Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkatlimpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang Dinamika dan Kinematika Partikel.Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatanakan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah Dinamika dan Kinematika Partikel ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
SAHRODI
PEBAHASAN
1
I. DINAMIKA PARTIKEL
1. HUKUM-HUKUM GERAK.
“Kuantitas gerak” atau momentum diukur dari perkalian massa benda dengan
kecepatannya :
p=mv
Hukum II : Laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total
yang bekerja pada benda tersebut.
F = dp/dt
F = d(mv)/dt
m dv/dt
F = ma
Hukum III : Untuk setiap aksi selalu terdapat rekasi yang sama besar dan
berlawanan.
2
Hukum pertama Newton lebih presisi dibanding dengan apa yang diusulkan Galileo. Tanpa
adanya gaya luar, sebuah benda yang bergerak akan tetap terjaga bergerak. Dengan kata lain
kecepatannya tidak akan berubah baik besar maupun arah. Ketahanan sebuah benda untuk
merubah gerakan disebut inersia. Hukum pertama Newton ekivalen dengan mengatakan
sebuah benda mempunyai inersia.
Bila sebuah benda dengan massa m mendapat percepatan a, maka gaya sebesar ma bekerja
pada benda tersebut.
Bila sebuah benda bermassa m mendapat gaya F, maka benda tersebut akan dipercepat
sebesar F/m
Dari hukum kedua Newton bahwa massa mengukur ketahanan benda untuk berubah
gerakannya, yaitu inersianya. Massa adalah sifat intrinsik dari suatu benda, tidak tergantung
ketinggian maupun keadaan yang lain.
Berat merupakan gaya yang diperlukan benda untuk melakukan gerak jatuh bebas. Untuk
gerak jatuh bebas a = g = percepatan gravitasi setempat.
F =ma
w=mg
Berat tergantung pada lokasi terhadap bumi.
3
wt : gaya tarik bumi pada tali
lantai licin
4
c. Pilih sistem koordinat pada obyek/benda tersebut dan proyeksikan gaya-
gaya yang bekerja pada sumbu koordinat.
y
N
F sin F
F cos x
w = mg
d. Tulis hukum keduan Newton dalam F = ma, dan jumlahkan F total yang bekerja
pada obyek/benda tersebut secara vektor.
komponen x
Fx = m ax
F cos = m ax
Komponen y
Fy = m ay
F sin + N - mg = m ay
Dari dua persamaan dalam komponen x dan komponen y tersebut variabel yang
ditanyakan dapat dicari.
3. GESEKAN
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi antara 2 permukaan yang bergerak relatif
berlawanan.
adhesi
permukaan
5
Tinjau sebuah balok yang terletak pada bidang datar yang kasar.
diam F=0
F1 diam F=0
fs F1 fs = F1
F2 diam F=0
fs F1 fs = F2
F3 diam F=0
fs F1 fs = F3
Gaya gesek yang terjadi selama benda diam disebut gaya gesek statik. Gaya gesek statik
maksimum adalah gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Gaya gesek
statik maksimum :
a. Tidak tergantung luas daerah kontak.
b. sebanding dengan gaya normal. Gaya normal muncul akibat deformasi elastik benda-
benda yang bersinggungan.
fs s N
s = koefisien gesek statis
Bila F3 diperbesar sedikit saja, benda akan bergerak.
Gaya gesek yang terjadi selama benda sedang bergerak disebut gaya gesek kinetik.
fk = k N
k = koefisien gesek kinetik
6
3. DINAMIKA GERAK MELINGKAR
Suatu partikel yang bergerak melingkar dengan besar kecepatan konstan, partikel tersebut
mengalami percepatan (centripetal) sebesar
a = v2/r
yang arahnya menuju ke pusat lingkaran (kelengkungan).
Dari hukum ke-2 Newton, bahwa apabila sebuah benda bergerak dipercepat maka pada
benda tersebut bekerja gaya. Maka pada kasus benda bergerak melingkar, pada benda
tersebut bekerja gaya yang arahnya juga ke pusat. Gaya-gaya tersebut disebut gaya
centripetal.
pada posisi di A gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok w, jadi Fc
=T+w
T
w
w
Pada posisi di bawah, gaya yang menuju ke pusat adalah tegangan tali T dan berat balok w
(arah menjauhi pusat). Jadi Fc = T - w
Bagaimana gaya cintripetalnya bila balok balok berapa pada posisi di samping.
CONTOH SOAL.
7
sistem adalah ….
A. 0,5 m.s−2
B. 2,0 m.s−2
C. 2,5 m.s−2
D. 4,0 m.s−2
E. 6,0 m.s−2
Pembahasan
Diketahui :
m1 = 2 kg, m2 = 3 kg, g = 10 m.s−2
w2 = m2 g = (3)(10) = 30 kg m/s2 atau 30 Newton
Ditanya : Percepatan sistem (a) ?
Jawab :
2. Benda bermassa dan dihubungkan dengan tali melalui katrol licin seperti gambar. Jika m1 =
2 kg, m2 = 3 kg dan g = 10 ms-2, maka besar gaya tegangan tali T adalah…
A. 10,2 N
8
B. 13,3 N
C. 15,5 N
D. 18,3 N
E. 24,0 N
Pembahasan
Diketahui :
m1 = 2 kg, m2 = 3 kg, g = 10 ms-2
w1 = (2)(10) = 20 Newton
w2 = (3)(10) = 30 Newton
Ditanya : besar gaya tegangan tali (T) ?
Jawab :
w2 = 30 Newton lebih besar dari w1 = 20 Newton karenanya m2 bergerak ke bawah, m1
bergerak ke atas.
Rumus hukum II Newton :
Arah gaya berat m1 ke bawah, arah gaya tegangan tali pada m1 ke atas :
T1 – w1 = (m1)(a)
T1 – 20 = (2)(2)
T1 – 20 = 4
T1 = 4 + 20
T1 = 24 Newton
Gaya tegangan tali (T) = T1 = T2 = 24 Newton.
3. Dua balok yang masing-masing bermassa 4 kg, dihubungkan dengan tali dan katrol seperti
pada gambar. Bidang permukaan dan katrol licin. Jika balok B ditarik dengan gaya mendatar
9
50 N, percepatan balok adalah… (g = 10 m/s2)
A. 1,25 m/s2
2
B. 7,5 m/s
C. 10 m/s2
D. 12,5 m/s2
E. 15 m/s2
Pembahasan
Diketahui :
mA = 4 kg, mB = 4 kg, g = 10 m/s2
wA = (mA)(g) = 4)(10) = 40 Newton
F = 50 Newton
Ditanya : percepatan sistem ?
Jawab :
Rumus hukum II Newton :
10
Gerak disebut gerak translasi bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang
melekat pada benda (x’,y’,z’) selalu sejajar dengan keranggka acuannya sendiri (x,y,z).
y
1.1. Pergeseran
Posisi dari suatu partikel di dalam suatu sistem koordinat dapat dinyatakan dengan vektor
posisi r = x i + y j.
y
(x,y)
r=xi+yj
x
Partikel bergerak dari pisisi pertama r1 ke posisi kedua r2 melalui lintasan sembarang (tidak
harus lurus). Pergeseran merupakan suatu vektor yang menyatakan perpindahan partikel dari
posisi pertama ke posisi kedua melalui garis lurus. Pergeseran didefinisikan :
r = r2 - r1
y
A
r
r1 B
r2
x
1.2. Kecepatan
Pertikel bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada sat t 1 partikel pada posisi r1 dan pada
t1 partikel pada posisi r1. Kecepatan adalah pergeseran partikel per satuan waktu.
1.2.1. Kecepatan rata-rata.
rata-rata r2 - r1
v =
t -t
2 1
Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan
dalam arah sumbu x) maka vy = 0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
v = vx i
1.3. Percepatan
Selama pergeseran tersebut kecepatan pertakel dapat mengalami perubahan. Perubahan
kecepatan per satuan waktu disebut percepatan.
ar = v v2 - v1
t t2 - t1
as = lim v/t
t 0
as = dv/dt.
= dvx/dt i + dvy/dt j
= a x i + ay j
Dalam 1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan
dalam arah sumbu x) maka ay = 0.
Maka percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
a = ax i
Apabila partikel bergerak dengan percepatan konstan, maka ar = as = a.
12
2. GERAK DALAM SATU DIMENSI dengan PERCEPATAN KONSTAN
Percepatan konstan : ar = as = a.
a = v2 - v1
t2 - t1
a = vx - vo
t
Diperoleh persamaan vx = vo + at (*)
vx 2 = vo2 + 2a (x - xo ) (****)
Dari pembahasan di atas diperoleh 4 buah persamaan yang menghubungkan 4 buah
variabel dari kinematika (x, v, a, t). Sehingga permasalahan tentang gerak partikel dapat
diselesaikan dengan menggunakan 4 buah persamaan berikut :
(1) vx = vo + at tanpa : x
(2) x = xo + 1/2 (vo + v ) t tanpa : a
(3) x = xo + vo t +1/2 at2 tanpa : v
2 2
(4) vx = vo + 2a (x - xo ) tanpa : t
13
2.2. Gerak dalam arah sumbu y.
Gerak dalam arah sumbu y dapat diperoleh langsung dengan mengambil persamaan yang
sudah diperoleh pada 2.a.
(1) vy = vo + ayt
(2) y = yo + 1/2 (vo + vy) t
(3) y = yo + vo t +1/2 ayt2
(4) vy 2 = vo2 + 2ay (y - yo )
(1) vy = gt
(2) y = 1/2 vy t
(3) y = 1/2 gt2
(4) vy 2 = 2gy
y
vy v
vx
vy0 v0
vx0 x
14
Peluru mempunyai kecepatan awal v0. Kecepatan awal peluru ini dapat diuraikan menjadi
komponen-komponennya :
vx0 = v0 cos
vy0 = v0 sin
Setelah peluru melayang diudara, pada peluru hanya bekerja percepatan gravitasi yang
arahnya ke bawah ,
ay = -g
ax = 0
Sehingga untuk gerak peluru persamaan geraknya :
Pada gerak melingkar beraturan partikel bergerak dengan besar kecepatan konstan, tetapi
arah percepatan tidak konstan. Partikel akan bergerak dipercepat.
P
r v v
c v v
r
P’
v’
Pada saat t partikel di P dan pada saat t + t di P’. Kecepatan di P adalah v dan kecepatan di
P’ adalah v’ yang besarnya sama dengan v tetapi rahnya berbeda. Panjang lintasan yang
ditempuh dalam waktu t adalah busur PP’ yang sama dengan v t.
15
CPP’ sebangun dengan OQQ’. Bila dibuat pendekatan panjang tali busur PP’ sama
dengan panjang busur PP’ maka,
v v t
v r
v v2
t r
16
Bila suatu partikel bergerak dalam suatu kerangka (S’) dan kerangka tersebut juga bergerak
terhadap kerangka diam (S) yang lain, maka partikel tersebut kecepatan dan percepatannya
tergantung pada kerangka mana dilihat.
y y’
S’ A=A’
x’
S t=0
x
y y’
r u
r’
A ut A’
x’
S t=t
x
Pada saat t =0 partikel di titik A menurut kerangka S dan dititik A’ menurut kerangka S’,
dimana kedua titik tersebut berimpit. Bila kerangka S’ bergerak dengan kecepatan konstan u
sejajar sumbu x maka pada saat t = t titik A bergeser sejauh ut. Dan apabila titik A’ bergerak
dalam kerangka S’ sejauh r’ maka posisi partikel dilihat oleh kerangka S adalah r, dimana
r = r’ + ut
maka
dr/dt = dr’/dt + u
v = v’ + u
Jadi kecepatan partikel relatif terhadap kerangka S, yaitu v, merupakan jumlah vektor
kecepatan v’ yaitu kecepatan partikel terhadap kerangka S’ dan u yaitu kecepatan kerangka
S’ terhadap S.
Karena u konstan maka dv/dt = dv’/dt atau a = a’, dalam kerangka yang bergerak relatif
terhadap kerangka lain dengan kecepatan konstan, percepatannya akan nampak sama.
CONTOH SOAL :
Soal No. 1
Sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi terhadap waktu :
17
r(t) = 3t2− 2t + 1
dengan t dalam sekon dan rdalam meter.
Tentukan:
a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon
b. Kecepatan rata-rata partikel antara t = 0 sekon hingga t= 2 sekon
Pembahasan
a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat)
Soal No. 2
Sebuah benda bergerak lurus dengan persamaan kecepatan :
Jika posisi benda mula-mula di pusat koordinat, maka perpindahan benda selama 3 sekon
adalah...
A. 10 m
B. 20 m
C. 30 m
D. 40 m
E. 50 m
(Sumber soal: Marthen Kanginan 2A, Kinematika dengan Analisis Vektor)
Pembahasan
Jika diketahui persamaan kecepatan, untuk mencari persamaan posisi integralkan persamaan
kecepatan tersebut terlebih dahulu, di pusat koordinat artinya posisi awalnya diisi angka nol
(xo = 0 meter).
18
Masukkan waktu yang diminta
19
e) Kecepatan sudut saat t = 1 sekon
KESIMPULAN
Gaya, tarik atau dorong, diperlukan untuk menjaga sesuatu bergerak.benda bergerak
mempunyai “kuantitas gerak” secara intrinsik.
Hukum Newton mengandung 3 konsep : massa, gaya, momentum “Kuantitas gerak” atau
momentum diukur dari perkalian massa benda dengan kecepatannya : p = m v
Hukum II : Laju perubahan momentum suatu benda sama dengan gaya total
yang bekerja pada benda tersebut.
F = dp/dt
20
bila massa m konstan,
F = d(mv)/dt
m dv/dt
F = ma
Hukum III : Untuk setiap aksi selalu terdapat rekasi yang sama besar dan
berlawanan.
Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut
diperhatikan maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika.
Partikel adalah benda dengan ukuran yang sangat kecil. Partikel merupakan suatu
pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan benda sebagai partikel dapat
dilakukan bila benda melakukan gerak translasi murni.
MAKALAH
FISIKA DASAR
DINAMIKA dan KINEMATIKA PARTIKEL
21
Disusun Oleh :
NAMA : TEGUH YULIANTO
NPM : 14051119
22