Anda di halaman 1dari 24

KESETARAAN ENERGI

Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah


Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Pendidikan Fisika 2014
Abstrak
Telah dilakukan percobaan dengan judul kesetaraan energi. Kesetaraan energi
memahami prinsip hukum I termodinamika bahwa energi tidak diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Tetapi, energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Kesetaraan energi
menyamakan antara energi panas (kalor) dengan energi mekanis/listrik (joule). Tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip kesetaraan energi dan menentukan
nilai energi panas dan energi mekanis. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pecobaan ini
adalah kalorimeter joule lengkap, power supply DC variabel, basicmeter, kabel penghubung,
termometer celcius, stopwatch, neraca ohauss 311 gram, dan air. Percobaan ini dilakukan dengan
merangkai semua alat tersebut dan mengukur variabel-variabel yang ada. Dari hasil percobaan
yang telah dilakukan pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh pada massa air pertama adalah
γ= |4,75 ± 0,03|. Pada massa air kedua hasil yang diperoleh adalah γ= |5,12 ± 0,06|. Kemudian
percobaan pada massa air ketiga diperoleh hasil sebesar γ= |5,11 ± 0,03|. Dapat disimpulkan
bahwa praktikum yang kami lakukan berhasil karena hampir sama dengan teori.
Kata kunci : energi mekanis, kalor, kesetaraan energi

RUMUSAN MASALAH
1. Baagaimana prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi ?
2. Berapa nilai kesetaraan energi panas dan energi mekaanis ?

TUJUAN
1. Memahami prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi
2. Menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Kalor adalah tenaga yang mengalir dari sebuah benda ke sebuah benda lain
karena adanya perbedaan temperatur di antara kedua benda tersebut. Usaha adalah
tenaga yang ditransmisikan dari sebuah sistem ke sebuah sistem yang lain
sedemikian rupa sehingga perbedaan temperatur tidak terlibat secara langsung
(Halliday & resnick, 1985).
Hukum pertama termodinamika telah menjelaskan tentang hukum
kekekalan energi. Hukum ini dapat dijadikan dasar untuk menentukan kesetaraan
energi panas (kalori) dan energi mekanis (joule). Berikut dalam gambar diberikan
diagram percobaan joule.

Gambar 1. Diagram Percobaan Joule.


Air dalam kalorimeter berada dalam dinding insulasi agar temperatur
sistem tidak dapat dipengaruhi oleh panas yang masuk atau keluar darinya.
Dengan pemberian beda potensial, arus listrik akan mengalir melalui amperemeter
sehingga beda potensial akan timbul pada ujung-ujung kumparan yang akan
menghasilkan usaha listrik pada sistem untuk memanaskan air. Usaha ini dikenal
sebagai kalor joule, yang dapat dinyatakan sebagai:
W=V×I×t (1)
dimana V adalah beda potensial ujung-ujung elemen, I adalah kuat arus listrik
dalam rangkaian, dan t adalah waktu pengaliran arus ke sistem.
Energi panas yang dilepaskan oleh elemen listrik tersebut akan diterima
oleh air dan kalorimeter sehingga temperatur sistem menjadi meningkat. Besar
energi panas Q yang dibutuhkan oleh air untuk menaikkan temperaturnya
sebanding dengan perubahan temperatur ∆𝑇 dan massa m, yaitu:
Q = m × c × ∆T (2)
dimana c adalah kalor jenis air. Hasil eksperimen joule dan eksperimen-
eksperimen sesudahnya adalah bahwa dibutuhkan 4,18 satuan usaha mekanis atau
listrik (joule) untuk meningkatkan temperatur 1 g air dengan 1 0C, atau 4,18 J
energi mekanis atau listrik adalah ekuivalen dengan 1 kal energi panas
(Herman,2015: 8).
Pemahaman hubungan antara panas dan energi bentuk lainnya muncul
perlahan selama abad 18 dan 19. Sir James Joule (1818-1889) mempelajari
bagaimana air dapat dipanaskan dengan adukan kuat dari roda pengaduk.
Akhirnya Joule menemukan bahwa kenaikan suhu berbanding lurus dengan
jumlah kerja yang diberikan.
Kita menggunakan simbol Q sebagai kuantitas panas. Ketika dihubungkan
dengan perubahan suhu yang sangat kecil dT, kemudian disebut dQ. Kuantitas
panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu massa m dari bahan
tertentu dari T1 menjadi T2 kira-kira setara dengan perubahan suhu DT = T2 – T1.
Kuantitas panas juga berbanding lurus dengan massa bahan m. Kuantitas panas
yang dibutuhkan tergantung pada sifat alami bahan; untuk menaikkan suhu satu
kg air sebesar 1 0C diperlukan panas 4190 J, tapi hanya diperlukan 910 J untuk
menaikkan satu kg alumunium sebesar 1 0C.
Dengan menyatukan seluruh hubungan tersebut, kita peroleh: Q = m.c. DT
(panas yang dibutuhkan untuk perubahan suhu pada massa m). Dimana c adalah
kuantitas, yang berbeda untuk setiap bahan yang berlainan, dan disebut sebagai
kapasitas panas spesifik (specific heat capacity) (atau terkadang panas spesifik)
bahan tersebut. Untuk perubahan suhu yang sangat kecil dT dan kuantitas panas
dQ yang berkaitan.
dQ = m.c dT, (kapasitas panas spesifik)
Q (atau dQ) dan DT (atau dT) dapat positif maupun negatif. Jika positif, panas
memasuki benda dan suhunya naik; jika negatif, panas keluar dari benda dan
suhunya turun. Kapasitas panas spesifik air adalah sekitar 4190 J/kg·K atau
1kal/g·0C atau 1Btu/lb·0F. Kapasitas panas spesifik dari suatu bahan tergantung
pada suhu awal dan interval suhu (Young & Freedman, 2002).
Ketika arus listrik berada dalam konduktor, energi listrik secara kontinu
diubah menjadi energi panas di dalam konduktor. Medan listrik dalam konduktor
mempercepat gerakan setiap elektron bebas untuk waktu yang singkat, membuat
suatu peningkatan energi kinetik, tapi energi tambahan ini secara cepat ditransfer
menjadi energi termal konduktor melalui tumbukan-tumbukan antara elektron dan
ion-ion kisi konduktor. Jadi, meskipun elektron terus menerus mendapatkan
energi dari medan listrik, energi ini segera ditransfer menjadi energi termal
konduktor, dan elektron-elektron mempertahankan suatu kecepatan drift yang
konstan.
Ketika muatan positif mengalir dalam konduktor, muatan ini mengalir dari
potensial tinggi ke potensial rendah searah medan listrik. (Elektron yang
bermuatan negatif bergerak ke arah berlawanan). Muatan lalu kehilangan energi
potensial. Kehilangan energi potensial ini muncul sebagai energi kinetik pembawa
muatan, hanya sesaat sebelum ditransfer ke material penghantar oleh tumbukan
dengan ion-ion. Kehilangan energi potensial, menyebabkan energi termal
konduktor (Paul A. Tipler, 1991).

Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kalorimeter Joule lengkap 1 buah
b. Power Supply DC Variabel 1 buah
c. Basicmeter 1 buah
d. Termometer Celcius 1 buah
e. Stopwatch 1 buah
f. Neraca Ohauss 311 gr 1 buah
g. Kabel penghubung 4 buah
2. Bahan
a. Air secukupnya

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : massa air (kg) dan waktu (s)
2. Variabel respon : suhu (naik turun) (oC)
3. Variabel kontrol : kuat arus listrik (A), beda potensial/tegangan (V),
suhu awal (oC)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : massa air (kg) dan waktu (s)
a. Massa air adalah banyaknya berat air yang digunakan dalam percobaan
diperoleh dari (massa kalorimeter + air) – massa kalorimeter kosong,diukur
menggunakan neraca ohauss 311 gr dengan satuan kg.
b. Waktu adalah lamanya pemberian kalor untuk menaikkan/menurunkan
suhu air dalam kalorimeter yang diukur menggunakan stopwatch dengan
satuan sekon.
2. Variabel respon : suhu (naik turun) (oC)
Suhu (naik dan turun) adalah besar temperatur air dalam kalorimeter setiap
menit setelah diberi kalor dan setelah arus dalam rangkaian dihilangkan yang
diukur dengan menggunakan termometer dengan satuan celcius.
3. Variabel kontrol : beda potensial/tegangan (V), kuat arus listrik (A),
dan suhu awal (oC), massa kalorimeter kosong + pengaduk (kg)
a. Beda potensial adalah besarnya tegangan yang digunakan dalam percobaan
diukur menggunakan voltmeter dengan satuan volt.
b. Kuat arus listrik adalah besarnya arus yang dialirkan pada rangkaian
percobaan yang diukur menggunakan amperemeter dengan satuan amper.
c. Suhu awal adalah keadaan temperatur air sebelum diberikan kalor yang
diukur dengan menggunakan termometer dengan satuan celcius.
d. Massa kalorimeter kosong + pengaduk adalah berat kalorometer kosong
ditambah dengan pengaduk tanpa diberi beban (air) yang diukur
menggunakan neraca ohauss 311 gr dengan satuan kg.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1 :
1. Memastikan semua alat dan bahan yang akan dipakai pada percobaan telah
tersedia.
2. Menimbang massa kalorimeter kosong dengan menggunakan neraca ohauss
311 gram.
3. Menambahkan air ke dalam kalorimeter serta menimbangnya.
4. Merangkai percobaan dengan menghubungkan power supply DC variabel
kutub positif dengan menggunakan kabel penghubung ganda .
5. Menghubungkan kalorimeter dengan basicmeter dengan rangkaian paralel
untuk mengukur beda potensial.
6. Menghubungkan basicmeter dengan power supply DC variabel pada kutub
negatif.
7. Setelah rangkaian terhubung dengan benar, kemudian menyambungkan
dengan listrik (menyalakan power supply).
8. Mengamati kenaikan suhu air yang berada di dalam kalorimeter setiap 1 menit
dengan melakukan pengambilan data sebanyak 10 kali dan mencatat hasil
yang di peroleh pada tabel hasil pengamatan.
9. Melakukan kegiatan yang sama sebanyak 3 kali.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Spesifikasi alat ukur
NST Neraca Ohauss 311 gram : 0,01 gram
NST Voltmeter :1V
NST Amperemeter : 0,1 A
NST Thermometer : 1ºC
NST Stopwatch : 0,1 s
Table 1. Hasil pengukuran
Besaran yang Pengukuran ke
diukur
I II III

Massa
kalorimeter +
| 48,34 ± 0,01 | 10-3 | 48,34 ± 0,01 | 10-3 | 48,34 ± 0,01 | 10-3
pengaduk, m1
(kg)

Massa | 224,05 ± 0,01 | 10-3 | 229,66 ± 0,01 | 10-3 | 232,62 ± 0,01 | 10-3
calorimeter +
pengaduk +
air, m2 (kg)

Massa air, ma
| 175,71 ± 0,01 | 10-3 | 181,32 ± 0,01 | 10-3 | 184,28 ± 0,01 | 10-3
(kg)

Tegangan, V
| 7,0 ± 0,5 | | 7,0 ± 0,5 | | 7,0 ± 0,5 |
(Volt)

Kuatarus, I
| 1,75 ± 0,05 | | 1,75 ± 0,05 | | 1,75 ± 0,05 |
(A)

Suhuawal, T0
| 30,0 ± 0,5 | | 30,0 ± 0,5 | | 30,0 ± 0,5 |
(ºC)

Suhuakhir, Tf
| 36,0 ± 0,5 | | 31,0 ± 0,5 | | 32,5 ± 0,5 |
(ºC)

Waktu, t (s) | 420,0 ± 0,1 | | 60,0 ± 0,1 | | 180,0 ± 0,1 |

Tabel 2. Hubungan antara waktu dan suhu


Massa Air 1 : | 175,71 ± 0,01 | 10-3 gram

Waktu (s) Suhu akhir (ºC)

| 60,0 ± 0,1 | | 30,5 ± 0,5 |

| 120,0 ± 0,1 | | 31,5 ± 0,5 |

| 180,0 ± 0,1 | | 32,5 ± 0,5 |

| 240,0 ± 0,1 | | 33,0 ± 0,5 |

| 300,0 ± 0,1 | | 34,0 ± 0,5 |

| 360,0 ± 0,1 | | 35,0 ± 0,5 |

| 420,0 ± 0,1 | | 36,0 ± 0,5 |

| 480,0 ± 0,1 | | 36,5 ± 0,5 |


| 540,0 ± 0,1 | | 37,0 ± 0,5 |

| 600,0 ± 0,1 | | 38,0 ± 0,5 |

Massa Air 2 : | 181,32 ± 0,01 | 10-3 gram

Waktu (s) Suhu akhir (ºC)

| 60,0 ± 0,1 | | 31,0 ± 0,5 |

| 120,0 ± 0,1 | | 31,5 ± 0,5 |

| 180,0 ± 0,1 | | 32,0 ± 0,5 |

| 240,0 ± 0,1 | | 33,0 ± 0,5 |

| 300,0 ± 0,1 | | 34,0 ± 0,5 |

| 360,0 ± 0,1 | | 35,0 ± 0,5 |

| 420,0 ± 0,1 | | 35,5 ± 0,5 |

| 480,0 ± 0,1 | | 36,0 ± 0,5 |

| 540,0 ± 0,1 | | 36,5 ± 0,5 |

| 600,0 ± 0,1 | | 37,5 ± 0,5 |

Massa Air 3 : | 184,28 ± 0,01 | 10-3 gram

Waktu (s) Suhu akhir (ºC)

| 60,0 ± 0,1 | | 31,0 ± 0,5 |

| 120,0 ± 0,1 | | 31,5 ± 0,5 |

| 180,0 ± 0,1 | | 32,5 ± 0,5 |

| 240,0 ± 0,1 | | 33,0 ± 0,5 |

| 300,0 ± 0,1 | | 34,0 ± 0,5 |

| 360,0 ± 0,1 | | 34,5 ± 0,5 |

| 420,0 ± 0,1 | | 35,0 ± 0,5 |


| 480,0 ± 0,1 | | 36,0 ± 0,5 |

| 540,0 ± 0,1 | | 37,0 ± 0,5 |

| 600,0 ± 0,1 | | 37,5 ± 0,5 |

ANALISIS DATA
Massa Kalorimeter + Pengaduk (mk) : 48,34 gram
Massa Jenis Kalorimeter (ck) : 0,22 g/cm3
Massa Jenis Air (ca) : 1 g/cm3
SuhuAwal (T0) : 30 ºC
Tegangan (V) : 7,0 Volt
KuatArus (I) : 1,75 A
1. Untuk Massa Air 1 : 175,71 gram
Suhu Akhir : 36 ºC
Waktu : 420 s
Qair1 = mair × cair × ∆T
=175,71 gr×1 kal/gr℃×6℃
= 1054,26 kalori
δQ δQ
∆Q = | | ∆m+ | | ∆∆T
δm δ∆T
δ ( m c ∆T ) δ ( m c ∆T )
= | | ∆m+ | | ∆∆T
δm δ∆T

= |c × ∆T × ∆m|+ |m ×c × ∆∆T|
∆Q c × ∆T × ∆m m ×c × ∆∆T
= | m ×c × ∆T | + | m ×c× ∆T |
Q
∆m ∆∆T
∆Qair1 = [| m | + | ∆T |] Q
0,01 0,2
= [|175,71| + | 6 |] 1054,26 kalori

= |0,000057 + 0,033| 1054,26 kalori


= 35,16695 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
35,16695
KR = x 100%
1054,26
KR = 3,34 % (3AB)
Qair1 = |1,05 ± 0,03| x 103 kalori
Qkal = mkal × caluminium × ∆T
= 48,34 gr ×0,22 kal/gr℃×6℃
= 63,8088 kalori
∆m ∆∆T
∆Qkal = [| m | + | ∆T |]
0,01 0,2
∆Qkal = [| | + | |]
48,34 6
= |0,000207+0,25| 63,8088
= 2,14016 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
2,14016
KR = 63,8088 x 100%

KR = 3,35 % (3AB)
Qair1 = |63,8 ± 2,1| kalori
Qtot = Qair + Qkalori
= 1054,26+63,8088
= 1118,069 kalori
∂Qtot ∂Q
∆Qtot = | | ∆Qair + | tot | ∆Qkal
∂Qair ∂Qkal
∆Qtot =|∆Qair +∆Qkal |
∆Qtot ∆Q +∆Qkal
= | air |
Qtot Qair +Qkal
∆Qair +∆Qkal
∆Qtot = [| |] ×Qtot
Qair +Qkal

35,16695 + 2,14016
= | | ×1118,069
1054,26+63,8088
37,30711
= |1118,069| 1118,069

= 37,30711 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
37,30711
KR = 1118,069 x 100%

KR = 3,34 % (3AB)
Qtot = |1,12 ± 0,04| x 103 kalori

W1 = V.I.t
= 7 x 1,75 x 420
= 5145 Joule
W1 = V.I.t
∂W ∂W ∂W
dW = | ∂V | dV+ | ∂I | dI+ | ∂t | dt
∂(V.I.t) ∂(V.I.t) ∂(V.I.t)
dW = | | dV+ | | dI+ | | dt
∂V ∂I ∂t
dW l.t.dV V.t.dI V.I.dt
=| |+| |+| |
W W W W
dW l.t.dV V.t.dI V.I.dt
= | V.I.t | + | V.I.t | + | V.I.t |
W
dW dV dI dt
=|V|+|I|+|t|
W
∆W ∆V ∆I ∆t
=| V |+|I |+|t |
W
∆V ∆I ∆t
∆W = [| V | + | I | + | t |] W
0,5 0,05 0,1
∆W = [| 7 | + |1,75| + |420|] 5145 J

∆W = 0,100238 x 5145 J
∆W = 515,725 J
∆W
KR = x 100%
W
515,725
KR = x 100%
5145

KR = 10,024 % (2AB)
W1 = |0,51 ± 0,05| x 104 J
Tabel 3. Data Kalor dan Usaha (Massa 1)
Kalor Q (Joule) Usaha W (Joule)
93,1724 735
279,5172 1470
465,862 2205
559,0344 2940
745,3792 3675
931,724 4410
1118,0688 5145
1211,2412 5880
1304,4136 6615
1490,7584 7350
Analisis grafik untuk massa 1
y = 4.7555x + 143.35
R² = 0.9938
y = mx + c
y ∆W
m= = =γ
x ∆Q
m=γ
γ = 4,755
DK = R2 x 100%
DK = 0,9938 x 100%
DK = 99,38 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,38%
KR = 0,62 % (3 AB)
∆γ
KR= x 100 %
γ
KR x γ
∆γ=
100%
0,62 % x 4,755
∆γ=
100%
2,9481
∆γ=
100%
∆γ= 0,029
γ= |γ ± ∆γ|
γ= |4,75 ± 0,03|

γp - γt
% diff= | γ + γ | x 100 %
p t
2

4,75 - 4,186
% diff = | 4,75 + 4,186 | x 100 %
2

% diff = 0,1262 x 100 %


% diff = 12,62 %
2. Untuk Massa Air 2 : 181,32 gram
Suhu Akhir : 31 ºC
Waktu : 60 s
Qair2 = mair × cair × ∆T
=181,32 gr×1 kal/gr℃×1℃
= 181,32 kalori
∆m ∆∆T
∆Qair2 = [| m | + | ∆T |] Q
0,01 0,2
= [|181,32| + | 1 |] 181,32 kalori

= |0,000055 + 0,2| 181,32 kalori


= 36,2739 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
36,2739
KR = x 100%
181,32

KR = 20,0 % (2AB)
Qair2 = |1,8 ± 0,4| x 102 kalori
Qkal = mkal × caluminium × ∆T
= 48,34 gr ×0,22 kal/gr℃×1℃
= 10,6348 kalori
∆m ∆∆T
∆Qkal = [| m | + | ∆T |]
0,01 0,2
∆Qkal = [| | + | |] Q
48,34 1
= |0,000207+0,2| 10,6348 kalori
= 2,1291 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
2,1291
KR = 10,6348 x 100%

KR = 20,0% (2AB)
Qair2 = |1,1 ± 0,2| x 10 kalori
Qtot = Qair + Qkalori
= 181,32+10,6348
= 191,9548 kalori
∆Qair +∆Qkal
∆Qtot = [| |] ×Qtot
Qair +Qkal
36,2739 + 2,1291
= | 181,32+10,6348 | ×
38,403
= | | 191,9548
191,9548

= 38,403 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
38,403
KR = 191,9548 x 100%

KR = 20,0% (2AB)
Qtot = |1,9 ± 0,4| x 102 kalori

W2 = V.I.t
= 7 x 1,75 x 60
= 735 Joule
∆V ∆I ∆t
∆W = [| V | + | I | + | t |] W
0,5 0,05 0,1
∆W = [| 7 | + |1,75| + | 60 |] 735 J

∆W = 0,101667 x 735 J
∆W = 74,725 J
∆W
KR = x 100%
W
74,725
KR = x 100%
735

KR = 10,1667 % (2AB)
W2 = |0,74 ± 0,07| x 103 J
Tabel 4. Hubungan antara kalor dan usaha (massa 2)
Kalor Q (Joule) Usaha W (Joule)
191,9548 735
287,9322 1470
383,9096 2205
575,8644 2940
767,8192 3675
959,774 4410
1055,7514 5145
1151,7288 5880
1247,7062 6615
1439,661 7350
Analisis grafik untuk massa 2
y = 5.1222x - 87.039
R² = 0.9891
y = mx + c
y ∆W
m= = =γ
x ∆Q
m=γ
γ = 5,1222
DK = R2 x 100%
DK = 0,9891 x 100%
DK = 98,91 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 98,91%
KR = 1,09 % (3 AB)
∆γ
KR= x 100 %
γ
KR x γ
∆γ=
100%
1,09 % x 5,1222
∆γ=
100%
5,5832
∆γ=
100%
∆γ= 0,056
γ= |γ ± ∆γ|
γ= |5,12 ± 0,06|

γp - γt
% diff= | γ + γ | x 100 %
p t
2

5,12- 4,186
% diff = | 5,12 + 4,186 | x 100 %
2

% diff = 0,2007 x 100 %


% diff = 20,07 %
3. Untuk Massa Air 3 : 184,28 gram
Suhu Akhir : 32,5 ºC
Waktu : 180 s
Qair3 = mair × cair × ∆T
=184,28 gr×1 kal/gr℃×2,5℃
= 460,7 kalori
∆m ∆∆T
∆Qair3 = [| m | + | ∆T |] Q
0,01 0,2
= [|184,28| + |2,5|] 460,7 kalori

= |0,000054 + 0,08| 460,7 kalori


= 36,88 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
36,88
KR = x 100%
460,7

KR = 8,0% (2AB)
Qair3 = |4,6 ± 0,4| x 102 kalori
Qkal = mkal × caluminium × ∆T
= 48,34 gr ×0,22 kal/gr℃×2,5℃
= 26,587 kalori
∆m ∆∆T
∆Qkal = [| m | + | ∆T |]
0,01 0,2
∆Qkal = [| | + | |] 26,587 kalori
48,34 2,5
= |0,000207+0,08| 26,587 kalori
= 2,132 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
2,132
KR = 26,587 x 100%

KR = 8,02% (2AB)
Qair3 = |2,6 ± 0,2| x 10 kalori
Qtot = Qair + Qkalori
= 460,7+26,587
= 487,287 kalori
∆Qair +∆Qkal
∆Qtot = [| |] ×Qtot
Qair +Qkal
36,88 + 2,132
= | 460,7+26,587 | × 487,287
39,012
= | | 487,287
487,287

= 39,012 kalori
∆Q
KR = x 100%
Q
39,012
KR = 487,287 x 100%

KR = 8,0% (2AB)
Qtot = |4,8 ± 0,4| x 102 kalori

W3 = V.I.t
= 7 x 1,75 x 180
= 2205 Joule
∆V ∆I ∆t
∆W = [| V | + | I | + | t |] W
0,5 0,05 0,1
∆W = [| 7 | + |1,75| + |180|] 2205 J

∆W = 0,100556 x 2205 J
∆W = 221,725 J
∆W
KR = x 100%
W
221,725
KR = x 100%
2205

KR = 10,0556 % (2AB)
W3 = |0,22 ± 0,02| x 104 J
Tabel 5. Hubungan antara Kalor dan Usaha (massa 3)
Kalor Q (Joule) Usaha W (Joule)
194,9148 735
292,3722 1470
487,287 2205
584,7444 2940
779,6592 3675
877,1166 4410
974,574 5145
1169,4888 5880
1364,4036 6615
1461,861 7350
Analisis grafik untuk massa 3
y = 5.1152x - 145.02
R² = 0.9948
y = mx + c
y ∆W
m= = =γ
x ∆Q
m=γ
γ = 5,1152
DK = R2 x 100%
DK = 0,9948 x 100%
DK = 99,48 %
KR = 100% - DK
KR = 100% - 99,48%
KR = 0,52 % (3 AB)
∆γ
KR= x 100 %
γ
KR x γ
∆γ=
100%
0,52 % x 5,1152
∆γ =
100%
2,6599
∆γ=
100%
∆γ= 0,026
γ= |γ ± ∆γ|
γ= |5,11 ± 0,03|

γp - γt
% diff= | γ + γ | x 100 %
p t
2

5,11 - 4,186
% diff = | 5,11 + 4,186 | x 100 %
2

% diff = 0,1987 x 100 %


% diff = 19,87 %

PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, terdapat tiga kegiatan. Pada
kegiatan pertama menggunakan massa air sebesar |175,71±0,01| gram, kuat arus
sebesar |1,75 ± 0,05| A dan beda potensial sebesar |7,0 ± ,5| V. Pada kegiatan
pertama diperoleh besarnya energi panas/kalor yakni sebesar Qtot = |1,12 ± 0,04| x
103 kalori dan besar energi mekanisnya/usaha sebesar W1 = |0,51 ± 0,05| x 104
Joule. Pada kegiatan kedua menggunakan massa air sebesar |181,32±0,01| gram,
kuat arus sebesar |1,75 ± 0,05| A dan beda potensial sebesar |7,0 ± ,5| V pada
kegiatan kedua ini diperoleh energi Qtot = |1,9 ± 0,4| x 102 kalori dan besar energi
mekanisnya/usaha sebesar W2 = |0,74 ± 0,07| x 103 Joule. Kemudian, pada
kegiatan ketiga menggunakan massa air sebesar |184,28±0,01| gram, kuat arus
sebesar |1,75 ± 0,05| A dan beda potensial sebesar |7,0 ± ,5| V. Pada kegiatan
ketiga diperoleh besarnya energi panas/kalor yakni sebesar Qtot = |4,8 ± 0,4| x 102
kalori dan besar energi mekanisnya/usaha sebesar W3 = |0,22 ± 0,02| x 104 Joule.
Namun, setiap kegiatan secara berturut-turut pada hasil tersebut jumlah kalor pada
saat t = 420 s, t = 60 s, dan t = 180 s berbeda karena memiliki perbedaan suhu
sehingga jumlah kalor yang dihasilkan pun berbeda. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin lama waktu yang digunakan untuk memanaskan air yang berada
dalam kalorimeter maka akan semakin besar pula usaha yang dilakukan dan
semakin besar perubahan suhu yang terjadi maka akan semakin besar jumlah
kalor yang dihasilkan.
Telah diketahui bahwa secara teori nilai ekuivalensi antara energi panas
dengan energi mekanis adalah 4,186 J. Bila dibandingkan dengan hasil praktikum
yang kami dapatkan pada kegitan pertama untuk massa pertama sebesar
γ = |4,75 ± 0,03| J, kegiatan kedua untuk massa kedua diperoleh nilai ekuivalensi
sebesar γ= |5,12 ± 0,06| J, kemudian untuk kegiatan ketiga diperoleh hasil sebesar
γ= |5,11 ± 0,03| J. Jadi dapat dilihat perbandingan hasil yang diperoleh melalui
praktikum dengan teori terdapat perbedaan yang tidak cukup jauh. Sehingga dapat
dikatakan praktikum yang kami lakukan berhasil karena perbedaannya tidak
terlalu jauh. Adanya perbedaan hasil yang diperoleh mungkin saja disebabkan
oleh keadaan ruangan yang berAC sehingga mempengaruhi temperatur dari
percobaan yang dilakukan, suhu dalam kalorimeter cepat naik dan turun.
Kemudian mungkin disebabkan karena alat ukur yang digunakan tidak terlalu
bagus. Dan satu lagi itu disebabkan dari praktikan sendiri yang tidak terlalu teliti
dalam pengambilan data.

SIMPULAN DAN DISKUSI


1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa prinsip kesetaraan
(ekuivalensi) energi panas dengan energi mekanis yakni ketika energi panas
yang diterima oleh air dan kalorimeter tidak jauh berbeda dengan energi
termal yang dilepaskan elemen listrik. Energi listrik dapat diubah menjadi
panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada kawat tahanan yang tercelup
dalam air yang berada dalam kalorimeter. Besar usaha untuk memanaskan air
atau dikenal dengan kalor joule yang dinyatakan dalam persamaan
W = V × I × t, sedangkan untuk menghitung besarnya energi panas yang
dibutuhkan air yaitu melalui persamaan Q = m × c × ∆T.
2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai kesetaraan antara energi panas (kalor)
dengan energi mekanis/listrik sebesar 4,186 Joule yang sesuai dengan teori.
Sesuai hasil praktikum diperoleh hasil γ= |4,99 ± 0,04| J
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam pengambilan data dan kepada
asisten agar memperhatikan praktikan dalam pengambilan data sehinga tidak lagi
salah-salah dalam menganalisis data hasil praktikum.

DAFTAR RUJUKAN

Halliday, Resnick. 2010. Fisika Dasar Jilid 1 Edisi Ketiga. Ciracas: Erlangga
Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai