I. IDENTITAS
A. Satuan Pendidikan : SMKN 12 Surabaya
B. Tahun Ajaran : 2016-2017 (semester 1)
C. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas X
D. Pelaksana : Dra. Wiwik Susminingsih
E. Pihak Terkait : Siswa
VI. SARANA
A. Media : Tayangan video siaran televisi ,Paparan materi powerpoint
B. Perlengkapan : Laptop, LCD Projector, Modul BK
3. Apa akibat yang akan terjadi bila kemandirian belajar tidak kita terapkan dalam
kehidupan kita?
MATERI LAYANAN
KEMANDIRIAN BELAJAR
A. KEMANDIRIAN
Seseorang mungkin akan sudah menganggap bahwa dirinya sudah mandiri
dalam segala hal, namun beberapa orang juga masih ragu akan kemandirian yang sudah
terdapat dalam dirinya. Mandiri adalah tidak menggantukan tanggung jawab kita
kepada orang lain.
Kemandirian berarti dapat berdiri sendiri, tanpa tanpa bergantung pada orang lain
(Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989: 555)
Menurut Mungin Eddy Wibowo(1992: 69), kemandirian diartikan sebagai tingkat
perkembangan seseorang dimana ia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan
kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi.
Purwodarminto dalam (Eri Erawati 1992: 555), kemandirian diartikan hal atau
keadaan yang dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
Sedangkan menurut Sukadji dalam (Eri Erawati 1986: 19) yang dimaksud
kemandirian adalah mampu mengatur diri sendiri sesuai dengan hak-hak dan
kewajiban yang dimiliki; mampu menentukan nasib sendiri; tidak tergantung pada
orang lain sampai batas kemampuannya; mampu bertanggung jawab atas keputusan,
tindakan dan perasaannya sendiri.
Dari keterangan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kemandirian adalah
sikap seseorang yang tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain, dan sudah
merasa yakin dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat mengembangkan
kemampuannya sebagai penunjang dalam kehidupan sehari-hari.
B. BELAJAR
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat,
bagi pelajar atau siswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut
ilmu di lembaga pendidikan formal.
Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan
lingkungannya. Sedangkan Moeslichatoen mengemukakan bahwa belajar dapat
diartikan sebagai proses yang memuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu
sendidri dihasilakan dari usaha dalam proses belajar. (Abdul Hadis, 2008:60).
Berdasarkan pendapat para ahli datas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan didalam diri seseorang yang disengaja dan terarah untuk
menuju pada suatu tujuan kepribadian yang lebih utuh dan tangguh. Dalam dunia
pendidikan, belajar merupakan proses siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
paham menjadi paham, dan sebagainya. Dengan demikian belajar dalam penelitian
adalah unsur yang terkait dengan kemandirian, belajar yang dimaksud adalah belajar
yang mandir, yang dapat menjadikan siswa mampu belajar secara mandiri.
C. KEMANDIRIAN BELAJAR
Setiap siswa memiliki gaya dan tipe belajar yang berbeda dengan teman-
temannya, hal ini disebabkan karena siswa memiliki potensi yang berbeda dengan
orang lain. Menurut Hendra Surya (2003:114), Belajar mandiri adalah proses
menggerakan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk
menggerakan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau
pengaruh asing di luar dirinya. Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada
pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar.
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar
adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung
jawabkan tindakannya. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila ia
telah mampu melakukan tugas belajar tanpa ketergantungan dengan orang lain.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian pada remaja menurut
Masrun, (1986:4) yaitu:
a. Usia.
Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada saat anak
menginjak usia lebih tinggi. Pada usia remaja mereka lebih berorientasi internal, karena
percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh tindakannya
sendiri. Anak-anak akan lebih tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu
lambat laun akan berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.
b. Jenis kelamin.
Keinginan untuk berdiri sendiri dan mewujudkan dirinya sendiri merupakan
kecenderungan yang ada pada setiap remaja. Perbedaan sifatsifat yang dimiliki oleh pria
dan wanita disebabkan oleh perbedaan pribadi individu yang diberikan pada anak pria
dan wanita. Dan perbedaan jasmani yang menyolok antara pria dan wanita secara psikis
menyebabkan orang beranggapan bahwa perbedaan kemandirian antara pria dan
wanita.
c. Konsep diri.
Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten pada individu
untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana individu tersebut memandang
dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan sejauh mana pribadi individualnya.
Mereka yang mmandang dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian
dan sebaliknya mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau
cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.
d. Pendidikan.
Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, kemungkinan untuk
mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang akan lebih kreatif dan memiliki
kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat mewujudkan dirinya sendiri sehingga
orang memiliki keinginan sesuatu secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.
e. Keluarga.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam melatarkan dasar-dasar
kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian pada diri
seseorang.
f. Interaksisosial.
Kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan social serta mampu
melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung perilaku remaja yang
bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala
permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak mudah menyerah akan mendukung
untuk berperilaku mandiri.
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai kemandirian
seseorang tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang mendasari terbentuknya
kemandirian itu sendiri. faktor-faktor ini mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh seorang individu
bersikap dan berpikir cara mandiri dalam menjalani kehidupan lebih lanjut.