Anda di halaman 1dari 9

MAU DIBAWA KE MANA?

(PILIHAN DI TANGAN KITA)

TUJUAN
Tulisan ini mengajak kita berpikir untuk mencoba mencari pemimpin
yang tepat bagi Bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia yang lebih baik
di masa yang akan datang (Better Indonesia for Tomorrow)

LATAR BELAKANG
Sebagai sebuah pelajaran dan wacana dalam menyongsong pemilihan
presiden secara langsung bagi kita sebagai mahasiswa dan bagi masyarakat
Indonesia secara umum.

BATASAN MASALAH
Gaya Kepemimpinan yang pernah ada di Indonesia

PENDAHULUAN
Menjelang pemilihan presiden 5 Juli 2004, dimana pada pemilu kali ini
ada sesuatu yang berbeda dan patut mendapat suatu pemikiran tersendiri untuk
menyikapinya.
Kami bertujuh yang tergabung dalam kelompok belajar Mka
Pendidikan Kewarganegaraan mencoba untuk membuka suatu wacana dan
kami berharap wacana ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca
maupun mendengarkannya.
Kita semua tahu Indonesia telah dipimpin oleh lima presiden dimana
mereka mempunyai ciri tersendiri didalam menjalankan roda pemerintahan.
Dari kelima presiden tersebut tentu dalam pemerintahannya ada kelebihan dan
kekurangannya. Oleh karena itu sekarang ini masyarakat Indonesia harus
benar-benar bisa memetik sebuah pelajaran yang nantinya dia pergunakan
dalam memberikan dukungan untuk siapa yang dia anggap tepat untuk
menjadi presiden. Diharapkan bukan seperti pemilu-pemilu sebelumnya dalam
hal memilih presiden, dimana presiden hanya terlihat seperti badut yang mana
apabila dia menaiki pangung tepuk tangan dan sambutan yang sangat meriah
dia dapatkan. Turun panggung seperti seorang pecundang yang sudah tidak
ada lagi hormat kepadanya sehingga hanya ejekan, caci-maki dan sumpah
serapah yang diterima. Dalam pemilu kali ini presiden dipilih secara langsung
(directly elected) , itulah yang membedakan pemilu kali ini dengan pemilu-
pemilu sebelumnya. Hal ini bisa dikatakan sebagai kemajuan maupun
kemunduran dalam sistem Demokrasi. Dalam sistem demokrasi pemilihan
langsung merupakan model dari demokrasi klasik, tetapi dari segi pemilih
akan lebih adil, karena siapa saja yang mendapat dukungan terbanyak maka
dialah yang berhak untuk menjabat suatu jabatan yang diperebutkan. Lain
halnya dalam demokrasi secara perwakilan dimana memungkinkan terjadinya
lobi-lobi elite politik yang nantinya dapat merugikan peserta pemilu dengan
dukungan suara terbanyak. Sehingga harapan untuk membawa Indonesia
kearah yang lebih baik masih ada dengan adanya “The right man in the right
place”. Sudah siapkah kita akan hal itu? Pintu untuk KKN ( Korupsi Kolusi
dan Nepotisme ) akan tertutup rapat, karena hanya orang yang mampu saja
yang akan dapat berkiprah. Profesionalisme disini sangatlah dituntut.
Siap atau tidak siap kita harus menjalaninya. Apa yang akan terjadi
tidak dapat dilihat dan dirasakan apabila kita tidak mau mencoba sesuatu yang
dinilai bisa membawa perubahan. Sebagai mahasiswa kita semua
dikategorikan sebagai orang yang berpendidikan dan terpelajar, sehingga kita
ini dapat dijadikan sebuah parameter semua orang. Apabila kita dari kalangan
mahasiswa tidak bisa dengan tepat mencermati dan menyikapi hal ini maka
bagaimana dengan yang lainnya? Disinilah peran kita dibutuhkan disamping
kewajiban lain yang ada dipundak kita.

ISI
Dibagian ini kemi mencoba untuk membahas pemimpin Indonesia dari
yang pertama hingga sekarang. Mulai dari kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki dan menjadi ciri kepemimpinannya. Berikut ini sekilas profil dari
masing-masing Presiden yang pernah memimpin negara kita :

1. Ir. Soekarno
Seorang putra bangsa yang brilian dimasanya. Seorang orator
ulung. Seorang yang penuh pesona, sehingga tidak heran banyak sekali
istrinya. Dialah sang proklamator kemerdekaan negara ini. Dia pulalah
yang mampu mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai
Merauke.Selain itu dimata rakyat Indonesia pada waktu itu dia
merupakan tokoh yang gagah berani ,seorabg pemimpin negara yang
atangguh yang memperhatikan perekonomian rakyat dengan
mengambil alih/menasionalisasikan perusahaan asing yang beroperasi
di Indonesia.Selain itu Soekarno juga sosok yang tidak takut kepada
dunia luar termasuk kepada Amerika Serikat.Pernyataan beliau sering
membuat berang dan merah kuping Washington,dan ini menyebabkan
ketegangan antara RI dan AS.
Selama masa kepemimpinannya Soekarno seringkali tidak
dapat bekerjasama dan bahkan ada perbedaan dan konflik dengan
Mohamad Hatta.Contohnya dalam sikap politikterhadap pemerintahan
jajahan Hindia – Belanda,Hatta bersikap teguh ,konsisten dan
konsekuen ,sebaliknya Soekarno seorang ahli pidato dengan serta
merta langsung bertekuk lutut jika menghadapi keadaan yang sulit dan
tak mengenakkan bagi dirinya.Pada tahun 1948 Soekarno mnenyatakan
kepada rakyat bahwa dia akan memimpin perang gerilya melawan
Belanda,namun yang terjadi pada tanggal 19-Desember-1948,tatkala
Belanda menduduki lapangan terbang Maguwo dan sedang bergerak
menuju Yogyakarta,Soekarno memerintahkan kepada kepala rumah
tangga istana waktu itu untuk mengibarkan bendera putih-tanda
menyerah kepada Belanda-dan kebalikannya ia membiarkan dirinya
ditawan oleh Belanda.Dengan berbagai ketidaksamaan visi dan misi
dengan Soekarno inilah Mohammad Hatta mengundurkan diri sebagai
seorang wakil presiden.
Tetapi sayang, dia terjatuh karena kelebihannya itu
sendiri.Soekarno begitu ambisius dalam membujuk kekuatan
komunis ,karena bantuan materi dan pengaruh komunis diperlukan
untuk melaksanakan tujuannya Bagaimana tidak dia mencoba untuk
menyatukan setidaknya dua idiologi yang saling bertolak belakang.
Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan sila pertama dari
Pancasila dipaksa untuk berdampingan dengan idiologi komunis yang
notabene anti akan Ketuhanan.Dan itu tepat dengan perkataan
Mohammad Hatta (dalam buku Bung Hatta “Pribadinya Dalam
Kenangan) yang mengatakan,”Kesalahan Soekarno ialah terlalu
percaya pada komunis (baca:PKI)
Peristiwa PKI Madiun seakan tidak membuatnya untuk
merevisi keinginannya tersebut. Puncaknya adalah meletusnya
G30/S/PKI, dimana hal tersebut menutupi atau bahkan hampir saja
melenyapkan semua jasanya untuk negara ini. Bagaiman tidak, begitu
dia melepas jabatan presiden hampir tidak pemberitaan yang berarti
baginya sampai ajal menjemputnya.
Setelah mengemukakan tentang Soekarno,hal itu sama sekali
tidak mengurangi penghargaan kepada Ir.Soekrno sebagai proklamator
kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia .Kita semua mengakuinya
sebagai presiden pertama republik ini.Suatu kenyataan historis yang
tidak dapat dan perlu dibantah .Kita semua mengakuinya sebagai
seorang pemimpin yang besar jasanya bagi perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia.

2. Jendral Soeharto
Terlepas dari pro dan kontra tentang bagaimana dia bisa
menduduki jabatan presiden dengan Supersemar yang supersakti pada
tahun 66. Debutnya sebagai Presiden sangat mengesankan.
Pembangunan di segala bidang baik di kota maupun di desa
digalakannya. Gelar “Bapak Pembangunan” pun melekat padanya.
Sehingga tidak ada yang curiga dengan keinginannya untuk menjadi
presiden seumur hidup. Bersama keluarga, kerabat dan konco-
konconya dia berhasil menjadi penguasa di Indonesia. Tanpa ada
halangan yang berarti dia berhasil menyingkirkan semua lawan
politiknya. Bersenjatakan Undang-undang Subversif ciptaannya sangat
mudah baginya menyingkirkan orang-orang yang tidak berpihak
kepadanya. Sehingga tidak heran kalau banyak sekali napol dan tapol
selama dia berkuasa.
Soeharto telah telah bergerak secara strategis berdasarkan
empat pemikiran utama: pertama Ia menggunakan kekerasan terhadap
lawannya dengan menggunakan ABRI sebagai tiang pokok
dukungan.kedua Ia memupuk pertumbuhan ekonomi itu guna
mengumpulkan teman juga mengkooptasi musuh yang potensial yang
terdapat dikalangan negara maupun masyarakat. Ketiga untuk
melegitimasi kekuasaannya, ia mempromosikan seperangkat simbul
untuk konsumsi di dalam maupun diluar Indonesia.keempat
mengerahkan negara menjadi alat ampuh untuk menjalankan
kebijakannya sambil meyakinkan rakyat tentang misi orde baru untuk
menjaloankan pembangunan otoriter dan menjaga persatuan nasional
Peran angkatan bersenjata memang sesuatu yang vital bagi orde
baru dan cara kerjanya.ABRI menjaga dominasi negara atas
masyarakat.ABRI membenarkan intervensi militer di bidang politik
sipil menurut doktrin dwifungsi. Menurut gagasan itu, angkatan
bersenjata mempunyai dua peran yang saling berkaitan membela
negara tidak hanya dari ancaman militer konvensional yang berasal
dari luar negeri, tetapi juga dari bahaya dalam negeri dan berciri
apapun militer, politik, sosial, budaya atau idiologis yang menggaris-
bawahi betapa pentingnya aspek kedua dari doktrin dwifungsi ini
adalah kelangkaan musuh ekstrim yang significan
Pembangunan merupakan alat yang tak kalah efektifnya
untuk mempertahankan kekuasaan presiden dan rezimnya.
Perekonomian Indonesia tumbuh terus menerus selama tiga dekade
dibawah pemerintahan orde baru pimpinan Presiden Soeharto. Dalam
hal ini pengalaman Indonesia jelas berbeda dari negara tetangga Birma,
yang dipimpin oleh para Jendral Despotis sejak awal 1960-an namun
tetap tergolong salah satu negara termiskin di asia tenggara.
Keberhasilan material orde baru bersumber pada kemauan Soeharto
dari awal masa kekuasaannya untuk mengikuti nasihat sekelompok ahli
ekonomi dari UI yang dipimpin Profesor Widjojo Nitisatra yang mana
sebagiaan besar kelompok ini telah di didik di Universitas of
California-Berkeley dan universitas barat lainnya. Mereka percaya
akan kekuatan pembangunan perekonomian yang berlandaskan pasar,
dan banyak kenalannya di kalangan pinjaman dana pembangunan
diluar negeri. Kebijakan Soeharto tentang beras membawa pendapatan
dan harga yang stabil bagi jutaan petani dan konsumen bahan makanan
itu berperan politis yang peka.bahkan kita sempat swasembada beras
dan sampai bisa di ekspor keluar negeri.
Simbol-simbol yang digunakan pada masa kepemimpinan
Soeharto meliputi hasil doktrin utama Nasionalisme Indonesia yakni
Pancasila sebagai asas tunggal yang harus dipegang seluruh rakyat
Indonesia, UUD ’45 serta trisula pembangunan (pertumbuhan,
stabilitas dan pemerataan). Simbol ini ditujukan untuk
mempertahankan kesatuan nasional dan kemajuan dalam segala
bidang.
Orde baru digambarkan sebagai negara integralistis dimana
semua bagian saling bergantung dikoordinasi dari pusat yang kuat
guna mencapai consensus. Hasil menyenangkan ini dipertentangkan
dengan kekacauan “Orde Lama” pada zaman 1950-1965 ketika musuh
pancasila –kaum komunis, democrat liberal, separatis daerah yang
telah membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.
Seiring dengan pembangunan disegala bidang, dia lupa akan
kemajuan dibidang pendidikan yang telah dicapai masyarakat
Indonesia, khususnya para mahasiswanya. Karena para mahasiswa
inilah dia akhirnya harus rela mundur dari jabatan Presiden setelah 32
tahun. Insiden Semanggi. Insiden berdarah. Sebuah bukti bahwa
“Kemanusiaan yang adil dan beradab” bukan hanya untuknya,
keluarga, dan kerabat-kerabatnya. Tetapi untuk seluruh rakyat
Indonesia, karena seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan
penghidupan yang layak walaupun tidak layaknya mereka.

3. Prof. DR. Eng. B.J. Habibie


Dia mewarisi Negara ini dalam keadaan yang sangat parah.
Indonesia baru ditekan baik dari dalam maupun dari luar. Demonstrasi
banyak terjadi, bahkan di ibukota Jakarta hampir tiada hari tanpa
demonstrasi. Jalan keluar belum didapat muncul tekanan dari luar
negeri dalam kasus Timor-timur.
Semua tahu bahwa Habiebie adalah seorang yang sangat
pandai, baik orang Indonesia maupun orang manca mengakuinya.
Tetapi, sepandai-pandainya orang apabila dibebani dengan begitu
banyak masalah, apalagi masalah-masalah yang besar akhirnya dia
tetap harus memilih, mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
Puncaknya adalah lepasnya Timor-timur dari naungan ibu pertiwi.
Bisakah kita bayangkan bagaimana perasaan eks-eks pasukan seroja
yang masih hidup, melihat apa yang mereka perjuangkan dengan susah
payah bertaruh jiwa raga harus lenyap begitu saja. Mereka itu dan
bahkan seluruh rakyat Indonesia bertanya dimana “Persatuan
Indonesia”. Sehingga ada sebuah anekdot yang sangat popular pada
saat itu, Habiebie memang hanya sebentar menjadi presiden, tetapi
prestasinya luar biasa karena dapat membebaskan Timor-timur dari
Negara Kesatuan Indonesia.

4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Sosok Gus Dur dikenal masyarakat sebagai Presiden Indonesia
ke 4 setelah pemerintahan Indonesia kandas dalam pimpinan Presiden
B.J Habibie. Gus Dur dikenal sebagai pimpinan Umum Nahdatul
Ulama yang berbasis di Jawa Timur. Kakek beliau, Hasyim Asy’ari,
adalah pendiri Nahdatul Ulama. Gus Dur melintasi 3 model lapisan
budaya. Pertama, dunia pesantren yang sangat hierarkhis, tertutup dan
penuh etika yang formal. Kedua, dunia timur tengah yang terbuka.
Ketiga ,budaya barat yang liberal,rasional,dan sekuler.Inilah yang
meneyebabkan sosok yang dinamis dan sulit dimengerti.
Sebagaimana cara dia menjadi presiden yang kontroversial,
maka pada saat dia menjabat sebagai presiden tindakannyapun
kontroversial. Pada saat itu PDIP adalah pemegang suara terbanyak,
tetapi tidak dapat mengantarkan Icon mereka yaitu Megawati sebagai
Presiden.
Banyak pihak berharap Gusdur dengan pemerintahannya dapat
memperbaiki keadaan negeri ini. Harapan seperti itu tidaklah keliru
apabila melihat basic Gusdur adalah Ulama. Mereka meyakini seorang
Ulama akan lebih arif dalam menjalankan roda pemerintahan. Tetapi
mereka lupa atau memang mengabaikan bahwa Gusdur memang
Ulama tetapi dia adalah Ulama controversial atau lebih dikenal dengan
istilah Kyai Mbeling. Seringkali dia keluar dari pakem syariat Islam
dalam menilai suatu masalah. Salah satu contohnya adalah bagaimana
dia berseberangan pendapat dengan MUI dan para Ulama Indonesia
mengenai Inul Daratista.
Harapan tinggalah harapan. Gusdur menjalankan pemerintahan
dengan seenakanya sendiri. “Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” seperti dianggap
tidak ada baginya. Perombakan kabinet (pemecatan menteri yang
sangat kontroversi), permintaannya untuk membeli Air Force One
untuk menunjang kepentingannya, dan masih banyak lagi. Hal
teresebut lebih mencitrakan dirinya sebagai seorang yang mau menang
sendiri. Poros tengah yang pada saat pemilu mendukungnya kini
berbalik berkoalisi dengan berbagai pihak untuk melengserkannya dari
jabatan presiden. Akhirnya, digelarlah Sidang Istimewa MPR dengan
hasil memecat Gusdur dari jabatan presiden dan menunjuk wakil
presiden Megawati untuk menjabat presiden sampai dengan pemilu
2004.
....................
5. Megawati
Bagai menjilat ludah sendiri, barangkali peribahasa yang tepat
untuk ditujukan kepada Amin Rais dan konco-konconya. Bagaimana
tidak, pada saat PDIP pada pemilu ‘99 menjadi partai dengan
perolehan suara terbanyak tidak dapat menaikkan Megawati sebagai
presiden. Islam melarang perempuan untuk menjadi pemimpin Negara
adalah salah satu statement dari berbagai banyak statement yang
menilai bahwa Megawati tidak layak menjabat sebagai presiden.
Terlepas dari semuanya itu, kami juga menilai bahwa statement-
statement itu tidak semuanya salah. Dalam kenyataanya memang ada
benarnya, apa sih yang sudah diperbuat oleh pemerintahan Megawati
untuk mengubah keadaan negeri ini? Tarif Dasar Listrik ( TDL ),
BBM, air PDAM naik dan akan terus naik sampai mencapai target
untuk dapat menutup kekurangan anggaran pada APBN diberlakukan
padahal masih banyak masyarakat Indonesia yang belum siap.
Tidaklah mengherankan apabila angka kriminalitas makin tinggi.
Kejadian yang memalukan bagi PDIP adalah insiden
pembakaran posko PDIP, gambar Megawati, dan KTA parpol PDIP
oleh pendukungnya sendiri belum lama ini di beberapa kota di tanah
air. Mereka menganggap Megawati tidak adil dan sepertinya
melupakan mereka yang dulu mendukungnya sampai mati-matian.
Mereka yang sebagian besar berasal dari kalangan wong cilik
menuntut “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Mereka
juga butuh pekerjaan dan penghidupan yang layak meskipun tidak
selayak wakil-wakil mereka yang ada di atas.
Kelima presiden telah kami kupas disini, walaupun tidak tuntas.
Kami yakin masih banyak kekurangan. Harapan kami kekurangan itu
bukan untuk dicari kemudian dicela. Alangkah baiknya kalau kita bisa
melihat kekurangan didepan kita dan kita mencoba untuk memperbaiki
dan menginstropeksinya secara bersama, sehingga keinginan untuk
maju menuju sesuatu yang lebih baik akan lebih mudah.

........................
PEMBAHASAN
Tanpa mengesampingkan jabatan wakil presiden, kenyataan yang
terjadi di lapangan dan pasal yang mengatur pembagian tugas Presiden dan
wakil Presiden. Wakil presiden hanya melaksanakan tugasnya sebagai
pengganti presiden jika presiden tidak bisa melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai pemimpin. Hal ini dapat dilihat pada masa Soeharto dan
Gus Dur ,maka pemerintahan selama ini mutlak di tangan presiden
Melihat pengalaman yang terjadi selama ini kebijakan pemerintah
dalam mengambil keputusan tidak terlepas da]ri backgrorund(militer maupun
sipil) pemimpin itu sendiri.
Pemimpin yang background dari militer bercirikan ,tegas, disiplin,
represif, harus tuduk pada atasan. Dalam hal ini diwakili oleh soeharto dimana
saat itu

Anda mungkin juga menyukai