Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN III

SISTEM STRUKTUR
BANGUNAN

By Ganandi Caessarra
17.11.1001.7312.018
LATAR BELAKANG

P
ada suatu konstruksi bangunan, terdapat elemen-elemen seperti Balok-Kolom,
Beton (khusus Beton Prategang),dan baja ringan.
Kolom ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen
lentur.Struktur bangunan gedung terdiri atas 2 bangunan utama, yaitu struktur bangunan
bawah dan struktur bangunan atas. Struktur bangunan hawah, yaitu struktur bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah yang lazim disebut fondasi. Fondasi berfungsi sebagai
pendukung struktur bangunan di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar. Sedangkan
struktur bangunan atas, yaitu struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah, yang
meliputi: struktur atap, pelat lantai, balok, kolom, dan dinding. Selanjutnya, balok dan kolom
ini menjadi satu kesatuan yang kokoh dan sering disebut sebagai kerangka (portal) dari suatu
gedung.
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Selain itu ring
balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-
kolom tersebut tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok
dibuat dari bahan yang sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom.
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan,
tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.Beton tidak
selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang,
hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak
dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak
bermanfaat.
Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton
bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati
yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi
struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan
sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
KOLOM
PENGERTIAN KOLOM
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom.
Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya
sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi,
karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus
diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah
roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
jenis-jenis kolom ada tiga:

 Kolom ikat (tie column)

 Kolom spiral (spiral column)

 Kolom komposit (composite column)

1. KOLOM PENGIKAT SENGKANG LATERAL

Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok
memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral.
Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.

Gambar 1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral


2. KOLOM SPIRAL.

Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok
memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya
kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

Gambar 2. Kolom menggunakan pengikat spiral

3. STRUKTUR KOLOM KOMPOSIT

Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan
gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Gambar 3. Kolom menggunakan pengikat komposit

Hasil berbagai eksperimen menunjukkan bahwa kolom berpengikat spiral ternyata


lebih tangguh daripada yang menggunakan tulangan sengkang, seperti yang terlihat pada
diagram di bawah ini
.

Gambar 4. Hasil eksperimen kolom pengikat spiral

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis.

1. Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak
tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka
struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan
rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok
8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm
8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Gambar 5. Kolom utama

2. Kolom Praktis

Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Gambar 6. Kolom praktisi

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai
bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap
lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi
harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran
kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya
makin ke atas juga makin kecil.

ELEMEN PENYUSUN KOLOM

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

1. Beton

Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat
dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

2. Besi

Besi adalah sebuah struktur yang terbuat dari baja yang memiliki fungsi sebagai salah satu
struktur penyusun pada kolom.

Ukuran besi di pasaram:

8 mm, 10mm, 12 mm, 18mm, 24 mm, 32mm.


STRUKTUR
RANGKA BANGUNAN
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama
pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Untuk bangunan
sederhana, rangka bangunan dapat dibuat dari tiang-tiang kayu (kolom) yang saling
dihubungkan oleh batang-batang datar (balok). Pada bangunan rumah tinggal yang
permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan dinding dari
pasangan batu bata atau batako. Untuk bangunan bertingkat sederhana/rendah, umumnya
berupa struktur rangka portal (frame structure) yaitu kerangka yang terdiri dari kolom dan
balok.
Pada sistem rangka, dinding penyekat tidak diperhitungkan ikut mendukung beban.
Dinding berfungsi hanya sebagai pembatas ruang. Dinding sebaiknya dibuat jangan terlalu
tebal agar berat dinding dapat seringan mungkin, sehingga ukuran rangka portal dan pondasi
dapat dibuat menjadi lebih kecil pula.
Rangka bangunan harus dibuat dengan beberapa syarat, antara lain :
 Mempunyai kekuatan dan kestabilan yang mantap untuk memberikan bentuk yang
permanen dan mampu mendukung konstruksi atap
 Dapat memberikan keindahan
 Dibuat dengan bentuk sedemikian, sehingga dapat memberikan kenyamanan tinggal
bagi penghuni

Untuk bangunan tidak bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari pasangan


batu bata, harus diberi perkuatan konstruksi beton bertulang praktis yaitu balok sloof, kolom
praktis dan balok atas (ringbalk). Konstruksi beton bertulang praktis tidak diharuskan
dilakukan hitungan mekanik untuk perencanaan dimensi beton dan jumlah penulangannya.
Pemakaian konstruksi beton bertulang praktis pada bangunan tidak bertingkat selain sebagai
perkuatan pasangan batu bata juga sebagai syarat untuk bangunan tahan gempa.

Balok sloof dipasang di atas seluruh panjang pondasi, untuk mendukung dan
meratakan beban tembok di atasnya dan meneruskannya ke pondasi di bawahnya. Balok
sloof ini juga berfungsi sebagai trasraam yang dapat mencegah naiknya air dari bawah ke
atas tembok.
Ukuran balok sloof :
 Untuk dinding ½ batu : 15/15 atau 15/20 atau 20/20
 Untuk dinding 1 batu : 25/25 atau 25/30 atau 30/30

Agar balok sloof nantinya tidak mengganggu pemasangan bahan penutup lantai
(tegel, keramik ) lantai, maka tinggi pemasangannya harus berada 10 cm di bawah permukaan
lantai rencana. Tapi juga jangan terlalu jauh di bawah lantai, karena akan menyebabkan tinggi
pasangan bata trasraam menjadi besar dan urugan pasir di bawah lantai menjadi sangat tebal.
Kolom praktis sebagai perkuatan dipasang pada :
 Setiap jarak 3 m pada pasangan tembok lurus
 Pertemuan-pertemuan tembok (pertemuan sudut, persilangan, dan sebagainya)
 Kanan – kiri lubang pintu dan jendela untuk pegangan dan jepitan kusen
Kolom praktis dapat berfungsi sebagai tiang pendukung yang berdiri bebas. Ukuran
tampang beton untuk kolom praktis ini dibuat sama dengan tebal temboknya, agar dapat
diperoleh permukaan dinding yang rata dan rapi, Untuk dinding ½ batu dapat digunakan
ukuran 15/15 atau 15/20. Untuk dinding 1 batu dapat digunakan ukuran 25/25 atau 25/30.
Kolom praktis ini dibagian bawah bertumpu dan dijepit pada balok sloof, sedang bagian atas
dirangkai menjadi satu oleh balok atas.
Supaya antara kolom praktis dan tembok batanya menjadi satu dan mempunyai
hubungan yang kuat, maka pada kolom praktis diberi angker yang mengait pasangan bata di
bagian kanan – kiri kolom. Adukan betonnya di cor sesudah pasangan bata selesai dikerjakan
lebih dahulu. Pada bagian atas pasangan bata diberi suatu balok penjepit yang disebut balok
atas, Fungsinya untuk meratakan beban kuda-kuda dan rangka plafon ke dinding atau kolom
di bawahnya. Bila pasangan bata lebih dari 4 m, maka balok atas harus dipasang di 2 (dua)
tempat yaitu di tengah (di atas kusen pintu dan jendela) dan di atas pasangan bata tersebut.
Ukuran beton dan isi tulangan untuk balok atas dibuat sama dengan ukuran balok sloof.

Dinding pasangan bata di atas balok sloof harus dibuat kedap air/ trasraam dengan
campuran 1 semen : 2 pasir. Hal ini untuk mencegah naiknya air secara kapiler ke atas. Tinggi
pasangan trasraam dibuat 20 cm di bawah dan di atas lantai +/- 0,00. Apabila sudah dipakai
balok sloof, tinggi trasraam mulai balok sloof sampai 20 cm di atas lantai +/- 0,00. Pasangan
trasraam ini juga dibuat pada bagian-bagian lain yang selalu basah atau selalu terkena air
seperti dinding kamar mandi, tempat cucian dan dinding di luar yang tidak terlindung atap.
Untuk dinding kamar mandi pasangan trasraam dapat dibuat dengan ketinggian sampai
dengan 1,50 m dari atas lantai.
Untuk merekatkan bata-bata sebagai pasangan tembok, dipakai adukan perekat 1
kapur : 1 semen merah : 2 pasir atau 1 semen : 5 pasir. Bahan-bahan ini dicampur dalam
keadaan kering dan disaring halus. Bagian yang berbutir besar dibuang, yang dipakai hanya
bahan yang dapat melewati saringan. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur air sampai
diperoleh adonan yang lekat. Untuk adukan dari semen dan pasir, yang disaring cukup
pasirnya saja dan butiran yang dapat lewat saringan yang dipakai sebagai campurannya.
Untuk membuat dinding pasangan bata menjadi halus, rapi dan bersih dapat ditutup
dengan lapis penutup yang disebut plesteran. Bahan campuran untuk plesteran dibuat sama
dengan bahan untuk pasangan batanya. Pada plesteran tepi atau sponneng harus dibuat
dengan campuran 1 semen : 2 pasir agar kuat dan tidak mudah rusak. Tebal plesteran antara
1,5 – 2 cm.
Pasangan bata yang akan diplester harus dibasahi, dibersihkan dari kotoran dan lumut
yang melekat. Untuk memberi warna pada plesteran dapat dipakai kapur atau cat tembok.
Pada dinding luar harus digunakan cat tembok yang tahan terhadap pengaruh cuaca luar agar
tidak mudah mengelupas dan luntur.
PENUTUP

KESIMPULAN

Bangunan adalah tempat dimana manusia dapat melakukan aktifitas jadi


bangunan harus memiliki kekuatan untuk menahan beban mati maupun beban hidup.

Suatu bagunan dikatakan kuat apabila bangunan tersebut memiliki konstruksi yang
baik pula mulai dai pemasangan, kolom-balok, dan pengaplikasian beton prategang
dan baja ringan,semua struktur ini harus memiliki konstruksi yang kuat sehingga tidak
mudah roboh.

Dengan membuat konstruksi yang sesuai prosedur maka bangunan tidak


mudah roboh dan bertahan lama.

SARAN

Kita sebagai seorang mahasiswa jurusan arsitektur harus memiliki wawasan


yang luas tentang konstruksi bangunan sehingga pada saat kita merancang bangunan
kita jangan asal merancang tapi harus memperhitungkan konstruksi tersebut.

Penulis berharap semoga makalah tentang konstruksi kolom-balok, beton prategang


dan baja ringan ini dapat menambah wawasan tentang konstruksi bangunan bagi kita
semua.

Anda mungkin juga menyukai