingga dalam menggambar
diperlukan adanya standar yang diacu, dan standarnya haruslah merupakan standar internasional,
karena gambar yang dimaksud oleh seorang pembuat gambar disuatu negara harus dipahami
dengan sama oleh orang lain yang berada dibelahan bumi lain, itulah artinya standar.

Peran Menggambar Teknik

Kemampuan membaca gambar merupakan kebutuhan terpenting semua orang teknis dalam profesi
apapun. Dibandingkan dengan deskripsi lisan atau tertulis, metode ini singkat dan lebih jelas.
Beberapa dari Aplikasi adalah: menggambar bangunan untuk insinyur sipil, gambar mesin untuk
insinyur mekanik, diagram sirkuit untuk insinyur listrik dan elektronika, grafis komputer untuk
satu dan semua.

Subjek pada umumnya dirancang untuk memberikan keterampilan berikut.

1. Kemampuan membaca dan mempersiapkan gambar teknik.


2. Kemampuan membuat sketsa benda bebas.
3. Kekuatan untuk membayangkan, menganalisis dan berkomunikasi, dan
4. Kemampuan untuk memahami subjek lain

Instrumen Menggambar dan Alat Bantu

Instrumen dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan draughting adalah Menggambar
papan, Mini draughter, Instrument box, Set kotak, Protractor, Set sisik, Kursi Prancis, Menggambar
lembar, Pensil, Template

1
1) Papan gambar

Sampai saat ini papan gambar yang digunakan terbuat dari kayu lunak berpengalaman dengan
tebal sekitar 25 mm sebuah tepi kerja untuk T-square. Saat ini mini-draughters digunakan bukan
kotak-T yang bisa diperbaiki di papan manapun Ukuran standar papan tergantung pada ukuran
ukuran lembar gambar wajib.

2) Mini-Draughter

Mini-draughter terdiri dari sudut yang dibentuk oleh dua lengan dengan sisik yang ditandai dan
kaku berengsel satu sama lain (Gambar I. I). Ini menggabungkan fungsi kotak persegi, set-kuadrat,
sisik dan busur derajat. Ini digunakan untuk menggambar garis horizontal, vertikal dan miring,
garis sejajar dan tegak lurus dan untuk mengukur garis dan sudut.

3) Kotak Instrumen

Kotak instrumen berisi 1. Kompas, 2. Pembagi dan 3. Pena. Yang penting adalah posisi ujung
pensil berkenaan dengan ujung kompas. Ini harus atleast saya mm di atas sebagai ditunjukkan pada
Gambar 1.2 karena ujungnya masuk ke papan untuk pegangan sebesar 1 mm.

1
4) Set Timbangan

Timbangan digunakan untuk membuat gambar objek sesuai ukuran yang diinginkan. Ini terbuat
dari kayu, baja atau plastik (Gbr.I.3). BIS merekomendasikan delapan timbangan dalam plastik /
karton dengan sebutan MI, M2 dan seterusnya seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1 Set sisik

5) Kurva Prancis

Lekukan Prancis tersedia dalam berbagai bentuk (Gambar 1.4). Pertama, serangkaian poin
diplot Jalur yang diinginkan dan kemudian kurva yang paling sesuai dibuat sepanjang tepi kurva.
Fleksibel Kurva terdiri dari batang timbal di dalam karet yang membungkuk dengan mudah untuk
menggambar kurva yang halus melalui serangkaian poin.

1
6) Templates

Ini adalah alat bantu yang digunakan untuk menggambar fitur kecil seperti lingkaran, busur,
segitiga, persegi dan lainnya bentuk dan simbol yang digunakan di berbagai bidang sains dan teknik
(Gbr.l.5)

7) Pensil

Pensil dengan timbal tingkat kekerasan atau nilai yang berbeda tersedia di pasaran. Kekerasan
atau kelembutan timbal ditunjukkan oleh 3H, 2H, H, HB, B, 2B, 3B, dan seterusnya. Nilai HB
menunjukkan kekerasan media ringan yang umum digunakan untuk tujuan umum. Kekerasan
meningkat seiring nilai angka sebelum huruf H meningkat. Timbal menjadi lebih lembut, karena
nilai angka sebelum B meningkat (Gbr.l.6).

Pemilihan kelas tergantung pada kualitas garis yang diinginkan untuk gambar. Pensil dari nilai
H atau 2H dapat digunakan untuk menyelesaikan gambar pensil karena ini memberi garis hitam
yang tajam. Pensil kelas yang lebih lembut digunakan untuk membuat sketsa pekerjaan. Nilai HB
direkomendasikan untuk huruf dan dimensi.

1
Saat ini pensil mekanis banyak digunakan di tempat pensil kayu. Bila ini digunakan, banyak
waktu penajaman dapat disimpan. Angka 0,5,0.70 pena menunjukkan ketebalan garis yang
diperoleh dengan timah dan ukuran diameter timah.

Pensil micro-tip dengan tebal 0,5 mm mengarah dengan nilai berikut dianjurkan.

HB Soft grade untuk garis Perbatasan, huruf dan sketsa gratis


H Sedang kelas untuk garis besar Terlihat, tepi terlihat dan garis batas
2H Hard grade untuk garis konstruksi, garis Dimensi, garis Pemimpin, garis ekstensi, garis
tengah, garis penetasan dan garis tersembunyi.

1
BAB II

PROYEKSI (PROJECTION)

2.1 Pendahuluan

Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun
pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian
suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan
cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap
proyektornya.

2.2 Pembahasan

Proyeksi secara garis besar dapat dibedakan sebagai berikut.


A. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan
aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :
1. Proyeksi piktorial isometri
Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau
untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi
isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk menampilkan
suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut
sebagai berikut :
a. Ciri pada sumbu
– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
b. Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang
digambarnya.
Contoh :

1
Gambar 9.5. Proyeksi isometri

2. Penyajian Proyeksi Isometri


Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa
posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.

Proyeksi isometri dengan posisi normal

Contoh :

Gambar 9.6. Proyeksi isometri dengan posisi normal

Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Gambar 9.7. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

1
Gambar 9.8.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal

B. Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai


sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda
terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap
bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain.
Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor

1
Panah ditengah : Bidang proyeksi
Panah dibawah : Proyeksi

Proyeksi ortogonal dari sebuah garis

Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

C. Proyeksi Pandangan
1
Proyeksi Eropa dan Amerika
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk
memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua
dimensi.
a. Proyeksi Eropa

Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang menyebutkan
proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing pengarang buku
yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi
yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya.

Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

1
Gambar 10.6. Proyeksi Eropa

b. Proyeksi Amerika

Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang
letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.4).

Keterangan :

P.A = Pandangan Atas


P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

1
Gambar 10.7. Proyeksi Amerika

Pemilihan pandangan depan

Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam gambar adalah
sangat penting. Karena pandangan depan dapat langsung memberikan keterangan bentuk
benda yang sebenarnya dan jumlah pandangan depan juga ditentukan oleh pandangan
depan tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti bagian depan dari benda itu sendiri.
Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan
mengenai bentuk khas atau fungsinya.

Simbol Proyeksi

Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu diberi lambang
proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa cara kedua proyeksi
boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar
menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut pertama).

Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan menggunakan kedua
proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas
gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.

1
Simbol Proyeksi Eropa Simbol Proyeksi Amerika

Anak Panah

Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah
potongan, sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis
ukur.

Gambar 11.2. Anak panah

2.3 Kesimpulan

Proyeksi Piktorial
 Proyeksi piktorial terbagi menjadi 4 macam, yaitu isometri, dimetri, miring, dan
perspektif.
 Proyeksi piktorial hanya digunakan pada gambar tiga dimensi untuk diproyeksikan
pada bidang dua dimensi.

Proyeksi Ortogonal
 Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan benda
terhadap suatu bidang dengan garis proyektor yang tegak lurus terhadap bidang
proyekstornya.
Proyeksi Eropa
 Proyeksi Eropa hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga dimensi agar
memberikan informasi lebih detail

1
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Eropa terbalik dengan arah
pandangannya.
Proyeksi Amerika
 Proyeksi Amerika hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga dimensi
agar memberikan informasi lebih detail.
 Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Amerika sama dengan arah
pandangannya.

BAB III

POTONGAN (SECTION)
3.1 Pendahuluan
Kita sering menemukan benda-benda yang mempunyai rongga. untuk mengetahui bentuk
rongga dan ukuran dalam rongga tersebut dibutuhkan potongan pada gambar yang berfungsi
untuk melihat bagian rongga tersebut. Dalam penggambarannya kita menggunakan garis gores,
dimana garis ini menyatakan garis yang tersembunyi.
Jika dalam gambar kita mematuhi aturan ini maka gambar yang kita hasilkan akan tampak
rumit, dikarenakan garis gores yang bertumpuk-tumpuk dengan garis nyata. oleh karena itu untuk
mengurangi kerumitan gambar dan membuatnya lebih mudah kita menggunakan gambar
potongan..

3.2 Pembahasan

1. Macam- Macam Gambar Potongan


Penggunaan garis strip-strip (gores) untuk melukiskan bagian benda yang tidak terlihat dalam
jumlah yang sedikit memang bisa membantu para pembaca gambar, tetapi bila bagian yang tidak

1
terlihat banyak akan membingungkan. Untuk menghindari kebingungan dan memperjelas bagian
dalam suatu benda yang akan digambar dipergunakan gambar potongan (sectional views).
Untuk memperlihatkan bagian dalam suatu benda dengan menggunakan gambar potongan
dapat dilakukan dengan potongan seluruhnya, potongan separoh dan potongan sebagian
disesuaikan dengan kadar kebutuhan dari bagian dalam yang akan diperlihatkan (lihat Gambar 31).
Memang penggunaan gambar potongan seluruhnya akan lebih memperlihatkan bagian dalam,
tetapi dalam halhal tertentu justru akan mubazir terutama dalam penggunaan waktu menggambar,
seperti benda kerja yang simetris, maka gambar potongannya cukup separoh atau sebagian saja
tidak perlu seluruhnya.

BAB IV

2. Cara Menggambar Potongan


Bagian dalam yang mendapat potongan perlu dibedakan dengan bagian luar yang tidak
dipotong. Untuk itu seluruh bagian yang dipotong diarsir dengan sudut 45o terhadap garis sumbu
atau garis gambar (lihat Gambar 32). Jarak garis arsir yang dibuat disesuaikan dengan besarnya
gambar dan jaraknya sama antara satu sama lainnya. Gambar susunan benda kerja yang menjadi
satu, potongannya ditunjukkan dengan arsiran yang berbeda arah (lihat Gambar 33), sedangkan
potongan dari satu benda harus diarsir dengan arah yang sama. Untuk benda yang tipis gambar
potongannya ditunjukkan tidak dengan arsir, tetapi cukup ditebalkan dengan warna hitam

1
Untuk penampang yang tipis, seperti benda yang terbuat dari plat, baja profil, dan paking dapat
digambar dengan garis tebal (dihitamkan), sedangkan daerah yang dihitamkan dari beberapa
penampang yang berbeda dipisahkan (diberi jarak) sedikit

Gambar potongan memang dapat membantu untuk menjelaskan bentuk bagian dalam yang tidak
terlihat dan ukuran-ukurannya, namun demikian ternyata tidak semua benda dapat dipotong.
Bagian-bagian benda seperti baut, paku keling, pasak, poros, dan sirip tidak boleh dipotong

Pemotongan pada suatu pandangan dilakukan dengan menggunakan garis potong, yaitu garis
strip titik dengan ujung tebal dan diberi anak panah yang diberi huruf sama. Pada penunjukkan
bagian yang dipotong ditulis huruf yang sama dengan pemotongannya.

3.3 Rangkuman
Alam Menggambar teknik, kita sering menemukan benda-benda yang mempunyai rongga.
untuk mengetahui bentuk rongga dan ukuran dalam rongga tersebut dibutuhkan potongan pada

1
gambar yang berfungsi untuk melihat bagian rongga tersebut. Dalam penggambarannya kita
menggunakan garis gores, dimana garis ini menyatakan garis yang tersembunyi
Jenis-jenis potongan :
1. Potongan penuh (full section)
2. Potongan separoh (half section)
3. Potongan meloncat
4. Potongan yang diputar (Rotated Section).
5. Potongan Berurutan (Removed Section).
6. Potongan sobekan
7. Potongan penampang tipis

BAB IV

BUKAAN (KUPASAN)

4.1 Pendahuluan

Sejarah menerangkan bahwa pada zaman Mesir Kuno telah ditemukan berbagai penemuan
teknologi kuno diantaranya adalah pembuatan baju besi maupun topi baja. Proses pembuatan baju-
baju besi untuk kelengkapan tentara, ini menggunakan patron (mal) atau cetakan. Ditinjau dari
dimensi benda yang dikerjakan ini membutuhkan suatu pengetahuan menggambar bukaan dari
profil-profil yang dikerjakan. Jadi dapat diketahui sebenarnya teknik menggambar bukaan ini telah
dilahirkan orang semenjak zaman penemuan besi sekitar tahun 2000 SM, yakni dalam hal
pembuatan kelengkapan peralatan tentara.
Dewasa ini perkembangan teknik menggambar bentangan ini mengalami kemajuan yang
pesat, terutama dalam teknik menggambar badan (body) kendaraan seperti mobil kereta api bahkan
pesawat udara dan kapal. Disamping itu unsur kebutuhan tutup (cup) peralatan permesinan juga
sangat dibutuhkan. Pembuatan-pembuatan file cabinet atau peralatan kantor bahkan pembuatan
1
brankas juga tak luput dari proses menggambar bentangan. Teknik menggambar bentangan ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari cara yang sederhana yang menggunakan peralatan
manual serta menggunakan komputer yang paling canggih. Seluruh proses penggambaran
bentangan ini didasari pengetahuan teknik menggambar bukaan, baik secara grafis maupun secara
matematis

4.2 Pembahasan
Maksud dari gambar bentangan atau bukaan ia!ah untuk mempermudah pamotongan bahan
atau mempermudah mengetahui banyaknya bahan yang diperlukan. Untuk penglihatan ujung-
ujungnya dapat dilakukan dengan dipatri, dikeling, ataupun dilas. Cara penyambungan tersebut
tergantung dari macam bahan ataupun tebal-tipisnya bahan.
Dari hasil gambar teknik yang dikerjakan dalam bentuk gambar-gambar detail ini selanjutnya
diberikan kepada para operator untuk mengerjakan. Tetapi seluruh desain gambar yang terbuat dari
komponen pelat yang dibutuhkan gambar tambahan yakni gambar bentangan, sebab untuk
pemotongan awal dari bahan yang dikerjakan harus sesuai dengan bentangan yang dibutuhkan.
Apalagi untuk pembuatan komponen yang berjumlah besar, hal ini dibutuhkan gambar bentangan
yang cermat dan teliti. Apabila pemotongan bentangan ini tidak sesuai dengan kebutuhan bahan
yang diinginkan akan menimbulkan kerugian pemakaian bahan.
Pengetahuan gambar bentangan memang dewasa ini sangat dibutuhkan, lni terlihat dari
perkembangan dunia industri. Terutama industri-industri karoseri body mobil, body kereta api,
peralatan kantor juga tangki-tangki berukuran kecil maupun besar. Seorang juru gambar bentangan
harus mempunyai wawasan yang luas tentang suatu obyek yang akan digambarnya. Sebab selain
dibutuhkan pengetahuan tentang gambar bukaan tersebut, juru gambar juga harus
mempertimbangkan proses penyambungan yang digunakan dalam perakitan bentangan tersebut,
sehingga juru gambar harus mempersiapkan dimensi geometris tambahan untuk proses perakitan
obyek yang akan dikerjakan.

Penerapan Bentangan

Ditinjau dari proses penerapan gambar bentangan ini dapat dilakukan dengan dua sistem yakni
sistem langsung pada obyek yang dikerjakan dan sistem tidak langsung. ƒ

 Sistem langsung

1
Sistem langsung yang dimaksud dalam penerapan bentangan ini adalah proses menggambar
bentangan yang dilakukan langsung pada obyek atau pelat yang dikerjakan. Proses secara Iangsung
ini biasanya dilakukan untuk pembuatan bentangan satu obyek saja. Pelat yang menjadi obyek
pengerjaan langsung merupakan tempat 169 lukisan yang dikerjakan oleh juru gambar. Jadi juru
gambar melukis bentuk bentangan di atas pelat tersebut secara langsungan. Setelah lukisan
bentangan terbentuk selanjutnya dilakukan proses pemotongan bentangan ƒ

 Sistem Tak Langsung

Sistem tak langsung ini umumnya digunakan dalam pembuatan komponen yang berjumlah
besar. Proses penggambaran bentangan awalnya dilukis pada mal atau patron yang disediakan
khusus. Setelah mal lukisan bentangan ini selesai dipotong selanjutnya di pindahkan pada pelat-
pelat yang tersedia sesuai dengan jumlah komponen yang dibutuhkan.

Konstruksi Geometri

Pada saat menggambar suatu komponen mesin, juru gambar sering menggunakan konstruksi yang
didasarkan atas unsur-unsur geometri. Unsur-unsur geometri yang dimaksud di sini adalah busur-
busur, lingkaran, garis, atau sudut. Konstruksi geometri digunakan agar lukisan atau gambar yang
dibuat memberikan bentuk yang baik. Konstruksi ini dimaksudkan agar penyambungan garis
dengan garis, busur dengan busur, busur dengan garis, dan sebagainya, dapat digambar dan dilukis
dengan tepat.

Macam-macam bukaan

1) Garis Tegak Lurus

Garis Tegak Lurus Gambar 4.7. menunjukkan cara membagi dua garis lurus sama panjang.
Langkah pertama, buat garis lurus AB, kemudian buat busur lingkaran di titik A dengan ukuran
jari-jari sembarang. Selanjutnya buat busur lingkaran di titik B dengan jari-jari yang sama dengan
lingkaran di titik A. Kedua lingkaran berpotongan di titik C dan D. Selanjutnya hubungkan titik C
dan D memotong garis AB di titik F sehingga panjang AF = FB.

Gambar 4.8. menunjukkan cara membuat garis tegak lurus melalui titik 0 yang terletak pada
garis AB. Langkah pertama, buat busur lingkaran di titik O dengan ukuran jari-jari sembarang.
Busur lingkaran tersebut memotong garis AB di titik S dan T. Buat lingkaran dengan ukuran jari-

1
jari sembarang di titik S dan T sebagai pusat busur lingkaran. Kedua busur lingkaran tersebut
berpotongan di titik P. Langkah selanjutnya tarik garis dari P ke Q maka garis tersebut tegak lurus
garis AB.

Gambar 4.9. menunjukkan cara membuat garis tegak lurus melalui titik T yang berada di luar
garis. Caranya adalah buat garis AB dengan panjang tertentu dan buat titik T di luar garis AB.
Langkah selanjutnya buat busur lingkaran di titik T dengan panjang jari-jari sembarang. Busur
lingkaran tersebut memotong garis AB di titik P dan Q. Kemudian buat busur lingkaran di titik P
dan Q dengan panjang jari-jari sembarang, busur lingkaran tersebut berpotongan di titik S.
Selanjutnya tarik garis dari S ke T maka garis tersebut tegak lurus garis AB.

Gambar 4.10. menunjukkan cara membuat garis tegak lurus yang melalui titik A. Langkah awal
buat garis AB, selanjutnya di dekat titik A diberi titik Q. Setelah itu buat busur lingkaran melalui
titik Q dengan pusat busur lingkaran di titik P yang terletak di luar garis AB. Busur lingkaran
tersebut memotong garis AB di titik S. Kemudian hubungkan titik S dengan titik P, perpanjangan
garis SP memotong busur lingkaran di titik T. Selanjutnya hubungkan titik Q dengan titik T. Garis
QT tegak lurus terhadap garis AB.

2) Membagi Sudut

1
Gambar 4.11. menunjukkan cara membagi sudut 900 menjadi dua sama besar. Langkah pertama
buat garis AB dengan panjang sembarang, buat garis C tegak lurus di titik B. Sudut ABC adalah
900 .

Buat busur lingkaran di titik B dengan panjang jari-jari sembarang. Busur lingkaran tersebut
memotong garis AB di titik D dan memotong garis BC di titik E. Dengan jari-jari yang sama, buat
busur lingkaran di titik E dan D.

Busur lingkaran tersebut berpotongan di titik H, buat garis dari titik B ke H maka sudut CBH
adalah separo dari sudut ABC, yaitu 45°. Bila besar sudut ABF adalah 60°, maka dengan jalan
memindahkan EF akan diperoleh titik G. Bila titik G kita hubungkan dengan B maka besar sudut
ABG adalah 1200 .

Gambar 4.12. menunjukkan cara membuat sebuah segi empat sama sisi. Langkah pertama, buat
garis AB yang telah ditentukan panjangnya. Buat garis tegak lurus di titik B, kemudian buat busur
lingkaran dengan jari-jari AB, titik B sebagai pusat. Garis tersebut memotong garis tegakk lurus di
titik C. Buat busur lingkaran di titik C dan A dengan jari-jari AB. Busur lingkaran tersebut
berpotongan di titik D. Hubungkan titik-titik ABCD maka terbentuk segi empat sama sisi.

Gambar 4.13. menunjukkan cara membuat empat persegi panjang dengan sisi panjang AB dan
sisi pendek BD. Buat garis AB dengan panjang yang telah ditentukan, kemudian buat garis tegak
lurus terhadap garis AB di titik A. Selanjutnya buat busur lingkaran di titik A dan B dengan jarijari
BD, yaitu sisi pendek. Tarik garis sejajar garis AB melalui titik C. Garis tersebut memotong busur
lingkaran yang lain di titik D. Langkah terakhir hubungkan titik-titik ABCD maka terbentuk segi
empat yang kita inginkan.

Gambar 4.14. menunjukkan cara membuat segi empat belah ketupat. Buat garis AB dengan
panjang yang telah ditentukan, kemudian buat garis yang membentuk sudut 60° di titik B. Buat
1
busur lingkaran di titik B dengan jari-jari AB, garis tersebut memotong garis sudut 60° di titik C.
Dengan jari-jari yang sama buat busur lingkaran di titik C dan A, Gambar 4.11. Cara membagi
sudut 900 menjadi dua sama besar. 173 perpotongan busur A dan C merupakan titik D. Hubungkan
titik-titik ABCD maka terbentuk segi empat belah ketupat yang kita inginkan.

Gambar 4.15. menunjukkan cara membuat belah ketupat yang telah diketahui sisi tingginya.
Langkah pertama buat garis lurus AB, kemudian tarik garis tegak Iurus AB di titik A dan titik E
pada garis AB. Buat busur lingkaran di titik A dan E dengan panjang jari-jari sama dengan tinggi
belah ketupat. Busur lingkaran memotong garis tegak lurus di titik P dan Q. Selanjutnya tarik garis
tegak lurus di titik P dan melalui titik Q. Titik C terletak di antara P dan Q. Selanjutnya hubungkan
titik A dengan titik C. Buat busur lingkaran di titik C dengan panjang jari-jari CA memotong
perpanjangan garis PQ di titik D. Buat busur lingkaran dengan jari-jari yang sama di titik A
memotong garis AE di titik B, hubungkan titik B dengan titik D, maka terbentuk belah ketupat
ABCD sesuai keinginan kita.

3) Membuat Segi Lima

Gambar 4.16. menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang panjang salah satu sisinya sudah
diketahui. Garis AB adalah sisi dari segi lima, bagi garis tersebut menjadi dua bagian yang sama
panjang, namai titik itu dengan titik T. Tarik garis tegak lurus melalui titik T dengan panjang sama
dengan garis AB, namai titik tersebut dengan titik Q. Hubungkan titik A Gambar 4.13 Cara
membuat empat persegi panjang dengan sisi panjang AB Gambar 4.12 Cara membuat sebuah segi
empat sama sisi.

1
Gambar 4.14 Cara membuat segi empat belah ketupat. Gambar 4.15 cara membuat belah ketupat
yang telah diketahui sisi tingginya. 174 Gambar 4.16. Cara membuat suatu segi lima yang panjang
salah satu sisinya sudah diketahui.

Gambar 4.17. Cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. dengan titik Q. Dari
titik C buat garis QS, dengan panjang sama dengan AT. Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-
jari AS sehingga memotong garis TO di titik C. Buat busur lingkaran di titik C, A, dan B dengan
jari-jari AB, sehingga akan diperoleh titik D dan E. Hubungkan titik ABCDE sehingga terbentuk
segi lima yang dikehendaki. Gambar 4.17. menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di
dalam lingkaran. Langkah pertama buat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik P. Garis tengah
lingkaran tersebut adalah AB. Kemudian tarik garis tegak lurus AB melalui titik P dan memotong
lingkaran di titik 0. Panjang garis PB dibagi dua sehingga memperoleh titik S. Buat busur lingkaran
di titik S dengan jari-jari SO dan memotong garis PA di titik T serta memotong lingkaran di titik
R. Panjang garis OR adalah sisi dari suatu segi lima.

Gambar 4.18. menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang diketahui satu sisinya. Garis
AB adalah salah satu sisi segi lima. Garis tersebut dibagi menjadi dua sama panjang di titik C.
Tarik garis tegak lurus AB melalui titik C. Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari sama
dengan AB, kemudian tarik garis tegak lurus di A yang memotong busur lingkaran di titik D.
Perpotongan busur lingkaran DB dengan garis tegak lurus yang melalui C adalah di titik 6.
Hubungkan titik B dengan titik D sehingga memotong garis di titik 4. Jarak antara 4 dan 6 dibagi
dua sehingga diperoleh titik 5 yang merupakan pusat lingkaran segi lima. Untuk membuat segi
lima, kita ukurkan sisi AB, pada lingkaran tersebut. Prinsip ini bisa kita gunakan untuk membuat
segi banyak, yaitu dengan jalan membuat lingkaran-lingkaran di titik 6, 7, 8, 9, dan seterusnya,
misalnya akan membuat segi 6. Titik 6 adalah pusat lingkaran yang berpusat di titik 6 tadi. 175

1
Gambar 4.19. menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. Buat garis
dari titik 0 dengan sudut tertentu dari sumbu OP, namai titik tersebut dengan O. Garis 00 dibagi
menjadi lima bagian yang sama panjang. Hubungkan titik Q dengan titik P. Selanjutnya buat garis-
garis sejajar PQ dari titik-titik bagi ke sumbu OP. Buat busur lingkaran dengan jarijari OP di titik
0 dan titik P. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di titik T. Tarik garis dari titik T ke titik
2 hingga memotong lingkaran di titik S. Jarak OS adalah salah satu sisi segi lima tersebut.

4) Membuat Segi Enam

Gambar 4.20. menunjukkan cara membuat sebuah segi enam di dalam lingkaran. Buat lingkaran
dengan garis tengah AB dan titik 0 sebagai titik pusat lingkaran. Tarik garis tegak lurus AB melalui
titik 0 sehingga merupakan sumbu tegak dari lingkaran dan memotong lingkaran di titik C dan D.
Buat busur lingkaran di titik C dan D dengan panjang jari-jari sama, yaitu setengah sumbu AB.
Busur lingkaran tersebut memotong lingkaran di titik E,F,G, dan H. Langkah terakhir hubungkan
titiktitik tersebut sehingga membentuk segi enam.

Gambar 4.21. menunjukkan cara membuat segi enam yang berada di luar lingkaran dan salah
satu sisi sudah diketahui. Sebagai langkah awal buat lingkaran dengan titik pusat O. Buat garis AB
1
melalui pusat lingkaran, kemudian tarik garis OT tegak lurus garis AB melalui titik O. Buat garis
yang membentuk sudut 300 di atas dan di bawah sumbu AB, garis sudut ini memotong lingkaran
di titik P,R,S, dan V. Tarik garis tegak lurus OP memotong garis AB di titik A. Selanjutnya buat
lingkaran dengan panjang jarijari AO di titik A hingga memotong perpanjangan AP di titik C.
Lakukan langkah yang sama pada diagonal OR, OS, dan OV untuk memperoleh titik D,E, dan F.
Apabila kita menghubungkan titik-titik tersebut maka terbentuk segi enam yang kita inginkan.

4.3 Ragkuman
Maksud dari gambar bentangan atau bukaan ialah untuk mempermudah pamotongan bahan
atau mempermudah mengetahui banyaknya bahan yang diperlukan. Untuk penglihatan ujung-
ujungnya dapat dilakukan dengan dipatri, dikeling, ataupun dilas. Cara penyambungan tersebut
tergantung dari macam bahan ataupun tebal-tipisnya bahan.
Dari hasil gambar teknik yang dikerjakan dalam bentuk gambar-gambar detail ini selanjutnya
diberikan kepada para operator untuk mengerjakan. Tetapi seluruh desain gambar yang terbuat dari
komponen pelat yang dibutuhkan gambar tambahan yakni gambar bentangan, sebab untuk
pemotongan awal dari bahan yang dikerjakan harus sesuai dengan bentangan yang dibutuhkan.
Apalagi untuk pembuatan komponen yang berjumlah besar.

Ada beberapa macam jenis bukaan yang ada yaitu :

 Garis tegak lurus


 Membagi sudut
 Membuat segi lima

1
 Membuat segi enam

BAB V

TOLERANSI DAN TANDA PENGERJAAN

5.1 PENDAHULUAN

Toleransi adalah perbedaan dua batas ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen
diberi ukuran maka dapat dijelaskan sebagai berikut: adalah ukuran dasar dan nilai toleransi yang
diberikan.Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran,
toleransi suaian, dan toleransi geometrik.
1
Dalam pembahasan kali ini juga membahas tentang simbol dan tanda pengerjaan, Dan
pembahasan tentang toleransi dan tanda pengerjaan tersebut akan lebih diperjelas dalam
pembahasan dibawah ini.

Tujuan Pembahasan
 Agar siswa dapat memahami tentang toleransi dan macam-macamnya setelah membaca
pembahasan dibawah ini
 Agar siswa dapat memahami tentang simbol dan tanda pengerjaan setelah membaca
pembahasan dibawah ini

5.2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TOLERANSI

Toleransi adalah perbedaan dua batas ukuran yang diijinkan, katakanlah kita akan membuat
suatu poros atau suatu lubang dengan ukuran yang telah ditentukan, maka ukuran tersebut adalah
ukuran dasar atau ukuran nominal yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembuatannya.

Sebuah ukuran ditentukan oleh penyimpangan terhadap batas ukuran ini.

1
Dalam gambar dilukiskan bahwa kedua penyimpangan dari poros adalah bernilai negatif,
sedangkan kedua penyimpangan lubang adalah positif.

Untuk selanjutnya dan istimewa karena pentingnya peranan benda silindris dengan
potongan bulat, maka pembahasan dilakukan khusus untuk bentuk tersebut.

Walaupun demikian uraian ini berlaku juga untuk bagian-bagian datar, khususnya istilah
umum “lubang” dan “poros” dapat juga dipergunakan untuk bagian-bagian antara dua bagian datar,
seperti misalnya alur pasak, tebal pasak dan sebagainya.

Standar Toleransi Internasional IT

Toleransi dapat juga dikatakan perbedaan penyimpangan atas dan bawah yang harus dipilih
secara seksama agar sesuai dengan persyaratan fungsinya. Kemudian macammacam nilai numerik
dari toleransi untuk tiap pemakaian dapat dipilih oleh perencana.

Nilai toleransi standar telah ditentukan oleh ISO/R 286 (ISO System of Limits and Fits System)
yaitu ISO untuk limit dan suaian.
1
Toleransi standar ini disebut “ Toleransi Internasional” atau “IT”.

Dianjurkan bagi perencana untuk memakai nilai IT untuk toleransi yang diinginkannya.

K.T IT5 IT6 IT7 IT8 IT9 IT10 IT11 IT12 IT13 IT14 IT15 IT16

NILAI 71 10i 16i 25i 40i 64i 100i 250i 400i 640i 1000i

Kwalitas Toleransi

Kwalitas toleransi adalah sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai kwalitas yang setaraf
untuk semua ukuran dasar.

Ada 18 kwalitas toleransi dasar yang disebut toleransi standar, yaitu IT 01; IT 0; IT 1 sampai
dengan IT 16. Nilai toleransi meningkat dari IT 01 sampai dengan IT 16, dimana IT 01 s.d. IT 4
diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti, seperti alat ukur instrumeninstrumen optik, dan
sebagainya. IT 5 s.d. IT 11 dipakai dalam bidang permesinan umum, untuk bagian-bagian yang
mampu tukar, yang dapat digolongkan pula dalam pekerjaan sangat teliti dan pekerjaan biasa. Dan
untuk tingkat IT 12 s.d. IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.

Untuk tingkat toleransi IT 5 s.d. IT 16, nilai toleransinya ditentukan oleh satuan toleransi l = 0,45
3 √ D + 0,001 D dalam satuan micron dan D, harga rata-rata geometrik dari kelompok ukuran
nominal dalam mm.

1
Tabel 4.3 Tingkat Diameter Nominal

1
Harga toleransi standar untuk tingkat IT 5 s.d. IT 16 diberikan dalam tabel di atas sebagai
hubungan dengan satuan toleransi i.

Untuk tingakatan dibawah IT 5, nilai-nilai toleransi standar ditentukan sesuai tabel di atas.
Nilai-nilai IT 2 s.d. IT 4 telah ditentukan kira-kira secara geometrik antara nilai-nilai IT 1 dan IT
5 (lihat tabel dibawah).

Nilai-nilai numerik dan toleransi standar telah ditentukan dengan cara-cara di atas dan
dibulatkan dalam satuan metrik untuk tiap tingkatan diameter nominal.

Tabel 4.4 Nilai numerik untuk toleransi standar (metrik).

1
1
Toleransi pada ukuran sudut

Aturan-aturan yang telah ditentukan untuk ukuran linier dapat juga diterapkan pada ukuran
sudut.Penyimpangan ukuran yang diijinkan tanpa keterangan Toleransi. Semua ukuran yang
dinyatakan dalam gambar pada dasarnya harus diberi toleransi. Tetapi dalam kenyataannya
terdapat banyak ukuran tanpa keterangan toleransi.

Untuk bagian-bagian tanpa suaian dan tanpa persyaratan ketelitian khusus, toleransinya
dengan mudah dapat diberikan dengan catatan umum, yang menyatakan sekaligus nilai
penyimpangan yang diijinkan untuk bagian-bagian yang sejenis (disebut ukuran tanpa keterangan
toleransi) sesuai dengan ISO 2768, nilai penyimpangan yang diijinkan ini seringkali disebut
toleransi umum oleh karena itu ukuran tanpa keterangan toleransi terkait oleh toleransi umum.

Pemilihan Nilai Penyimpangan yang diijinkan

a. Catatan umum harus menentukan :

 Suatu penyimpangan yang diijinkan sama dengan ± IT/2 dari tingkat toleransi ISO (± IT
14/2 misalnya), artinya penyimpangan yang diijinkan Js untuk poros dan Js untuk lubang,
sebagai tambahan catatan tersebut dapat mengganti penyimpangan ini dengan H untuk
lubang atau h untuk poros.
 Atau penyimpangan yang diijinkan antara satu dari tiga seri yang diberikan pada tabel
dibawah (dibulatkan dibandingakan dengan tingkat IT 12, 14 atau 16); catatannya dapat
menuliskan sebagai tambahan, penggantian nilai-nilai ± t/2 dimana ± t untuk lubang dan –
t untuk poros.

1
 Atau sebuah nilai tunggal untuk ukuran nominal manapun, jika tidak terdapat perbedaan
yang besar antara ukuran-ukuran yang berbeda tanpa keterangan toleransi pada gambar (±
0,4 mm umpamanya, pada gambar hidung poros (spindle) mesin bubut dari ISO/R 702).

b. Toleransi Umum :

Ukuran-ukuran sudut

Catatan umum diutamakan untuk menuliskan penyimpangan yang diijinkan dari tabel dibawah,
dan dinyatakan oleh panjang sisi yang pendek dari sudut yang bersangkutan, dalam derajat dan
menit.

1
TOLERANSI SUAIAN

Toleransi Suaian

Suaian : Sistim satuan lubang dan satuan poros

Suaian adalah perbedaan ukuran yang diijinkan untuk suatu pemakaian tertentu dari pasangan dua
benda yang saling berhubungan.

Ada tiga jenis suaian, yaitu :

 Suaian longgar (clearace fit)


 Suaian pas (transition fit)
 Suaian sesak atau paksa (interference fit)

1
TOLERANSI GEOMETRIK

Toleransi geometrik mencakup toleransi bentuk posisi, tempat dan penyimpangan putar. Pada tabel
dibawah jenis-jenis toleransi yang diperlihatkan dengan lambangnya masingmasing.

Toleransi bentuk membatasi penyimpangan dari sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan
atau bidang meridian).

Dari bentuk geometrik ideal, posisi tempat dan penyimpangan putar membatasi posisi atau tempat
bersama dari dua atau lebih elemen.

1
B. SIMBOL ATAU TANDA PENGERJAAN

Tanda Pengerjaan Permukaan

Simbol-simbol dasar

Simbol dengan harga kekasaran yang dikehendaki

Simbol dengan tambahan perintah pengerjaan

1
Simbol letak perintah dan harga kekasaran

Tanda pengerjaan itu harus diletakkan langsung pada permukaan hanya satu tanda saja
untuk permukaan yang sama. Bila ada simbol-simbol tambahan tanda pengerjaan harus diletakkan
seperti gambar dibawah.

Tanda Pengerjaan Umum

Bila seluruh permukaan benda kerja itu harga kekasarannya sama, maka pemberian simbol cukup
satu saja didekat nomor bagian.

1
Simbol-simbol arah alur pengerjaan

5.3 RANGKUMAN

Toleransi adalah perbedaan dua batas ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah elemen
diberi ukuran maka dapat dijelaskan sebagai berikut: adalah ukuran dasar dan nilai toleransi yang
diberikan. Toleransi pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu toleransi ukuran, toleransi suaian,
dan toleransi geometrik

1
Toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada setiap ukuran
elemen. Toleransi suaian, Suaian adalah perbedaan ukuran yang diijinkan untuk suatu pemakaian
tertentu dari pasangan dua benda yang saling berhubungan. Dan Toleransi geometrik adalah
toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk, posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap
suatu elemen geometris. Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk
memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran.

Tanda Pengerjaan merupakan simbol-simbol dalam gambar teknik, dan terdapat jenis tanda
pengerjaan, yaitu : tanda pengerjaan permukaan dan tanda pengerjaan umum.

1
BAB VI

GAMBAR KERJA DAN GAMBAR SUSUNAN

6.1 PENDAHULUAN

Gambar Bagian
Ada dua cara yang umum dipergunakan untuk menampilkan gambar kerja dalam kertas
gambar. Cara yang pertama adalah bila mesin atau alat yang akan dibuat mempunyai bagian yang
banyak, maka gambar bagian-bagian digambar dalam beberapa lembar kertas, dan gambar susunan
digambar di kertas lainnya, sedangkan cara yang ke dua adalah bila alat atau mesin hanya
mempunyai sedikit bagian, maka baik gambar bagian maupun susunan digambar dalam satu kertas
dengan ukuran besar. Untuk menjabarkan gambar susunan maka diperlukan gambar bagian
(detail), yaitu suatu gambar yang memperlihatkan komponen atau bagian dari susunan yang berdiri
sendiri. Gambar bagian ini diletakan pada sebelah kanan dan sebelah bawah pada kertas gambar.
Bagian-bagiannya diperinci digambarkan dalam kedudukan seperti yang terdapat dalam susunan
dengan memberikan pandangan dan potongan yang lengkap dari bentuk dan ukuran benda yang
dikerjakan. Untuk itu itu pandangan yang ada harus cukup, sehingga jelas dan mudah dimengerti.
Penempatan pandangan pada gambar bagian diusahakan jangan saling mengganggu, karena
letaknya terlalu dekat, namun demikian penggambarannya harus dibuat dalam kedudukan yang
ditentukkan oleh pengerjaan utama, sewaktu benda diproses. Berkaitan dengan gambar bagian ini,
maka beberapa pedoman prosedur membuat gambar detail diantaranya adalah sebagai berikut: (a)
Pilihlah pandangan dengan mengingat bahwa selain pandangan yang memperlihatkan bentuk
karateristik obyek, hendaknya ada pandangan tambahan sebagaimana yang diperlukan untuk
melengkapi uraian bentuk. Pandangan ini dapat berupa gambar potongan yang memperlihatkan
bagian dalam atau pandangan bantu yang dalam pandangan utama tidak diuraikan sepenuhnya.
(b) Penempatan gambar bagian tidak berdesakan, seimbang untuk semua pandangan, ukuran serta
catatan.

Gambar Susunan
Untuk mendapat gambaran benda kerja yang akan dibuat diperlukan gambar susunan
(gabungan), yaitu suatu gambar yang memperlihatkan gambar lengkap dari sebuah mesin, yang
ditandai dengan kedudukan relatif bermacam-macam komponen yang menjadi satu gabungan.
Gambar ini diletakkan di sebelah sudut kiri atas dan digambar dalam potongan agar jelas letak
bagian-bagiannya. Gambar susunan ini hanya merupakan sesuatu yang bersifat umum tidak perlu
terperinci, namun harus lengkap dimana seluruh bagian tampak seluruhnya, sehingga yang penting
dalam gambar susunan ini adalah bagaimana memperlihatkan lokasi tiap-tiap bagian itu harus
1
dipasang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, jadi horisontal untuk bagian-bagian mesin yang
rebah, dan vertikal untuk yang tegak. Karena hanya memuat hal-hal yang penting saja, maka hanya
ukuran-ukuran utama yang dicantumkan dalam gambar susunan. Nomor-

nomor bagian ditulis dalam label bagian, dengan nomor yang berurutan dari yang kecil ke yang
besar, dari bawah ke atas.

6.2 Tujuan

Setelah mempelajari pembahasan gambar kerja diharapkan siswa dapat

 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan nama
komponen dari gambar kerja
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan ukuran
luar komponen dari gambar kerja
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan ukuran
dalam dan luar dari gambar kerja
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan arti
simbol ukuran dari gambar kerja.

Setelah mempelajari pembahasan gambar susunan ini diharapkan siswa dapat

 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan nama
komponen dari gambar susunan
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan ukuran
luar komponen dari gambar susunan
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan ukuran
dalam dan luar dari gambar susunan
 Memahami dan menyajikan data hasil analisis berdasarkan pengamatan terkait dengan arti
simbol ukuran dari gambar susunan.

6.3 PEMBAHASAN

1
GAMBAR KERJA

Gambar Kerja merupakan penyajian informasi berupa gambar dengan pemberian ukuran
dan keterangan lainya. Dan pengerjaan gambar kerja biasanya menggunakan gambar komputer dan
gambar manual.

Amati gambar kerja berikut ini kemudian diskusikan terkait dengan nama komponen dan ukuranya

GAMBAR SUSUNAN

Gambar susunan merupakan kesatuan dari komponen-komponen yang dirakit.

1
RANGKUMAN

Gambar Kerja merupakan penyajian informasi berupa gambar dengan pemberian ukuran dan
keterangan lainya

Gambar kerja dari komponen sederhana pada bidang permesinan dapat disajikan lengkap dengan
nama dan ukuranya.

Gambar susunan merupakan kesatuan dari komponen-komponen yang dirakit.

1
DAFTAR PUSTAKA

G. Takeshi Sato; N. Sugiarto H.; Menggambar Mesin Menurut Standar ISO; Pradnya Paramita; Jakarta;
1999

Wahyu Makhmud Sueb; Eka Yogaswara; Darso; Menggambar Bagan Mesin Secara Terperinci; Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, 2004

Lembar Kerja Praktek Kerja Bangku kelas 2 semester 1 Program

Keahlian Teknik Mesin, Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta.

J.La Heij dan Bruijn. Ilmu Menggambar Bangunan Mesin. Jakarta: Pradnya
Paramita, 1991.

Sato,T dan Sugiarto. Menggambar Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita,

2000

Warren J. Luzadder. Menggambar Teknik. Erlangga. Jakarta. 1999.

Anda mungkin juga menyukai