Anda di halaman 1dari 57

PERATURAN MENTERI ATR/BPN NO.

6 TAHUN 2017
TENTANG TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA TATA RUANG

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

1
DAFTAR
DAFTAR PERATURAN
PERATURAN PEDOMAN
PEDOMAN TERKAIT
TERKAIT PENATAAN
PENATAAN RUANG
RUANG
NOMOR TENTANG
UU NO.26 TAHUN 2007 PENATAAN RUANG
PP NO.15 TAHUN 2010 PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
PERMEN PU NO.5/2008 PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RTH DI KWS PERKOTAAN
PERMEN PU NO.13/2009 PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERMEN PU NO.14/2010 STANDAR MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PERMEN PU NO.15/2009 PEDOMAN PENYUSUNAN RTRW PROVINSI
PERMEN PU NO.16/2009 PEDOMAN PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN
PERMEN PU NO.17/2009 PEDOMAN PENYUSUNAN RTRW KOTA
PERMEN PU NO.19/2012 RTR KAWASAN SEKITAR TPA
PERMEN PU NO.20/2007 PEDOMAN TEKNIK ANALISIS ASPEK FISIK, LINGK., EKNOMI, SOS.BUDAYA
PERMEN PU NO.20/2011 PEDOMAN PENYUSUNAN RDTR
PERMEN ATR NO.37/2016 PEDOMAN KAWASAN STRATEGIS PROVINSI DAN KABUPATEN
PERMEN ATR NO.6/2017 PENINJAUAN KEMBALI DAN REVISI RENCANA TATA RUANG
PERMEN ATR NO.8/2017 PERSETUJUAN SUBSTANSI RENCANA TATA RUANG
PP NO.13 TAHUN 2017 PENGGANTI PP NO.26 TAHUN 2008 TENTANG RTRWN

©
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN | 2017 Hal 2
PENDAHULUAN

PENINJAUAN KEMBALI DALAM UU NO. 26 TAHUN 2007


 Rencana tata ruang wilayah kota dapat ditinjau kembali 1 (satu)
kali dalam 5 (lima) tahun.
 Peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk
melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan
pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan
strategis dan dinamika internal serta pelaksanaan pemanfaatan
ruang (penjelasan pasal 26 ayat 5, ).
 Hasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah kota berisi
rekomendasi tindak lanjut sebagai berikut:
a. perlu dilakukan revisi karena adanya perubahan kebijakan
dan strategi nasional dan/atau provinsi yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang wilayah kota dan/atau terjadi dinamika internal
kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten secara
mendasar; atau
b. tidak perlu dilakukan revisi karena tidak ada perubahan
kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi dan tidak terjadi
dinamika internal kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
kabupaten secara mendasar.

 Peninjauan kembali dan revisi dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun
dilakukan apabila strategi pemanfaatan ruang dan struktur ruang
wilayah kota yang bersangkutan menuntut adanya suatu perubahan
yang mendasar sebagai akibat dari penjabaran Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional dan/atau rencana tata ruang wilayah provinsi dan
dinamika pembangunan di wilayah kota yang bersangkutan.
 Peninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah kota dilakukan
bukan untuk pemuthan penyimpangan pemanfaatan ruang.
A LATAR BELAKANG PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG

UU 26/2007 tg Penataan Ruang


dasar hukum Ps. 16, Ps. 20 ayat (4) & (5) , Ps. 23 ayat (4) & (5), Ps. 24 ayat (5) & (6), Ps. 28
PENINJAUAN
KEMBALI PP 15/2010 tg Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ps. 81 s/d Ps. 92
terhadap
RENCANA UMUM TATA
RUANG
•RTRWN Untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan
•RTRWP pembangunan yang memperhatkan perkembangan lingkungan strategis
•RTRW KAB/KOTA
dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam kurun
RENCANA RINCI TATA RUANG dalam jangka waktu 5 tahun sejak penetapan RTRW.
•RTR Pulau waktu 1x dalam
•RTR KSN 5 tahun Kurun waktu 5 tahun dimaksud dipandang sebagai rentang waktu yang
•RTR KSP minimal untuk mencapai manfaat awal pembangunan dan kepastan
•RDTR KAB/KOTA (latar belakang)
hukum penataan ruang Indonesia yang berdasarkan kepada asas-asas
menghasilkan
rekomendasi keterpaduan, keserasian, keselarasan, keseimbangan, keberlanjutan,
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, perlindungan
RTR tdak kepentngan umum, kepastan hukum dan keadilan, dan akuntabilitas
RTR direvisi
direvisi
dalam penataan ruang Indonesia.
dalam jangka
waktu lebih dari
1x dalam 5 tahun
Terjadi bencana alam skala besar, dan/atau perubahan batas wilayah
(latar belakang) negara, provinsi, dan kabupaten/kota yang ditetapkan dengan UU.
5
DITJEN TARU_KEMEN ATR/BPN
B LATAR BELAKANG REVISI RENCANA TATA RUANG

UU 26/2007 tg Penataan Ruang


Ps. 16, Ps. 20 ayat (4) & (5) , Ps. 23 ayat (4) & (5), Ps. 24 ayat (5) & (6), Ps.
dasar hukum 28, Ps. 89
REVISI PP 15/2010 tg Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ps. 81 s/d Ps. 92
terhadap
sebagai bentuk Pelaksanaan penataan ruang yang berasaskan keserasian, keselarasan, dan
RENCANA UMUM TATA
keseimbangan, serta keberlanjutan dengan tetap memperhatkan
RUANG (latar belakang) keberdayaan dan keberhasilgunaan penataan ruang.
•RTRWN
•RTRWP
•RTRW KAB/KOTA
dilakukan yang menghasilkan rekomendasi perlu dilakukan revisi RTR karena:
RENCANA RINCI TATA RUANG berdasarkan hasil  adanya perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi
•RTR Pulau peninjauan pemanfaatan ruang akibat perkembangan teknologi dan/atau keadaan
•RTR KSN kembali RTR yang bersifat mendasar.
•RTR KSP adanya perubahan kebijakan dan strategi nasional yang mempengaruhi
•RDTR KAB/KOTA pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan/atau dinamika internal provinsi
yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah provinsi secara mendasar.
 adanya perubahan kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi
yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota dan/atau
dinamika internal kabupaten/kota yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten/kota secara mendasar.

bentuk revisi RTR •Materi perubahan RTR ≤ 20%


yang dilakukan Penetapan perubahan peraturan perUUan tg RTR (amandemen perda)
•Materi perubahan RTR > 20%
Penyusunan RTR baru
 Prosedur revisi RTR berdasarkan prosedur penyusunan dan prosedur
penetapan rencana tata ruang. 6
DITJEN TARU_KEMEN ATR/BPN
DAMPAK PENINJAUAN KEMBALI DAN REVISI RENCANA TATA RUANG

Kelebihan :
dalam jangka Terwujudnya akuntabilitas dan kepastan hukum dalam
waktu 1x dalam 5 penataan ruang.
tahun pada tahun Manfaat pembangunan yang optmal berdasarkan RTR.
ke 5 sejak Terlindunginya kepentngan masyarakat dan pelestarian
penetapan RTRW lingkungan.
[sesuai dengan Ps.
16, Ps. 20 ayat (4) & Kekurangan:
(5), Ps. 23 ayat (4) Tidak dapat mengakomodir kebutuhan ruang dan investasi
PENINJAUAN KEMBALI & (5), Ps. 28 UU yang sifatnya spontan.
26/2007 dan Ps. 81
s/d 92 PP 15/2010]
terhadap
Kelebihan:
RENCANA UMUM TATA RUANG Terpenuhinya kebutuhan ruang dan investasi yang sifatnya
•RTRWN spontan.
•RTRWP
•RTRW KAB/KOTA
Kekurangan:
Inakuntabilitas perencanaan tata ruang dan tdak
RENCANA RINCI TATA RUANG
•RTR Pulau dalam jangka terpenuhinya kepastan hukum karena RTR yang berubah-
•RTR KSN waktu lebih dari 1x ubah.
•RTR KSP dalam 5 tahun, dan Tingginya potensi peninjauan kembali RTR akan berdampak
•RDTR KAB/KOTA bisa dilakukan tdak dapat diterbitkannya periiinan pemanfaatan ruang
setap tahun berdasarkan RTR tersebut, karena RTR proses revisi RTR
menghasilkan berdasarkan hasil peninjauan kembali harus melalui proses
rekomendasi persetujuan substansi.
Tidak optmalnya manfaat pemanfaatan ruang karena
inkonsistensi pembangunan berdasarkan RTR.
RTR tdak Menimbulkan kebingungan di masyarakat karena tngginya
RTR direvisi
direvisi potensi perubahan struktur ruang dan pola ruang dalam 7RTR.
URGENSI PENETAPAN PEDOMAN PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (PERMEN ATR NO.6 TAHUN 2017)

Landasan Yuridis:
Amanat Pasal 92 Peraturan
Pemerintah No.15 Tahun 2010 Muatan Rapermen:
tentang Penyelenggaraan 1.Kriteria peninjauan kembali
Penataan Ruang 2.Tata cara peninjauan
kembali RTR
Landasan Filosofs: 3.Revisi RTR
•Agar dapat dijadikan pedoman
bagi Pemerintah dan pemerintah
daerah serta para pemangku
kepentngan lainnya dalam
peninjauan kembali RTR
•Untuk mewujudkan peninjauan
kembali RTR yang berkualitas
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

8
MUATAN PEDOMAN PK
PENDAHULUAN
I.BAB I KETENTUAN UMUM
II.BAB II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
III.BAB III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW
IV.BAB IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW
V.BAB V REKOMENDASI HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW
VI.BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN
LAMPIRAN TATA CARA PENGKAJIAN PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA EVALUASI PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA PENILAIAN PELAKSANAAN PK RTRW
LAMPIRAN TATA CARA PERHITUNGAN BESARNYA PERUBAHAN MATERI REVISI
I KETENTUAN UMUM

Ps. 1
1. Rencana Tata Ruang
2. Rencana Tata Ruang Wilayah
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
4. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
6. Peninjauan Kembali RTRW
7. Pemerintah Pusat
8. Pemerintah Daerah
9. Menteri

Peninjauan Kembali RTRW adalah upaya untuk melihat kesesuaian antara


RTRW dan kebutuhan pembangunan yang memperhatkan perkembangan
lingkungan strategis dan dinamika pembangunan, serta pelaksanaan
pemanfaatan ruang. (Ps. 1 angka 6)
II MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

Ps. 2 ayat (1)


Maksud:
Agar dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah
dan pemerintah daerah serta para pemangku
kepentngan lainnya dalam peninjauan kembali
RTRW.
Ps. 2 ayat (2)

Tujuan:
untuk mewujudkan peninjauan kembali RTRW yang berkualitas
dengan cara memberikan petunjuk pelaksanaan peninjauan
kembali RTRW yang akuntabel dan memperhatkan keserasian,
keselarasan, serta keseimbangan antara muatan dalam RTRW
dengan perkembangan dinamika pembangunan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ps. 3 ayat (1)
Ruang Lingkup:
1.Ketentuan peninjauan kembali RTRW
2.Tata cara peninjauan kembali RTRW
3.Rekomendasi hasil peninjauan kembali RTRW
III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 4
PK dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

Masa berlaku RTRW berakhir

RTRW
RTRW mulai berlaku RTRW ditinjau kembali diganti
z

t1 t2 t3 t4 t5 t10 t15 t20

PK 1 PK 2 PK 3 PK 4
SIMULASI

SKENARIO PENINJAUAN KEMBALI PADA TAHUN KE-5

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2032

Perda RTRW
Kab/Kota
No.6/2012 Periode PK
ditetapkan (Tahun ke-5)
pada tanggal 30
Berulang pada
Okt. 2012 ;
periode:
Berlaku 2012 - •2021-2022
2032 •2026-2027
Revisi dilakukan
setelah PK

13
III KETENTUAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW … (lanjutan)

Ps. 5
PK dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun

Masa berlaku RTRW berakhir


RTRW mulai berlaku
RTRW
RTRW ditinjau kembali diganti

t1 t2 t3 t4 t5 t8 t13 t18 t20

Terdapat Perubahan
Lingkungan Strategis*

PK 1 PK 2 PK 3 PK 4

*Lingkungan strategis meliput:


a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan;
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan Undang-Undang;
IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 7
PENETAPAN PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW

KEPUTUSAN
MENTERI KEPUTUSAN
GUBERNUR KEPUTUSAN
BUPATI/
WALIKOTA

1. Peninjauan
Kembali RTRWN 1. Peninjauan
Kembali RTRWP 1. Peninjauan
Kembali
RTRWKab/Kota
2. Tim Peninjauan
Kembali RTRWN 2. Tim Peninjauan
Kembali RTRWP 2. Tim Peninjauan
Kembali
RTRWKab/Kota
Ps. 9
Tim PK:
Pemerintah Pusat/Daerah
perguruan tinggi (≥ 2, 1 lokal)
lembaga penelitian (≥ 2, 1 lokal)
IV TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI RTRW … (lanjutan)

Ps. 16
PELAKSANAAN PENINJAUAN KEMBALI RTRW
Ps. 17 Ps. 18 Ps. 19
Pengkajian Evaluasi Penilaian
Dilakukan untuk melihat Dilakukan untuk Dilakukan untuk
pelaksanaan tata ruang mengukur kemampuan menentukan tindak lanjut
terhadap kebutuhan RTRW sebagai acuan pelaksanaan PK
pembangunan. dalam pembangunan dapat dilakukan baik
nasional/daerah. melalui metode kuantitatif
Tahapan pengkajian: maupun metode kualitatif.
•Pengumpulan data dan Evaluasi dilakukan
infomasi, meliputi: dengan mengukur: Tahapan penilaian
a.Dokumen RTRW; a.Kualitas RTRW; menghasilkan:
b.Dinamika pembangunan; b.Kesesuaian dengan a.Tingkat kualitas RTRW;
dan peraturan perundang- b.Tingkat Kesesuaian
c.Kondisi aktual undangan; dan dengan peraturan
pemanfaatan ruang. c.Pelaksanaan perundang-undangan; dan
•Penyusunan matriks pemanfaatan ruang. c.Tingkat kesesuaian
kesesuaian, meliputi: pelaksanaan pemanfaatan
•matriks dinamika ruang.
pembangunan; dan
•matriks kondisi aktual
pemanfaatan ruang.
V REKOMENDASI HASIL PENINJAUAN KEMBALI RTRW

Ps. 21
 Rekomendasi hasil PK adalah revisi atau tidak revisi
 Dalam hal rekomendasinya adalah revisi, terdapat 2 bentuk: Ps. 28
1. perubahan < 20%  perubahan peraturan per-uu-an
2. perubahan ≥ 20%  pencabutan peraturan per-uu-an
Ps. 29 ayat (1)
 Jangka waktu hasil perubahan RTRW tidak mengalami
perubahan  sesuai dengan jangka waktu RTRW sebelum
dilakukan revisi.
Ps. 29 ayat (2)
 Jangka waktu hasil pencabutan RTRW  20 tahun sejak RTRW
baru hasil revisi diundangkan
VI KETENTUAN LAIN-LAIN

Ps. 30 ayat (1)


Revisi terhadap RTRW dilakukan bukan untuk pemutihan
terhadap penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan
ruang.

Ps. 30 ayat (2)

Penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang meliputi:


a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
fungsi dalam RTRW; dan/atau
b. pemberian izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan
yang melebihi dominasi fungsi dalam RTRW.
• Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
a. Dokumen RTR, termasuk seluruh lampirannya (indikasi program dan peta-peta) beserta seluruh dokumen teknisnya yang meliput
dokumen materi teknis dan dokumen fakta dan analisa.
b. Dinamika pembangunan, minimal meliput data dan informasi:
 Perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi penataan ruang wilayah nasional atau wilayah provinsi dan perubahan kebijakan
provinsi yang mempengaruhi penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
 Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi acuan dan terkait dengan rencana tata ruang.
 Dinamika pembangunan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan budaya.
 Perubahan arah pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat.
 Perkembangan paradigma pemikiran, teknologi, dan penemuan sumber daya alam.
c. Kondisi aktual pemanfaatan ruang, minimal meliput data dan informasi sejak RTRW ditetapkan sampai dengan saat dilakukannya
peninjauan kembali, yang di antaranya:
 Data program dan penganggaran sektor terkait, dalam rangka perwujudan rencana tata ruang.
 Peta-peta kondisi aktual pemanfatan ruang di lapangan.
 Data-data yang menggambarkan kondisi aktual pemanfaatan ruang, yang antara lain meliput neraca penatagunaan tanah, hasil audit
tata ruang, serta pelaporan oleh masyarakat.

Sedangkan dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis dimana peninjauan kembali dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, maka
data dan informasi yang dikumpulkan menambahkan:
a. Bencana alam besar, yang antara lain meliput data dan informasi terkait:
b. Cakupan lokasi kawasan/wilayah (peta dan deskripsi) terjadinya bencana alam beserta seluruh kawasan yang terkena dampak.
c. Data jumlah korban jiwa, kerugian harta benda, serta kerusakan sarana dan prasarana.
d. Besaran dampak sosial ekonomi yang diakibatkan terjadinya bencana alam.
e. Alternatf kebutuhan ruang untuk relokasi (jika dibutuhkan).
b. Perubahan batas teritorial negara/batas wilayah daerah yang antara lain meliput:
 Peraturan perundangan/dasar hukum perubahan batas teritorial negara/batas wilayah daerah.
 Deskripsi dan peta delineasi/peta perubahan batas.
Selain data tambahan sebagaimana di atas, peninjauan kembali yang dilakukan lebih dari 1 kali dalam 5 tahun juga tetap harus dilengkapi
dengan data dinamika pembangunan dan kondisi aktual pemanfaatan ruang sebagaimana untuk pengkajian kembali yang dilakukan 1
kali dalam 5 tahun.
• Tahap Penyusunan Matriks Kesesuaian
Matriks Dinamika Pembangunan (contoh)
No Kondisi Saat Penyusunan Keterangan Indikasi Dampak Perubahan
Dinamika Pembangunan
  RTRW   terhadap Muatan RTRW
(1) (2) (3) (4) (5)
Adanya kebutuhan dan Belum ada pertimbangan Juga tertuang Mempengaruhi perubahan rencana
1 potensi pembangunan PLTS pembangunan PLTS 50 dalam Perpres struktur ruang, yaitu pada rencana
dengan kapasitas sebesar 50 MW di Kabupaten X RTRW Nasional jaringan prasarana energi
MW di Kabupaten X
2        
n        

Matriks Kondisi Aktual Pemanfaatan Ruang (contoh)


No Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program Keterangan Terkait Realisasi Program
(1) (2) (3) (4)
Perwujudan rencana struktur ruang
Pembangunan jalan arteri primer yang Pembangunan jalan arteri primer Ruas atau lokasi pembangunan jalan
1 dilaksanakan pada ruas yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menghubungkan Kabupaten A dan B
menghubungkan Kabupaten B dan C
2 B    
n C    
Perwujudan rencana pola ruang
1 A    
2 B    
n C    
Perwujudan rencana kawasan strategis
1 A    
2 B    
n C    
• Kualitas RTRW
Kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW (contoh)
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Nasional/Provinsi/Kabupaten Catatan Evaluasi
Ada Tidak Cukup Kurang
(1) (2) (3) (4) (5)
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
1
RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang √ √ -
1.2. Kebijakan penataan ruang √ √ -
1.3. Strategi penataan ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a PKN
b PKW
c PKL
d PKSN
• Kualitas RTRW … (lanjutan)
Kualitas Data (contoh)
Relevansi dengan Kondisi Saat
Kelengkapan Ini
No. Jenis Data Catatan Evaluasi
Ada/ Lengkap Tidak ada/ Tidak Masih Relevan Perlu Updatng
Lengkap
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Data wilayah administrasi √ √ -
2. Data fsiografs √ √ -
Data kependudukan tme
series perlu di-update
karena akan sangat
berpengaruh terhadap
analisis trend dan proyeksi
kependudukan sebagai
3. Data kependudukan √ √ salah satu dasar
penyusunan rencana
penyediaan sarana dan
parasarana serta
peruntukan ruang

4. Data ekonomi dan keuangan


Data ketersediaan prasarana dan
5. sarana dasar
6. Data penggunaan lahan
7. Data peruntukan ruang
8. Data daerah rawan bencana
Peta dasar rupa bumi dan peta tematk
yang dibutuhkan termasuk peta
penggunaan lahan, peta peruntukan
ruang, dan peta daerah rawan
bencana pada skala peta minimal
9. 1:1.000.000 untuk RTRW nasional;
1:250.000 untuk RTRW provinsi;
1:50.000 untuk RTRW kabupaten;
1:25.000 untuk RTRW kota
• Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan

Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-Undangan (contoh)


Kesesuaian
Muatan Pengaturan
No. Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Catatan Kesesuaian
Muatan RTRW Sesuai Tidak Sesuai

(1) (2) (3) (4) (5)


UU No. 26 tahun 2007 tentang
1. (Sudah jelas) √ -
Penataan Ruang

UU No. 27 Tahun 2007 tentang Perlu penyesuaian


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan muatan dalam rangka
Pengaturan terkait
Pulau-Pulau Kecil dan UU No. 01 integrasi dan
Rencana Zonasi Wilayah
2. tahun 2014 tentang Perubahan √ keterkaitan pengaturan
Pesisir dan PulauPulau
atas UU No. 27 Tahun 2007 ruang sebagaimana
Kecil (RZWP3K)
tentang Pengelolaan Wilayah diatur dalam RTRW dan
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil RZWP3K

3. Dst.
• Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
a. Jenis dan besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang
Jenis kesesuaian pemanfaatan ruang dievaluasi dengan tujuan untuk melihat apakah program yang sudah dilakukan
sudah sesuai atau tdak sesuai dengan rencana tata ruang. Pemanfaatan ruang dinyatakan sesuai jika: 1) jenis
program yang dilaksanakan sesuai dengan yang tertuang dalam rencana dan indikasi program; 2) lokasi realisasi
program sesuai dengan yang tertuang dalam rencana dan indikasi program.
Besaran pelaksanaan pemanfaatan ruang perlu dihitung dalam rangka mengetahui seberapa besar kesesuaian
pelaksanaan pemanfaatan ruang. Besaran kesesuaian pemanfaatan ruang hanya dihitung berdasarkan target
capaian program 5 tahunan, bukan sampai dengan akhir tahun perencanaan.

b. Dampak ketdaksesuaian pemanfaatan ruang


Yang dimaksud dampak ketdaksesuaian pemanfaatan ruang di sini adalah efek/akibat/pengaruh yang disesbabkan oleh
terjadinya ketdaksesuain pelaksanaan pemanfaatan ruang yang meliput dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak-dampak ini terdiri atas dampak yang menguntungkan atau positf (jika ada) dan merugikan, yang
selanjutnya diklasifkasikan ke dalam besaran dampaknya, yaitu:
 Berskala lingkungan (desa/kelurahan sampai kecamatan);
 Berskala kabupaten/kota;
 Berskala regional yaitu provinsi atau lintas kabupaten/kota;
 Berskala nasional.
• Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang … (lanjutan)
Jenis dan Besaran
Kesesuaian Kondisi
Eksistng dan Realisasi Rencana
Unit Aktual di Lapangan Dampak
Indikasi (Luas/ dengan Rencana Persentase Ketdaksesua Keteran
No. Program Lima panjang/ Realisasi ian gan
Tahunan jumlah/vo Pemanfaata Pemanfaata
lume/ dll) Belum n Ruang n Ruang
Tidak
Sesuai Realisasi Terealisasi/
Sesuai Selisih

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Rencana struktur ruang
PKL di
1 Kecamatan A 2 √ 2 - 100% -
dan B
Jalan Arteri
Primer yang
menghubungka (-) berskala
2 n Kabupaten A 18 √ 8 10 44% -
nasional
dan B (km)

n C
Rencana pola ruang
1 A
2 B
n C
Rencana penetapan kawasan strategis
1 A
2 B
n C
STATUS RTRW DI
PROVINSI SUMATERA
SELATAN

26
DAFTAR PERDA RTRW DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

NAMA
NO NOMOR PERDA
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA
Provinsi Sumatera Selatan No. 11 Tahun 2016
1 Kota Palembang No. 15 Tahun 2012
2 Kota Lubuk Linggau No. 1 Tahun 2012
3 Kota Prabumulih No. 1 Tahun 2014
4 Kota Pagaralam No. 7 Tahun 2012
5 Kab. Ogan Komering Ulu No. 22 Tahun 2012
6 Kab. Ogan Komering Ilir No. 9 Tahun 2013
7 Kab. Muara Enim No. 13 Tahun 2012
8 Kab. Lahat No. 11 Tahun 2012
9 Kab. Banyuasin No. 28 Tahun 2012
10 Kab. Ogan Komering Ulu Timur No. 13 Tahun 2012
11 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan No. 13 Tahun 2012
12 Kab. Ogan Ilir No. 1 Tahun 2012
13 Kab. Empat Lawang No. 9 Tahun 2012
14 Kab. Musi Rawas No. 2 Tahun 2013
15 Kab. Musi Banyuasin No. 8 Tahun 2016
16 Kab. Musi Rawas Utara (DOB) Belum Perda
17 Kab. Penungkal Abab Lematang Ilir (PALI) Belum Perda

13 Kabupaten/Kota Masuk masa PK


Tata Cara dan Contoh Perhitungan dalam Peninjauan Kembali dengan Model Kuantitatif

Tahapan Penilaian dilakukan dengan model kuantitatif

Rekapitulasi Hasil Rekapitulasi Hasil Revisi


Penilaian
Aspek Penilaian per Penilaian
Aspek Keseluruhan Tidak Revisi

ASPEK KUALITAS RTRW Nilai 3 = BAIK, jika kelengkapan ada dan kedalaman cukup
Kelengkapan dan Kedalaman Nilai 1,5 = KURANG BAIK, jika kelengkapan ada namun kedalaman kurang
Nilai 0 = BURUK, jika kelengkapan tdak ada (untuk muatan/sub muatan
Muatan RTRW yang seharusnya ada) dan secara otomats kedalamannya kurang
Kualitas Data RTRW (tdak ada)

Nilai 3 = SESUAI, jika tdak ada perbedaan/perubahan peraturan perundang-


ASPEK KESESUAIAN undangan yang seharusnya diacu/terkait dengan muatan RTRW
DENGAN PERATURAN Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika muatan RTRW tdak sesuai/tdak mengacu peraturan
perundang-undangan baru/yang mengalami perubahan, dimana
PERUNDANG- peraturan perundang-undangan tersebut seharusnya diacu/terkait
UNDANGAN dengan muatan RTRW
Tata Cara … (lanjutan)

ASPEK PELAKSANAAN Nilai 3 = SESUAI, jika terealisasi sesuai arahan dalam rencana dan indikasi
program
PEMANFAATAN RUANG
Jenis dan Besaran Nilai 0 = TIDAK SESUAI, jika jenis program yang direalisasikan di lapangan tdak
sesuai, lokasi tdak sesuai, atau tdak ada pelaksanaan program
Pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam rencana dan indikasi program
Pemanfaatan Ruang Nilai 3 = SANGAT TINGGI/KESESUAIAN SEMPURNA, jika realisasi adalah 75% -
Dampak Pelaksanaan 100%
Pemanfaatan Ruang Nilai 2 = SEDANG, jika realisasi adalah 50% – <75%
Nilai 1 = RENDAH, jika realisasi adalah 25% – <50%
Nilai 0 = SANGAT RENDAH/TIDAK ADA KESESUAIAN, jika realisasi adalah 0% –
<25%

Nilai 3 = Dampak negatf berskala LINGKUNGAN (desa/kelurahan sampai


kecamatan) atau tdak ada indikasi dampak negatf atau menunjukkan
kecenderungan dampak positf
Nilai 2 = Dampak negatf berskala KABUPATEN/KOTA
Nilai 1 = Dampak negatf berskala REGIONAL yaitu provinsi atau lintas
kabupaten/kota
Nilai 0 = Dampak negatf berskala NASIONAL atau lintas provinsi

Rekapitulasi Penilaian Peninjauan Kembali


RTRW dengan Metode Kuantitatif
Aspek Penilaian Nilai Bobot (%) Jika Nilai Akhir ≥ 85= RTRW dinyatakan
1. Kualitas RTRW 30
berkualitas BAIK (RTRW TIDAK
2. Kesesuaian Peraturan Perundang-undangan 30
DIREVISI)
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 40
Jika Nilai Akhir <85= RTRW dinyatakan
Tata Cara … (lanjutan)

Contoh Penilaian – REKAP ASPEK


Rekap Aspek Kualitas, Kesahihan dan Simpangan
Nilai Perkalian
No Aspek Bobot
Akhir Bobot
(1) (2) (3) (4) (5= 3x4)
1 Kualitas RTRW 2,2 30 66
2 Kesesuian Terhadap Peraturan Per-UU-an 2 30 60
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,02 40 80,80
Total 6,18 100 206,80

Rata-rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW 2,06 68,93

Nilai akhir penilaian peninjauan kembali RTRW adalah 68,93 sehingga


menghasilkan rekomendasi RTRW DIREVISI.
Tata Cara Perhitungan Perubahan Besarnya Materi Revisi

PROSES REVISI RTRW


Perhitungan besarnya perubahan materi dihitung melalui perkalian antara nilai tingkat
perubahan dangan bobot masing-masing materi dengan nilai tingkat perubahan sebagai
berikut:
• Materi berubah total Nilai : 1
• Materi berubah sebagian Nilai : 0,5
• Materi tidak berubah Nilai : 0

Tabel Ketentuan Bobot Masing-Masing Muatan Materi dalam RTRW


KETERANGAN
NO MUATAN RTRW BOBOT MATERI (bobot materi X nilai
tngkat perubahan)
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 15,00%
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 40,00%
3. RENCANA POLA RUANG 20,00%
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 5,00%
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI 10,00%
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN

6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 10,00%

1. perubahan ≤ 20%  perubahan peraturan per-UU-an


2. perubahan > 20%  pencabutan peraturan per-UU-an
Tata Cara … (lanjutan)

Perhitungan Perubahan Materi Muatan RTRW

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 15.00%

1.1 Tujuan Penataan Ruang 5.00% 0 0

1.2 Kebijakan Penataan Ruang 5.00% 0 0

1.3 Strategi Penataan Ruang 5.00% 0 0

2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 30.00%

2.1 Sistm Pusat Pelayanan

2.1.1 Sistm Perkotaan 3.00%  

a. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) 0.75% 0 0


b. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) 0.75% 0 0
c. PPK (Pusat Pelayanan Kecamatan) 0.75% 0.5 0.375
d. PPL (Pusat Pelayanan Lokal) 0.75% 0.5 0.375
Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
2.1.2 Sistm Perdesaan 2.00% 0 0

2.2 Sistm Jaringan Prasarana 25.00%

2.2.1 Sistm Jaringan Transportasi 9.00%


a. Sistm Jaringan Transportasi Darat 5.00%
1) Jaringan Lalu lIntas dan Angkutan Jalan 3.00% 0.5 1.5
2) Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 1.00% 0.5 0.5
3) Jaringan Transportasi Perkotaan dan Perdesaan 1.00% 0.5 0.5
b. Sistm Jaringan Transportasi Laut 2.00%
1) Tatanan Kepelabuhanan 1.00% 0.5 0.5
2) Angkutan Laut 1.00% 0.5 0.5
c. Sistm Jaringan Transportasi Udara 2.00%
1) Tatanan Kebandarudaraan 1.00% 0 0
2) Ruang Udara untuk Penerbangan 1.00% 0 0
Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
2.2.3 Sistm Jaringan Energi 3.20%
a. Jaringan Pipa Minyak dan Gas 1.07% 0.5 0.535
b. Pembangkit Tenaga Listrik 1.07% 0.5 0.535
c. Jaringan Transmisi tenaga Listrik 1.07% 0.5 0.535

2.2.4 Sistm Jaringan Telekomunikasi 3.20%


a. Sistm Jaringan Kabel 1.60% 0 0
b. Sistm Jaringan Nirkabel 1.60% 0 0
2.2.5 Sistm Jaringan Sumber Daya Air 3.20%

a. Daerah Aliran Sungai (DAS) 0.80% 0 0


b. Sumber Air Baku untuk Air Bersih 0.80% 0.5 0.4
c. Sumber Air Baku untuk Irigasi 0.80% 0.5 0.4
d. Sistm Pengendalian Banjir 0.80% 0.5 0.4

2.2.5 Sistm Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya 6.40%


Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
a. Sistm Jaringan Persampahan 1.28% 0 0

b. Sistm Jaringan Air Minum 1.28% 0 0

c. Sistm Jaringan Air Limbah 1.28% 0 0

d. Sistm Proteksi Kebakaran 1.28% 0 0

e. Sistm Jaringan Drainase 1.28% 0 0

3. RENCANA POLA RUANG 30.00%

Rencana Pola Ruang Darat


3.1 Kawasan Lindung 12.50%

3.1.1 Kawasan Hutan Lindung 2.08% 0.5 1.04

3.1.2 Kawasan Memberikan Perlindungan Kawasan 2.08% 0 0


Bawahannya

3.1.3 Kawasan Perlindangan Setempat 2.08% 0 0

3.1.4 Kawasan Suakan Alam, Pelestarian Alam, dan 2.08% 0 0


Cagar Budaya.
Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
3.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam 2.08% 0 0

3.1.6 Kawasan Lindung Lainnya 2.08% 0 0

3.2 Kawasan Budidaya 12.50%

3.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 1.56% 0.5 0.78

3.2.2 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 1.56% 0 0


3.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian 1.56% 0.5 0.78

3.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan 1.56% 0.5 0.78

3.2.5 Kawasan Peruntukan Industri 1.56% 0.5 0.78

3.2.6 Kawasan Peruntukan Pariwisata 1.56% 0.5 0.78

3.2.7 Kawasan Peruntukan Permukiman 1.56% 0.5 0.78

3.2.8 Kawasan Peruntukan Lainnya 1.56% 0.5 0.78

Rencana Pola Ruang Laut 5.00%


3.3 Kawasan Pemanfaatan Umum 1.66% 0 0
Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
3.4 Kawasan Konservasi 1.66% 0 0
3.5 Alur Laut 1.66% 0 0

4 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS 5.00%

4.1 Kawasan Strategis Provinsi : Ekonomi 1.25% 0.5 0.625


4.2 Kawasan Strategis Kabupaten : Ekonomi 1.25% 0.5 0.625
4.3 Kawasan Strategis Kabupaten : Sosial Budaya 1.25% 0 0

4.4 Kawasan Strategis Kabupaten : Lingkungan 1.25% 0 0

5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 10.00%

5.1 Struktur Ruang Wilayah Kabupaten 4.00%

5.1.1 Perwujudan Sistem Perkotaan 0.57% 0.5 0.285

5.1.2 Perwujudan Sistem Perdesaan 0.57% 0.5 0.285


5.1.3 Perwujudan Sistem Transportasi 0.57% 0.5 0.285

5.1.4 Perwujudan Sistem Jaringan Energi 0.57% 0.5 0.285


Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
5.1.5 Perwujudan Sistem Jar. Telekomunikasi 0.57% 0 0

5.1.6 Perwujudan Sistem Jar. Sumber Daya Air 0.57% 0.5 0.285

5.1.7 Perwujudan Sistem Jar. Prasarana Lainnya 0.57% 0 0

5.2 Pola Ruang Darat Wilayah Kabupaten 4.00%


5.2.1 Perwujudan Kawasan Lindung 2.00% 0 0
5.2.2 Perwujudan Kawasan Budidaya 2.00% 0.5 1.0

5.3 Pola Ruang Laut Wilayah Kabupaten 2.00%

5.3.1 Kawasan Pemanfaatan Umum 0.67% 0 0

5.3.2 Kawasan Konservasi 0.67% 0 0

5.3.3 Alur Laut 0.67% 0 0


Tata Cara … (lanjutan)

PERKALIAN BOBOT
BOBOT NILAI
NO MUATAN RTRW DAN NILAI
MATERI PERUBAHAN PERUBAHAN
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)x(4)
6 ARAHAN PENGENDALIAN RUANG 10.00%

6.1 Indikasi Peraturan Zonasi 2.50% 0 0

6.2 Arahan Perizinan 2.50% 0 0

6.3 Arahan Insentf dan Disinsentf 2.50% 0 0


6.4 Arahan Sanksi Administratf 2.50% 0 0

JUMLAH 17.7

1. perubahan ≤ 20%  perubahan peraturan per-UU-an


2. perubahan > 20%  pencabutan peraturan per-UU-an
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
42
Tabel Persandingan Pola Ruang Perda No.4 Tahun 2012 VS Pola Ruang Revisi

Selisih Luas
No. Perda No.4 Tahun 2012 Luas (Ha) Luas (Ha) Revisi RTRW Kota Padang
(Has)
1 Hutan Lindung 10.995,50 + 1.136.37 12.131,89 Hutan Lindung
2 Hutan Suaka Alam 25.611,39 - 560,95 25.050,44 Hutan Suaka Alam
3 Kws. Sempadan Pantai 105,37 + 257,13 362,50 Kws. Sempadan Pantai
4 Kws. Sempadan Sungai 25,66 + 450,53 476,19 Kws. Sempadan Sungai
5 Kws. Ruang Terbuka Hijau (RTH) 15.644,77 - 7.660,47 7.984,30 Kws. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
6 Kws. Perumahan 11.125,18 + 837,18 11.962,36 Kws. Perumahan
7 Kws. Industri 1.057,10 - 320,88 736,23 Kws. Industri
8 Kws. Perdagangan & Jasa 2.496.41 - 255.66 2.240,75 Kws. Perdagangan & Jasa
9 Kws. Pariwisata 384,53 - 43,36 341,18 Kws. Pariwisata
10 Kws. Perkantoran 50,30 + 221,59 271,89 Kws. Perkantoran
11 Kws. Pertambangan 734,32 + 90,00 824,32 Kws. Pertambangan
12 Kws. Pertahanan Keamanan 313,25 -33,38 279,87 Kws. Pertahanan Keamanan
13 Kws. SPU 920,66 + 486,94 1.407,60 Kws. SPU
14 Kws. Pertanian (Sawah) 4.119,09 - 1.301,22 2.817,86 Budidaya Tanaman Pangan
Neraca Perubahan Pola Ruang RTRW Kota Padang

PETA RENCANA POLA RUANG PETA RENCANA POLA RUANG


KOTA PADANG NO 4 TH 2012
2012 REVISI

 Perubahan luasan
 Justifikasi perubahan

Neraca Perubahan ini menggambarkan :


Perubahan fungsi
Perubahan lokasi
Penyesuaian Notasi Peta Pola Ruang

PP No. 10 Tahun 2000 : PP No. 8 Tahun 2013 :


KAWASAN BUDIDAYA
Ketelitan Peta Tata Ruang KAWASAN LINDUNG
Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam
Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kawasan Perkantoran Ketelitan Peta Tata Ruang
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Pariwisata Kawasan Pendidikan Tinggi

Kawasan Budi Daya Hortikultura Kolam Prasarana Drainase


Sabuk Hijau

Kawasan Budi Daya Peternakan Pelabuhan


Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan Budi Daya Tanaman Pangan PLTU


RTH Hutan Kota

Kawasan Perkebunan Sarana Pelayanan Umum


RTH Taman
Kawasan Perikanan Kawasan Pusat Olahraga
Pemakaman Umum
Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan Perumahan
Kawasan Sekitar Danau atau Waduk
Kawasan Campuran Perumahan, Perkantoran,
Kawasan Industri
Sempadan Pantai Perdagangan dan Jasa
Kawasan Campuran Perumahan,
Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Sempadan Rel Kereta Api Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Sempadan Sungai
Kawasan Peruntukan Industri
Sungai
2 Kawasan Hutan
RTRW Perda No. 4/2012 LUAS (Ha)
Hutan Lindung 10.995,52
Hutan Suaka Alam 25.611,39
TOTAL 36.606,91
RTRW Revisi LUAS (Ha)
Hutan Lindung 12.131,89
Hutan Suaka Alam 25.050,44
TOTAL 37.182,32
SELISIH + 575,41
Perubahan Kawasan Hutan :
•Penyesuaian Kembali Kawasan Hutan
Lindung berdasarkan SK Menhut 35 Tahun
2013.

Kaw. Hutan pada RTRW Lama (SK Menhut No. 422/KPTS-II/1999)


Kaw. Hutan pada RTRW Revisi (SK Menhut 35 Tahun 2013)
3 Kws. Sempadan Pantai
RTRW LUAS (Ha)
Perda No. 4/2012 105,37
Revisi 362,50
SELISIH + 257,13
Perubahan Kawasan Sempadan Pantai :
•Penetapan kawasan sempadan pantai
pada Perda No. 4 tahun 2012 tdak
meliput keseluruhan pesisir pantai Kota
Padang.

Kaw. Sempadan Pantai pada RTRW Lama (Perda No. 4 th. 2012)
Kaw. Sempadan Pantai pada RTRW Revisi
5 Kawasan RTH
RTRW LUAS (Ha)
Perda No. 4/2012 15.644,77
Revisi 7.984,30
Selisih - 7.660,47
Perubahan Kawasan RTH :
•Luas RTH dihitung 20 % dari luas wilayah
kota setelah dikurangi HL dan KSA/PA.

•Penetapan RTH sabuk hijau pada Perda


No. 4 tahun 2012 belum secara
menyeluruh mempertmbangkan kriteria
teknis kawasan, yaitu aspek kelerengan
lahan. Contoh : deliniasi RTH sabuk hijau
yang berada pada kelerengan < 5%.

•RTH Sawah/Pertanian pada Perda No. 4


tahun 2012 dikembalikan peruntukannya
menjadi kawasan budidaya berdasarkan
Permen PU No 41 Tahun 2007 Tentang
Kriteria Kaw. Budidaya.

Kaw. RTH pada RTRW Lama (Perda No. 4 th. 2012)


Kaw. RTH pada RTRW Revisi
6 Kws. Perumahan
RTRW LUAS (Ha)
Perda No. 4/2012 11.125,18
Revisi 11.962,36
SELISIH + 837,18
Perubahan Kawasan Perumahan :
•Penyesuaian luasan kawasan perumahan
berdasarkan izin yang telah diterbitkan.
Contoh : kondisi eksistng dan perizinan
yang telah diterbitkan belum diperhatkan
dalam deliniasi kawasan pertanian pada
Perda No. 4 tahun 2012.

•Pengurangan luasan kawasan


perdagangan dan jasa menjadi kawasan
perumahan. Contoh : kawasan perumahan
eksistng yang dimasukkan dalam deliniasi
kawasan perdagangan dan jasa pada
Perda No. 4 tahun 2012.

•Dinamika perkembangan kota yang


menuntut peningkatan kebutuhan
perumahan.

Kaw. Perumahan pada RTRW Lama (Perda No. 4 th.


2012)
Kaw. Perumahan pada RTRW Revisi
1 Kawasan Pertanian
4 RTRW Perda
No 4/2012
LUAS (Ha)

Sawah 4.119,00
TOTAL 4.119,00
RTRW Revisi LUAS (Ha)
Budidaya Tanaman 2.817,86
Pangan
TOTAL
SELISIH 2.817,86
- 1.301,14
Perubahan Kawasan Pertanian :
•Penyesuaian luasan kawasan pertanian
dengan izin yang telah diterbitkan untuk
perumahan.
Contoh : Penetapan deliniasi kawasan
pertanian tdak memperhatkan kondisi
eksistng dan izin yang telah diterbitkan.

•Dinamika perkembangan kota yang


membutuhkan lahan untuk kegiatan
perkotaan.

Kaw. Pertanian (Sawah) pada RTRW Lama (Perda No. 4 th.


2012)
Kaw. Pertanian pada RTRW Revisi
Neraca Perubahan Struktur Ruang RTRW Kota Padang

PETA RENCANA POLA RUANG PETA RENCANA POLA RUANG


KOTA PADANG NO 4 TH 2012
2012 REVISI

Neraca Perubahan ini menggambarkan perubahan


fungsi, lokasi/ trase, jenis program, dan dimensi.
Perubahan Jalan Arteri Primer

Jl. Lingkar
Timur
PETA RENCANA POLA RUANG PETA RENCANA POLA RUANG
KOTA PADANG NO 4 TH 2012
2012 REVISI

Jl. St. Syahrir

Jl. Bukit Putus –


Batas Kota
Padang,

1. Terdapat pengurangan ruas jalan (Jl. Bukit Putus – Batas Kota Padang, Jl. St. Syahrir)
2. Terdapat penambahan ruas jalan lingkar timur (Anak Air - Bungus)
3. Penyesuaian status jalan berdasarkan Kepmen PU No. 248/2015 tentang penetapan jalan
dalam jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai JAP dan JKP 1.
BISNIS
BISNIS PROSES
PROSES PERSETUJUAN
PERSETUJUAN SUBSTANSI
SUBSTANSI RENCANA
RENCANA TATA
TATA RUANG
RUANG

©
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN | 2017 Hal 54
EVALUASI
EVALUASI LIMA
LIMA SUBSTANSI
SUBSTANSI STRATEGIS
STRATEGIS RENCANA
RENCANA TATA
TATA RUANG
RUANG

NO SUBSTANSI HASIL EVALUASI


1. Kebijakan Proyek Strategis Nasional (Perpres No.58 Tahun 2017),
Strategis RPJMN (Perpres No.2 Tahun 2015), Perubahan RTRWN
Nasional (PP No.13 Tahun 2017), Program Strategis Sektoral
(Nawacita), Kebutuhan Investasi Lainnya
2. RTH Publik Rencana RTH Publik sudah sesuai dengan pasal 29
ayat (3) UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
“Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota
paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah
kota”

3. Peruntukan Alokasi Peruntukan Kawasan Hutan disesuaikan


kawasan hutan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan, dan perlu
diakomodir di dalam pola ruang rencana tata ruang.
4. Peruntukan Alokasi Peruntukan LP2B dan LCP2B (Pertanian lahan
Lahan basah maupun lahan kering) dapat disesuaikan dengan
Pertanian perda LP2B di daerah, maupun data potensi pertanian
Pangan Berke- lahan basah maupun kering yang ditetapkan menjadi
lanjutan LP2B dan LCp2B

5. Mitigasi Jenis Kebencanaan dan Jenis Mitigasi Bencana perlu


Bencana diintegrasikan ke dalam ranperda RTR
©
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN | 2017 Hal 55
CHECKLIST
CHECKLIST KELENGKAPAN
KELENGKAPAN ADMINISTRASI
ADMINISTRASI DOKUMEN
DOKUMEN
No Dokumen Administrasi Ada Tidak

1 Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Kepala Daerah - -


2 Berita acara pembahasan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah - -
3 Berita acara konsultasi Pemerintah Daerah dengan DPRD - -
4 Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a.Tabel evaluasi dengan provinsi
b.b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi - -

5 Surat Penetapan delineasi Kawasan Strategis oleh Kepala Daerah - -


6 Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy) - -
7 Materi Teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis dalam format softcopy dan hardcopy
- -

8 Album Peta dalam format softcopy (*SHP ) : peta dasar, peta tematik, peta rencana - -
9 Naskah Akademik (dalam format softcopy dan hardcopy) - -
10 Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda tentang
RTR - -

11 Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali) - -


12 Berita Acara dengan wilayah yang berbatasan (*apabila berbatasan dengan wilayah lain) - -
13 Surat Keterangan yang dikeluarkan Badan Informasi Geospasial sesuai dengan Pasal 7 PP Nomor 8
Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang - -

14 Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai dengan ketentuan
57

Anda mungkin juga menyukai