Anda di halaman 1dari 4

Tindakan anak, ucapan/ekspresi tubuh anak, dan hasil karya anak merupakan sumber informasi tentang

perkembangan mental anak. Informasi yang bersumber dari tindakan anak dapat diperoleh
menggunakan metode observasi. Informasi yang bersumber dari ucapan & ekspresi tubuh anak dapat
digali melalui metode wawancara. Sedangkan informasi yang bersumber dari hasil karya anak dapat
diperoleh melalui metode dokumentasi. Observasi adalah aktivitas mencatat suatu gejala/peristiwa
dengan bantuan alat/instrumen untuk merekam/mencatatnya guna tujuan ilmiah atau tujuan lainnya.
Rekaman wawancara/percakapan adalah kumpulan informasi yang digali melalui tanya jawab lisan dan
percakapan sehari-hari dengan tujuan untuk mengukur kadar pengetahuan yang sudah dimiliki anak.
Dokumen merupakan catatan yang bersifat pribadi seperti buku harian, surat-surat, atau catatan
lapangan. Dokumen sangat penting untuk menutup celah perbedaaan informasi yang digali dari
wawancara dengan informasi yang digali dari observasi. Â Kata Kunci: instrumen evaluasi non tes,
perkembangan anak

Syamsudin A. 2014. Pengembangan Instrumen Evaluasi Non Tes (Informal) untuk


Menjaring Data Kualitatif Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Vol
3(1):

Pendidikan anak usia dini dewasa ini masih banyak menekankan pada proses kognitif. Penekanan
pembentukan karakter dari aspek kognitif saja, belum cukup membuat anak memiliki karakter yang
diharapkan. Aspek afeksi melalui peningkatan kemampuan anak berempati merupakan salah satu upaya
yang dapat dikembangkan orang dewasa di sekitar anak untuk membentuk karakter yang lebih baik.
Kata kunci: empati, pembentukan karakter

Mashar R. 2013. Empati Sebagai Dasar Pembentukan KarakterAnak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak. 2(2):
Akibat dari stunting, dampak salah satunya kerusakan fisik dan kognitif
yang tidak dapat diperbaiki

perilaku digital generasi muda:

Hasil survei menemukan fakta, bahwa:

1. Menurut data terbaru, setidaknya 30 juta anak-anak dan remaja di Indonesia


merupakan pengguna internet, dan media digital saat ini menjadi pilihan utama
saluran komunikasi yang mereka gunakan. Hasil studi menemukan bahwa 80 persen
responden yang disurvei merupakan pengguna internet, dengan bukti kesenjangan
digital yang kuat antara mereka yang tinggal di wilayah perkotaan dan lebih sejahtera
di Indonesia, dengan mereka yang tinggal di daerah perdesaan (dan kurang sejahtera).
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jakarta dan Banten, misalnya, hampir semua
responden merupakan pengguna internet. Sementara di Maluku Utara dan Papua
Barat, kurang dari sepertiga jumlah responden telah menggunakan internet.
2. Studi ini merupakan yang pertama diantara penelitian sejenisnya, dengan keunikan
data pada golongan anak dan remaja yang belum pernah menggunakan internet.
Kesenjangan yang paling jelas terlihat, di daerah perkotaan hanya 13 persen dari anak
dan remaja yang tidak menggunakan internet, sementara daerah perdesaan,
menyumbang jumlah 87 persen.
3. Mayoritas dari mereka yang disurvei telah menggunakan media online selama lebih
dari satu tahun, dan hampir setengah dari mereka mengaku pertama kali belajar
tentang internet dari teman. Studi ini mengungkapkan bahwa 69 persen responden
menggunakan komputer untuk mengakses internet. Sekitar sepertiga - 34 persen -
menggunakan laptop, dan sebagian kecil - hanya 2 persen - terhubung melalui video
game. Lebih dari setengah responden (52 persen) menggunakan ponsel untuk
mengakses internet, namun kurang dari seperempat (21 persen) untuk smartphone dan
hanya 4 persen untuk tablet.
4. Penelitian ini mengumpulkan data untuk mengarahkan kebijakan kedepan dalam
melindungi hak-hak anak mengakses informasi dan, pada saat yang sama, berbagi
informasi dan mengekspresikan pandangan atau ide-ide mereka secara aman.

Studi ini didanai oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo dengan
menelusur aktivitas online dari sampel anak dan remaja usia 10-19 (sebanyak 400 responden)
yang tersebar di seluruh negeri dan mewakili wilayah perkotaan dan perdesaan. Studi
dibangun berdasar pada penelitian sebelumnya sehingga didapatkan gambaran yang paling
komprehensif dan terkini tentang penggunaan media digital di kalangan anak-anak dan
remaja Indonesia, termasuk motivasi mereka, serta informasi tentang anak remaja berusia 10-
19 yang tidak menggunakan media digital. Dengan demikian, penelitian ini baru pertama kali
dilakukan dibandingkan penelitian serupa lainnya di Indonesia.

 Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan
sehari-hari anak muda Indonesia. Studi ini menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan
remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5 persen diantaranya adalah
pengguna internet.
 Ada sekitar 20 persen responden yang tidak menggunakan internet, alasan utama mereka
adalah tidak memiliki perangkat atau infrastruktur untuk mengakses internet atau bahwa
mereka dilarang oleh orang tua untuk mengakses internet.
 Perubahan struktur media di Indonesia, terutama dengan meningkatnya penggunaan
ponsel, telah mengubah akses dan penggunaan media digital internet di kalangan anak dan
remaja, yang cenderung menggunakan: personal ko m puter untuk mengakses internet di
warung internet dan laboratorium komputer sekolah; laptop di rumah, dan di atas semua-
ponsel atau smartphone selama kegiatan sehari-hari.
 Anak-anak dan remaja memiliki tiga motivasi utama untuk mengakses internet: untuk
mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan.
Pencarian infor m asi yang dilakukan sering didorong oleh tugas-tugas sekolah, sedangkan
penggunaan media sosial dan konten hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi.

9. Pihak orangtua mungkin ketinggalan dari anak-anak m ereka dalam hal menguasai
dan menggunakan media digital, sedikit dari orangtua yang m engawasi anak-anak
mereka ketika mengakses internet, dan sedikit yang menjadi 'teman' anaknya dalam
jejaring sosial.
10. 0rangtua dan guru semakin menyadari manfaat media digital untuk mendukung
pendidikan dan pembelajaran anak. Misalnya, se ma kin banyak guru yang
menugaskan siswa untuk mengumpulkan informasi dari internet untuk mengerjakan
berbagai tugas. Hal ini langkah yang baik untuk meningkatkan pemanfaatan internet
sebagai sarana pendidikan.
Ketika penggunaan media sosial dan media digital berkembang dengan cepat di kalangan
muda, dukungan orangtua dan integrasi media digital dalam pendidikan masih tertinggal.
Sehingga saatnya untuk mengejar ketinggalan. Rekomendasi utama yang dihasilkan dari studi
ini sebagai bahan masukan:

1. Karena Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari anak-anak dan remaja di Indonesia, diperlukan upaya - upaya untuk
meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kaitannya
dengan keamanan berinternet. Hal ini dapat dicapai melalui sosialisasi, pendidikan
Iiterasi maupun pelatihan. Pemahaman penggunaan dan keamanan media digital
sangat penting - utamanya - dari perspektif anak-anak dan remaja, sebelum
merancang program-program informasi tentang keamanan digital. Termasuk
memahami tentang cara mereka mengartikan dan menggunakan teknologi digital,
komunikasi secara online dan perilaku berisiko atau tidak aman.
2. Anak-anak dan remaja tertarik untuk belajar tentang keamanan berinternet. Setiap
kampanye atau program yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus
didasarkan pada bukti-bukti empiris dan meIibatkan anak-anak dan remaja itu sendiri
sehingga kampanye atau program tersebut tepat sasaran.
3.  Pihak orang tua dan guru harus mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka
dalam aktivitas digitalnya, dan terlibat didalamnya. Salah satu cara sederhana,
contohnya orang tua dapat menjadi 'teman' di akun jejaring sosial anak, karena di
sinilah anak-anak dan remaja 'bermain' di dunia maya. Di sini orang tua dapat
bergabung dan berkomunikasi secara intensif dengan anak- anak untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
mereka di dunia cyber.
4.  Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap keamanan isi internet - ISP dan
pemerintah - perlu meningkatkan keamanan konten atau proteksi sehingga dapat
menjadikan dunia maya sebagai ruang yang aman dan positif bagi anak anak dan
remaja untuk hidup dan tumbuh. Studi ini menemukan bahwa banyak anak-anak yang
tidak terlindungi dari konten negatif yang ada di internet, sebagian besar sampai
kepada mereka tanpa sengaja melalui pesan pop-up atau melalui link yang
menyesatkan.
5.  Perlu perhatian khusus untuk memberikan informasi bagi anak dan remaja tentang
resiko bahaya yang mungkin timbul dari pertemuan langsung dengan seseorang yang
baru dikenal dari dunia maya.
6.  Para orangtua dan guru perlu mengetahui dan terlibat dalam program keamanan
digital bagi anak dan remaja.
7.  Pesan-pesan tentang keamanan digital harus berimbang dengan menekankan pada
kemanfaatan internet bagi pendidikan, penelitian, dan perdagangan.
8.  Anak-anak dan remaja harus terus dimotivasi untuk memandang dan menjadikan
internet sebagai sumber informasi yang berharga, dan untuk memanfaatkan teknologi
digital secara maksimal untuk membantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan,
memperluas kesempatan dan keberdayaan mereka dalam meraih kualitas kehidupan
yang lebih baik.
9. Perlu dikembangkan cara-cara efektif untuk mengkampanyekan keamanan digital
secara online maupun offline melalui segala bentuk saluran media tradisional maupun
digital, seperti televisi, radio, websites, atau media sosial yang sering digunakan oleh
anak dan remaja.
10. Dibutuhkan kader-kader muda teladan dalam keamanan berinternet, yang dapat
membagikan hal tersebut kepada teman-temannya melalui media digital, melalui
sarana audio dan video di media massa, maupun secara offline di sekolah-sekolah
maupun kampus.

------------

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP:
0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id, Tel/Fax: 021.3504024).

https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-
2014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dal
am+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers

Anda mungkin juga menyukai