Anda di halaman 1dari 30

METODAPELAKSANAAN

Paket Pekerjaan : Pembangunan Jembatan Halimodok 3


Lokasi : NTT/Belu
Kontraktor : CV. KARYA WIGUNA UTAMA
Tahun Anggaran : 2019

I. UMUM

Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (terlampir)

Mobilisasi

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua
falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melakukan demobilisasi kembali
terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai.
Pada waktu persiapan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan mobilisasi sumber daya
manusia dan peralatan sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan. Sumber daya manusia
menggunakan sarana transportasi umum, sedangkan peralatan proyek seperti alat berat menggunakan
trailer langsung ke site proyek.

Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
JADWAL PELAKSANAAN

SATKER : PELAKSANA JALAN NASIONAL WILAYAH II NTT


PPK : PPK 2.4 PROVINSI NTT
NAMA PAKET : PEMBANGUNAN JEMBATAN HALIMODOK 3
PROP/KAB ; NTT/BELU

PEKERJAAN J ADW AL PELAKSNAAN


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi 2.332 ##### ##### ####
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 0.276 ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### ####
Jembatan Sementara 1.574 ##### ##### ##### #####
keselamatan Dan Kesehatan Kerja 1.149 ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### #### ####
DIVISI 2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 0.255 #####
Pasangan Batu dengan Mortar 1.828 ####
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
Galian Biasa 0.096 #####
Galian Struktur dengan kedalama 0 - 2 M 0.216 #####
Galian Struktur dengan kedalama 2 - 4 M 0.190 #####
Timbunan Biasa dari sumber Galian 8.333 #### ####
Timbunan Pilihan dari sumber Galian 2.036 ####
Penyiapan Badan Jalan 0.015 ####
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 1.132 ####
Lapis Pondasi Agregat Kelas B 1.506 ####
Lapis Pondasi Agregat Kelas S 0.417 ####
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 0.207 ####
Lapis Perekat Aspal Cair 0.065 ####
Laston Lapis Aus (AC-WC ) 2.478 ####
Laston Lapis Antara (AC-BC ) 3.437 ####
Bahan Anti Pengelupasan 0.056 ####
DIVISI 7. STRUKTUR
Beton Struktur fc 30 Mpa 19.390 #### #### #### #### #### ####
Beton Struktur fc 25 Mpa 0.812 #####
Beton Struktur fc 20 Mpa 0.975 #####
Beton Mutu fc15 Mpa 1.626 #####
Beton Mutu fc10 Mpa 0.141 #####
Baja Tulangan U 28 polos 1.783 ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### #### ####
Baja Tulangan U 420 Ulir 15.378 ##### ##### ##### ##### #### #### #### #### ####
Dinding Sumuran Silinder terpasang 5.414 ##### ##### ##### #####
Pasangan Batu 15.377 #### #### #### ####
Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanish 5.829 #### ####
Expansion joint Tipe Asphaltic Plug, Fixed 0.989 ####
Perletakan Elastomer Alam Ukuran 400 x 450 x 45 0.417 ####
Sandaran (Railing) 0.620 #### ####
Papan Nama Jembatan 0.093 ####
Pipa Penyalur PVC 0.059 ####
Pipa Drainage Baja Dia 75 cm 0.157 ####
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAINNYA
Marka Jalan Thermoplastik 0.248 ####
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engneer Grade 0.047 ####
Patok Pengarah 0.194 ####
Rel Pengaman 2.852 #### ####
Tahapan Pekerjaan

MULAI

Rapat Persiapan Pelaksanaan

Program Mobilisasi

Mobilisasi Peralatan Mobilisasi Personil Pembangunan Falitas


Pendukung

Pelaksanaan Pekerjaan

Demobilisasi Peralatan & Personil

SELESAI

Gambar 3. 1 Bagan alir tahapan pekerjaan mobilisasi

Metode pelaksanaan

1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi
maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.

2. Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).

3. Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan


tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan pada
waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan
pada alat yang akan digunakan.

4. Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.


Kebutuhan Jasa, Alat dan Material

1. Tenaga
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Flat Bad Truk
3. Bahan yang digunakan
-

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )

- Sarung Tangan

- Helm

- Sepatu Safety

Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing (Gambar Kerja)

Shop Drawing adalah detail gambar konstruksi dan harus dipersiapkan sebelum pekerjaan yang
bersangkutan dilaksanakan. Shop Drawing digunakan sebagai acuan bagi pelaksana di lapangan.

Bagan Alir Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing


Gambar 4. 1 Flowchart pembuatan dan persetujan shop drawing

Metode Kaji Ulang Dokumen dan Penyiapan Shop Drawing (Gambar Kerja)

Setelah penanda tanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan oleh kontraktor
berdasarkan gambar kontrak akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang disetujui oleh Direksi
dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa dan / atau menyetujui tanpa
mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Berikut adalah ketentuan-ketentuan
penyiapan Gambar Kerja:
 Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan pekerjaan
akan dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar terjadi kesepahaman dan
penguasaan gambar/ pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat pelaksanaan semua
permasalahan yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan proyek dapat diantisipasi
sebelumnya.

 Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk
menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi pelaksana untuk
dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja tersebut
akan diajukan beserta urutan dan metode pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar Kontrak dan Spesifikasi
yang dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:

o Detail-detail dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan


o Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data
perencanaan dan hasil survey lapangan.
o Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
o Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi
o Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna Bangunan
untuk semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-gambar tersebut akan
menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui sebagaimana dalam Gambar
Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna bangunan tersebut merupakan proses
yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di
lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi keselamatan pekerja dan
penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan , yang mana lalu lintas tidak
tertutup,pekerjaan ini meliputi :

Persiapan Personil

Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap
lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas
1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan keselamatan lalu
lintas.

Peralatan

Peralatan yang biasa digunakan adalah :

1. Bendera Tangan,
2. Lampu Kedip Portabel,
3. Alat Komunikasi,
4. Rambu-Rambu Peringatan

Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi Setiap penutupan jalan
akan dikoordinasikan dengan aparat desa dan kepalisian wilayah dimana lokasi pekerjaan.

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI, KURANGI KECEPATAN SEDANG ADA
PERBAIKAN JALAN”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm

- Sepatu Safety

Persiapan Personil

Personil yang kompeten di bidang Lingkungan Hidup.

Peralatan

Peraralan untuk pengambilan sample air, alat pengontrol kebisingan, alat kontrol kebersihan udara.

Pembuatan Laporan

Membuat laporan kondisi lingkungan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan, laporan hasil
pengujian sample air, laporan kondisi kebersihan udara, laporan tingkat kebisingan, guna evaluasi
untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar dan melakukan perbaikan lingkungan hidup jika terjadi
kerusakan akibat dampak pelaksanaan pekerjaan.

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm
- Sepatu Safety

Manajemen Mutu

Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi.
Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses pekerjaan mulai
pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan pekerjaan sampai selesai.
Pekerjaan ini meliputi:

Persiapan Personil

Personil yang kompeten di bidang Manajemen Mutu.

Pengawasan Mutu Material, Peralatan, dan Personil

Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan pekerjaan akan
mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah sebagai berikut:
 Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan mutu harus sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek.

 Spesifikasi teknis material: merupakan dokumentasi persyaratan teknis material yang


direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan material.

 Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok: dengan memilih harga yang paling
murah dengan kualitas material terbaik.

 Waktu pengiriman (delivery): menyesuaikan dengan schedule pemakaian material, biasanya


beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai.
 Pajak penjualan material: menjadi beban bagi pemilik proyek yang telah dihitung dalam harga
satuan material atau dalam harga proyek secara keseluruhan.
 Kondisi pembayaran kepada logistik material yang dilakukan: harus disesuaikan dengan
cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.
 Pemasok material adalah rekanan terpilih yang telah bekerja sama dengan baik dan
memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek-proyek sebelumnya.
 Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung material yang siap dipakai,
karena itu kapasitas dan lalu lintasnya harus diperhitungkan.
 Harga material saat penawaran lelang dapat naik sewaktu-waktu pada tahap pelaksanaan
proyek, karena itu perhitungan eskalasi harga harus dimasukkan dalam komponen harga
satuan.
 Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dengan waktu pengiriman
material dari pemasok
Bagan Alir Persetujuan dan Pendatangan Material

Gambar 7. 1 Bagan alir persetujuan dan pendatangan material

Gambar 7.1 Bagan alir persetujuan dan pendatangan material (lanjutan)


Sebelum dilakukan pembelian material bangunan terlebih dahulu dilakukan pemilihan pemasok.
Langkah awal dalam pemilihan pemasok adalah mempersiapkan daftar calon pemasok yang telah dipilih
dan dianggap pantas.
Pembelian material dimulai dari pihak pemakai yang membutuhkan material tertentu untuk
melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek. Kemudian, seseorang yang
berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan barang yang diperlukan dan menyampaikan surat
permintaan tersebut kepada petugas bidang pembelian/logistik, sebagaimana dalam organisasi proyek.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan material bangunan adalah:
 Perkiraan kebutuhan material bangunan.
 Daya tahan atau keawetan.
 Ongkos simpan.
 Resiko penyimpanan.
 Harga material.
 Kebijaksanaan pembelanjaan.
 Sulit atau mudah memperoleh material.

Prosedur Pemeriksaan Penjual (Vendor)

Prosedur dilaksanakan dengan cara mengaudit penjual ( vendor) yang berpotensi dimaksudkan untuk
menilai kemampuan dari vendor tersebut secara keseluruhan apa-kah dia mampu memenuhi tuntutan
mutu yang diminta oleh Kontraktor yang berpegang pada spesifikasi yang disyaratkan oleh Pemberi
Kerja terhadap mutu material yang diberikan atau mutu jasa pelayanannya. Penjual atau vendor yang
dimaksud disini adalah seseorang atau perusahaan yang dikontrak untuk memasok material atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan proyek yang sedang dilaksanakan.
Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

Mulai

Penunjukkan Vendor/ Supplier / Sub Kontraktor

Pengumpulan informasi mengenai calon-calon Vendor

Vendor punya Ya
sertifikat ISO 9000 Seles
ai

Tidak

Kirim jadwal dan agenda audit ke Vendor

Lakukan audit terhadap calon Vendor

Buat laporan resmi hasil audit calon Vendor

Selesai
Gambar 7. 2 Bagan alir pemeriksaan vendor

Prosedur Pemeriksaan Material (Vendor)

Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa semua material baik yang
masih berada di tempat kerja penjual (Vendor), di tempat kerja Sub-kontrak tor, di fabricator, maupun
material yang sudah tiba/berada di proyek telah diperiksa/ diinspeksi, ditangani, diidentifikasi/diberi
tanda atau kode, didokumentasi, disimpan dan dijaga dan dipelihara dengan suatu cara yang terencana
dan sistematik sesuai dengan Prosedur yang telah disepakati bersama sebelumnya. Alur kegiatan yang
dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

Mulai

Material dipesan

Pesanan di terima di lokasi

Periksa kemasan dan isi

Periksa jumlah terhadap surat jalan


dan Purchase Order

Tidak
Ada cacat atau rusak ? Turunkan material

Ya
Buat dan terbitkan formulir
Cacat di catat penerimaan material

Buat laporan ke
QA/QC dan procurement, Simpan Material di gudang
tunggu penyelesaiannya

Simpan laporan inspeksi material


Pisahkan material yang cacat
dan beri tanda
Selesai

Buat form/data material yang cacat

Tindakan perbaikan bila


memungkinkan
Catatan
QA : Quality Assurance
QC : Quality Control
Selesai

Gambar 7. 3 Bagan alir pemeriksaan material

Prosedur Pengendalian Ketidaksesuaian dan Langkah Perbaikannya

Suatu ketidaksesuaian dapat dikatakan selalu terjadi dalam pelaksanaan suatu pekerja-an. Untuk
meminimalisasi ketidaksesuaian tersebut atau paling tidak jangan sampai terulang lagi, perlu dilakukan
suatu tindakan sistem kontrol. Prosedur akan ini menje-laskan sistem kontrol penanganan masalah
ketidaksesuaian (non-conformance) yang dapat timbul beserta langkah-langkah perbaikannya dan cara
mendokumentasikannya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada
diagram alir di bawah ini

Pemberi Kerja / Konsultan


Perencana / Konsultan Kontraktor
Pengawas

Menemukan cacat

Keluarkan laporan
ketidaksesuain

Tentukan langkah perbaikan

Periksa jumlah terhadap


surat jalan dan Purchase
Order

Diperbaiki atau Ya
Evaluasi usulan
Tetap dipakai
Tidak
Tidak
Tolak dan ganti yang baru Setuju
Ya

Diperbaiki atau dipakai apa


adanya

Langkah pencegahan agar tidak terulang

Selesai

Gambar 7. 4 Bagan alir pengendalian ketidaksesuaian dan langkah perbaikan

Prosedur Persiapan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (ITP)

Tujuan prosedur ini adalah untuk memeriksa sejauh mana barang-barang dan material yang dikirim
ke Kontraktor oleh penjual (vendor) dan sub-kontraktor telah memenuhi persyaratannya/conformance
yaitu dengan jalan memeriksa/menginspeksi dan menguji material tersebut. Kontraktor boleh
melakukan pemeriksaan atau menyaksikan langsung berbagai tahap penting dari proses pengiriman
barang/material, khususnya untuk lingkup pengiriman barang yang kompleks. Untuk kebaikan kedua
belah pihak, pihak pemasok dan pihak pembeli (Kontraktor dan Pemberi Kerja/wakilnya), maka tahap-
tahap mana yang perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian ini harus ditentukan dan disepakati
terlebih dahulu oleh kedua belah pihak. Dalam hal kontraktor bertindak sebagai pemasok, maka pihak
Pemberi Kerja dibenarkan untuk melakukan kegiatan kontrol mutu. Bagian-bagian penting yang perlu
diperiksa diatur dalam “Inspection and Test Plan” untuk menjamin bahwa kedua belah pihak setuju
pada langkah-langkah tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan sehingga program konstruksi tidak
terganggu olehnya. Alur kegiatan yang dapat diterapkan pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram
alir di bawah ini.
Mulai

Tentukan Aktivitas Yang Akan Diperiksa / Diuji

Tentukan Kategori Pada Setiap Tahapan Pekerjaan


(Buat dan Isi Formulir Rencana Pemeriksaan dan Pengujian)

Buat Prosedur Pemeriksaan

Buat dan Isi Formulir Pemeriksaan

Tentukan Kriteria Penerimaan / Penolakan

Disetujui Oleh Bagian Yang Berkepentingan


Tidak
Ya

Ajukan ke Konsultan Pengawas

Setuju
Tidak
Ya

Kembalikan ke Vendor / Sub Kontraktor

Selesai

Gambar 7. 5 Bagan alir persiapan rencana pemeriksaan dan pengujian (ITP)

Pembuatan Laporan

Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan evaluasi
perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan pekerjaan. Hasil pekerjaan yang efektif, tepat mutu,tepat
biaya dan tepat waktu.

Prosedur Pencatatan Mutu (Procedures For Quality Record)

Kegiatan ini merupakan tindakan yang berhubungan dengan jaminan akan mutu suatu produk (bagian-
bagian pekerjaan dan hasil keseluruhan pekerjaan) yang dapat dilaku-kan dengan melakukan
pencatatan atas seluruh kejadian-kejadian penting seperti misalnya pencatatan atas hasil pengujian
seluruh material atau bagian pekerjaan yang diselesaikan, Seluruh pencatatan (pengisian formulir-
formulir) dimaksud di atas terma-suk dalam kategori “Pembuatan dokumen yang baru”. Segala catatan
dari prosedur-prosedur yang telah disebutkan di atas disimpan dan diarsipkan dengan baik agar bila
kelak dibutuhkan, dapat dicari dengan mudah.
Tujuan daripada pembuatan prosedur ini adalah untuk menjamin bahwa catatan masalah-masalah yang
berkenaan dengan mutu (Quality Records) sudah disimpan dengan baik dan benar sesuai standar mutu
dan untuk membuktikan pelaksanaan dari Sistem Manajemen Mutu Proyek yang efektif sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang diberikan Pemberi Kerja (Company). Alur kegiatan yang dapat diterapkan
pada prosedur ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
Mulai

Pembuatan dokumen yang baru

Pemberian nomor, index atau label pada


dokumen-dokumen di atas

Dokumen diarsipkan dengan baik

Dokumen disimpan

Selesai

Gambar 7. 6 Bagan alir pencatatan mutu

Analisa K3

1. Personil
 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan
- Helm

- Sepatu Safety
II. PEMBANGUNAN JEMBATAN

 Pengeboran termasuk SPT dan Laporan


Sebelum pekerjaan dimulai dilakukan pengeboran yang dilakukan oleh sub kontraktor
pengeboran yang gunanya untuk mengetahui karateristik tanah di lokasi abutmrnt. Hasil
penegboran akan disampaikan ke konsultan pengawas, dimana berdasarkan hasil tersebur
dapat diputuskan bahwa pelaksanaan struktur abutment dapat dilaksanakan sesuai dengan
gambar ataukah harus diadakan perubahan

 Jembatan Sementara
Jembatan sementara akan digunakan sebagi pengalihan lalu lintas karena adanya
pembangunan jembatan. Jembatan sementara yang digunakan adalah jenis jembatan Bailley.
Dalam pekerjaan selain pemasangan jembatan juga termasuk penghamparan Aggregat Klas B
dan A untuk jalan masuk kejembatan sementara.
Adapun salah satu tahapan Pemasangan jembatan sementara :
1. Buat tumpuan untuk jembatan di kedua sisi jembatan. Tumpuan dapat dibuat dari bronjong
batu yang disusun sehingga berupa landasan datar
2. Kemudian jembatan dipasang (dirangkai) segmen per segmen diatas rol (dapat juga
digunakan batang kelapa)
3. Setelah terpasang maka jembatan di dorong kearah seberang, apabila jembatan mulai
tidak seimbang maka dibagian belakang jembatan diberi beban sehingga terjadi
keseimbangan
4. Setelah ujung jembatan sampai diseberang dan sudah berada di posisinya, maka gunakan
dongkrak hidraulik untk mengankat jembatan untuk melepaskan rol atau batang kelpa
5. Selanjutnya dilakukan pemasangan lantai jembatan

 Pembongkaran Pasangan Batu dan Beton


Pekerjaan ini dilakukan untuk membongkar struktur beton dan batu pada jembatan lama
dimana pada lokasi tersebut juga terkena pekerjaan abutmen jembatan baru yang akan
dikerjakan.
Metode Pelaksanaan Bokaran Pasangan Batu dan beton
1. Pasangan batu kali/ beton yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan
dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.
2. Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah
excavator dengan rock breaker, jack hammer dan compressor
3. Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan
diteruskankepada pekerja.
4. Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi oleh
pelaksana.
5. Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah
pasangan.
6. Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada
batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka
dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
7. Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat dengan
lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
8. Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi
hasil bongkaran.
9. Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot,
sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
10. Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
11. Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
12. Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian
apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13. Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka
kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya

 Pekerjaan Galian biasa dan Galian struktur


Pekerjaan ini dilakukan untuk mempersiapkan galian pada abutment dan galian untuk badan
jalan.
Metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sbb :
Galian Biasa
Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang di tentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh konsultan pengawas dan harus mencakup pembuangan semua
bahan dalam bentuk apapun yang di jumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak di gunakan untuk pekerjaan
permanen
Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakand engan menggunakan alat ukur teodolit dengan mempedomani (asil rekayasa
yang telah ditentukan oleh konsultan dan kontraktor
Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh pihak
Konsultan dan direksi Pekerjaan
Galian struktur
Merupakan galian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan batasan pekerjaan
sebagaimana di jelaskan disini atau sebagaimana tampak dalam gambar.pekerjaan galian yang
di jelaskan pada pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidak di golongkan sebagai galian
struktur.
Galian struktur di batasi hanya untuk pekerjaan-pekerjaan galian seperti untuk pondasi pada
jembatan tembok sayap ( wing wall) dan struktur lainnya , kecuali yang tidak ditunjukkkan
dalam spesifikasi ini. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan dan pemadatan kembali
dengan material yang di setujui oleh konsultan pengawas; dan menggunakan material yang
lebih dari daerah urugan; pembuangan bahan-bahan sisa dan penggunaan semua bahan dan
peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan
Pekerjaan galian struktur meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui,
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan,
penimbaan, penurapan, penyokong.

 Pekerjaan Beton dan pembesian


Pembesian U 24 dan U 32
Baja tulangan dan yang dipotong dan dibengkokan sesuai dengan gambar, kemudian dibawa
ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kegiatan yang
dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
 Pemeriksaan diameter, panjang dan bentuk tulangan sebelum baja tulangan tersebut
terpasang
 Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan
geser
 Pemasangan dilakukan dengan kawat beton
 Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran, sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran sesuai yang direncanakan

Pekerjaan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai. Bahan yang
digunakan afdalah multupleks 12 mm yang diperkuat dengan rangka kayu 5/10 dan 5/7. Juga
digunakan tierod besi uteuk memperkuat struktur bekisting..
Adapun yang harus diperhatikan dalam pemsangan bekisting :
a. Konstruksi bekisting harus dipastikan bahwa bekisting cukup kuat menerima beban pada
tahap pengecoran dan pasca pengecoran.
b. Posisi bekisting dan ukurannya diperiksa, posisi dan elevasi bekisting serta dengan
ukurannya harus sudah tepat.
c. Pemeriksaan pembesian. Penulangan harus sudah sesuai dengan gambar rencana.
d. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang tahu beton sebagai acuan sesuai
tebal tebal selimut beton yang akan di cor

Pekerjaan Beton Fc 30 dan Fc 25, Fc 20, siklop fc 15 dan fc 10


Beton Fc 30 digunakan pada struktur utama jembatan seperti abutment dan balok dan lantai
jembatan, plat injak, pondasi sumuran. Sedangkan beton Fc 25 Mpa, Fc 20 Mpa, dan fc 15
digunakan sebagai isian dari pada pondasi sumuran. Beton fc 10 Mpa sebagai lantai kerja dari
pada abutment. Beton yang digunakan dapat berupa beton ready mix ataupun site mix.
Apabila dilakukan dengan site mix , maka campuran beton dengan perbandingan komposisi
campuran material sesuai mutu beton rencana harus mendapat persetujuan direksi pekerjaan
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur, diaduk menjadi beton dengan menggunakan
concrete Mixer
Pengawasan pada tahap pengecoran perlu dilakukan supaya kekuatan hasil pengecoran
memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Pada waktu pengecoran yang harus diperhatikan adalah :
a) Arah pengecoran.
b) Kekentalan adukan.
c) Uji slump.
d) Pemadatan, dilakukan dengan vibrator.
e) tinggi jatuh beton yang dituang tidak boleh terlalu tinggi
f) Finishing, agar permukaan beton merata.
Untuk pembuatan pondasi adalah sbb :
1. Apabila kondisi tanah dan situasi memungkinkan maka setelah galian struktur mencapai
peil bawah dari tapak abutment , selanjutnya dilakukan galian untuk pondasi sumuran.
2. Setelah itu dilakukan pemasangan besi dilanjutkan dengan bekisting dan pengecoran. di
3. Apabila kondisi tanah tidak memungkinkan, maka setelah galian Pondasi mencapai peil
bawah tapak pondasi maka dilakukan penggalian untuk pondasi sumuran sedalam satu
meter sedalam 1 m
4. Kemudian dilakukan pemasangan besi dan bekisting dan dilanjutkan dengan pengecoran.
5. Setelah umur beton cukup bekisting dibongkar
6. Dilakukan penggalian pada bagian dalam pondasi sumur dengan menggunakan alat berat
, sehingga akhirnay pondasi sumur akan turun karena berat sendiri sampai peil yang
diinginkan
Pengecoran abutment dilakukan 3 tahap yaitu :
1. Pengecoran tapak abutment
2. Pengecoran dinding abutment
3. Pengecoran wing wall
Sedangkan lantai jembatan di cor sekaligus beton balok, diafragma dan plat lantai
Tahap pasca pengecoran
Pengawasan pada tahap pasca pengecoran perlu dilakukan karena akan mempengaruhi
kualitas hasil pengecoran.
Pengawasan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Permukaan beton selama tiga hari berturut – turut harus dijaga selama beton tersebut
belum mengeras, pada daerah tersebut tidak boleh diberi beban dulu.
b) Pembukaan bekisting hanya boleh dilkakukan minimal 10 hari atau dengan persetujuan
konsultan pengawas
Sedangkan beton fc 15 digunakan untuk trotoar dan railing jembatan

 Pipa drainage, Pipa PVC, Perletakan Elastomer


Perletakan Elastomer
Perletakan Elastomer dipasang pada posisinya sesuai dengan gambar. Perletakan ini dipasang
dibawah balok lantai jembatan yang akan di cor, yang akan berfungsi sebagai perletakan balok
lantai jembatan
Pipa Drainage
Pipa ini terpasang pada lantai jembatan sebagi pipa pembuangan air. Pipa ini harus terpasang
sebelum lantai jembatna di cor
Pipa PVC
Pipa ini dipasang didalam trotoar sesuai dengan gambar sebagai pipa penyalur penghubung
pipa baja

 Pasangan batu dan Pasangan Bronjong


Pekerjaan ini dilakukan setelah abutment selesai di cor.
Tahapapan untuk pekerjaan pasangan batu :
o Dibuat tanda/patok serta petunjuk dari Direksi untuk dimensi konstruksi pasangan yang
diperlukan sesuai dgn gambar dan bestek.
o Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk dengan menggunakan concrete mixer/molen
sesuai dengan Spek
o Sebelum dipasang batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
o Tidak lupa disetiap ukuran tertentu (sesuai gambar) dipasang pipa pvc untuk drainase yang
berfungsi sebagai resapan air agar pasangan batu tidak mudah longsor atau ambrol
o Beberapa pekerja dibantu mandor merapikan pekerjaan pas.batu dengan alat bantu

Sedangkan untuk pemasangan bronjong adalah :


 sebelum pemasangan bronjong, pekerjaan awal adalah meratakan tanah sebagai dasar
dudukan bronjong dan juga mendekatkan material batu pengisi kelokasi pekerjaan.
 Pemasangan bronjong dilaksanakan mulai dari lapisan paling bawah/dasar, pemasangan
dilaksanakan menerus hingga lapisan bawah/dasar terpasang bronjong semua, seperti pada
gambar berikut
 Pemasangan bronjong dengan cara direntangkan hingga terbentuk sesuai dengan gambar
rencana, kemudian setelah itu batu pengisi akan dimasukkan kedalam bronjong tersebut.
 Setelah Lapisan bawah sudah terpasang beberapa unit bronjong, maka akan dipasang
bronjong lapisan kedua, sementara lapisan bawah/dasar juga terus berjalan (seperti pada
gambar berikut).

 Pemasangan pada lapisan berikutnya dilakukan seperti pada lapisan bawah dan lapisan
kedua hingga pasangan bronjong mencapai ketinggian sesuai gambar rencana,
pemasangan seperti ini dilakukan untuk memudahkan pekerja melangsir/mengangkat batu
pengisi bronjong.

 Sandaran dan Papan Nama Jembatan
Tiang Sandaran di cor setelah pengecoran lantai jembatan selesai. Stek besi dari tiang sandaran
sudah harus dipasang pada saat lantai jembatan di cor. Tiang sandaran dan sandaran dipasang
sesuai gambar, dan ketinggian pipa sandaran sesuai dengan gambar
Papan nama Jembatan dipasang pada leneng jembatan. Kuran papan nama jembatan harus
mendapat persetujuan dari direksi terlebih dahulu

Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja
dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat
memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian tanah untuk saluran drainase
ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan
lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul.

 Timbunan Biasa dan Timbunan Pilihan dari sumber galian


Bersamaan dengan dilakukan pekerjaan pembangunan struktur jembatan maka dilakukan juga
pekerjaan timbunan untuk persiapan badan jalan.
Timbunan biasa, adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan tanpa maksud khusus lainnya.
Timbunan biasa ini juga digunakan untuk penggantian material existing subgrade yang tidak
memenuhi syarat.
Timbunan pilihan, adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan dengan maksud khusus lainnya,
misalnya untuk mengurangi tebal lapisan pondasi bawah, untuk memperkecil gaya lateral
tekanan tanah dibelakang dinding penahan tanah talud jalan.
Timbunan ini menggunakan material dari sumber galian yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
Metode pelaksanaan dari pekerjaan timbunan adalah :
Penghamparan Material
 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan.
Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin
di bagi rata sehingga sama tebal.
 Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan, terutama selama
musim hujan.
 Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase
sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut
dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit ditarik saat
pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
 Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus
dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbuan
lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang
diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai
elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu
lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan
lainnya bilamana diperlukan
 Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau pembersihan dan
pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Timbunan
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan
 Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
 Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup
ini harus dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjan
timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan
pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
 Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan, dalam
Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua
sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada
satu sisi lebih tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak
boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan
penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan
pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan
menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar
tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
 Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal
harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
 Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)

 Penyiapan Badan Jalan


1. Pekerjaan ini pada dasarnya dilaksanakan untuk pembentukan /sub grade preparation
sebagai tempat bagi pekerjaan perkerasan diatasnya.
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah
dasar atau permukaan jalan kerikil lama atau Lapis Penetrasi Macadam yang rusak
berat, untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup
Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu
lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan yang tidak ditetapkan
sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi)

2. Untuk sub grade/permukaan tanah dasar untuk ketinggian akhir setelah pemadatan
tidak boleh tebih tinggi atau lebih rendah satu sentimeter dari yang
diisyaratkan/disetujui dan sesuai gambar rencana.
3. Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar/sub grade dibentuk/diratakan
dengan alat motor grader.
Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar ( Vibratory Roller)
4. Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk
menjamin berlakunya aliran bebas dari permukaan.

 Lapis Pondasi Aggregat klas A dan Klas B dan kelas S


Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas B adalah bagian perkerasan yang
terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang
terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan.
Sedangkan Lapis Pondasi Klas S, adalah lapis pondasi yang digunakan pada bahu Jalan
Pelaksanaan dari lapis pondasi ini adalah sbb :
Penghamparan Material
Penghamparan material adalah untuk meratakan agregat lapis pondasi setelah proses angkut
menggunakan dump truk dari base camp.
Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada
waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah
kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air optimum adalah seperti
yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum ( modified) yang ditentukan olehspesifikasi SNI.
Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah
material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di
padatkan menggunakan alat pemadat vibratory roller.
Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat pemadat vibratory roller merk
Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu
penghamparan yang agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material secara
manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali setelah material di hamparkan secara
merata yaitu di padatkan dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara
merata dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter. Setelah air merata di
permukaan agregat yang sudah di padatkan kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi
dengan vibratory roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena
dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan dengan
sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamny
 Perkerasan Aspal
Urutan dan Tahapan pelaksanaan pekerjaan :
- Lapis Perekat dikerjakan setelah pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Klas A selesai dikerjakan.
- Setelah itu baru Pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi Halus/kasar)
- Lapis Resap Pengikat dikerjakan setelah pekerjaan Laston Lapis Antara (ACBC) (gradasi
Halus/kasar) selesai dikerjakan.
- Setelah Pekerjaaan Lapis Resap Pengikat selesai dikerjakan baru dilanjutkan dengan
Pekerjaaan Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi Halus/kasar)
- Pekerjaan Aspal Minyak, Bahan Pengisi (Filter) tambahan dan Bahan Anti Pengelupasan (anti
stripping agent) dikerjakan pada saat proses produksi Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi
Halus/kasar) dan Laston Lapis Aus (ACWC) (gradasi Halus/kasar) di AMP.
Peralatan Penghampar di Lapangan :
a. Dump Truck
b. Asphalt Sprayer
c. Asphal Finisher
d. Tandem Roller
e. Tire Roller
f. Tenaga manusia dan alat Bantu

Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair


Proses pencampuran Lapis resap pengikat dilaksanakan di camp, dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dalam JMF. Setelah dicampur kemudian diangkut ke lapangan (site) dengan Dump
Truck. Sebelum penghamparan Hotmix dilakukan di atas pondasi kelas A, diadakan
penghamparan / penyemprotan Lapis resap pengikat dengan Aspahl Sprayer sesuai spesifikasi
(Liter/m2)
Lapis Perekat – Aspal Cair
Proses pencampuran Lapis perekat dilaksanakan di camp, dengan spesifikasi yang telah
ditentukan dalam JMF. Setelah dicampur kemudian diangkut ke lapangan (site) dengan Dump
Truck.
Sebelum penghamparan Hotmix dilakukan, diadakan penghamparan / penyemprotan Lapis
perekat dengan Aspahl Sprayer sesuai spesifikasi (Liter/m2)

Laston – Lapis Aus (AC – WC)


Pekerjaan Lapis Aus (AC – WC) ini merupakan Lapis penutup (lapis AUS) yang terdiri dari
campuran antara Agregat Kasar, Agregat Halus, pengisi dan Asphal yang dicampur, dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas di atas permukaan jalan yang telah dilapisi dengan lapis
perekat. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keawetan dan ketahanan kelelahan
pada bagian ruas badan jalan, dengan ketebalan minimal 4 cm

Urutan tahap Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pencampuran Material
Agregat Kasar, Agregat Halus dan Filler dimasukkan ke dalam masing-masing Cold
Bin untuk selanjutnya didistribusi ke drier melalui Belt Comveyor untuk dipanaskan.
Pada saat bersamaan AC dipanaskan pada kotak pemanas asphal (cetel). Setelah
material tersebut di atas telah mencapai suhu yang diinginkan, Agregat dan bahan
pengisi di masukkan ke penampung ( Hot Bin ) melalui Elevator dan Aspal melalui Pipa
Pengisap. Material tersebut dicampur dengan alat timbangan AMP sesuai perbandingan
dari masing-masing Fraksi sesuai Job Mix Formula.

2. Peralatan Pengangkut :
Pengangkutan dilakukan dengan Dump Truck, baknya terbuat dari logam yang rapat
bersih dan rata serta sudah disemprot sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis atau
larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran Asphal pada bak dump truck dan
selama pengangkutan ditutup dengan terpal agar dapat melindungi campuran asphal
terhadap cuaca.
3. Penghamparan Asphal :
Penghamparan sebaiknya dimulai dari posisi terjauh dari kedudukan AMP dan berakhir
diposisi terdekat dengan AMP.
a. Hamparan disesuaikan dengan tebal rencana, serta kerataan, kelandaian, elevasi
serta bentuk melintang dilakukan dengan alat penghampar (Asphal Finisher).
b. Temperatur Campuran Asphal saat diserahkan ke alat penghampar (asphal finisher)
dengan tempertur dalam rentang absolut ditunjukkan dalam spesifikasi teknik jalan
4. Pemadatan aspal
Pemadatan dilakukan dengan cara penggilasan yang terdiri dari 3 tahap operasi yang
berbeda, yaitu :
a. Langkah pertama adalah penggilasan awal yang tujuan utamanya untuk
mengatur atau mengarahkan butiran-butiran bahan yang dipadatkan pada
posisi yang cukup baik dan membentuk permukaan lapisan sesuai dengan
yang disyaratkan. Pekerjaan ini dilakukan 0-10 menit setelah penghamparan
dengan menggunakan mesin Penggilas Tandem Roller.
b. Penggilasan kedua yang bertujuan untuk meningkatkan kepadatan yang telah
dicapai pada penggilasan pertama dan memperkokoh bentuk permukaan
lapisan yang dipadatkan. Pekerjaan ini dilaksanakan 5-15 menit setelah
penghamparan dengan menggunakan mesin penggilas Tire Roller.
c. Penggilasan tahap akhir ditujukan untuk mencapai kepadatan dan bentuk
permukaan lapisan sesuai yang disyaratkan. Pekerjaan ini dilakukan 20-45
menit setelah penghamparan dengan menggunakan Tandem Roller.
- Pada bagian yang lurus, penggilasan dimulai dari tepi hamparan sejajar As
jalan menuju tengah.
- Pada bagian tikungan, penggilasan dimulai dari bagian yang rendah sejajar
As jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi.
- Pada bagian tanjakan, penggilasan dimulai dari bagian yang rendah sejajar
As jalan menuju ke bagian yang lebih tinggi
- Jumlah lintasan pada tiap tahap pemadatan ditentukan berdasarkan
percobaan penggilasan.
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi jalan dengan
menggunakan alat Bantu

Laston Lapis Antara (AC-BC)


Pekerjaan Pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi Halus/kasar) merupakan lapis di atas
pondasi kelas A dan di atas aspal existing yang dilaksanakan sebelum Laston – Lapis Aus (AC –
WC).

Bahan Anti Pengelupasan (anti strippingagent)


Bahan Anti Pengelupasan (anti strippingagent) adalah bahan yang terdapat dalam proses
pencampuran produk AC – BC dan AC – WC di AMP

 Expansion Joint Tipe Asphaltic Plug


Setelah pekerjaan aspal selesai maka pemasangan expansion joint segera dilakukan
Pekerjaan sambungan siar muai tertutup,tipe aspaltic plug yang akan di kerjakan sesuai dengan
langkah kerja sebagai berikut:
Bagian joint jembatan yang akan dipasang sambungan siar muai tertutup tipe aspaltic plug
permukaan aspalnya dibongkar terlebih dahulu, dibersihkan dari sisa–sisa/bekas bongkaran.
Setelah bersih kami pemasangan joint baru dengan cara:
1. Tahap pertama dilakukan pemotongan perkerasanjalansejajar cela antara lantai jembatan
dan perkerasan jalan selebar 30cm dan sedalam 5 cm. Bidang Pemotongan untuk dudukan
aspaltic plug harus dibuat rata dan bersih dari bahan atau bagian yang terlepas.
Bagian yang telah telah dipotong dengan beton cutter atau jack hammer dibongkar dan
kemudian diangkat. Bagian yang tersisa dibersih kan dari material yang terlepas dan debu
dengan menggunakan compressor dan sikat kawat
2. Lubang celah kemudian ditutup dengan plat baja (BJ34) yangtelah dipersiapkan dan diikat
dengan karet sintetis. Angkur dipasang sebagai pengikat. Seluruh permukaan dari bidang
pemotongan ini dibersihkan dengan menyemprotkan udara panas serta dilabur dengan
binder yang telah dipanaskan sampai temperature 100 celcius.
3. Aggregat yang dipanaskan sampai temperature 130 derajat dan binder yang dipanaskan
sampai mencair dipanaskan dalam tempatyang terpisah kemudian dicampur dan diaduk
sampai binder merata dari seluruh aggregate. Perbandingan berat binder dan aggregate
untuk lapis pertama dan berikutnya 2:1, sedangkan untuk lapis penutup 10:1.
4. Penghamparan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis. Lapis pertama dan lapis
berikutnya dipadatkan dengan ketebalan akhir setiap lapisan 20 mm.
5. Lapis terakhir dipadatkan sampai terbentuk bidang cembung dari kiri dan kanan join dengan
kemiringan kurang dari 2 derajat yang diakhirid engan lapisan penutup
6. Setiap lapis yang telah dipadatkan dibiarkan mendingin sampai permukaan mencapai suhu
30–50 derajat. Selanjutnya permukaan ditutup dengan cairan binder (temperature100
derajat) sampai seluruh celah aggregate tertutup dengan binder. Segera setelah permukaan
aggregate jenuh,campuran aggregate dan binder yang merupakan lapis terakhir dihampar
dalam keadaan panas dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat
stamper hingga merata
7. Pada penghamparan lapisan terakhir penghamparan dilakukan lebih lebar dari 20 mm kiri
dan kanan dari batas pemotongan. Permukaan perkerasan yang 20 mm harus dibersihkan
terlebih dahulu dengan compressor dan sikatkawat. Selanjutnya permukaan ini dipanaskan
dan secepatnya ditutup dengan cairan binder bersamaan dengan pelaksanaan lapis
penutup.
8. Setelah pelapisan yang teratas selesai dipadatkan dan dibiarkan sampai cukup dingin 30-
50 derajat,selanjutnya diberi lapisan penutup cairan binder Panas dan diratakan dengan
sendok baja

 Rambu jalan Tunggal, Patok Pengarah


Setelah seluruh pekerjaan aspal selesai maka pekerjaan minor lainnya seperti marka jalan,
pemasangan rambu dan patok pengarah dapat dikerjakan

 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian biasa.
Galian harus pada lsesuai gambar kerja dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi.
Pekerjaan ini adalah untuk mempersiapkan galian untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan batu
dengan mortar.
Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian
tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual
dengan menggunakan cangkul.

 Pasangan Batu dengan mortar


Pekerjaan ini adalah pembuatan saluran disepanjang jalan. Tahapan dari pekerjaan ini adalah
:
1. Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
2. Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar
setebal 5 cm.
3. Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan
dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di
pasang.
4. Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan
pertama. Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-
sudut.
5. Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.

IV. PENUTUP
Metoda Pelaksanaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan sebagai pedoman

2019
CV. KARYA WIGUNA UTAMA

Direktur

Anda mungkin juga menyukai