Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI

Dosen Pengampu : Dr. Indra Yasri, ST., MT

Disusun oleh :
Nama : Kiki Ramadani
Npm : 163310214
Kelas : V A

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI “ ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Dalam penulisan makalah ini banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, dan penulis
mengucapkan terimakasih kepada BAPAK “ Dr. Indra Yasri, ST., MT “ yang mana atas
bimbingan beliau makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini hanya memuat hal-hal pokok berkaitan dengan Motor Induksi tersebut. Baik
dari pengertian, konstruksi, sistem kerja, keuntungan, dan aplikasi dari motor ini. Makalah ini
bersumber dari referensi internet yang berhubungan dengan Motor Induksi tersebut.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis berharap
makalah ini mudah-mudahan bisa berguna bagi kita semua, dan mejadi amal soleh bagi kita
semua. atas perhatianya penulis ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 27 September 2018

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor listrik merupakan salah satu komponen penggerak utama pada dunia industri, salah
satu jenis motor listrik yang sering digunakan adalah motor induksi. Dalam penggunaannya,
motor induksi memiliki arus start yang tinggi dibandingkan dengan motor sinkron yaitu
mencapai 6 kali arus nominalnya. Salah satu cara untuk mengurangi tingginya arus start
maka digunakan starting star delta. Hubungan listrik pada motor induksi tidak terdapat antara
stator dengan rotor, karena arus pada rotor merupakan arus induksi. Jika belitan stator diberi
tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga fasa, arus ini menghasilkan
medan magnetik yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Kebutuhan operasi motor induksi tiga fasa membutuhkan informasi dari model motor,
dalam kondisi real ditemukan permasalahan tegangan sumber yang tidak selalu sinusoidal
dan terjadinya perubahan beban, serta untuk keperluan perancangan kendali selanjutnya di
bidang industri sering diinginkan kesederhanaan rangkaian, kompleksitas selalu dihindari
untuk menghindari kerumitan pembuatan rancangan. Maka penelitian ini dibuat untuk
membuat model matematis motor induksi tiga fasa dalam kerangka referensi menggunakan
MATLAB simulink.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui karakteristik mesin induksi 3 fasa


2. Pembaca dapat memahi perhitungan kecepatan toque
3. Pembaca dapat memahami pengaplikasian motor induksi pada mobil listrik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI

A. Pemodelan dan Simulasi Menurut Kadaffi (2011) sistem adalah obyek yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapaitujuan logis dalam suatu lingkungan yang
kompleks. Obyek yang menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil atau
sub-sistem. Elemen lingkungan sistem memberikan peran yang sangat penting terhadap
perilaku sistem sehingga komponen-komponen sistem berinteraksi untuk mengantisipasi
lingkungan. Obyek penelitian merupakan suatu sistem dengan kerumitan yang lebih
kompleks sehingga memerlukan ringkasan singkat. Salah satunya adalah dengan
melakukan pemodelan dan membuat model dari sistem tersebut.

B. Motor Induksi Tiga Fasa

1. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa Hubungan listrik pada motor induksi
tidak terdapat antara stator dengan rotor, karena arus pada rotor merupakan arus
induksi. Jika belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan
dihasilkan arus tiga fasa, arus ini menghasilkan medan magnetik yang berputar
dengan kecepatan sinkron. Ketika medan magnetik memotong konduktor rotor, di
dalam konduktor tersebut akan diinduksikan ggl yang sama seperti ggl yang
diinduksikan dalam lilitan sekunder transformator oleh fluksi primer. Rangkaian
rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung maupun tahanan
luar. Ggl induksi menyebabkan arus mengalir di dalam konduktor rotor. Sehingga
dengan adanya aliran arus pada konduktor rotor di dalam medan magnet yang
dihasilkan stator, maka akan dibangkitkan gaya (F) yang bekerja pada motor.

2. Turunan Persamaan Torsi Mengacu pada rangkaian ekivalen per fasa motor
induksi yang disederhanakan, didapat rangkaian tegangan dan impedansi thevenin
yang ditunjukkan pada Gambar 1. berikut:
Gambar 1. Rangkaian Ekivalen Thevenin Motor Induksi, (a) Rangkaian Ekivalen
Tegangan Masuk Thevenin Motor Induksi (b) Rangkaian Ekivalen Impedansi
Masuk Thevenin Motor Induksi (c) Rangkaian Ekivalen Sederhana Motor Induksi
Tiga Fasa .
Gambar 1 di atas menunjukkan sumber terbuka untuk mencari tegangan thevenin
dari motor induksi dari pembagi tegangan, didapat:

Gambar kurva torsi kecepatan (slip) pada motor induksi ditunjukkan pada Gambar
2.
Gambar 2. Karakteristik Torsi-Slip Pada Motor Induksi

3. Karakteristik Motor Induksi Standar NEMA


Motor induksi rotor sangkar tupai dibuat dalam 4 kelas berdasarkan National
Electrical Manufacturers Association (NEMA).
a. Motor Kelas A Motor kelas A mempunyai rangkaian resistansi rotor
kecil, beroperasi pada slip sangat kecil yaitu kurang dari 0.01 dalam
keadaan berbeban, motor kelas A digunakan untuk keperluan torsi start
yang sangat kecil.
b. Motor Kelas B Motor kelas B digunakan untuk keperluan umum
mempunyai torsi starting normal dan arus starting normal, regulasi
kecepatan putar pada saat full load rendah dibawah 5% dan torsi starting
sekitar 150% dari rated, walaupun arus starting normal biasanya
mempunyai besar 600% dari full load.
c. Motor Kelas C Motor kelas C mempunyai torsi starting yang lebih besar
dibandingkan motor kelas B, arus starting normal, slip kurang dari 0.05
pada kondisi full load, torsi starting sekitar 200% dari rated, dan biasanya
digunakan untuk konveyor, pompa, kompresor dan lain sebagainya.
d. Motor Kelas D Motor kelas D mempunyai torsi starting yang besar dan
arus starting relatif rendah, slip besar, pada slip beban penuh mempunyai
efisiensi lebih rendah dibandingkan kelas motor lainnya dan torsi starting
sekitar 300%.
Gambar 3. Karakteristik Torsi dan Kecepatan pada Motor Induksi

2.2 Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama :

 Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi
dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan
sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis
motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin,
mesincuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
 Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga
fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang
tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan
listrik , dan grinder.Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

2.3 Kecepatan Motor Induksi

Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan
medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus
rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet
stator, yang menyebabkan rotor berputar.

Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron
namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua
kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya
beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah
cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/ slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran.

Ns = kecepatan sinkron dalam RPM


Nb = kecepatan dasar dalam RPM

2.4 Hubungan Antara Beban, Kecepatan Dan Torque Pada Motor Induksi

Gambar dibawah menunjukan grafik torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan
arus yang sudah ditetapkan.

Grafik Torque-Kecepatan Motor Induksi AC 3-Fase


Grafik tersebut diperoleh apabila motor :

 Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah
(“pull-up torque”).
 Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”)
dan arus mulai turun.
 Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.

2.5 Memilih Motor Listrik

A. Menegenai mesin beban, harus diperiksa :


1. Jenis mesin beban (dinamikanya) dari motor
2. Karakteristik perputaran kopel (torsi)
3. Jenis tugas: kontinyu, singkat, berubah- ubah, atrau siklus)
4. frekuensi pengasutan (jumlah start)
5. Sistem kendali pada beban
6. Momen inersia beban
7. Kecepatan per menit
8. Daya beban (kemampuan motor)
9. Cara pengasutan (otomatis atau tidak)
10. Cara pengereman apakah pemberhentian cepat atau tidak)
11. Apakah memerlukan pembalikan putaran atau tidak
12. Lokasi pemasangan mesin ( lembab atau panas)
13. Kondisi ambien dari lokasi (kondisi gas, korosif, kelembaban tinggi, debu, bising.
14. Cara kopling (rantai, gigi, langsung atau sabuk)
15. Cara instalasi

B. Mengenai motor listrik :

1. Karakteristik perputaran kopel dari motor


2. Kopel asut dan kopel pengunci
3. Apakah kecepatan dapat dikendalikan ?
4. Kemampuan nominal (kontinyu, waktu singkat, siklus)
5. Kecepatan motor
6. Jenis motor
7. Keluaran nominal motor
8. Kapasitas, frekuensi, tegangan, jumlah kutub dari sumber daya
9. Kelas isolasi
10. Kendali yang dipakai
11. Bentuk pelindung dari RANGKA (stator)
12. Ukuran poros
13. Kedudukan mesin (horizontal, vertikal atau flens)
14. Alat tambahan (jenis puli)

2.6 Penghitungan Daya Listrik Pada Pembebanan

• Beban geser ( misal konveyor, pengopak otomatis, pres cetak, mesingurinda, fris
penghancur :
• Daya P yang diperlukan untuk obyek bergerak dengan kecepatan v(m/s) melawan kakas
geser sbb:
P=Fv (W)
P=µWv (W)
bila obyek membuat gerak putar, kopel atau Torsi
T=µWr (Nm/rad)
P=ωµWr (W)
bila obyek membuat gerak putar, kopel T
T=µWr (Nm/rad)
P=ωµWr (W)
dengan : r = jari-jari girasi bantalan (m/rad)

W = tekanan vertikal pada bantalan (N)


µ = koefisien geser dinamis (kg)/ton
µs = koefisien geser statis

• Beban akselerasi (percepatan)

diperlukan kopel akselerasi untuk mengakselerasikan obyek,maka energi


kinetik harus ditambahkan.
Daya untuk akselerasi (P) = F v = m.a.v (W)
untuk gerak putar kopel (T) = J α (Nm/rad)
Daya (P) = T ω = J α ω (W)
dengan : J : momen kelembaman (kgm2/rad2)
ω : kecepatan sudut (rad/s)

α : akselerasi sudut (rad/s2)

2.6 Aplikasi Motor Induksi Pada Mobil Listrik


 Mobil Listrik
Motor induksi di sini sama fungsinya dengan piston di mobil bensin, yaitu sebagai
sumber power untuk mengoperasikan mobil listrik. Motor industry terdiri dari stator dan
rotor. Pada stator terdapat lilitan logam yang akan mendapat arus listrik. Sehingga akan
menciptakan medan magnet yang berputar atau biasa disebut Rotating Magnetic Field
(RMF) pada stator. RMF inilah yang menyebabkan rotor bergerak. Jadi bisa
disimpulkan, Stator adalah komponen yang diam dan Rotor adalah komponen yang
bergerak.
Sebelum arus listrik masuk ke motor induksi dari battery, arus listrik tersebut melalui
inverter terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengubah DC dari battery menjadi AC
untuk dihubungkan ke motor induksi. Bisa dibilang inverter adalah otak dari mobil listrik.

Transmisi yang digunakan pada mobil listrik adalah single speed transmission. Artinya
hanya ada satu gear pada mobil tersebut. Mobil listrik menggunakan single speed
transmission karena beberapa faktor, berikut beberapa factor tersebut :

1. Motor induksi menghasilkan putaran yang tinggi


2. Lebih efisien dengan jarak RPM yang luas

CARA KERJA MOBIL LISTRIK

Battery menghasilkan arus searah (DC) yang kemudian akan dialirkan ke inverter.
Di inverter arus listrik yang tadinya searah (DC) diubah menjadi arus bolak balik (AC).
Inverter juga mengatur besaran arus yang akan masuk ke motor induksi, guna mengatur
kecepatan dari Rotating Magnetic Field (RMF). Kemudian arus bolak balik dari inverter
menuju motor induksi. Di motor induksi ini lah, energi listrik diubah menjadi energi
gerak. Selanjutnya putaran dari motor induksi ditransmisikan ke gear box. Gear box
terdiri dari single speed transmission dan differential. Putaran dari motor induksi akan
direduksi terlebih dahulu oleh single speed transmission sebelum menuju ke differential.
Selanjutnya differential akan mengatur kecepatan putar untuk masing-masing roda.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa Hubungan listrik pada motor induksi tidak terdapat
antara stator dengan rotor, karena arus pada rotor merupakan arus induksi. Motor induksi
rotor sangkar tupai dibuat dalam 4 kelas berdasarkan National Electrical Manufacturers
Association (NEMA). Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang
akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron
disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan
medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.
DAFTAR PUSTAKA

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/.../08%20DESAIN%20PROTOTIPE%20MOTOR%2

https://www.scribd.com/document/150083281/karakteristik-Motor-Induksi

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jis/article/download/496/383

https://www.youtube.com/watch?v=w5ugeGOOjso

Anda mungkin juga menyukai