Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK PRA


SEKOLAH

Oleh : Kelompok 3
Alivia Karima Faqih 16010098
Ayu Rahmawati 16010103
Lailatul Amalia 16010120
M. Rizqi Sukma Aji 16010130
Siti Nur Latifah 16010137

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
2019
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK PRA
SEKOLAH

1. Perkembangan Anak Pra-sekolah (Usia 4-5 Tahun)

Perkembangan merupakan proses yang teratur yang berkaitan


dengan reorganisasi perilaku dan perubahan kualitatif pada diri seseorang.
Perkembangan anak usia dini merupakan bagian dari perkembangan
manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup
perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.
Perkembangan anak diperoleh melalui kematangan dan belajar.
Perkembangan karena faktor belajar dapat terjadi dalam berbagai situasi
lingkungan di mana terjadi interaksi anak dengan manusia lain dan
lingkungan alam sekitar. Belajar pada dasarnya merupakan proses
perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil interaksi
individu dengan lingkungan. Memahami perkembangan anak, maka perlu
memahami karakteristik masing-masing perkembangan.

2. Faktor Pendukung Perkembangan


Faktor – faktor pendukung perkembangan anak menurut
Soetjiningsih, (1998),
antara lain:
1. Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
2. Peran aktif orang tua
3. Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
4. Peran aktif anak
5. Pendidikan orang tua
3. Peran Pada Anak Pra Sekolah

Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak


usia 4 – 5 tahun adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum
2. Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat
5. Mengembangkakn keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis, dan berhitung
6. Mengembangkkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-
lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi

4. Ciri-ciri Anak Pra Sekolah

Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003)


mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada
TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan
kognitif anak.

1. Ciri fisik anak prasekolah


a. Anak pra sekolah umumnya aktif
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan
istirahat yang cukup.
c. Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari
control terhadap jari dan tangan. Jadi biasanya anak masih
belum terampil malakukan pekerjaan yang rumit, seperti
mengikat tali sepatu.
d. Anak-anak masih sering mengalami kesulitan apabila hrus
memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil
ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang
sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang
melindungi otak masih lunak (soft).
f. Walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih
terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam
tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak
lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap
membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi
ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.
2. Ciri sosial anak prasekolah
a. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya
dapat cepat menyesuaikan diri secara social
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi
secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-
ganti
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan
anak yang lebih besar
3. Ciri emosional anak prasekolah
a. Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas
dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada
usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.
4. Ciri kognitif anak prasekolah
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa
b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang
Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973)
menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang
menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
1. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
2. Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan
anak.
3. Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan
mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
4. Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan
berbagai kegiatan secara mandiri.
5. Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan
dalam berbagai tingkah laku.
6. Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh
lingkungannya.
7. Kagumilah apa yang dilakukan anak.
8. Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan
hangat dan dengan ketulusan hati.
Contoh Kasus :

An. B berusia 5 tahun sudah memasuki proses belajar di dalam kelas pada
Taman Kanak-kanak. An.B selalu rewel,menangis ketika di tinggal oleh ibunya,
dia tidak mau berpisah dengan ibunya pada waktu pembelajaran di dalam kelas.
Selama proses pembelajaran selalu meminta panduan. Sering tidak mengikuti
aktivitas pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas dan tidak mau
berinteraksi atau bergaul dengan teman yang lain. An. B lebih senang menunggu
diluar daripada mengikuti proses pembelajaran di ruang kelas.

Anda mungkin juga menyukai