Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TBC
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan TBC
Dosen Pengampu:
Daryani, K.kep,Ns,M.Kep
S1 ILMU KEPERAWATAN
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
a. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.
b. Dahak bercampur darah.
c. Batuk darah.
d. Sesak napas dan rasa nyeri dada.
e. Badan lemah.
f. Nafsu makan menurun.
g. Rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan.
h. Demam meriang lebih dari sebulan
i. BB menurun
3. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis.
Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo
Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M.
bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M.
tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. M.tuberculosis
berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan
termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya,
misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh
pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena
itu, maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa
mikroorganisme lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia,
Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada
dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan
di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel
mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M.
tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag.
Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit Pott terjadi melalui kombinasi 4 faktor yaitu :
Setelah bakteri berada dalam tulang, maka bila daya tahan tubuh penderita menurun, bakteri
akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 6-8 minggu. Keadaan ini
umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak-anak umumnya pada daerah sentral
vertebra.
Setelah stadium implantasi, selanjutnya terjadi destruksi korpus vertebra serta penyempitan yang
ringan pada discus. Proses ini berlangsung selama 3-6 minggu.
3. Stadium destruksi lanjut
Pada stadium ini terjadi destruksi yang massif, kolaps vertebra dan terbentuk massakaseosa serta
pus yang berbentuk cold abses (abses dingin), yang tejadi 2-3 bulan setelah stadium destruksi
awal. Selanjutnya dapat terbentuk sekuestrum serta kerusakan diskus intervertebralis. Pada saat
ini terbentuk tulang baji terutama di sebelah depan (wedging anterior) akibat kerusakan korpus
vertebra, yang menyebabkan terjadinya kifosis atau gibbus.
Gangguan neurologis tidak berkaitan dengan beratnya kifosis yang terjadi, tetapi terutama
ditentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. Gangguan ini ditemukan 10% dari seluruh
komplikasi spondilitis tuberkulosa. Vertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang lebih
kecil sehingga gangguan neurologis lebih mudah terjadi pada daerah ini. Bila terjadi gangguan
neurologis, maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia, yaitu :
Derajat I : kelemahan pada anggota gerak bawah terjadi setelah melakukan aktivitas atau setelah
berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
Derajat II : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah tapi penderita masih dapat melakukan
pekerjaannya.
Derajat III : terdapat kelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak/aktivitas
penderita serta hipoestesia/anesthesia.
Derajat IV : terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan defekasi dan miksi.
Tuberkulosis paraplegia atau Pott paraplegia dapat terjadi secara dini atau lambat tergantung dari
keadaan penyakitnya.
Pada penyakit yang masih aktif, paraplegia terjadi oleh karena tekanan ekstradural dari abses
paravertebral atau akibat kerusakan langsung sumsum tulang belakang oleh adanya granulasi
jaringan. Paraplegia pada penyakit yang sudah tidak aktif/sembuh terjadi oleh karena tekanan
pada jembatan tulang kanalis spinalis atau oleh pembentukan jaringan fibrosis yang progresif
dari jaringan granulasi tuberkulosa. Tuberkulosis paraplegia terjadi secara perlahan dan dapat
terjadi destruksi tulang disertai angulasi dan gangguan vaskuler vertebra.
5. Stadium deformitas residual
Stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun setelah timbulnya stadium implantasi. Kifosis atau
gibbus bersifat permanen oleh karena kerusakan vertebra yang massif di sebelah depan.
Malnutrisi
Efek samping terapi obat hepatitis, perubahan neurologis (ketulian atau neuritis), ruam kulit.
Resistensi banyak obat
Penyebaran infeksi TB (TB miliaris)
4. Pathway
5. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala
sistemik:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.
Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah
ada kerusakan jaringan.
b. Batuk Darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila
sistem persarafan di pleura terkena.
1. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip
demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang
masa bebas serangan makin pendek.
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia.
Gejala – gejala Tuberkulosis secara umum :
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.
Gejala Lain Yang Sering Dijumpai :
Dahak bercampur darah.
Batuk darah.
Sesak napas dan rasa nyeri dada.
Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari
sebulan.
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Kultur sputum
Tes Mantoux adalah tes kulit yang digunakan untuk menentukan apakah individu
telah terinfeksi basil TB. Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam). Ekstrak basil tuberkulin disuntikkan ke dalam lapisan
intrademal pada aspek dalam lengan bawah, sekitar 10 cm di bawah siku.
Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap ini tampak gambaran bercak-
bercak seperti awan dengan batas tidak jelas; pada kavitas bayangan, berupa
cincin; pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas
tinggi.
d) Bronchografi
Peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED). Dapat normal tergantung
lokasi, berat, dan kerusakan sisa pada paru.
Sputum pagi hari untuk kultur BTA dikumpulkan. Usap BTA akan menunjukkan
apakahterdapat mikrobakterium yang menandakan diagnosis dari tuberkolosis.
g) Spirometri
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Oksigen
c. Inhalasi Nebulizer
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik/jantung
f. Pengobatan Brokodilator Steroid
8. Fokus Pengkajian
b) Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum, adanya hemoptisis.
c) Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan
napas dalam.
11. Evaluasi
Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret ditandai dengan jalan nafas yang kembali
bersih, pengeluaran sekret meningkat, nafas bersih.
B. PENGKAJIAN
I. Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 57 Tahun
Alamat : Jln.Sultan Sharir
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : TB Paru
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. “ A “
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Sultan Sharir
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Hub. Dengan pasien : Suami
II. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Saat MRS : Klien mengatakan batuk berdahak dan sesak nafas
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam,
disertai batuk berdahak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh batuk berdarah dan sesak
nafas dengan frekuensi sering. Sputum yang dikeluarkan bercampur darah dan
buih.saat sesak klien mengeluh nyeri dibagian dada dan kesulitan untuk tidur
dengan KU lemah, TD 120/60 mmHg, Nadi 80/menit serta frekuensi pernafasan
24/menit. Klien mengalami sesak jika beraktivitas berat.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan± 5 bulan yang lalu klien pernah menderita penyakit yang
sama.
-BB: 44 Kg
1. Kepala
a. Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut berwarna hitam, tidak
ada nyeri tekan.
b. Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
c. Mata
Bentuk mata cekung, konjungtiva merah muda, tidak anemis, fungsi penglihatan
baik.
d. Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada sekret,
fungsi pendengaran baik.
f. Mulut
Bibir tampak kering, dengan gigi yang bersih, tidak ada perdarahan dan
pembengkakan pada gusi, kemampuan bicara baik.
2. Leher
Tidak terdapat pembesaran tyroid
3. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris
Auskultasi : Bising usus ± 18x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : Ada nyeri tekan
4. Genetalia
Tidak terpasang kateter
5. Ekstremitas
Atas Kanan : terpasang infus NaCl 0,9 % 20 tpm
Bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan dan tidak oedem.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
No Nama Hasil Normal Satuan
1 Gula darah sewaktu 94 75-115 Mg/dl
2 SGOT *72 <31 u/l (37°)
3 SGPT 32 <32 u/l (37°)
4 Ureum *26 10-15 Mg/dl
5 Kreatinin 0,73 0,5-0,9 Mg/dl
6 HbsAg - -
7 Golongan Darah B -
8 WBC 0,8 - k/ul
9 Lym 0,9 13,3 M
10 MID 0,4 6,4 L
Pemeriksaan penunjang rontgen dengan hasil cor dalam batas normal, pada paru-paru
terdapat gambaran TB paru di apek paru dan lobus medium hasil BTA (+)
V. TERAPI YANG DIBERIKAN
1. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
2. Infus aminofel
3. Ratinidin 50 mg 2x1 / tiap 12 jam ( injeksi )
4. Vit B-Comples tab 3x1 oral
5. Curcuma tab 3x1 oral
VI. ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Pasien mengatakan Ketidakefektifan Penumpukan sekret
batuk berdahak bersihan jalan
DO : Kesadaran nafas
composmentis
-TD : 120/60 mmHg
-Nadi : 80 x/menit
-Suhu : 37° C
-RR : 24 x/menit
IX. IMPLEMENTASI
NO.
TGL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TTD
DP
1. 2/1/2018 S : pasien mengatakan masih sesak nafas.
14.20 O : - TD : 120/60mmHg
-N : 80x/mnt
-S : 37˚C
-RR : 28x/mnt
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. 3 /1/ 2018 S : pasien mengatakan nyaman dengan
14.30 WIB posisi semi fowler
O : pasien tampak kesulitan untuk
bernafas.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi a,b,c,d.
3. 4/1/ 2018 S : pasien mengatakan nafas sudah mulai
14.45 WIB normal
O : pasien dalam keadaan semi fowler,
suara nafas ronki, namun pasien mampu
melakukan tehnik relaksasi.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
Lampiran
SOAL
www.scribd.com/doc/17186413/askep-TBC