Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK

PERTEMUAN I-III: (6 – 8 Febuari 2019)


A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria
maupun wanita (Kushariyadi, 2011). Lansia sendiri bukan merupakan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaftasi dengan stres lingkungan (Efendi,
2009). Proses tua tersebut alami terjadi dan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Setiap orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan akan
mengalami kemunduran fisik mental, dansosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang.
Masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai berakhirnya kehidupan. Hurlock (2002)
menyatakan bahwa tahap terakhir dalam perkembangan ini terbagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar pada umur 60 – 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada
usia 70 tahun sampai akhir kehidupan. Pandangan tentang definisi lansia juga
dikemukakan Santrock (2002) tentang perbedaan pandangan definisi lansia menurut
orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat, yang tergolong lansia
adalah orang yang sudah berumur 65 tahun ke atas, sedangkan yang berumur 60
tahun ke atas merupakan pandangan tentang lansia bagi orang Indonesia (Santrock,
2002)
Berikut ini batasan-batasan usia yang mencakup batasan usia lansia dari berbagai
pendapat ahli (Azizah, 2011):
Menurut world health organization (WHO), ada empat tahapan usia, yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun.
Depkes RI (2013) mengklasifikasikan lansia dalam kategori berikut :
a. Pralansia, seseorang yang berusia anatra 45-59 tahun.
b. Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia resiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Menua atau aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Muhith, 2016).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah.
Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami semua makhluk hidup yang dikaruniai usia
panjang. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya.
Penurunan kondisi fisik/fisiologis yang di alami lansia ditandai dengan kulit yang
mulai keriput, penglihatan dan pendengaran berkurang, gigi ompong, mudah lelah,
gerakan lamban (Muhith, 2016).
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
professional yang berbentuk biopsikososial dan spiritual, dimana klien adalah orang
yang berusia lanjut lebih dari 60 tahun, baik yang kondisinya sehat maupun sakit
(Dewi, 2014).
Keperawatan gerontik berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional lansia, diagnosa, perencanaan, dan implementasi perawatan serta
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial dan spiritual lansia.
Adapun keperawatan gerontik dimulai dengan pengkajian sebagai tahap pertama
dimana mahasiswa memperoleh informasi secara lengkap dan komprehensif,
sehingga masalah kesehatan yang sedang di hadapi klien dapat di atasi.
Pada pertemuan pertama dan kedua mahasiswa ingin melakukan pengkajian
keperawatan (pengumpulan data) pada lansia yang berada di desa Tanjong Deah Kec
Darussalam yang berfungsi untuk merumuskan masalah-masalah yang akan muncul
pada lansia tersebut. Pengkajian yang akan mahasiswa kaji meliputi data biografis
lansia, riwayat keluarga, riwayat kesehatan, riwayat rekreasipola kebiasaan lansia,
pengkajian psikososial, spiritual, perilaku terhadap kesehatan, resiko jatuh dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan fungsional
dengan menggunakan KATZ Indeks / Barthel Indeks serta pengkajian status mental
gerontik menggunakan short Portable Mental Status Quesioner (SPSMQ) atau Mini
Mental Status Exam (MMSE) serta pengkajian keseimbangan lansia menggunakan
Short Physical Performance Battery (SPPB).

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Belum dapat ditetapkan karena pengkajian baru akan dilakukan.
2. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data umum dan informasi kondisi klien.
3. Tujuan Khusus
Selama 2 x 40 menit pertemuan, mahasiswa dapat mengumpulkan data
pengkajian yang meliputi:
a. data biografis lansia
b. riwayat keluarga
c. riwayat kesehatan,
d. riwayat rekreasi
e. pola kebiasaan lansia
f. pengkajian psikososial
g. pengkajian spiritual
h. perilaku terhadap kesehatan
i. resiko jatuh
j. pemeriksaan fisik
k. pemeriksaan tanda-tanda vital
l. pemeriksaan fungsional dan keseimbangan
m. pemeriksaan status mental
C. rancangan Kegiatan
1. topik : pengkajian keperawatan gerontik
2. metode: wawancara
3. media: lembar pengkajian dan nursing kit
4. waktu : 2 x 40 menit
5. strategi pelaksanaan
No Alokasi waktu Kegiatan

1 10.00 – 10.10 WIB Fase Orientasi:


mengucapkan salam
memperkenalkan diri
menjelaskan tujuan
membuat kontrak waktu dan tempat
2 10.10 – 10.30 WIB Fase Kerja:
melakukan pengkajian pada lansia
3 10.30 – 10.40 WIB Fase Terminasi:
membuat kesimpulan hasil
pertemuan
membuat kontrak waktu pertemuan
selanjutnya
mengucapkan salam

6. kriteria evaluasi
a. evaluasi struktur
- tersedianya format pengkajian
- adanya kontrak waktu antara mahasiswa dan lansia
b. evaluasi proses
- lansia mengikuti kegiatan secara penuh selama 2 x 40 menit
- lansia memberikan informasi/menjawab pertanyaan dari mahasiswa
c. evaluasi hasil
- mahasiswa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menentukan masalah
sesuai dengan informasi kondisi klien
Daftar Pustaka

Kushariyadi, 2011, Asuhan Keperawatan Pada Klien lanjut Usia, Salemba Medika,
Jakarta.
Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Jogyakarta: Graha
Ilmu.
Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Surabaya : Erlangga.
Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Erlangga
Muhith, Abdul dan Sandu Siyoto. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish

Anda mungkin juga menyukai