KEMAMPUAN BERPRESTASI
SECARA OPTIMAL
OLEH :
KUMBUL
090014128/M
0
BAB I
PENDAHULUAN
baik para atlet dan pembinanya maupun para anggota masyarakat secara luas,
adalah terciptalah prestasi puncak para atlet Indonesia. Prestasi puncak addalah
olahraga di sekolah serta para guru dan pelatih yang memerlukan peningkatan
metode dan strategi latihan, sarana dan prasarana, masalah gizi dan penerapan
urutan diatas, terlihat betapa luas masalah yang menyangkut usaha peningkatan
yang masih jarang, yaitu strategi meditasi dalam mencapai prestasi puncak.
1
Peranan masalah-masalah kejiwaan mempunyai pengaruh yang penting malah
frustasi, rasa bimbang ketakutan anxiety (kecemasan), ambisi untuk menang, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Aspek-aspek tersebut perlu kita pelajari dan hayati
kalau kita ingin mendidik dan melatih anak manusia (Drs. Harsono Msc, 1988).
diharapkan akan dapat berhubungan dengan subyek atlet dengan lebih banyaknya
baik. Seorang pelatih dalam suatu tim olahraga tersebut, terutama olahragawan-
fisik maupun stress mental yang disebabkan oleh lawan atau kawan bermain,
bebas, dapat membantu seorang atlet mencapai tingkat kesiagaan optimal, tetapi
aktivitas jangan dilakukan secara sama rata, melainkan bantulah setiap atlet
2
Atlet harus dilatih relaks dalam beberapa detik dengan relaksasi progresive,
penting adalah pemusatan perhatian pada proses mental yang dianjurkan bagi
Atlet yang mempunyai ketrampilan untuk menentukan tujuan yang baik, akan
lebih berhasil daripada atlet yang tidak mempunyai ketrampilan itu. Ketrampilan
atlet menghadapi pertandingan penting. Cara ini tidak boleh dipakai secara
program seperti VMBR, SIT dan SMT sangat efektif untuk mencapai respons
relaksasi. Atlet yang tertekan karena kompetisi dan mendapat keuntungan dari
salah satu program ini. Apakah penampilan akan meningkat tergantung tercapai
3
2. Rumusan Masalah
2. Lingkungan baru
4. Dukungan keluarga
4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori kesatuan psiko fissik atau teori psiko fisik totalitas berkembang
karena para ahli menyadari bahwa orang yang keadaan kejiwaannya mengalami
fisik yang kurang sehat, karena sedang sakit, sesudah mengalami kecelakaan dan
dapat memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi, kurang dapat berpikir
dengan tenang, kurang dapat berfikir dengan cepat, dan sebagainya. Perasaan atau
hormon tertentu.
keseluruhan, dan ini berakibat besar terhadap pencapaian prestasi atlet. Dalam
5
melakukan kegiatan olah raga lebih-lebih untuk mencapai prestasi yang tinggi,
prestasi yang tinggi dalam cabang olah raga yang dimiliki oleh atlet harus dapat
disebut “stress”. Menurut Gauron (1984) stress seperti halnya ketegangan otot
tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kita tidak dapat
ketegangan atau “Lack of Tension” akan berakibat kita tidak dapat melakukan
diperlukan kemanfaatannya.
penuh ketegangan tidak selalu jelak bagi seorang atlet. Ditinjau dari macam
6
berhubungan dengan emosi yaitu : tidak adanya kesiapan dan penuh kesiapan.
bentuk yang konsisten ada pengarahan atau “arausal” system syaraf otonom
tertentu. Jadi gejala stress menurut Gauron tersebut dapat lebih bervariasi
“Competitive Stress and The Child Athlete” yang dimuat dalam buku
yang negatif pada anak apabila rasa harga dirinya merasa terancam. Hal
7
penampilannya, dan dalam keadaan seperti ini atlet lebih memikirkan akibat
dari kekalahannya.
Stress selalu terjadi pada diri individu apabila sesuatu yang diharapkan
fisiologi.
Sport” dalam kumpulan ilmiah yang dihimpun oleh Morgan berjudul “Sport
Prosess” yang komplek, dan proses ini pada umumnya terjadi dalam situasi
stimuli yang secara obyektif ditandai dengan adanya tekanan fisik ataupun
dan penilaian individu terhadap situasi yang dihadapi sebagai hal yang dapat
8
Pelatih-pelatih dan banyak peneliti olahraga pada umumnya sepakat adanya
kesehatan mental atlet. Suatu kondisi mental yang sering kali nampak bila
banyak atau gerombolan, meskipun mereka satu sama lain belum saling
serta keberaniannya dan dia lalu terpaksa memanjakan dirinya sendiri dengan
tetapi hanya mengetahui “The What” saja mengapa atlet takut tanpa
9
situasi guna menolong atlet menghilangkan atau sekurang-kurangnya
merendahkan anxiet. Hal ini bukanlah berarti bahwa pelatih dapat bertindak
sebagai seorang Psikiater atau Psikolog. Akan tetapi dia harus dapat mengenal
Psikolog. Arousal dan anxiety akan selalu ada dan tidak mungkin dihindari
merupakan skill yang sangat penting guna memperoleh prestasi yang setinggi-
tingginya oleh karena itu seorang pelatih harus jeli dan pandai-pandai
setiap atletnya agar mereka dapat tampil sebaik mungkin dan prestasi
tentu metode-metode inovatif dan kreatif yang ternyata berhasil dan afaktif
dalam situasi tertentu akan juga efektif dalam situasi lain, sekalipun
10
Selama masa latihan dan pertandingan, hubungan pelatih dan atlet
kepribadian atlet. Efek ini bisa bersifat posituf atau negatif. Hubungan antara
pelatih dan atlet biasanya lebih luas dan kuat. Sebagian besar waktu dan
hubungan antara pelatih dan atlet, semakin kemungkinan seorang atlet meniru
konflik tentang perasaan menghadapi kompetisi dan konflik antara pribadi dan
atas bantuan pelatih. Jadi pelatih adalah semacam pemberi bimbingan dan
nasehat.ahli psikologi yang bekerja untuk suatu regu mendapati bahwa dalam
regu yang berhasil, pelatih dan pemain biasanya mempunyai data kepribadian
11
kebangkitan yang meningkat (perubahan psikologis) tanpa adanya kegelisahan
stress akan diberi arti sebagai suatu situasi yang potensial dalam menimbulkan
dalam tanggapan yang menuju pada kenyataan atau situasi tersebut tidaklah
penuh dengan tekanan. Harus diakui bahwa situasi yang menyebabkan suatu
menimbulkan tanggapan respon tekanan pada anggota tim lainnya. Ini berarti
bahwa setiap olahragawan akan menanggapi stress secara berbeda dan oleh
sebab itu mereka harus dibimbing secara perorangan. Untuk memahami hal ini
reaksi mereka terhadap hal ini, secara kejiwaan maupun secara fisiologis. Jadi
tingkah lakunya.
Pada umumnya, apabila stress dapat dikendalikan dengan baik, maka ia dapat
tarik bagi mereka untuk berlatih dan membangkitkan semangat kerja mereka.
12
Tetapi jika stress terjadi secara berlebihan dan berlangsung lama, ia dapat
Stress dapat mengarah pada fenomena yang dewasa ini disebut “Patah
lebih mudah lelah dan tidak memiliki lagi tenaga yang pernah mereka miliki.
Mereka sering merasa tak berdaya, mudah marah dan kurang kendali atas
berfikiran tertutup dan jadi tidak luwes. Banyaknya waktu yang dihabiskan
dalam tugas untuk berlatih mungkin meningkat, namun lebih sedikit yang
terselesaikan. Akhirnya atlet yang patah semangat menjadi tidak sehat, terlalu
lelah dan merasa tertekan. Merka sering mengalami sakit kepala atau penyakit
fisik dan lainnya. Kegagalan yang pernah dianggap berasal dari kelemahan
13
Pada mulanya pelatih semacam itu menyalahkan kegagalan pada kualitas
dan keberhasilan. Pengertian ini kemudian harus diikuti dengan kesadaran diri
utama timbulnya patah semangat pada atlet. Dengan kesadaran diri atlet dapat
keseimbangan yang sehat diantara sesama atlet, pengurus keluarga dan kebutuhan
orang tua serta kejengkelan pada pengurus. Tetapi apabila ia mampu dengan
14
sadar memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi pada banyak karier
2. Lingkungan Baru
baru. Untuk tujuan itu olahragawan haarus hati-hati mengenali kelebihan dan
kekurangan jabatan baru. Mereka harus yakin bahwa mereka akan lebih
yang bermacam-macam. Jadi asisten pelatih dapat mengisi peran yang tidak
terisi oleh pelatih utama.pelatih yang hemat menyadari bahwa asisten pelatih
kelebihan asisten untuk menjaga hubungan antar pribadi dan informasi umpan
balik yang perlu diketahui oleh pelatih kepala. Namun pelatih yang baik juga
mengenali bahwa asisten pada peran ini secara potensial kepala. Namun
pelatih yang baik juga mengenali bahwa asisten pada peran ini secara
15
manjadi pelatih kepala. Pelatih kepala memberikan asistennya untuk
4. Dukungan Keluarga
Banyaknya pelatih dapat melepaskan diri dari stress atlet yang terus
menerus melalui dukungan tak terbatas dari orang tua, kelurga dan teman-
teman akrab. Seringkali orang tua ikut serta dalam olahraga untuk
hubungan masyarakat. Interaksi yang sangat akrab dengan anggota tim dapat
dukungan yang sangat besar dari keluarganya. Sebuah keluarga yang siap
atlet dapat secara aktif melawan tekanan dan menerima keadaan dirinya.
Meskipun terus menerus berjuang untuk kemajuan dirinya mereka bangga apa
yang mereka perankan dalam tiap pertandingan. Tuntutan ego seorang atlet
16
5. Banggalah Pada Dirimu Sendiri
Atlet yang bangga pada dirinya sendiri tidak akan mencoba manjadi
Atlet yang merasa senang dengan keadaan dirinya adalah orang yang bahagia
dan menyenangkan orang lain, dan orang tua bersama masyarakat. Hasilnya,
dengan pelatih yang penuh percaya diri. Olahragawan yang bermain dengan
senang keadaan dirinya yang sebenarnya. Olahragawan seperti itu jauh lebih
17
BAB III
KESIMPULAN
demikian pelatih harus mengerti perbedaan dan interaksi antara stress, kecemasan dan
interaksional dan peran penting yang dimainkan dengan persepsi dalam menamakan
Kesadaran diri dari gaya perhatian perorangan dan fleksibelitas perhatian adalah ciri-
ciri yang perlu dikembangkan. Ada banyak sumber stress yang dihadapi atlet. Ini
meliputi diri sendiri, pertandingan, pelatih, dan faktor penyebab lainnya. Stress
merupakan gejala yang berubah-ubah pada saat atlet beranjak dari penampilan tingkat
rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Berada dipuncak menjadi beban seperti halnya
dalam menimbulkan stress. Pelatih harus menyadari dan peka akan kebutuhan
olahragawan bila mereka ingin berusaha untuk menanggulangi sumber stress ini.
Keluarga atlet yang mempunyai pengaruh sangat besar. Orang tua secara
18
saudara kandung dan gaya orang tua dapat membantu pelatih dalam menentukan
diri sendiri.
meningkatkan prestasi atlet, disamping itu mental training juga perlu untuk dapat
situasi psikologis “harapan untuk sukses” dan “ketakutan akan gagal” yang dihadapi
atlet dapat diperkecil dan akibat-akibat negatif yang timbul juga diharapkan dapat
19
DAFTAR PUSTAKA
20
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i