Anda di halaman 1dari 1

Generasi Milineal dan Kilas Balik Sejarah Sumpah Pemuda

Tidak terasa 90 tahun sudah peringatan Sumpah Pemuda mulai digulirkan untuk dirayakan tiap tahunnya oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Berawal dari hasil keputusan Kongres Pemuda II tertanggal 27-28 Oktober 1928 yang
diselenggarakan di Batavia (Jakarta), akhirnya menjadi salah satu sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Ketiga bunyi keputusan kongres yang digagas oleh Moehammad Yamin tersebut masih tercantum rapi pada prasasti
dinding Museum Sumpah Pemuda. Isi nya adalah berbentuk penegasan akan cita-cita adanya ‘tanah air Indonesia’,
‘bangsa Indonesia’ dan ‘bahasa Indonesia’.

Prasasti Sumpah Pemuda (Sumber. https://pecintawisata.files.wordpress.com/)

Selanjutnya, sejak tahun 1959 melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, tanggal 28 Oktober
ditetapkan sebagai hari Sumpah Pemuda. Pada tangga tersebut ditetapkan sebagai hari nasional yang bukan hari
libur. Selain hari Sumpah Pemuda, sesuai dengan Keppres No. 78 Tahun 1994, pada tanggal 25 November
mendatang, perayaan ‘Hari Guru Nasional’ juga ditetapkan sebagai hari nasional tapi bukan libur.

Pada awalnya, 28 Oktober ditetapkan sebagai hari ‘lagu Indonesia Raya’ karena pada tanggal tersebut merupakan
kali pertama dikumandangkan lagu ‘Indonesia Raya’ oleh WR. Supratman. Namun, mengikuti pemberitaan media
massa pada saat itu bahwa perayaan pada hari tersebut turut memasukkan sesi pembacaan Sumpah Pemuda.

Selain untuk gerakan anti-kedaerahan dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa meskipun terlahir
dari budaya, bahasa, suku dan agama yang berbeda-beda, Sumpah Pemuda juga dijadikan alat untuk menolak
kebudayaan popular Barat pada tahun 1959. Tahun 1961 juga dijadikan sebagai pembakar api semangat bangsa
Indonesia dalam perebutan wilayah Irian Barat dari Belanda.

Momen Sumpah Pemuda sudah tidak lagi berumur jagung. Tantangan yang harus dihadapi juga sudah bukan lagi
penjajahan asing semata, melainkan arus teknologi dan informasi yang membanjiri masyarakat dengan berbagai
budaya dan ideologi yang tidak jarang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indoensia yang menjunjung tinggi
persatuan dan keberagaman.

Generasi millenial sebagai generasi penerus perjuangan tombak para pendahulu yang menginginkan Indonesia
merdeka, harus dapat menuntaskan lebih dari kata ‘bangsa yang merdeka’. Dengan berlandaskan tidak hanya
sebatas ikrar, namun sumpah yang dirasakan memiliki makna yang lebih dalam karena menyangkut hubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, menuntut generasi millenial yang dikenal sebagai generasi baperan untuk segera
membuktikan kapasitasnya menjadi generasi yang dapat diandalkan. Akhirnya, peringatan Sumpah Pemuda
diharapkan tidak hanya menjadi peringatan upacara pemuda belaka, namun lebih dari itu, karena sudah selayaknya
Sumpah Pemuda diperingati tidak hanya setiap tahun, namun setiap waktu oleh bangsa Indonesia (al).

Anda mungkin juga menyukai