I. UMUM
Mobilisasi
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua
falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melakukan demobilisasi kembali
terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai.
Pada waktu persiapan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan mobilisasi sumber daya
manusia dan peralatan sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan. Sumber daya manusia
menggunakan sarana transportasi umum, sedangkan peralatan proyek seperti alat berat menggunakan
trailer langsung ke site proyek.
Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
JADWAL PELAKSANAAN
DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi 2.332 ##### ##### ####
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 0.276 ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### ####
Jembatan Sementara 1.574 ##### ##### ##### #####
keselamatan Dan Kesehatan Kerja 1.149 ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### ####
DIVISI 2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 0.255 #####
Pasangan Batu dengan Mortar 1.828 ####
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
Galian Biasa 0.096 #####
Galian Struktur dengan kedalama 0 - 2 M 0.216 #####
Galian Struktur dengan kedalama 2 - 4 M 0.190 #####
Timbunan Biasa dari sumber Galian 8.333 #### ####
Timbunan Pilihan dari sumber Galian 2.036 ####
Penyiapan Badan Jalan 0.015 ####
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 1.132 ####
Lapis Pondasi Agregat Kelas B 1.506 ####
Lapis Pondasi Agregat Kelas S 0.417 ####
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 0.207 ####
Lapis Perekat Aspal Cair 0.065 ####
Laston Lapis Aus (AC-WC ) 2.478 ####
Laston Lapis Antara (AC-BC ) 3.437 ####
Bahan Anti Pengelupasan 0.056 ####
DIVISI 7. STRUKTUR
Beton Struktur fc 30 Mpa 19.390 #### #### #### #### #### ####
Beton Struktur fc 25 Mpa 0.812 #####
Beton Struktur fc 20 Mpa 0.975 #####
Beton Mutu fc15 Mpa 1.626 #####
Beton Mutu fc10 Mpa 0.141 #####
Baja Tulangan U 28 polos 1.783 ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### ####
Baja Tulangan U 420 Ulir 15.378 ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### ####
Dinding Sumuran Silinder terpasang 5.414 ##### ##### ##### #####
Pasangan Batu 15.377 #### #### #### ####
Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanish 5.829 #### ####
Expansion joint Tipe Asphaltic Plug, Fixed 0.989 ####
Perletakan Elastomer Alam Ukuran 400 x 450 x 45 0.417 ####
Sandaran (Railing) 0.620 #### ####
Papan Nama Jembatan 0.093 ####
Pipa Penyalur PVC 0.059 ####
Pipa Drainage Baja Dia 75 cm 0.157 ####
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAINNYA
Marka Jalan Thermoplastik 0.248 ####
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engneer Grade 0.047 ####
Patok Pengarah 0.194 ####
Rel Pengaman 2.852 #### ####
Tahapan Pekerjaan
MULAI
Program Mobilisasi
Pelaksanaan Pekerjaan
SELESAI
Metode pelaksanaan
1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
2. Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).
1. Tenaga
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Flat Bad Truk
3. Bahan yang digunakan
-
Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety
Shop Drawing adalah detail gambar konstruksi dan harus dipersiapkan sebelum pekerjaan yang
bersangkutan dilaksanakan. Shop Drawing digunakan sebagai acuan bagi pelaksana di lapangan.
Metode Kaji Ulang Dokumen dan Penyiapan Shop Drawing (Gambar Kerja)
Setelah penanda tanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan oleh kontraktor
berdasarkan gambar kontrak akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi
dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan / atau menyetujui tanpa
mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penyiapan Gambar Kerja:
Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan pekerjaan
akan dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar terjadi kesepahaman dan
penguasaan gambar/ pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat pelaksanaan semua
permasalahan yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan proyek dapat diantisipasi
sebelumnya.
Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk
menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi pelaksana untuk
dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja tersebut
akan diajukan beserta urutan dan metode pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi
yang dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di
lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi keselamatan pekerja dan
penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan , yang mana lalu lintas tidak
tertutup,pekerjaan ini meliputi :
Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap
lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas
1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan keselamatan lalu
lintas.
Peralatan
1. Bendera Tangan,
2. Lampu Kedip Portabel,
3. Alat Komunikasi,
4. Rambu-Rambu Peringatan
Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi Setiap penutupan jalan
akan dikoordinasikan dengan aparat desa dan kepalisian wilayah dimana lokasi pekerjaan.
Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI, KURANGI KECEPATAN SEDANG ADA
PERBAIKAN JALAN”
- Helm
- Sepatu Safety
Persiapan Personil
Peralatan
Peraralan untuk pengambilan sample air, alat pengontrol kebisingan, alat kontrol kebersihan udara.
Pembuatan Laporan
Membuat laporan kondisi lingkungan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan, laporan hasil
pengujian sample air, laporan kondisi kebersihan udara, laporan tingkat kebisingan, guna evaluasi
untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar dan melakukan perbaikan lingkungan hidup jika terjadi
kerusakan akibat dampak pelaksanaan pekerjaan.
Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI”
- Helm
- Sepatu Safety
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi.
Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses pekerjaan mulai
pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan pekerjaan sampai selesai.
Pekerjaan ini meliputi:
Persiapan Personil
Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan pekerjaan akan
mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah sebagai berikut:
Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan mutu harus sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek.
Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok: dengan memilih harga yang paling
murah dengan kualitas material terbaik.
Prosedur dilaksanakan dengan cara mengaudit penjual ( vendor) yang berpotensi dimaksudkan untuk
menilai kemampuan dari vendor tersebut secara keseluruhan apa-kah dia mampu memenuhi tuntutan
mutu yang diminta oleh Kontraktor yang berpegang pada spesifikasi yang disyaratkan oleh Pemberi
Kerja terhadap mutu material yang diberikan atau mutu jasa pelayanannya. Penjual atau vendor yang
dimaksud disini adalah seseorang atau perusahaan yang dikontrak untuk memasok material atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan proyek yang sedang dilaksanakan.
Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai
Vendor punya Ya
sertifikat ISO 9000 Seles
ai
Tidak
Selesai
Gambar 7. 2 Bagan alir pemeriksaan vendor
Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa semua material baik yang
masih berada di tempat kerja penjual (Vendor), di tempat kerja Sub-kontrak tor, di fabricator, maupun
material yang sudah tiba/berada di proyek telah diperiksa/ diinspeksi, ditangani, diidentifikasi/diberi
tanda atau kode, didokumentasi, disimpan dan dijaga dan dipelihara dengan suatu cara yang terencana
dan sistematik sesuai dengan Prosedur yang telah disepakati bersama sebelumnya. Alur kegiatan yang
dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai
Material dipesan
Tidak
Ada cacat atau rusak ? Turunkan material
Ya
Buat dan terbitkan formulir
Cacat di catat penerimaan material
Buat laporan ke
QA/QC dan procurement, Simpan Material di gudang
tunggu penyelesaiannya
Suatu ketidaksesuaian dapat dikatakan selalu terjadi dalam pelaksanaan suatu pekerja-an. Untuk
meminimalisasi ketidaksesuaian tersebut atau paling tidak jangan sampai terulang lagi, perlu dilakukan
suatu tindakan sistem kontrol. Prosedur akan ini menje-laskan sistem kontrol penanganan masalah
ketidaksesuaian (non-conformance) yang dapat timbul beserta langkah-langkah perbaikannya dan cara
mendokumentasikannya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada
diagram alir di bawah ini
Menemukan cacat
Keluarkan laporan
ketidaksesuain
Diperbaiki atau Ya
Evaluasi usulan
Tetap dipakai
Tidak
Tidak
Tolak dan ganti yang baru Setuju
Ya
Selesai
Tujuan prosedur ini adalah untuk memeriksa sejauh mana barang-barang dan material yang dikirim
ke Kontraktor oleh penjual (vendor) dan sub-kontraktor telah memenuhi persyaratannya/conformance
yaitu dengan jalan memeriksa/menginspeksi dan menguji material tersebut. Kontraktor boleh
melakukan pemeriksaan atau menyaksikan langsung berbagai tahap penting dari proses pengiriman
barang/material, khususnya untuk lingkup pengiriman barang yang kompleks. Untuk kebaikan kedua
belah pihak, pihak pemasok dan pihak pembeli (Kontraktor dan Pemberi Kerja/wakilnya), maka tahap-
tahap mana yang perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian ini harus ditentukan dan disepakati
terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Dalam hal kontraktor bertindak sebagai pemasok, maka pihak
Pemberi Kerja dibenarkan untuk melakukan kegiatan kontrol mutu. Bagian-bagian penting yang perlu
diperiksa diatur dalam “Inspection and Test Plan” untuk menjamin bahwa kedua belah pihak setuju
pada langkah-langkah tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan sehingga program konstruksi tidak
terganggu olehnya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram
alir di bawah ini.
Mulai
Setuju
Tidak
Ya
Selesai
Pembuatan Laporan
Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan evaluasi
perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan pekerjaan. Hasil pekerjaan yang efektif, tepat mutu,tepat
biaya dan tepat waktu.
Kegiatan ini merupakan tindakan yang berhubungan dengan jaminan akan mutu suatu produk (bagian-
bagian pekerjaan dan hasil keseluruhan pekerjaan) yang dapat dilaku-kan dengan melakukan
pencatatan atas seluruh kejadian-kejadian penting seperti misalnya pencatatan atas hasil pengujian
seluruh material atau bagian pekerjaan yang diselesaikan, Seluruh pencatatan (pengisian formulir-
formulir) dimaksud di atas terma-suk dalam kategori “Pembuatan dokumen yang baru”. Segala catatan
dari prosedur-prosedur yang telah disebutkan di atas disimpan dan diarsipkan dengan baik agar bila
kelak dibutuhkan, dapat dicari dengan mudah.
Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa catatan masalah-masalah yang
berkenaan dengan mutu (Quality Records) sudah disimpan dengan baik dan benar sesuai standar mutu
dan untuk membuktikan pelaksanaan dari Sistem Manajemen Mutu Proyek yang efektif sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang diberikan Pemberi Kerja (Company). Alur kegiatan yang dapat diterapkan
pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai
Dokumen disimpan
Selesai
Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
- Sepatu Safety
II. PEMBANGUNAN JEMBATAN
Jembatan Sementara
Jembatan sementara akan digunakan sebagi pengalihan lalu lintas karena adanya
pembangunan jembatan. Jembatan sementara yang digunakan adalah jenis jembatan Bailley.
Dalam pekerjaan selain pemasangan jembatan juga termasuk penghamparan Aggregat Klas B
dan A untuk jalan masuk kejembatan sementara.
Adapun salah satu tahapan Pemasangan jembatan sementara :
1. Buat tumpuan untuk jembatan di kedua sisi jembatan. Tumpuan dapat dibuat dari bronjong
batu yang disusun sehingga berupa landasan datar
2. Kemudian jembatan dipasang (dirangkai) segmen per segmen diatas rol (dapat juga
digunakan batang kelapa)
3. Setelah terpasang maka jembatan di dorong kearah seberang, apabila jembatan mulai
tidak seimbang maka dibagian belakang jembatan diberi beban sehingga terjadi
keseimbangan
4. Setelah ujung jembatan sampai diseberang dan sudah berada di posisinya, maka gunakan
dongkrak hidraulik untk mengankat jembatan untuk melepaskan rol atau batang kelpa
5. Selanjutnya dilakukan pemasangan lantai jembatan
Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai. Bahan yang
digunakan afdalah multupleks 12 mm yang diperkuat dengan rangka kayu 5/10 dan 5/7. Juga
digunakan tierod besi uteuk memperkuat struktur bekisting..
Adapun yang harus diperhatikan dalam pemsangan bekisting :
a. Konstruksi bekisting harus dipastikan bahwa bekisting cukup kuat menerima beban pada
tahap pengecoran dan pasca pengecoran.
b. Posisi bekisting dan ukurannya diperiksa, posisi dan elevasi bekisting serta dengan
ukurannya harus sudah tepat.
c. Pemeriksaan pembesian. Penulangan harus sudah sesuai dengan gambar rencana.
d. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai
tebal tebal selimut beton yang akan di cor
Pemasangan pada lapisan berikutnya dilakukan seperti pada lapisan bawah dan lapisan
kedua hingga pasangan bronjong mencapai ketinggian sesuai gambar rencana,
pemasangan seperti ini dilakukan untuk memudahkan pekerja melangsir/mengangkat batu
pengisi bronjong.
Sandaran dan Papan Nama Jembatan
Tiang Sandaran di cor setelah pengecoran lantai jembatan selesai. Stek besi dari tiang sandaran
sudah harus dipasang pada saat lantai jembatan di cor. Tiang sandaran dan sandaran dipasang
sesuai gambar, dan ketinggian pipa sandaran sesuai dengan gambar
Papan nama Jembatan dipasang pada leneng jembatan. Kuran papan nama jembatan harus
mendapat persetujuan dari direksi terlebih dahulu
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja
dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat
memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian tanah untuk saluran drainase
ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan
lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul.
Pemadatan Timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup
ini harus dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjan
timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan, dalam
Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua
sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada
satu sisi lebih tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak
boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan
penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan
pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan
menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar
tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal
harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
2. Untuk sub grade/permukaan tanah dasar untuk ketinggian akhir setelah pemadatan
tidak boleh tebih tinggi atau lebih rendah satu sentimeter dari yang
diisyaratkan/disetujui dan sesuai gambar rencana.
3. Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar/sub grade dibentuk/diratakan
dengan alat motor grader.
Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar ( Vibratory Roller)
4. Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk
menjamin berlakunya aliran bebas dari permukaan.
2. Peralatan Pengangkut :
Pengangkutan dilakukan dengan Dump Truck, baknya terbuat dari logam yang rapat
bersih dan rata serta sudah disemprot sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis atau
larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran Asphal pada bak dump truck dan
selama pengangkutan ditutup dengan terpal agar dapat melindungi campuran asphal
terhadap cuaca.
3. Penghamparan Asphal :
Penghamparan sebaiknya dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan AMP dan berakhir
diposisi terdekat dengan AMP.
a. Hamparan disesuaikan dengan tebal rencana, serta kerataan, kelandaian, elevasi
serta bentuk melintang dilakukan dengan alat penghampar (Asphal Finisher).
b. Temperatur Campuran Asphal saat diserahkan ke alat penghampar (asphal finisher)
dengan tempertur dalam rentang absolut ditunjukkan dalam spesifikasi teknik jalan
4. Pemadatan aspal
Pemadatan dilakukan dengan cara penggilasan yang terdiri dari 3 tahap operasi yang
berbeda, yaitu :
a. Langkah pertama adalah penggilasan awal yang tujuan utamanya untuk
mengatur atau mengarahkan butiran-butiran bahan yang dipadatkan pada
posisi yang cukup baik dan membentuk permukaan lapisan sesuai dengan
yang disyaratkan. Pekerjaan ini dilakukan 0-10 menit setelah penghamparan
dengan menggunakan mesin Penggilas Tandem Roller.
b. Penggilasan kedua yang bertujuan untuk meningkatkan kepadatan yang telah
dicapai pada penggilasan pertama dan memperkokoh bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Pekerjaan ini dilaksanakan 5-15 menit setelah
penghamparan dengan menggunakan mesin penggilas Tire Roller.
c. Penggilasan tahap akhir ditujukan untuk mencapai kepadatan dan bentuk
permukaan lapisan sesuai yang disyaratkan. Pekerjaan ini dilakukan 20-45
menit setelah penghamparan dengan menggunakan Tandem Roller.
- Pada bagian yang lurus, penggilasan dimulai dari tepi hamparan sejajar As
jalan menuju tengah.
- Pada bagian tikungan, penggilasan dimulai dari bagian yang rendah sejajar
As jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi.
- Pada bagian tanjakan, penggilasan dimulai dari bagian yang rendah sejajar
As jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi
- Jumlah lintasan pada tiap tahap pemadatan ditentukan berdasarkan
percobaan penggilasan.
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi jalan dengan
menggunakan alat Bantu
IV. PENUTUP
Metoda Pelaksanaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan sebagai pedoman
2019
CV. KARYA WIGUNA UTAMA
Direktur