Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK INFLASI, PERTUMBUHAN JUMLAH PEKERJA, DAN

PERTUMBUHAN PDB PER KAPITA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

abstract
Taxes highly reliable state of Indonesia as a source of revenue.
Government should be able to manage its financial resources
well. The way to do that is by paying attention to inflation,
growth in the number of workers, and GDP Per Capita.
Writer: Thirdly it is if less addressed, it can have an enormous impact
Norman Duma Sitinjak on tax revenue. This study found that GDP positive effect on
tax revenue.
Correspondence: Keywords: Inflation, Growth Total Worker, GDP per capita,
Norma1274@yahoo.com and the tax revenue

Institution: abstrak
Universitas Merdeka Pajak sangat diandalkan negara Indonesia sebagai sumber
Malang penerimaan. Untuk itu Pemerintah harus dapat mengelola
sumber keuangannya dengan baik. Cara yang dapat dilakukan
EKSIS diantaranya adalah dengan memperhatikan inflasi,
Vol XI No 2, 2016 pertumbuhan jumlah pekerja, dan PDB Per Kapita. Ketiga hal
tersebut jika kurang diperhatikan maka dapat berdampak
ISSN: sangat besar terhadap penerimaan pajak. Pada penelitian ini
1907-7513 ditemukan bahwa PDB berpengaruh positif terhadap
penerimaan pajak.
Kata Kunci: Inflasi, Pertumbuhan Jumlah Pekerja,
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/ PDB Perkapita, dan Penerimaan pajak

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 166

A. PENDAHULUAN akan sangat sulit bagi suatu negara


Dalam menjalankan roda untuk melakukan perbaikan. Diperlukan
pemerintahan, Negara Republik upaya besar untuk menghentikan dan
Indonesia memerlukan dana yang besar. memperbaikinya.
Penyumbang terbesar terhadap Pertumbuhan angkatan kerja di
penerimaan negara adalah berasal dari Indonesia diikuti dengan baik oleh
pajak yang rata-rata pertahunnya pertumbuhan jumlah yang bekerja.
sebesar 71%. Jika penerimaan pajak Semakin banyak jumlah yang bekerja
terganggu hal tersebut dapat berdampak diharapkan dapat meningkatkan
terhadap aktivitas pemerintah. Agar penjualan produk dan jasa. Jika hal
penerimaan pajak tidak terganggu maka tersebut terjadi maka keuntungan
harus dilakukan antisipasi terhadap hal- perusahaan akan meningkat, jumlah
hal yang mempengaruhi penerimaan perusahaan akan bertambah,
pajak. Prinsip mencegah lebih baik pengangguran akan berkurang hingga
daripada mengobati juga berlaku penerimaan pajak akan meningkat.
didalam pengelolaan keuangan negara. Perekonomian suatu negara akan
Secara garis besar, hal yang berdampak terhadap penerimaan pajak
mempengaruhi penerimaan pajak dapat negara tersebut. Untuk mengukur kadar
dibagi menjadi dua, yaitu makro dan baik atau buruknya perekonomian suatu
mikro. Mikro atau yang berhubungan negara maka Produk Domestik Bruto
langsung terhadap penerimaan pajak (PDB) merupakan alat ukur yang tepat.
telah banyak dibahas. Misalnya tentang Sehingga harapannya adalah semakin
kepatuhan pajak, perlawanan pajak. tinggi PDB perkapita maka semakin
Dari sisi makro tidak sebanyak dari sisi tinggi juga penerimaan pajak negara
mikro, pertimbangannya adalah sisi tersebut. Berdasarkan penjelasan
makro tidak berpengaruh secara sebelumnya, artikel ini menitikberatkan
langsung terhadap penerimaan pajak. pada inflasi, pertumbuhan jumlah
Akan tetapi patut diketahui bahwa sisi pekerja, dan pertumbuhan PDB per
makro akan memberikan dampak yang kapita terhadap penerimaan pajak.
sangat besar. Sisi makro tersebut Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diantaranya adalah inflasi, pertumbuhan menjawab rumusan yang diangkat
jumlah tenaga kerja dan PDB per yaitu: bagaimanakah dampak inflasi,
kapita. pertumbuhan jumlah pekerja dan
Negara Indonesia tidak pernah pertumbuhan PDB terhadappenerimaan
lepas dari masalah inflasi. Inflasi pajak pusat.
seakan-akan menjadi momok bagi
masyarakat Indonesia. Jika inflasi B. KAJIAN PUSTAKA
terjadi maka secara umum penjualan Inflasi
produk dan jasa akan semakin kecil. Menurut BPS (2016) inflasi
Jika penjualan produk dan jasa menurun adalah kecenderungan naiknya secara
maka dampak negatif yang dihasilkan terus menerus harga barang dan jasa
sangat besar dab sifatnya berantai. yang mengakibatkan penurunan daya
Dimulai dari berkurangnya keuntungan beli dari nilai uang. Kenaikan inflasi
perusahaan, penutupan perusahaan, tanpa disertai naiknya penghasilan
bertambahnya pengangguran hingga masyarakat secara umum akan
terganggunya penerimaan pajak. Jika berakibat menurunnya daya beli. Jika
kondisi seperti ini telah terjadi maka kondisi ini terjadi secara terus menerus

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 167

(jangka panjang) maka reaksi berantai Pertumbuhan jumlah bekerja


yang bersifat negatif akan menurunkan berarti pertambahan atau pengurangan
perekonomian suatu negara. Hal jumlah yang bekerja dibandingkan
tersebut dapat terjadi karena daya beli dengan tahun sebelumnya.
yang menurun dalam kurun waktu PDB Per Kapita
jangka panjang akan mengakibatkan PDB per Kapita adalah nilai
turunnya kinerja perusahaan sehingga pasar dari barang dan jasa yang
dapat berdampak terhadap rasionalisasi diproduksi di suatu negara pada suatu
terhadap karyawan. Semakin banyak periode tertentu dibandingkan dengan
masyarakat yang daya belinya menurun jumlah penduduknya (Mankiw, 2006).
maka dapat memberikan damapak PDB merupakan suatu indikator untuk
negatif terhadap perekonomian negara. menentukan apakah perekonomian
Reaksi berikutnya akan sampai ke negara tersebut dalam kondisi yang baik
penurunan penerimaan pajak pusat. atau buruk. Jika PDB per kapita
Pertumbuhan Jumlah Pekerja mengalami kenaikan maka dapat
Menurut BPS (2016) : dikatakan perekonomian negara
1. Penduduk usia kerja adalah tersebut dalam kondisi baik. Jika PDB
penduduk berumur 15 tahun dan mengalami kenaikan maka penerimaan
lebih. pajak juga akan naik.
2. Penduduk yang termasuk angkatan
kerja adalah penduduk usia kerja (15 C. METODE PENELITIAN
tahun dan lebih) yang bekerja, atau Variabel Penelitian
punya pekerjaan namun sementara Variabel yang digunakan dalam
tidak bekerja dan pengangguran. penelitian ini terdiri dari dua, yaitu:
3. Penduduk yang termasuk bukan 1. Variabel Independent (bebas) adalah
angkatan kerja adalah penduduk usia variabel yang tidak terpengaruh oleh
kerja (15 tahun dan lebih) yang variabel lain, bahkan dapat
masih sekolah, mengurus rumah mempengaruhi variabel lain (terikat).
tangga atau melaksanakan kegiatan Yang dimaksud dalam variabel ini
lainnya selain kegiatan pribadi. adalah: inflasi (X1), pertumbuhan
4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi jumlah pekerja (X2), dan
yang dilakukan oleh seseorang pertumbuhan PDB per Kapita (X3)
dengan maksud memperoleh atau 2. Variabel Dependent (terikat) adalah
membantu memperoleh pendapatan variabel yang dipengaruhi atau
atau keuntungan, paling sedikit 1 tergantung oleh variabel lain. Yang
jam (tidak terputus) dalam seminggu dimaksud dalam variabel ini adalah
yang lalu. Kegiatan tersebut Penerimaan Pajak (Y)
termasuk pola kegiatan pekerja tak Populasi dan Sampel
dibayar yang membantu dalam suatu Populasi dalam penelitian ini
usaha/kegiatan ekonomi. adalah semua data tentang inflasi,
5. Punya pekerjaan tetapi sementara pertumbuhan jumlah pekerja,
tidak bekerja adalah keadaan dari pertumbuhan PDB per kapita dan
seseorang yang mempunyai penerimaan pajak. Sampel yang diambil
pekerjaan tetapi selama seminggu adalah sejak tahun 2000 sampai dengan
yang lalu sementara tidak bekerja tahun 2013 dengan dasar pemikiran
karena berbagai sebab, seperti: sakit, bahwa sejak tahun 2000 Negara
cuti, menunggu panenan, mogok dan Indonesia baru saja melewati badai
sebagainya. krisis moneter. Sehingga situasi

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 168

perekonomian Indonesia cenderung multikolinearitas, heteroskedastisitas,


stabil terutama jika dibandingkan dan autokorelasi.
dengan sekitar tahun 1998. Analisis Linear Berganda
Uji Asumsi Klasik Analisis Linear Berganda
Uji asumsi klasik bertujuan agar digunakan untuk mengetahui seberapa
mengetahui apakah hasil analisis regresi besar pengaruh hubungan variabel
linear berganda yang dipergunakan inflasi (X1), pertumbuhan jumlah
dalam melakukan analisis bebas dari pekerja (X2), dan pertumbuhan PDB per
penyimpangan asumsi klasik yang Kapita (X3) terhadap Penerimaan Pajak
terdiri dari uji normalitas, (Y). Berikut kerangka konsep
penelitiannya:

inflasi (X1)

pertumbuhan jumlah pekerja (X2) Penerimaan Pajak (Y).

pertumbuhan PDB per Kapita (X3)

Gambar 1: Kerangka Konsep penelitian

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2: Model Summaryb :


Uji Asumsi Klasik: Multikolinearitas Model Summaryb
Adjusted Std. Error of the Durbin-
Dari hasil olah data menggunakan Model R R Square R Square Estimate Watson
SPSS, untuk uji multikolinearitas, 1 .760 .577 .450 231010.56533 .981
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1: Coefficientsa Sumber: Data Primer diolah, 2015
Coefficientsa
Dengan jumlah variabel
Model
Collinearity Statistics
independen (K=3) dan banyaknya data
t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.552 .593 (n=13) dengan level of significance
Inf -2.042 .068 .939 1.065 0,05% DW tabel adalah :
PJP -1.356 .205 .829 1.206 dl (batas bawah) = 0,715 4-dl = 3,285
PPdP 3.109 .011 .879 1.138
du (batas atas) = 1,816 4-du = 2,184
Sumber: Data Primer diolah, 2015 Nilai DW sebesar 0,981 berada
pada antara dl dan du sehingga dapat
Nilai VIF nya tidak ada yang disimpulkan model regresi linier tidak
lebih besar dari 5 (lima) sehingga model terjadi autokorelasi.
di atas telah terbebas dari adanya Uji Asumsi Klasik:
multikolinearitas Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk
Uji Asumsi Klasik: Autokorelasi mengetahui apakah dalam sebuah
Dari hasil olah data menggunakan model regresi terjadi kesamaan
SPSS, untuk uji autokorelasi, diperoleh residual. Dari hasil olah data
hasil sebagai berikut: menggunakan SPSS, untuk uji
heterokedastisitas, diperoleh hasil
sebagai berikut:

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 169

Tabel 3: ANOVAb
ANOVAb
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 7.28E+11 3 2.43E+11 4.546 ,029 a
Residual 5.34E+11 10 5.34E+10
Total 1.26E+12 13
a. Predictors: (Constant), PDBpKapita, Inf, BekerjaJtn
b. Dependent Variable: PenPjkM

Sumber: Data Primer diolah, 2015


Nilai prob. F hitung (sig.) pada
tabel di atas nilainya 0,029 lebih kecil
Gambar 2: Scatterplot dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga
Dari gambar di atas terlihat bahwa dapat disimpulkan bahwa model regresi
sebaran titik tidak membentuk suatu linier yang diestimasi layak digunakan
pola/alur tertentu, dengan demikian untuk menjelaskan pengaruh Inflasi
dapat diambil kesimpulan bahwa tidak (Inf), Pertumbuhan Jumlah Pekerja
terjadi heteroskedastisitas. (PJP), dan Pertumbuhan PDB Per
Uji Normalitas Kapita (PPdP) terhadap Penerimaan
Uji ini dilakukan untuk Pajak (PPk).
mengetahui apakah data residual Uji Koefisien Regresi (Uji t)
terdistribusi normal atau tidak dengan Uji ini dilakukan untuk
mengunakan pendekatan Normal P-P mengetahui apakah parameter yang
Plot. Hasilnya tampak pada gambar diduga untuk mengestimasi model
berikut: regresi linier berganda sudah
merupakan parameter yang tepat atau
belum. Hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4: Coefficientsa:
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -,552 ,593

Inf -2,042 ,068 ,939 1,065


PJP -1,356 ,205 ,829 1,206

Gambar 3: Normal P-P Plot PPdP 3,109 ,011 ,879 1,138

Pada gambar Normal P-P Plot di atas Sumber: Data Primer diolah, 2015
sebaran titik relatif mendekati garis Nilai prob. t hitung dari variabel
lurus sehingga dapat diambil bebas pada tabel Coefficientsa di atas
kesimpulan bahwa data residual yang lebih kecil dari alpha 0,05 hanya
terdistribusi normal. pada variabel PPdP, sehingga variabel
Uji Kelayakan Model bebas yang berpengaruh signifikan
Uji Keterandalan Model (Uji F) terhadap variabel terikatnya hanya
Uji Keterandalan Model (Uji F) variabel PPdP.
berguna untuk mengidentifikasi model Koefisien Determinasi
regresi yang diestimasi layak atau tidak Tabel 5: Model Summaryb
Model Summaryb
untuk menjelaskan pengaruh variabel Std. Error
bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji Adjusted of the

F dilihat pada tabel berikut: Model


1
R R Square
0.577
R Square
0.45
Estimate
231010.6
,760 a
a. Predictors: (Constant), PPdP, Inf, PJP
b. Dependent Variable: PPk

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 170

Berdasarkan tabel di atas nilai 162/PMK.011/2012. Kenaikan


diketahui nilai R-Square besarnya 0,577 PTKP tersebut berdampak terhadap
menunjukkan bahwa proporsi pengaruh Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang
variabel Inf dan PJP, dan PPdP terhadap secara rata-rata tidak mengalami
variabel PPk sebesar 57,7%. kenaikan walaupun penghasilan
Pembahasan bruto karyawan terus naik. Berbeda
1. Hipotesis 1 ditolak karena nilai t dengan hasil penelitian Yuksel,
sebesar -2,042 dengan signifikasi Orhan, dan Öztunç (2013) bahwa
0,068. Hal ini berarti bahwa Inf pertumbuhan jumlah tenaga kerja
tidak memiliki pengaruh negatif yang bekerja berpengaruh positif
terhadap PPk. Kondisi ini dapat terhadap penerimaan pajak.
terjadi karena penyebab inflasi di 3. Hipotesis 3 diterima karena nilai t
Indonesia juga disebabkan oleh sebesar 3,109 dengan signifikasi
adanya kenaikan gaji PNS dan Hari 0,011. Hal ini berarti bahwa PPdP
Raya. Dimana kedua penyebab memiliki pengaruh positif terhadap
tersebut menimbulkan permintaan PPk. Hal ini dapat terjadi karena
barang dan jasa sehingga harga semakin tingginya PDB maka
barang dan jasa mengalami semakin tinggi pula perekonomian
kenaikan. Selanjutnya, setelah harga Indonesia. Dampak selanjutnya
barang dan jasa mengalami kenaikan adalah penerimaan pajak juga dapat
akan tetapi permintaannya tetap naik semakin tinggi. Hal ini sesuai
sehingga produk dan jasa yang dengan penelitian Edeme, Nkalu, dan
dihasilkan dapat terus naik. Dampak Azu (2016) bahwa pertumbuhan
selanjutnya adalah Penerimaan pajak PDB diikuti oleh kenaikan
tidak terganggu. Hal ini berbeda penerimaan pajak.
dengan hasil penelitian Crane dan
Nourzad (1986) bahwa tingkat inflasi E. PENUTUP
berpengaruh negatif terhadap rata- Dari hasil penelitian dan
rata penerimaan pajak. pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
2. Hipotesis 2 ditolak karena nilai t PDB berpengaruh positif terhadap
sebesar -1,356 dengan signifikasi penerimaan pajak pusat. Yang artinya
0,205. Hal ini berarti bahwa PJP adalah semakin tinggi PDB maka
tidak memiliki pengaruh positif penerimaan pajak semakin tinggi.
terhadap PPk. Hal ini dapat terjadi Selain itu, kenaikan tingkat inflasi di
karena walaupun jumlah tenaga kerja Indonesia tidak berpengaruh negatif
di Indonesia yang bekerja di dalam terhadap penerimaan pajak karena
negeri terus mengalami kenaikan kenaikan harga barang dan jasa juga
akan tetapi Pemerintah Pusat terus disebabkan naiknya penghasilan
menaikkan Penghasilan Tidak Kena masyarakat Indonesia secara umum dan
Pajak (PTKP). PTKP sejak tahun permintaan. Sehingga walaupun harga
2000 sampai dengan 2013 telah barang dan jasa naik akan tetapi
mengalami kenaikan sebanyak lima permintaan tidak turun.
(5) kali. Peraturan yang Dari simpulan tersebut diatas,
melandasinya dimulai dari: (1) UU maka disarankan kepada pemerintah
No. 17 Tahun 2000, (2) PMK No: pusat untuk mengandalkan Wajib Pajak
564/PMK.03/2004, (3) PMK No: Badan sebagi sumber penerimaan pajak.
137PMK.03/2005, (4) UU No. 36 Sedangkan untuk Wajib Pajak Orang
Tahun 2008, dan (5) PMK No: Pribadi (OP) tetap dijaga daya belinya

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Norman Duma Sitinjak 171

agar permintaan barang dan jasa tidak Edeme, R. Kojo. Nkalu, C. Nelson.
turun. Azu, Benedict. 2016. Alternative
Specification And Estimation Of
DAFTAR PUSTAKA Tax Revenue-Gross Domestic
Product Relationship. Asian
BPS. 2016. Konsep Inflasi. Diakses Journal of Economic Modelling. 4
melalui (3)
http://www.bps.go.id/Subjek/view Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
/id/3 pada tanggal 21 November Multivariate dengan Program
2016. SPSS. Universitas Diponegoro.
BPS. 2016. Konsep/Penjelasan Teknis Semarang.
Bekerja. Diakses melalui Mankiw. 2006. Macroeconomics. Alih
https://www.bps.go.id/Subjek/vie Bahasa Imam Nurmawan. Edisi
w/id/6 pada tanggal 21 November Kesepuluh. Erlangga. Jakarta
2016 Yüksel, Harun. Orhan, Mehmet. dan
Crane, Steven E. dan Nourzad, Öztunç, Hakan. 2013. Tax
Farrokh. 1986. Inflation and Tax Revenue and Main
Evasion: An Empirical Analysis. Macroeconomic Indicators in
The Review of Economics and Turkey. European Journal of
Statistics Vol. 68, No. 2. Economic and Political Studies,
Vol. 6, No. 1.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai