Anda di halaman 1dari 25

METODAPELAKSANAAN

Paket Pekerjaan : Duplikasi Jembatan Sarik Laweh


Lokasi : Sumatera Barat
Kontraktor : CV. BANGUN UTAMA
Tahun Anggaran : 2019

I. UMUM

Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (terlampir)

Mobilisasi

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan
semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melakukan demobilisasi
kembali terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai.
Pada waktu persiapan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan mobilisasi sumber daya
manusia dan peralatan sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan. Sumber daya manusia
menggunakan sarana transportasi umum, sedangkan peralatan proyek seperti alat berat
menggunakan trailer langsung ke site proyek.

Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
JADWAL PELAKSANAAN

PPK
NAMA PAKET : DUPLIKASI JEMBATAN SARIK LAWEH
PROP/KAB ; SUMATERA BARAT/LIMA PULUH KOTA

PEKERJAAN J A D W A L P E L A K S NA A N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi ### ### ###
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ###
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ###
Pengeboran termasuk SPT dan Laporan ### ###
DIVISI 2. DRAINAGE
Galian untuk Drainage dan Saluran Air ###
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEO SINTETIK
Galian Biasa ###
Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 M ###
Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 M ###
Galian Struktur dengan kedalaman 4 - 6 M ###
Penimbunan kembali berbutir ### ### ### ###
DIVISI 7. STRUKTUR
Beton Struktur f c 30 Mpa ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ###
Beton Mutu f c15 Mpa ###
Beton Mutu siklop f c15 Mpa ###
Beton Mutu f c10 Mpa ###
Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Type 1 bentang 34.8 m ### ### ### ### ### ### ### ###
Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Type 1 bentang 34.8 m ### ###
Beton Pratekan untuk Diaf ragma f c 45 Mpa. Termasuk pekerjaan pasca tarik ###
Penyediaan panel Full depth slab ### ### ### ###
Pemasangan panel f ull depth slab ###
Baja Tulangan BJTP 280 ###
Baja Tulangan Sirip BjTS 420A ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ### ###
Penyediaan Baja Struktur Grade 250 ###
Pemasangan Baja Satruktur ###
Dinding Sumuran Silinder terpasang dia 350 cm ### ### ### ### ### ###
Pasangan Batu ### ###
Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Fixed ###
Landasan Elastomer Alam Ukuran 400 x 450 x 45 ### ###
Sandaran ### ###
Papan Nama Jembatan ###
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAINNYA
Mandor ###
Pekerja Biasa ###
Tukang ###
Dump Truck ###
Marka Jalan Termoplastik ###
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engneer Grade ###
Patok Pengarah ### ###
Tahapan Pekerjaan

MULAI

Rapat Persiapan Pelaksanaan

Program Mobilisasi

Mobilisasi Peralatan Mobilisasi Personil Pembangunan Falitas


Pendukung

Pelaksanaan Pekerjaan

Demobilisasi Peralatan & Personil

SELESAI

Gambar 3. 1 Bagan alir tahapan pekerjaan mobilisasi

Metode pelaksanaan

1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.

2. Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).

3. Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan


tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan pada
waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan
pada alat yang akan digunakan.

4. Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.


Kebutuhan Jasa, Alat dan Material

1. Tenaga
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Flat Bad Truk
3. Bahan yang digunakan
-

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )

- Sarung Tangan

- Helm

- Sepatu Safety

Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing (Gambar Kerja)

Shop Drawing adalah detail gambar konstruksi dan harus dipersiapkan sebelum pekerjaan yang
bersangkutan dilaksanakan. Shop Drawing digunakan sebagai acuan bagi pelaksana di lapangan.

Bagan Alir Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing


Gambar 4. 1 Flowchart pembuatan dan persetujan shop drawing

Metode Kaji Ulang Dokumen dan Penyiapan Shop Drawing (Gambar Kerja)

Setelah penanda tanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan oleh
kontraktor berdasarkan gambar kontrak akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang disetujui
oleh Direksi dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan / atau
menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Berikut adalah
ketentuan-ketentuan penyiapan Gambar Kerja:
 Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan pekerjaan
akan dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar terjadi kesepahaman dan
penguasaan gambar/ pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat pelaksanaan semua
permasalahan yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan proyek dapat diantisipasi
sebelumnya.

 Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk
menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi pelaksana untuk
dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja tersebut
akan diajukan beserta urutan dan metode pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi
yang dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:

o Detail-detail dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan


o Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data
perencanaan dan hasil survey lapangan.
o Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
o Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi
o Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna Bangunan
untuk semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-gambar tersebut akan
menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui sebagaimana dalam Gambar
Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna bangunan tersebut merupakan
proses yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di
lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi keselamatan pekerja dan
penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan , yang mana lalu lintas tidak
tertutup,pekerjaan ini meliputi :

Persiapan Personil

Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap
lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas
1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan keselamatan lalu
lintas.

Peralatan

Peralatan yang biasa digunakan adalah :

1. Bendera Tangan,
2. Lampu Kedip Portabel,
3. Alat Komunikasi,
4. Rambu-Rambu Peringatan

Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi Setiap penutupan jalan
akan dikoordinasikan dengan aparat desa dan kepalisian wilayah dimana lokasi pekerjaan.

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI, KURANGI KECEPATAN SEDANG ADA
PERBAIKAN JALAN”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm

- Sepatu Safety

Persiapan Personil

Personil yang kompeten di bidang Lingkungan Hidup.

Peralatan

Peraralan untuk pengambilan sample air, alat pengontrol kebisingan, alat kontrol kebersihan udara.

Pembuatan Laporan

Membuat laporan kondisi lingkungan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan, laporan
hasil pengujian sample air, laporan kondisi kebersihan udara, laporan tingkat kebisingan, guna
evaluasi untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar dan melakukan perbaikan lingkungan hidup jika
terjadi kerusakan akibat dampak pelaksanaan pekerjaan.

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm
- Sepatu Safety

Manajemen Mutu

Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi.
Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses pekerjaan mulai
pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan pekerjaan sampai selesai.
Pekerjaan ini meliputi:

Persiapan Personil

Personil yang kompeten di bidang Manajemen Mutu.

Pengawasan Mutu Material, Peralatan, dan Personil

Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan pekerjaan akan
mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah sebagai berikut:
 Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan mutu harus sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek.

 Spesifikasi teknis material: merupakan dokumentasi persyaratan teknis material yang


direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan material.

 Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok: dengan memilih harga yang
paling murah dengan kualitas material terbaik.

 Waktu pengiriman (delivery): menyesuaikan dengan schedule pemakaian material, biasanya


beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai.
 Pajak penjualan material: menjadi beban bagi pemilik proyek yang telah dihitung dalam
harga satuan material atau dalam harga proyek secara keseluruhan.
 Kondisi pembayaran kepada logistik material yang dilakukan: harus disesuaikan dengan
cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.
 Pemasok material adalah rekanan terpilih yang telah bekerja sama dengan baik dan
memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek-proyek sebelumnya.
 Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung material yang siap dipakai,
karena itu kapasitas dan lalu lintasnya harus diperhitungkan.
 Harga material saat penawaran lelang dapat naik sewaktu-waktu pada tahap pelaksanaan
proyek, karena itu perhitungan eskalasi harga harus dimasukkan dalam komponen harga
satuan.
 Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dengan waktu
pengiriman material dari pemasok
Bagan Alir Persetujuan dan Pendatangan Material

Gambar 7. 1 Bagan alir persetujuan dan pendatangan material

Gambar 7.1 Bagan alir persetujuan dan pendatangan material (lanjutan)


Sebelum dilakukan pembelian material bangunan terlebih dahulu dilakukan pemilihan pemasok.
Langkah awal dalam pemilihan pemasok adalah mempersiapkan daftar calon pemasok yang telah
dipilih dan dianggap pantas.
Pembelian material dimulai dari pihak pemakai yang membutuhkan material tertentu untuk
melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek. Kemudian, seseorang yang
berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan barang yang diperlukan dan menyampaikan surat
permintaan tersebut kepada petugas bidang pembelian/logistik, sebagaimana dalam organisasi
proyek.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan material bangunan adalah:
 Perkiraan kebutuhan material bangunan.
 Daya tahan atau keawetan.
 Ongkos simpan.
 Resiko penyimpanan.
 Harga material.
 Kebijaksanaan pembelanjaan.
 Sulit atau mudah memperoleh material.

Prosedur Pemeriksaan Penjual (Vendor)

Prosedur dilaksanakan dengan cara mengaudit penjual ( vendor) yang berpotensi dimaksudkan untuk
menilai kemampuan dari vendor tersebut secara keseluruhan apa-kah dia mampu memenuhi tuntutan
mutu yang diminta oleh Kontraktor yang berpegang pada spesifikasi yang disyaratkan oleh Pemberi
Kerja terhadap mutu material yang diberikan atau mutu jasa pelayanannya. Penjual atau vendor yang
dimaksud disini adalah seseorang atau perusahaan yang dikontrak untuk memasok material atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan proyek yang sedang dilaksanakan.
Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai

Penunjukkan Vendor/ Supplier / Sub Kontraktor

Pengumpulan informasi mengenai calon-calon Vendor

Vendor punya Ya
sertifikat ISO 9000 Seles
ai

Tidak

Kirim jadwal dan agenda audit ke Vendor

Lakukan audit terhadap calon Vendor

Buat laporan resmi hasil audit calon Vendor

Selesai

Gambar 7. 2 Bagan alir pemeriksaan vendor

Prosedur Pemeriksaan Material (Vendor)

Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa semua material baik yang
masih berada di tempat kerja penjual ( Vendor), di tempat kerja Sub-kontrak tor, di fabricator,
maupun material yang sudah tiba/berada di proyek telah diperiksa/ diinspeksi, ditangani,
diidentifikasi/diberi tanda atau kode, didokumentasi, disimpan dan dijaga dan dipelihara dengan suatu
cara yang terencana dan sistematik sesuai dengan Prosedur yang telah disepakati bersama
sebelumnya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.
Mulai

Material dipesan

Pesanan di terima di lokasi

Periksa kemasan dan isi

Periksa jumlah terhadap surat jalan


dan Purchase Order

Tidak
Ada cacat atau rusak ? Turunkan material

Ya
Buat dan terbitkan formulir
Cacat di catat penerimaan material

Buat laporan ke
QA/QC dan procurement, Simpan Material di gudang
tunggu penyelesaiannya

Simpan laporan inspeksi material


Pisahkan material yang cacat
dan beri tanda
Selesai

Buat form/data material yang cacat

Tindakan perbaikan bila


memungkinkan
Catatan
QA : Quality Assurance
QC : Quality Control
Selesai

Gambar 7. 3 Bagan alir pemeriksaan material

Prosedur Pengendalian Ketidaksesuaian dan Langkah Perbaikannya

Suatu ketidaksesuaian dapat dikatakan selalu terjadi dalam pelaksanaan suatu pekerja-an. Untuk
meminimalisasi ketidaksesuaian tersebut atau paling tidak jangan sampai terulang lagi, perlu
dilakukan suatu tindakan sistem kontrol. Prosedur akan ini menje-laskan sistem kontrol penanganan
masalah ketidaksesuaian (non-conformance) yang dapat timbul beserta langkah-langkah
perbaikannya dan cara mendokumentasikannya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur
ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini
Pemberi Kerja / Konsultan
Perencana / Konsultan Kontraktor
Pengawas

Menemukan cacat

Keluarkan laporan
ketidaksesuain

Tentukan langkah perbaikan

Periksa jumlah terhadap


surat jalan dan Purchase
Order

Diperbaiki atau Ya
Evaluasi usulan
Tetap dipakai
Tidak
Tidak
Tolak dan ganti yang baru Setuj
Ya u

Diperbaiki atau dipakai apa


adanya

Langkah pencegahan agar tidak terulang

Selesai

Gambar 7. 4 Bagan alir pengendalian ketidaksesuaian dan langkah perbaikan

Prosedur Persiapan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (ITP)

Tujuan prosedur ini adalah untuk memeriksa sejauh mana barang-barang dan material yang dikirim
ke Kontraktor oleh penjual (vendor) dan sub-kontraktor telah memenuhi
persyaratannya/conformance yaitu dengan jalan memeriksa/menginspeksi dan menguji material
tersebut. Kontraktor boleh melakukan pemeriksaan atau menyaksikan langsung berbagai tahap
penting dari proses pengiriman barang/material, khususnya untuk lingkup pengiriman barang yang
kompleks. Untuk kebaikan kedua belah pihak, pihak pemasok dan pihak pembeli (Kontraktor dan
Pemberi Kerja/wakilnya), maka tahap-tahap mana yang perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian
ini harus ditentukan dan disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Dalam hal kontraktor
bertindak sebagai pemasok, maka pihak Pemberi Kerja dibenarkan untuk melakukan kegiatan kontrol
mutu. Bagian-bagian penting yang perlu diperiksa diatur dalam “Inspection and Test Plan” untuk
menjamin bahwa kedua belah pihak setuju pada langkah-langkah tindakan pemeriksaan yang akan
dilakukan sehingga program konstruksi tidak terganggu olehnya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan
pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai

Tentukan Aktivitas Yang Akan Diperiksa / Diuji

Tentukan Kategori Pada Setiap Tahapan Pekerjaan


(Buat dan Isi Formulir Rencana Pemeriksaan dan Pengujian)

Buat Prosedur Pemeriksaan

Buat dan Isi Formulir Pemeriksaan

Tentukan Kriteria Penerimaan / Penolakan

Disetujui Oleh Bagian Yang Berkepentingan


Tidak
Ya

Ajukan ke Konsultan Pengawas

Setuju
Tidak
Ya

Kembalikan ke Vendor / Sub Kontraktor

Selesai

Gambar 7. 5 Bagan alir persiapan rencana pemeriksaan dan pengujian (ITP)

Pembuatan Laporan

Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan evaluasi
perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan pekerjaan. Hasil pekerjaan yang efektif, tepat
mutu,tepat biaya dan tepat waktu.

Prosedur Pencatatan Mutu (Procedures For Quality Record)

Kegiatan ini merupakan tindakan yang berhubungan dengan jaminan akan mutu suatu produk
(bagian-bagian pekerjaan dan hasil keseluruhan pekerjaan) yang dapat dilaku-kan dengan melakukan
pencatatan atas seluruh kejadian-kejadian penting seperti misalnya pencatatan atas hasil pengujian
seluruh material atau bagian pekerjaan yang diselesaikan, Seluruh pencatatan (pengisian formulir-
formulir) dimaksud di atas terma-suk dalam kategori “Pembuatan dokumen yang baru”. Segala
catatan dari prosedur-prosedur yang telah disebutkan di atas disimpan dan diarsipkan dengan baik
agar bila kelak dibutuhkan, dapat dicari dengan mudah.
Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa catatan masalah-masalah
yang berkenaan dengan mutu (Quality Records) sudah disimpan dengan baik dan benar sesuai
standar mutu dan untuk membuktikan pelaksanaan dari Sistem Manajemen Mutu Proyek yang efektif
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diberikan Pemberi Kerja (Company). Alur kegiatan yang
dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai

Pembuatan dokumen yang baru

Pemberian nomor, index atau label pada


dokumen-dokumen di atas

Dokumen diarsipkan dengan baik

Dokumen disimpan

Selesai

Gambar 7. 6 Bagan alir pencatatan mutu

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan
- Helm

- Sepatu Safety
II. PEMBANGUNAN JEMBATAN

 Pengeboran termasuk SPT dan Laporan


Sebelum pekerjaan dimulai dilakukan pengeboran yang dilakukan oleh sub kontraktor
pengeboran yang gunanya untuk mengetahui karateristik tanah di lokasi abutmrnt. Hasil
penegboran akan disampaikan ke konsultan pengawas, dimana berdasarkan hasil tersebur
dapat diputuskan bahwa pelaksanaan struktur abutment dapat dilaksanakan sesuai dengan
gambar ataukah harus diadakan perubahan

 Pekerjaan Galian biasa dan Galian struktur


Pekerjaan ini dilakukan untuk mempersiapkan galian pada abutment dan galian yang
dilakukan disekitar abutment jembatan
Metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sbb :
Galian Biasa
Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang di tentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan harus mencakup pembuangan semua
bahan dalam bentuk apapun yang di jumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak di gunakan untuk pekerjaan
permanen
Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakand engan menggunakan alat ukur teodolit dengan mempedomani (asil rekayasa
yang telah ditentukan oleh konsultan dan kontraktor
Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh pihak
Konsultan dan direksi Pekerjaan

Galian struktur
Merupakan galian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan batasan pekerjaan
sebagaimana di jelaskan disini atau sebagaimana tampak dalam gambar.pekerjaan galian
yang di jelaskan pada pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidak di golongkan sebagai galian
struktur.
Galian struktur di batasi hanya untuk pekerjaan-pekerjaan galian seperti untuk pondasi pada
jembatan tembok sayap ( wing wall) dan struktur lainnya , kecuali yang tidak ditunjukkkan
dalam spesifikasi ini. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali
dengan material yang di setujui oleh konsultan pengawas; dan menggunakan material yang
lebih dari daerah urugan; pembuangan bahan-bahan sisa dan penggunaan semua bahan dan
peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
Apabila galian sudah melebihi kedalaman 2 m diperlukan suport untuk mencegah
keruntuhan dinding galian
Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui,
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan,
penimbaan, penurapan, penyokong.

 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan setelah pekerjaan galian biasa. Galian harus
pada lsesuai gambar kerja dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi.
Pekerjaan ini adalah untuk mempersiapkan galian untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan
batu dengan mortar.
Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian
tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual
dengan menggunakan cangkul.

 Pekerjaan Beton dan Pembesian

A. PembesianBJTP 280 dan BJTS 420 A


Baja tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar, kemudian dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang
dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
 Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja tulangan tersebut
terpasang
 Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan
geser
 Pemasangan dilakukan dengan kawat beton
 Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan

B. Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai. Bahan yang
digunakan afdalah multupleks 12 mm yang diperkuat dengan rangka kayu 5/10 dan 5/7. Juga
digunakan tierod besi uteuk memperkuat struktur bekisting..
Adapun yang harus diperhatikan dalam pemasangan bekisting :
a. Konstruksi bekisting harus dipastikan bahwa bekisting cukup kuat menerima beban pada
tahap pengecoran dan pasca pengecoran.
b. Posisi bekisting dan ukurannya diperiksa, posisi dan elevasi bekisting serta dengan
ukurannya harus sudah tepat.
c. Pemeriksaan pembesian. Penulangan harus sudah sesuai dengan gambar rencana.
d. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai
tebal tebal selimut beton yang akan di cor

C. Pekerjaan Beton Fc 30 dan Fc 15, siklop fc 15 dan fc 10


Beton yang digunakan adalah sbb :
1. Beton Fc 30 : Digunakan pada struktur utama jembatan seperti abutment, Wing Wall,
deck Slab dan lantai jembatan, plat injak, pondasi sumuran. Dan sebagian isian pada
pondasi sumuran
2. Beton fc 15 digunakan untuk Trotoar
3. Beton Siklop Fc 15 Mpa digunakan sebagai isian dari pada pondasi sumuran.
4. Beton fc 10 Mpa sebagai lantai kerja dari pada abutment dan retaining wall.
Beton yang digunakan dapat berupa beton ready mix ataupun site mix. Apabila dilakukan
dengan site mix , maka campuran beton dengan perbandingan komposisi campuran material
sesuai mutu beton rencana harus mendapat persetujuan direksi pekerjaan
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur, diaduk menjadi beton dengan menggunakan
concrete Mixer
Pengawasan pada tahap pengecoran perlu dilakukan supaya kekuatan hasil pengecoran
memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Pada waktu pengecoran yang harus diperhatikan adalah :
a) Arah pengecoran.
b) Kekentalan adukan.
c) Uji slump.
d) Pemadatan, dilakukan dengan vibrator.
e) tinggi jatuh beton yang dituang tidak boleh terlalu tinggi
f) Finishing, agar permukaan beton merata.

Metode Pelaksanaan untuk pembuatan pondasi sumuran adalah sbb :


1. Apabila kondisi tanah dan situasi memungkinkan maka setelah galian struktur mencapai
peil bawah dari tapak abutment , selanjutnya dilakukan galian untuk pondasi sumuran.
2. Dilakukan galian awal untuk pondasi sumuran dengan kedalaman 1 s/d 1.5 m
3. Setelah itu dilakukan pemasangan besi dilanjutkan dengan bekisting dan pengecoran.
4. Untuk setiap pondasi pengecoran dilakukan sebanyak 3 kali
5. Setelah umur beton cukup bekisting dibongkar
6. Kemudian dilakukan penggalian pada bagian dalam pondasi sumur dengan menggunakan
alat berat , sehingga akhirnay pondasi sumur akan turun karena berat sendiri sampai peil
yang diinginkan

Metode Pelaksanaan abutment dilakukan 3 tahap yaitu :


1. Pengecoran tapak abutment
2. Pengecoran dinding abutment dan wing wall
3. Bagian kepala abutment di cor setelah Girder presstress terpasang
Untuk Tapak abutment dilakukan dalam satu kali pengecoran. Selanjutnya dinding
abutment dan wing wall juga dilakukan dalam sekali pengecoran.

Pengawasan pada tahap pasca pengecoran perlu dilakukan karena akan mempengaruhi
kualitas hasil pengecoran.
Pengawasan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Permukaan beton selama tiga hari berturut – turut harus dijaga selama beton tersebut
belum mengeras, pada daerah tersebut tidak boleh diberi beban dulu.
b) Pembukaan bekisting hanya boleh dilkakukan minimal 10 hari atau dengan persetujuan
konsultan pengawas

Pengecoran Lantai Jembatan dan Plat Injak


Setelah Girder terpasang dan deck slab juga terpasang, maka dilakukan pemasangan besi
untuk lantai jembatan dan stek pembesian untuk tiang sandaran dan kemudian dilanjutkan
dengan cor lantai jembatan. Setelah plat lantai di cor, maka dilanjutkan dengan pemasangan
besi plat injak dan pengecoran nya.

Pengecoran Retaining wall


Pengecoran sbb :
1. Pengecoran tapak
2. Pengecoran dinding. Untuk pengecoran dinding tergantung dari pada tinggi dinding.
Apabila dinding cukup tinggi maka pengecoran akan lebih dari satu kali

 Penyediaan dan Pemasangan Deck Slab


Sementara pengecoran Dinding sumuran dan Abutment berlangsung, maka pararel dilakukan
pengecoran deck slab yang nantinya digunakan sebagai bekisting dari pada lantai jembatan.
Pengecoran deck slab dilakukan pada tahap ini agar pada waktu girder terpasang beton deck
slab sudah mencapai umur yang cukup 28 hari.
Sedangkan pemasangan deck slab dilakukan setelah Girder terpasang, yang dilanjutkan
dengan pemasangan besi lantai dan dilanjutkan dengan pengecoran lantai Jembatan
 Gelagar Pracetak
Penyediaan :
Penyedian Gelagar pracetak disub kan kepada PT. WIKA. Pembuatan gelagar dilakukan sesuai
dengan spesifikasi pada gambar.
Balok PCI Girder berkekuatan beton K-500, dengan panjang 34.8 meter, yang terbagi
menjadi 7 segmen. Pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak memungkinkan,
untuk memindahkan balok PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai panjang bentang--, dari
lokasi pembuatan ke lokasi pemasangan. Selanjutnya dilakukan post tension dengan
menggabungkan beberapa segmen balok untuk kemudian disatukan dengan menggunakan
perekat dan ditegangkan (stressing). Persiapan pembuatan girder dilakukan seawall mungkin
karena pekerjaan ini memakan waktu yang cukup lama dan dapat dilakukan tanpa harus
menunggu pekerjaan yang lain, Pembuatan balok ini dilakukan di lokasi proyek di lahan yang
sudah disiapkan sebelumnya.Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan Girder
ini adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan sedatar mungkin
agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah lateral. Setelah itu ketiga
segmen balok girder yang telah menjadi satu kesatuan, dijajarkan sesuai bagiannya.
Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara untuk masing-masing
segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak
mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan
seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand dimasukkan
ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan perencanaan. Lalu di
pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan (stressing) dilakukan sampai
tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel.
Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan tegangan 1.000-2.000Psi. Dan hasilnya
dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum penarikan.

Pemasangan

Pemasangan Girder ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

Menggunakan 2 buah Crane. Hal ini dapat dilakukan karena adanya jemabatan existing disisi
dari jembatan yang akan dibuat. Tapi untuk ini harus mendapat persetujuan dari Instasi yang
terkait karena pemasangan girder membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga
mempunyai dampak terhadap arus lalu lintas
Apabila tidak mungkin maka pemasangan akan dilakukan dengan Beam Louncher. Yaitu
struktur beam yang dipasang untuk meluncurkan girder sehingga dapat ditaruh pada posisi
pada kedua abutment.

DIAFRAGMA
Setelah Girder terpasang maka dilakukan pemasangan dan sttreesing diafrgama pada Girder.
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara PCI
Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah horisontal.

 Perletakan Elastomer
Perletakan Elastomer dipasang pada posisinya sesuai dengan gambar. Perletakan ini dipasang
dibawah Girder lantai jembatan, yang akan berfungsi sebagai perletakan balok lantai jembatan

 Penyediaan dan pemasangan struktur baja grade 250


Yang dimaksud dengan baja struktur adalah bahan baja yang digunakan sebagai komponen
struktu jembatan.

 Pasangan batu
Pekerjaan ini dilakukan setelah abutment selesai di cor.
Tahapapan untuk pekerjaan pasangan batu :
o Dibuat tanda/patok serta petunjuk dari Direksi untuk dimensi konstruksi pasangan yang
diperlukan sesuai dgn gambar dan bestek.
o Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer/molen
sesuai dengan Spek
o Sebelum dipasang batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
o Tidak lupa disetiap ukuran tertentu (sesuai gambar) dipasang pipa pvc untuk drainase
yang berfungsi sebagai resapan air agar pasangan batu tidak mudah longsor atau ambrol
o Beberapa pekerja dibantu mandor merapikan pekerjaan pas.batu dengan alat bantu

 Sandaran dan Papan Nama Jembatan


Tiang Sandaran di cor setelah pengecoran lantai jembatan selesai. Stek besi dari tiang
sandaran sudah harus dipasang pada saat lantai jembatan di cor. Tiang sandaran dan
sandaran dipasang sesuai gambar, dan ketinggian pipa sandaran sesuai dengan gambar
Papan nama Jembatan dipasang pada leneng jembatan. Kuran papan nama jembatan harus
mendapat persetujuan dari direksi terlebih dahulu

Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja
dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat
memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian tanah untuk saluran
drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat
mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan
menggunakan cangkul.

 Sambungan siar muai Tipe Asphaltic Plug


Setelah pekerjaan aspal selesai maka pemasangan expansion joint segera dilakukan
Pekerjaan sambungan siar muai tertutup,tipe aspaltic plug yang akan di kerjakan sesuai
dengan langkah kerja sebagai berikut:
Bagian joint jembatan yang akan dipasang sambungan siar muai tertutup tipe aspaltic plug
permukaan aspalnya dibongkar terlebih dahulu, dibersihkan dari sisa–sisa/bekas bongkaran.
Setelah bersih kami pemasangan joint baru dengan cara:
1. Tahap pertama dilakukan pemotongan perkerasanjalansejajar cela antara lantai jembatan
dan perkerasan jalan selebar 30cm dan sedalam 5 cm. Bidang Pemotongan untuk
dudukan aspaltic plug harus dibuat rata dan bersih dari bahan atau bagian yang terlepas.
Bagian yang telah telah dipotong dengan beton cutter atau jack hammer dibongkar dan
kemudian diangkat. Bagian yang tersisa dibersih kan dari material yang terlepas dan debu
dengan menggunakan compressor dan sikat kawat
2. Lubang celah kemudian ditutup dengan plat baja (BJ34) yangtelah dipersiapkan dan diikat
dengan karet sintetis. Angkur dipasang sebagai pengikat. Seluruh permukaan dari bidang
pemotongan ini dibersihkan dengan menyemprotkan udara panas serta dilabur dengan
binder yang telah dipanaskan sampai temperature 100 celcius.
3. Aggregat yang dipanaskan sampai temperature 130 derajat dan binder yang dipanaskan
sampai mencair dipanaskan dalam tempatyang terpisah kemudian dicampur dan diaduk
sampai binder merata dari seluruh aggregate. Perbandingan berat binder dan aggregate
untuk lapis pertama dan berikutnya 2:1, sedangkan untuk lapis penutup 10:1.
4. Penghamparan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis. Lapis pertama dan lapis
berikutnya dipadatkan dengan ketebalan akhir setiap lapisan 20 mm.
5. Lapis terakhir dipadatkan sampai terbentuk bidang cembung dari kiri dan kanan join
dengan kemiringan kurang dari 2 derajat yang diakhirid engan lapisan penutup
6. Setiap lapis yang telah dipadatkan dibiarkan mendingin sampai permukaan mencapai suhu
30–50 derajat. Selanjutnya permukaan ditutup dengan cairan binder (temperature100
derajat) sampai seluruh celah aggregate tertutup dengan binder. Segera setelah
permukaan aggregate jenuh,campuran aggregate dan binder yang merupakan lapis
terakhir dihampar dalam keadaan panas dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan
alat pemadat stamper hingga merata
7. Pada penghamparan lapisan terakhir penghamparan dilakukan lebih lebar dari 20 mm kiri
dan kanan dari batas pemotongan. Permukaan perkerasan yang 20 mm harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan compressor dan sikatkawat. Selanjutnya permukaan ini dipanaskan
dan secepatnya ditutup dengan cairan binder bersamaan dengan pelaksanaan lapis
penutup.
8. Setelah pelapisan yang teratas selesai dipadatkan dan dibiarkan sampai cukup dingin 30-
50 derajat,selanjutnya diberi lapisan penutup cairan binder Panas dan diratakan dengan
sendok baja

 Marka Jalan Thermoplastik


Pekerjaan jalan termoplastik merupakan pembuatan marka lalu lintas dengan
menggunakan bahan cat berwarna putih atau kuning, yang mengacu pada SNI 06-4826-
1998 (jenis padat, bukan serbuk). Bahan tambahan berupa glass bead digunakan pada
pekerjaan ini dengan mengacu pada SNI 15-4839-1998 (type 20).

Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Bidang permukaan jalan yang akan di cat dibersihkan dari debu, kotoran, minyak dan
sebagainya.
Permukaan yang akan dicat ditandai sebelumnya dengan dimensi luasan pengecatan.
Conpresor menyemprotkan cat diatas mal yang diletakan diatas permukaan jalan
dengan suhu tertentu. Glass bead diteburkan setelah proses penyemprotan selesai
dilakukan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Compressor, Dump truck dan alat bantu

 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Eng. Grade


Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas berupa
pemasangan rambu jalan tunggal baru atau penggantian rambu jalan tunggal lama dengan
yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran pemantul/cotchlite jenis
engineering grade.
Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual / peralatan dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya
proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi
pekerjaan. Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

 Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu
K175 (15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar
dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi
pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang
telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

IV. PENUTUP
Metoda Pelaksanaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan sebagai pedoman

2019
CV. KARYA WIGUNA UTAMA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai