Indonesia merupakan salah satu dari lima negara yang pemrakarsa berdirinya
ASEAN. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa dasar berdirinya ASEAN ialah
deklarasi Bangkok.
Yang dimana deklarasi tersebut ditanda tangani oleh menteri luar negeri dari kelima
negara pendiri ASEAN seperti:
Dan sedangkan isi dari Deklarasi Bangkok yang menjadi dasar berdirinya ASEAN,
sebagai berikut:
Pada zaman Orde Baru yaitu pada masa kepimpinan Presiden Suharto, Indonesia
menjadi pemimpin ASEAN dimana dengan gaya kepimpinannya Indonesia mampu
menjalin hububngan kerjasama yang baik dengan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara.
Indonesia juga telah menyampaikan makalah yang berjudul reflection dalam rangka
mengajak para anggota ASEAN yang lain untuk mengevaluasi kesepaakatan
ekonomi sebelumnya. Yang dimana kesepakatan tersebut berkaitan dengan
program kerjasama sektoral di berbagai bidang. Selain itu, pada masa
kepimpinannya, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan serangkaian pertemuan
seperti:
KTT ASEAN Ke-1 yang dilaksanakan pada 23-24 Februari 1976 di Bali.
Dalam KTT tersebut terdapat kesepakatan tentang pembentukan sekretariat
ASEAN yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jendral “Sekjen”
pertamanya ialah putra Indonesia yang bernama H.R. Dharsono.
KTT ASEAN Ke-9 yang dilaksanakan pada 7-8 Oktober 2003 di Bali. Dalam
KTT tersebut Indonesia mengusulkan pembentukan Komunitas Asean “Asean
Community” yang mencakup bidang ekonomi, sosial, budaya serta
keamanan.
KTT ASEAN Ke-18 yang dilaksanakan pada tanggal 4-8 Mei 2011 di Jakarta.
KTT ASEAN Ke-19 yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 Nopember 2011 di
Bali. Dalam konferensi tersebut di dapat kesepakatan tentang kawasan bebas
sejata nuklir di Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Southeast Asia
Nuclear Weapon Free Zone “SEANWFZ”.
Mampu Menciptakan Perdamaian Di Kawasan Asia Tenggara
Pada tahun 1987, Indonesia menjadi penengah saat terjadinya konflik antara
Kamboja dan Vietnam yang pada akhirnya pada tahun 1991 dalam
Konferensi Paris, kedua negara tersebut menyepakati adanya perjanjian
damai.
Gerakan Non Blok (GNB) dalam bahasa Inggris disebut Non Aligned Movement
(NAM) merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh negara-negara yang cinta
damai serta negara-negara yang ingin berperan aktif dalam rangka menciptakan
perdamaian serta keamanan dunia, yaitu dengan tidak beraliansi dengan blok-blok
manapun. Organisasi ini beranggotakan lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia
di dalamnya.
Turut serta dalam meredakan ketegangan dunia akibat pertikaian yang terjadi
antara blok Barat dan blok Timur.
Berusaha untuk membendung segala pengaruh buruk, baik itu yang berasal dari
Blok Barat maupun Blok Timur.
Setelah kita mengetahui penjelasan mengenai gerakan non blok. Kita akan
menjelaskan mengenai peran indonesia dalam gerakan non blok. Berikut adalah
penjelasannya :
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara penganut
sistem politik luar negri Indonesia yang bebas dan aktif. Dalam menjalankan politik
tersebut, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga perdamaian
serta keamanan dunia internasional, yaitu dengan mambantu penyelesaian berbagai
persoalan serta persengketaan di berbagai kawasan dunia, serta penyelesaian
diplomatik lainnya.
presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu
pemrakarsa berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara
sahabat lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii India
Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan Perdana
Menteri Ghana Kwame Nkrumah.
GNB lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia
internasional di sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi perang
dingin antara Amerika Serikat dan uni Sovyet yang membawa dampak besar bagi
beberapa negara, seperti Jerman, Vietnam, serta semenanjung Korea.
Salah satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa tersebut
adalah untuk memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur
serta Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, thailand, serta negara-negara
yang banyak menghasilkan energi dunia seperti Qatar, Uni Emirat Arab, serta
Kuwait.
Awal kelahiran Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi Konferensi Asia afrika (KAA)
di Bandung pada tahun 1955 dimana kurang lebih 29 kepala negara di kawasan
Asia dan Afrika berkumpul guna melakukan identifikasi serta pendalaman berbagai
masalah yang menimpa dunia kala itu, serta mendeklarasikan keinginan mereka
untuk tidak terlibat dalam konfrontasi kedua blok yang sedang bertikai tersebut.
Indonesia beranggapan bahwa hubungan luar negri merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan antar bangsa baik itu regional maupun secara global melalui bernagai
macam forum bilateral maupun multilateral yang ditujukan untuk kepentingan
nasional dengan politik Luar negri bebas aktif sebagai landasannya. Kondisi tersebut
diarahkan dengan ikut berperan aktif dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial untuk
meningkatkan hubungan kerja sama internasional, salah satunya adalah dengan
memantapkan serta meningkatkan peranannya dalam Gerakan Non Blok. Adapun
langkah yang ditempuh Indonesia dalam meningkatkan peranan di GNB adalah :
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia pada masa perkembangan Gerakan
Non Blok adalah dengan cara meningkatkan keeratan kerja sama yang telah
dibangun antar sesama negara anggota GNB, terutama dalam perkembangan
kerjasama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan perwujudan
kerjasama Selatan-Selatan yang melibatkan negara-negara maju maupun lembaga-
lembaga keuangan internasional.
Sejak tahun 1992 hingga tahun 1995, Indonesia mendapat kepercayaan untuk
memimpin organisasi GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu
merupakan presiden Republik Indonesia ke-2 menjadi Sekretaris Jendral (SekJen)
Gerakan Non Blok. Indonesia menjadi negara yang selalu setia serta komitmen
terhadap prinsip serta aspirasi Gerakan Non Blok. Berbagai prestasi telah diraih
Indonesia selama memimpin organisasi dunia tersebut, diantaranya adalah :
Indonesia telah dianggap telah memberikan warna yang baru bagi organisasi
tersebut, diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerjasama pada
pembangunan ekonomi yaitu dengan menghidupkan kembali dialog antara
negara-negara selatan.
Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB
yang ke-110 di Jakarta dan Bogor pada 1 hingga 7 September 1992. Dalam KTT
tersebut telah berhasil merumuskan suatu kesepakatan bersama yang dikenal
dengan “Pesan jakarta.” Yang di dalamnya terkandung visi dari Gerakan Non
Blok, yaitu
Visi dari gerakan Non Blok :
Arah Gerakan Non Blok yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi
internasional dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui
cara-cara politik yang menjadi ciri yang menonjol dari Gerakan Non Blok
sebelumnya.
lain. Kebijakan yang menyangkut hubungan dengan negara lain terangkum dalam
kebijakan politik luar negeri. Oleh karena itu, pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia juga harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia
mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama dan solidaritas antar
bangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas artinya bangsa
Indonesia tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa
Indonesia berhak bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur ikatan
tertentu. Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam
menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara
aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih
sifat politik luar negerinya bebas aktif dikarenakan setelah berakhirnya Perang Dunia
II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika
Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok
Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau
Blok Sosialis (Komunis).
a) Memajukan kerja sama antarbangsa di kawasan Asia dan Afrika dalam bidang
sosial, ekonomi, dan kebudayaan
d) Perubahan politik pada tahun 1950-an, yaitu berakhirnya Perang Korea (1953).
Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara, yaitu Korea Utara
dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia dikarenakan
adanya intervensi dari blok yang bersaing
e) PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka,
tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut
5. Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh
Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka.
menemukan solusi konflik Timur Tengah, yang melibatkan Dunia Arab dan
termasuk Indonesia, yang mencakup tiga kawasan yaitu Asia, Arab dan
Afrika.
yaitu:
bentuknya.
berikut:
disetujui minimal dua pertiga negara anggota OKI lainnya pada saat
permohonan diajukan.
Selain syarat untuk menjadi anggota, OKI juga memiliki prinsipprinsip keanggotaan
sebagai berikut:
Luar Negeri, ketiga Sekretariat Jenderal. Namun pada KTT di Taif Arab
sebagai organ keempat OKI. Mahkamah ini dirancang sebagai organ hukum
anggota.
Jenderal dipilih oleh konferensi tingkat Menteri Luar Negeri untuk jabatan
adalah:
1. Komite al-Quds.
Sosial.
4. Komite Kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknik.
Islam.
peninjau. PBB, Organisasi Persatuan Afrika, dan Liga Arab juga secara
teratur mengirimkan utusan tingkat tingginya. Selain itu Liga Dunia Muslim,
Masyarakat Dakwah Islami, dan Majelis Pemuda Muslim seDunia, masuk sebagai
anggota OKI dari unsur non-pemerintah.
Sampai tahun tahun 2016, OKI telah mengadakan 13 kali KTT, yaitu
(2000), Putrajaya, Malaysia (2003), Dakar (2008), Kairo (2013), dan Turki
(2016). Selain KTT rutin, OKI tercatat telah 5 kali menyelenggarakan KTT
luar biasa, yakni di Islamabad (1997), Doha (2003), Mekkah (2005 dan
2012), dan Jakarta (2016). KTT luar biasa diselenggarakan jika ada
logo OKI dan kepanjangan dari OKI yang tadinya Organisasi Konferensi
Islam menjadi Organisasi Kerjasama Islam. Adapun perubahan logo OKI dapat
dilihat pada gambar berikut.
Filipina.
Indonesia sebagai negara yang menempati posisi ke-8 dalam urutan data GDP
dunia pada tahun 2016 menurut World Bank, diperkirakan memiliki nilai
GDP menembus 3 triliun dollar AS. Besarnya GDP Indonesia ini bahkan telah
melampaui sejumlah negara Eropa seperti Perancis. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang stabil setiap tahunnya menempatkan Indonesia menjadi salah satu
kekuatan ekonomi dunia.
Indonesia menjadi satu-satunya wakil negara ASEAN yang tergabung dalam forum
G20. Dilihat dari keberhasilan-keberhasilan atau success story Indonesia dalam
mengatasi masalah perekonomian mulai dari mengatasi krisis ekonomi di Asia pada
akhir 1990an, resiliensi dalam menghadapi tekanan krisis global pada 2008, posisi
Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan penduduk
mayoritas Muslim, negara dengan jumlah populasi terbanyak ke-empat, serta
sebagai pemimpin di ASEAN. Variable-variabel dan bentuk sosial-politik dan
ekonomi yang dimiliki Indonesia itulah yang menjadi asset Indonesia dalam
berdiplomasi di G20. (Ekon.go.id)
Pada dasarnya peran Indonesia dalam G20 adalah selain untuk menjaga
pertumbuhan domestic tetap tinggi dan stabil, tidak lain juga untuk memajukan
kepentingan negara berkembang dan menjaga terciptanya perekonomian global
yang inklusif dan berkelanjutan dan juga mewujudkan balanced growthbagi negara
maju-berkembang.
Menurut kemenlu.go.id adapun beberapa peran Indonesia dalam forum G20 antara
lain:
Indonesia perlu terus menjaga karakteristik dasar G-20 tersebut dari desakan
dominasi ataupun pengerasan sikap/posisi dari negara-negara anggota G-20.
2. Pergeseran posisi Indonesia dari negara low income countries menjadi negara
middle income countries serta dari negara penerima bantuan menjadi negara
penerima sekaligus negara donor, membutuhkan penyesuaian profil Indonesia di
dunia luar. Untuk itu, peran aktif Indonesia di G-20 menjadi penting karena G-20
dapat dijadikan sebagai wadah untuk instrumen politik luar negeri RI mendukung
upaya Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2025.
Atas berbagai success stories yang dimilikinya, dalam G20 Indonesia memiliki
simpati yang dalam bagi negara-negara berkembang hingga Indonesia menjadi
inisiator 'General Expenditure Support Fund'yang membantu menyediakan likuiditas
dana dari IMF dan Bank Dunia bagi negara-negara berkembang dan miskin. Selain
itu, partisipasi Indonesia dalam G20 juga sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi
serta peran dalam keterlibatan Indonesia dalam forum ini juga penting untuk
mendukung kebijakan-kebijakan dalam negeri untuk mendorong upaya pemerintah
terutama dalam sektor ekonomi.