Anda di halaman 1dari 2

Problematika Iman dan Taqwa dalam Kehidupan Modern

Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena begitu pentingnya taqwa
yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang
diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya menjadi orang yang
bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu menganjurkan
jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia (ibadah).

Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki setiap muslim. Signifikansi taqwa
bagi umat islam diantaranya adalah sebagai spesifikasi pembeda dengan umat lain bahkan dengan jin dan
hewan, karena taqwa adalah refleksi iman seorang muslim. Taqwa adalah sikap abstrak yang tertanam
dalam hati setiap muslim, yang aplikasinya berhubungan dengan syariat agama dan kehidupan sosial.
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi
segala laranganNya dalam kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bahwa umat islam
berada dalam kehidupan modern yang serba mudah, serba bisa bahkan cenderung serba boleh. Setiap
detik dalam kehidupan umat islam selalu berhadapan dengan hal-hal yang dilarang agamanya akan tetapi
sangat menarik naluri kemanusiaanya, ditambah lagi kondisi religius yang kurang mendukung.

Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan kondisi umat islam terdahulu yang kental dalam
kehidupan beragama dan situasi zaman pada waktu itu yang cukup mendukung kualitas iman seseorang.
Olah karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep khusus mengenai pelatihan individu muslim
menuju sikap taqwa sebagai tongkat penuntun yang dapat digunakan (dipahami) muslim siapapun.
Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa
dan lain-lain atau bentuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang mengena, ini
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul
makna dari taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan yang kedua
ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian
yang ketiga kondisi sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun sikap taqwa,
seperti saat sekarang kehidupan yang serba bisa dan cenderung serba boleh. Oleh karenanya dalam situasi
yang serba bisa perlu menjaga mata, telinga, pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama,
menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa. Memulai untuk
bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih
diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya
Saat ini telah banyak timbul kekacauan-kekacauan di bumi ini. Hal ini disebabkan oleh semakin
berkurangnya tingkat keimanan dan ketaqwaan manusia kepada Allah SWT. Banyak sekali kejadian dan
contoh-contoh akibat dari semakin menipisnya iman dan ketaqwaan itu. Dengan semakin
berkembangnya zaman, banyak dampak positif yang dapat kita ambil tetapi cukup banyak pula dampak
negatif yang ditimbulkan. Dampak-dampak negatif tersebut ada yang sudah kita sadari namun banyak
pula yang tidak kita sadari.

Dampak-dampak negatif itu dapat terjadi karena landasan kehidupan sekaligus tuntunan dan
tujuan kehidupan dari manusia mulai goyah dan lama-kelamaan landasan itu akan mulai hancur. Bila hal
itu terjadi, maka kehidupan manusia akan hancur. Manusia akan bertindak dengan hanya mengandalkan
hawa nafsu tanpa melibatkan akal dan pikiran. Mereka akan bertindak semau mereka sendiri dan akan
mengejar nikmat duniawi tanpa memperdulikan nilai-nilai dan norma-norma agama serta pendidikan.

Berikut ini merupakan simpulan permasalahan masyarakat kita dalam kehidupan yang sekarang:

1. Agama dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dengan pengaturan kehidupan, sehingga agama
(Islam) tidak lagi berperan sebagai pengendali motivasi manusia atau factor pendorong untuk menjadi
motivasi

2. Kepribadian yang tidak memiliki kepribadian yang Islami dan menjauhi nilai-nilai islam

3. Pola hidup masyarakat bergeser dari social-religius kearah masyarakat individual materialistis dan
modern

4. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif

5. Struktur keluarga yang semula extended family cenderung ke arah nuclear family bahkan menuju
single parent family

6. Hubungan keluarga yang semula erat dan kuat cenderung menjadi longgar dan rapuh.

7. Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat cenderung berubah menjadi masyarakat modern dan
meniru budaya barat.

8.Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bersama tanpa
nikah.

9. Ambisi karirr dan materi yang tidak terkendali mengganggu hubungan interpersonal baik dalam
keluarga maupun masyarakat.

10. Jaminan terhadap kesehatan bagi masyarakat juga semakin jauh. Dengan adanya swastanisasi pada
pengelolaan kesehatan berakibat pada mahalnya biaya kesehatan. Sementara fasilitas kesehatan yang
disediakan pemerintah tetap tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai