Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….…………………………………………………...ii

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………2

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………………………………………….……………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Desinfeksi …………………………………………………………………………………………………………….3

2.2 Jenis Desinfeksi …………………………..………………………………………………………………………………………3

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan…………………………………………………………………………………………………………………………….8

3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………….…………8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….………………….9

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DESINFEKSI DAN JENIS
DESINFEKSI ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.

Makalah ini berisi tentang peran, fungsi dan tugas perawat dan aplikasinya dalam
pelayanan keperawatan, makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang
menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan
peran, fungsi dan tugas perawat dan aplikasinya dalam pelayanan keperawatan, penutup yang
berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya. Makalah ini juga saya
lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referendi bahan dalam
penyusunan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Denpasar, 16 November 2017

Penulis,

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang
berisiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi
sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu
diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara
keseluruhan.
Sejalan dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua
rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi pasien dari
penularan infeksi yang bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan infeksi.
Beberapa tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah sebagai berikut.
1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan, istilah ini dipakai untuk
menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi. Tujuan akhirnya dalah
menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup
maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
2. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas
kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang terkontaminasi
oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing
seperti debu dan kotoran.
5. Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri , jamur, parasit, dan
virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.
6. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua) mikroorganisme
penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau
menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali
beberapa bakteri endospora
Pada makalah ini, kami akan membahas secara spesifik mengenai salah satu tindakan
pencegahan infeksi yaitu tindakan desinfeksi.
ii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan
menjadienam pertanyaan.
1. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?
2. Apa saja jenis desinfeksi?
3. Bagaimana cara desinfeksi?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. apa yang dimaksud dengan desinfeksi
2. jenis desinfeksi
3. cara desinfeksi

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang
tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012). Desinfeksi
juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen
tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoles,
merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan mengondisikan alat
dalam keadaan siap pakai.

Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek, kandungan


zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan, kealamian
objek, suhu dan derajat keasaman (pH).

B. Jenis Desinfeksi

1. Desinfeksi Tingkat Tinggi

Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora bakteri.
DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.

a. DTT dengan merebus

1) Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih

2) Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup

3) Seluruh alat harus terendam

4) Jangan menambah alat apapun ke air mendidih

5) Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang telah di DTT,
maksimal satu minggu

ii
b. DTT dengan mengukus

1) Kukus alat selama 20 menit

2) Kecilkan api sehingga air tetap mendidih

3) Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap

4) Jangan pakai lebih dari 3 panci uap

5) Keringkan dalam kontainer DTT

c. DTT dengan kimia

1) Desinfektan kimia untuk DTT

2) Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%

3) Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan

4) Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit

5) Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara

6) Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

2. Desinfeksi Tingkat Sedang

Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora
bakteri.

3. Desinfeksi Tingkat Rendah

Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel
dan spora bakteri.

C. Cara Kerja Desinfeksi

Menurut A. Aziz Alimul H. (2012), desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
sebagai berikut.

ii
1. Cara kerja desinfeksi dengan mencuci

Prosedur kerja:

a. Cucilah tangan dengan sabun lalu bersihkan, kemudian siram atau membasahi dengan alkohol
70%

b. Cucilah luka dengan H2O2, betadine, atau larutan lainnya

c. Cucilah kulit/jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan yodium tinktur 3%, kemudian dengan
alkohol.

d. Cucilah vulva dengan larutan sublimat atau larutan sejenisnya.

2. Cara desinfeksi dengan mengoleskan

Prosedur kerja:

a. Oleskan luka dengan merkurokrom atau bekas luka jahitan menggunakan alkohol atau
betadine

3. Cara desinfeksi dengan merendam

Prosedur kerja:

a. Rendamlah tangan dengan larutan lisol 0,5%

b. Rendamlah peralatan dengan larutan lisol 3-5% selama 2 jam

c. Rendamlah alat tenun dengan lisol 3-5% kurang lebih 24 jam

4. Cara desinfeksi dengan menjemur

Prosedur kerja:

a. Jemurlah kasur, tempat tidur, urinal, pispot, dan lain-lain dengan masing-masing permukaan
selama 2 jam

ii
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.


1. Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak
hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.

2. Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi tiga yaitu desinfeksi tingkat tinggi, desinfeksi
tingkat sedang dan desinfeksi tingkat rendah.

3. Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci, cara
desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara desinfeksi dengan
menjemur.

4. Macam-macam desinfektan yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol, dan klorsilenol.

5. Cara kerja desinfektan menurut prosesnya yaitu dengan denaturasi protein mikroorganisme,
pengendapan protein dalam protoplasma, oksidasi protein, mengganggu sistem dan proses
enzim, dan modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma

6. Cara membuat larutan desinfektan dengan bahan berupa sabun, lisol/kreolin, dan savlon
terlampir pada bab II.

B. Saran
Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak terkait sebagai
berikut.
1. Kepada semua pihak yang terkait di pelayanan kesehatan baik klinik, puskesmas, rumah
sakit dan lain-lain, agar menerapkan metode desinfeksi sesuai prosedur untuk mencegah
ii
terjadinya penularan infeksi. Karena angka penularan infeksi merupakan salah satu indikator
penerapan patient safety.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Http://ahmadmuzaki47.blogspot.co.id. 2011. Desinfeksi.Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul 16.00 WIB.
Http://www.scribd.com. Desinfeksi, Sterilisasi, Aseptik dan Antiseptik. Diunduh 15 Oktober 2015. Pukul
16.05 WIB.

ii

Anda mungkin juga menyukai