Anda di halaman 1dari 15

76

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Menurut Mubarak (2005), pengkajian merupakan upaya pengumpulan

data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan

dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik

individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada

fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.


Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang

diinginkan dengan cara survey sebagai data primer dan menggunakan

kuesioner, sedangkan untuk data sekunder diambil dari pemerintah desa.


Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner, dibagikan ke

populasi penduduk Desa Kalitinggar Kidul yang berjumlah 2 RW dengan

jumlah sampel sebanyak 156 KK. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa

warga Desa Kalitinggar Kidul dikategorikan sebagai masyarakat berkembang

dengan masyarakat mayoritas bekerja dari pagi sampai sore hari dengan jenis

pekerjaan bervariasi, dari PNS, petani, pedagang, wiraswasta maupun buruh.

Sebagian warga mempunyai tingkat pendidikan sekolah dasar, hal ini cukup

berpengaruh dalam hal pengetahuan tentang kesehatan.


Kekuatan dalam melakukan pengkajian adalah adanya dukungan dari

aparat desa, RW dan RT serta respon yang diberikan masyarakat Desa

Kalitinggar Kidul sangat positif, dibuktikan dengan perhatian, penerimaan

dan kerjasama dari warga terhadap keberadaan mahasiswa dalam proses

pengkajian, sehingga tidak mengalami hambatan serius dalam proses


77

pengkajian. Adapun kelemahannya yaitu terbatasnya waktu pengkajian yang

hanya dua minggu, dan saat pengkajian ada beberapa rumah yang kosong

karena mayoritas penduduk desa Kalitinggar Kidul bekerja di Jakarta atau

sedang ada kepentingan lain di luar rumah, sehingga pengkajian dilakukan

keesokan harinya. Sedangkan sebagian kecil masyarakat ada masyarakat yang

kurang terbuka pada saat dilakukan pengkajian, hal ini merupakan ancaman

saat dilakukan pengkajian.

1. Lingkungan

Hasil wawancara di masyarakat dengan sampel 156 KK ditemukan

masalah kebersihan lingkungan yaitu masalah pembuangan sampah,

tempat pembuangan sampah yang notabenenya dibuang dan dibakar di

pereng(lubang) dekat kali dengan presentase 51,3%

Hasil survey 156 KK, warga yang tidak memiliki jamban sebanyak

19,9%. Namun hasil dari wawancara mayoritas masyarakat tidak memiliki

sepiteng. Selain itu terjadinya kejadian luar biasa DBD di Purbalingga

secara tidak langsung mempengaruhi terjadinya DBD di desa Kalimanah

Wetan yang memakan 1 korban meninggal.

Tindakan promotif sebagai upaya untuk meningkatkan program

lingkungan dengan penyuluhan bahaya sampah agar masyarakat lebih

sadar, kemudian dilakukannya penyuluhan tentang jamban sehat dan

sepiteng komunal di pengajian bapak-bapak desa kalitinggar kidul yang di

hadiri oleh 27 orang.

2. Lansia
78

Kesehatan lansia merupakan prioritas masalah berikutnya. Penyakit

yang diderita lansiapun berbagai macam diakibatkan penurunan fungsi

organ pada lansia. Oleh karena itu, diadakan Pembentukan Posyandu

Lansia yang dilaksaanak setiap bulan sekali yaitu pada minggu kedua awal

bulan sebagai tindakan preventif primer, sekunder dan tersier.

Masalah umum kesehatan lansia adalah mayoritas mempunyai tekanan

darah yang tinggi dan Rematik. Oleh karena itu, sebagai prevensi primer

telah dilakukan pendidikan kesehatan penyakit Hiperteni dengan jumlah

peserta hadir sebesar 75 peserta.

Kemudian, sebagai prevensi sekunder telah diadakan skrining

kesehatan untuk mengukur tanda-tanda vital termasuk pemberian vitamin,

untuk menanggulangi penyakit hipertensi lansia maka diadakan senam

lansia yang telah di hadiri oleh seluruh peserta. Sebagai tindakan prevensi

tersier rujukan merupakan tindakan bagi lansia dengan gangguan

kesehatan yang perlu mendapatkan tindakan dari profesional kesehatan.

3. KIA

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan

yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita. Masalah kesehatan ibu hamil terdapat 15

ibu hamil yang kurang pengetahuan tentang pentingnya nutrisi bagi ibu

hamil. Kurangnya tindakan promotif demi meningkatkan pengetahuan ibu

hamil mengenai gizi ketika hamil. Selain itu, pengetahuan ibu hamil

mengenai kehamilan resti juga masih kurang, masalah kesehatan pada


79

balita di desa Kalitinggar Kidul antara lain yaitu terdapat 9 anak dengan

gejala stunting, banyak anak balita yang menderita penyakit batuk pilek,

kurangnya pengetahuan orang tua dalam pemberian MP asi . Kegiatan-

kegiatan guna mengatasi masalah di KIA diantaranya adalah prevensi

primer yaitu pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil, senam ibu

hamil, yang dilakukan di PKD Kalitinggar Kidul dengan jumlah peserta 15

orang, penyuluhan penyakit resti bagi ibu hamil (Pre Eklampsi Berat) di

PKD Kalitinggar Kidul dengan jumlah peserta 15 orang, PHBS balita di

PAUD AL-ISHLAH desa Kalitinggar Kidul dengan peserta berjumlah 60

orang, pengukuran TB dan BB siswa paud dan deteksi dini pertumbuhan

balita, Posyandu Balita dan Bina Keluarga Balita (Gizi seimbang untuk

balita) dengan peserta sebanyak 28 orang, dan Senam hamil di PKD

Kalitinggar Kidul dengan peserta sebanyak 15 orang.


4. Usia Anak Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan bagian dari tindakan promotif

untuk meningkatkan kesehatan para siswa Sekolah Dasar , Madrasah

Ibtidaiyah serta Taman Kanak- kanak, Tindakan promotif sebagai upaya

untuk meningkatkan program UKS yaitu dengan mengedukasi para siswa

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berupa cuci tangan dan jajanan

sehat pada SD N 1 Kalitinggar Kidul yang diikuti oleh siswa kelas 1 dan 2

sebanyak 31 siswa, Selain itu ada juga penyuluhan tentang Etika Batuk

sebagai tindakan Preventif penyebaran penyakit


Hasil dari penyuluhan tersebut saat ini masih belum dirasakan karena

baru sekali di terapkan, harapannya akan diterapkan terus menerus secara

rutin.
80

5. Dewasa dan Remaja


Perilaku kesehatan yang cenderung beresiko dalam kaitannya

dengan kesehatan umum dapat dilihat dari banyaknya remaja dan dewasa

yang merokok, berlebihan dalam menggunakan gadget dan terdapat 16

orang dengan riwayat/penyakit jantung. Oleh karena itu, upaya untuk

menekan jumlah perokok diadakanlah penyuluhan tentang bahaya

merokok, penyuluhan tentang tanggap darurat penyakit jantung (bhd).

Pada kelompok remaja kaitannya dengan kesehatan diri sendiri dilakukan

penyuluhan SADARI.
Pada penyuluhan merokok dilaksanakan di pengajian bapak-bapak

Kalitinggar Kidul yang di ikuti oleh 45 orang. Pada Penyuluhan tanggap

darurat penyakit jantung yang terdiri dari pemberian materi dan praktek

RJP (Pemberian kompresi) dihadiri oleh anggota kader Kalitinggar Kidul

yang berjumlah 10 orang, bidan desa, Pendamping bidan, SKD, dan juga

keluarga dengan penyakit/riwayat jantung. Kemudian untuk penyuluhan

tentang SADARI di rumah remaja rt 02 rw 02 di hadiri 20 orang yang

tergabung dalam ikatan remaja Kalitinggar Kidul.

B. Diagnose Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian, data yang didapat selanjutnya di tabulasi

dan dianalisa untuk menentukan masalah di warga masyarakat Desa

Kalitinggar Kidul, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga dan

dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan.

Dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang spesifik sebagai sumber

kekuatan yaitu adanya kerjasama yang baik antar anggota dalam kelompok,
81

adanya kemauan besar untuk menyelesaikan perumusan masalah tepat waktu.

Akan tetapi secara garis besar ditemukan beberapa hambatan diantaranya

terbatasnya waktu dalam melakukan tabulasi data dan saat dianalisa untuk

menentukan masalah di warga masyarakat Desa Kalitinggar Kidul, Kecamatan

Padamara, Kabupaten Purbalingga serta terbatasnya pengalaman mahasiswa

dalam melakukan pembobotan prioritas masalah. Tetapi disamping itu semua,

adanya dukungan dan bimbingan yang cukup intensif dari pembimbing

akademik dalam melakukan tabulasi, analisa dan perumusan masalah serta

adanya literature yang memadai dalam menegakkan diagnosa keperawatan.

Adanya tenggang waktu yang sempit dalam menegakkan diagnosa

keperawatan merupakan ancaman yang cukup dalam ketepatan menentukan

diagnose keperawatan dan prioritas masalah.

Domain 1 : Promosi Kesehatan, Kelas 2 : Manajemen Kesehatan,

Diagnosa : Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (00099) dimanifetasikan

saat wawancara di masyarakat dengan sampel 156 KK ditemukan masalah

kebersihan lingkungan, tempat pembuangan sampah 51,3 % yang notabene

adalah dibuamg kelubang sampah, 19,2% membuang sampah di bak sampah,

19,2% tempat pembuangan halaman, 10,9% tempat pembuangan halaman,

4,8% lain-lain, dan sebanyak 1,3% tempat pembuangan selokan. Kemudian

warga yang mempunyai jamban sebanyak 80,1% dan yang tidak memiliki

jamban sebanyak 19,9 %, namun mayoritas masyarakat belum mengetahui

tentang jamban yang sehat.


82

Domain 1 : Promosi Kesehatan, Kelas 2 : Manajemen Kesehatan,

Diagnosa : Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan (lansia)

dimanifestasikan saat wawancara di dengan Bidan Desa Kalitinggar Kidul dan

lansia Desa Kalitinggar Kidul didapat bahwa banyak lansia mengida penyakit

Lansia yaitu Hipertensi dan Reumatik. Sehingga perlunya dilakukan

penyuluhan Penyakit tidak menular yaitu hipertensi, Pemeriksaan Kesehatan :

Cek Gula Darah, Kolesterol, Asam Urat serta Senam Lansia untuk

meningkatan kualitas kesehatan Lansia di Desa Kalitinggar Kidul.

Domain 1 : Promosi Kesehatan Kelas 2 : Manajemen Kesehatan. Diagnosa

: Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan (bayi, balita, dan ibu hamil).

dimanifestasikan saat wawancara dengan Bidan desa dan hasil survey

bawa di dapatkan perlunya penyuluhan tentang penyakit pada kehamilan yaitu

PEB (Pre-Eklamsi Berat), Senam Ibu Hamil. Untuk kesehatan Anak perlu

diadakanya pemeriksaan fisik : berat badan dan tinggi badan serta deteksi dini

pertumbuhan badan, penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) :

cuci tangan dan gosok gigi yang dilaksanakan di Paud Al- islah Desa

Kalitinggar Kidul, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga yang diikuti

oleh 60 peserta. Selain itu perlu juga diadakan adanya penyuluhan BKB (Bina

Keluarga Balita) pada saat Dilaksanakannya Posyandu Balita.

Domain 1 : Promosi Kesehatan Kelas 2 : Manajemen Kesehatan

Diagnosa : Perilaku kesehatan cenderung beresiko (anak Usia sekolah

,Remaja dan Dewasa) dimanifestasikan saat wawancara dengan bidan desa di

dapatkan hasil bahwa perlunya Upaya peningkatan kesehatan anak-anak


83

berupa penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) : Cuci Tangan

dan edukasi jajanan sehat serta etika batuk, pada usia Remaja dan Dewasa

perlunya penyuluhan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), Penyuluhan

tentang bahaya GAGET, Penyuluhan Bahaya NAPZA, penyuluhan bahaya

Merokok, Penyuluhan BHD (Bantuan Hidup Dasar).

C. Perencanaan

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan

diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan

dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah

(Mubarak, 2005).
Setelah dilakukan pengkajian dan dirumuskan diagnosa keperawatan

yang spesifik di warga masyarakat Desa Kalitinggar Kidul, Kecamatan

Padamara, Kabupaten Purbalingga, maka langkah selanjutnya perlu dicarikan

problem solving dari perumusan tersebut dengan perencanaan yang tepat.


Dalam membuat rencana keperawatan dalam upaya mengatasi masalah-

masalah keperawatan yang ada sebagai sumber kekuatan yaitu adanya

kerjasama yang baik antara mahasiswa Ners Universitas Muhammadiyah

Purwokerto dengan aparat pemerintah desa, RW, RT, Bidan Desa, Puskesmas

Kalitinggar Kidul, Paud Al-Islah Kalitinggar Kidul, SDN 1 Kalitinggar Kidul,

tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta masyarakat Desa Kalitinggar Kidul,

Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. Hambatannya adalah

kurangnya waktu dan kesiapan dalam proses perencanaan. Akan tetapi


84

bimbingan dari pembimbing akademik yang cukup intensif serta keinginan

dari masyarakat Desa Kalitinggar Kidul untuk menyelesaikan permasalahan

yang ada merupakan peluang yang sangat besar untuk mengadakan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) guna menyepakati rencana kerja

untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang ada di wilayah Desa

Kalitinggar Kidul, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. Ancaman

yang muncul yaitu masalah-masalah kesehatan akan tidak teratasi bila tidak

ada aparat pemerintah desa, RW, RT, Bidan Desa, Puskesmas Kalitinggar

Kidul, Paud Al-Islah Kalitinggar Kidul, SDN 1 Kalitinggar Kidul, tokoh

masyarakat dan tokoh agama, serta masyarakat Desa Kalitinggar Kidul,

Kabupaten Purbalingga. tehadap proses perencanaan.


Dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1 yang diselenggarakan di

aula balai desa Kalitinggar Kidul yang dilaksanakan tanggal 4 Maret 2019,

dari kelima masalah tersebut dilakukan penganalisaan bersama masyarakat

dan mahasiswa dan didapatkan beberapa kesepakatan perencanaan tindakan

untuk masalah kesehatan tersebut dengan membentuk Kelompok Kerja

Kesehatan (POKJAKES) yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat.

POKJAKES inilah yang bertanggung jawab dalam kegiatan mengatasi

masalah kesehatan yang ada di warga masyarakat Desa Kalitingar Kidul,

Kecamatan Padamara, Kabupaten purbalingga dengan dilandasi komitmen

bersama yang dituangkan dalam Rencana Kegiatan Praktik Keperawatan

Komunitas.
Berlandaskan komitmen bersama antara warga dengan mahasiswa dalam

mengatasi masalah kesehatan disusunlah Planning of Action (POA) yang


85

disusun untuk memberikan arahan bagi perencanaan, intervensi, dan evaluasi

program untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada. POA yang disusun

menyesuaikan kegiatan – kegiatan yang ada dimasyarakat seperti kegiatan

pertemuan rutin desa, RT dan kegiatan sosial warga lainnya dalam bentuk

penyuluhan. Hal ini untuk menyesuaikan dengan budaya setempat dan

menghemat biaya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yang menyebutkan

bahwa penyesuaian POA mengutamakan rencana kegiatan yang

menggunakan metode yang diterima oleh norma, budaya dan dilakukan di

lokasi dengan biaya yang terjangkau oleh komunitas

D. Penatalaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan

yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan

harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan

pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).

Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu bantuan untuk mengatasi

masalah gangguan penyakit, mempertahankan kondisi yang seimbang dalam

hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan,

mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan

penyakit, advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas.
Perencanaan tindakan mulai dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28

Maret 2019, dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh

POKJAKES untuk melaksanakan rencana yang telah disusun bersama.


86

Keterlibatan POKJAKES ini sangat membantu dengan melakukan koordinasi

dan konsolidasi dengan masing – masing. Sebagian besar kegiatan

dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes, RT, dan Kader

Kesehatan. Hal ini mengacu pada teori yang menyebutkan bahwa

pelaksanaan kegiatan dalam keperawatan komunitas melibatkan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Hanya pada kegiatan penyuluhan

dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.

Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan seluruhnya

berhasil, penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan

antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.


Kendala yang dihadapi mahasiswa dan POKJAKES adalah:

1. Pokja lingkungan, memiliki kesulitan yaitu semua tindakan untuk

mengatasi sampah dan pembuatan jamban sudah dilakukan seperti

pembentukan bank sampah, dan bantuan untuk membuat jamban tetapi

masih kurang kesadaran masyarakat dan juga jadwal pengajian bapak-

bapak yang sering hujan saat malam.

2. Pokja Lansia, Pada saat posyandu balita, waktu kunjung lansia yang tidak

serentak bersama sehingga pada beberapa lansia ada yang tidak ikut

kegiatan, dan juga karena posyandu diadakan di rumah ibu bidan maka

lansia yang jauh tidak datang.

3. Pokja KIA, Pada ibu balita, waktu kunjung ibu yang tidak serentak

bersama sehingga pada beberapa ibu ada yang tidak terpapar materi saat

bina keluarga balita.


87

4. Pokja anak sekolah, saat dilakukan phbs tidak bisa mempraktekan cuci

tangan dengan sabun karena kurangnya sarana dan prasaraanya.

5. Pokja Dewasa dan Remaja, dalam melakukan kegiatan memiliki kesulitan

yaitu mengumpulkan remaja terutama remaja putra.

Masih terdapat sebagian warga Desa Kalitinggar Kidul, Kecamatan

Padamara, Kabupaten Purbalingga yang tidak dapat mengikuti kegiatan, hal

ini dikarenakan kesibukan bekerja. Peluang yang didapat yaitu adanya

kerjasama dengan pihak luar seperti PKD dalam melaksanakan penyuluhan

kesehatan tentang senam ibu hamil, Pre Eklampsi Berat, penyuluhan Gizi

seimbang untuk balita, kemudian bantuan dari ibu Ns. Diyah Yulistika

Handayani, S.Kep selaku dosen pembimbing praktik keperawatan komunitas

dan keluarga desa Kalitinggar Kidul dalam memberikan materi dan sharing

tentang bahaya gadget, dan bapak Samudra Prihatin Hendra B, S.Kep., Ners.,

M.Ed selaku dosen pembimbing praktik keperawatan komunitas dan keluarga

desa Kalitinggar Kidul dalam memberikan materi penyuluhan dengan tema

bahaya merokok.

Ancaman dalam melakukan implementasi adalah tidak semua warga

berpartisipasi dalam proses implementasi ini sehingga dikhawatirkan setelah

proses Praktek Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto ini

berakhir ada beberapa kegiatan yang tidak dilakukan implementasi secara

berkesinambungan.

E. Evaluasi
88

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan

antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan

tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan

tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan

atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).


Asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan di Desa Kalitinggar

Kidul, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, sesuai dengan

ketentuan yang diberlakukan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan bagi

komunitas di tempat tersebut, segala program dilaksanakan dengan

pemberdayaan secara optimal kepada warga. Program juga dilaksanakan

dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, baik tenaga kesehatan di

areanya dan juga perangkat desa yang berwenang.


Kegiatan evaluasi dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu evaluasi untuk

masing – masing kegiatan dan evaluasi secara keseluruhan yang dilakukan

pada MMD II. Dalam setiap kegiatan dievaluasi dari awal sampai akhir

kegiatan meliputi tujuan kegiatan, metode, waktu pelaksanaan, proses

kegiatan dan jumlah peserta.


Masalah keperawatan yang pertam adalah Ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan (Lingkungan) pada warga Desa Kalitinggar Kidul Penyuluhan

yang diberikan yaitu tentang penyuluhan sampah, penyuluhan tentang jamban

sehat dan spiteng Komunal. Kekuatan yang dimiliki adalah antusias para

warga dalam menyimak materi yang diberikan, karena menurut mereka

materi yang diberikan sangat membantu dan dapat menambah pengetahuan.


89

Kelemahan yang ada yaitu sulitnya menggerakan warga untuk menjaga

kebersihan lingkungan.
Masalah keperawatan yang kedua yaitu Meningkatkan manajemen

kesehatan diri. Implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan

tentang penyakit tidak menular (Hipertensi), senam lansia dan pemeriksaan

kesehatan berupa cek gula darah, asam urat dan kolesterol. Kekuatan yang

ditemukan dari penyuluhan adalah pihak sekolah terkait sangat mendukung

kegiatan. Kelemahan adanya lansia yang datang tidak sesuai yang ditentukan

serta banyaknya lansia yang masih mengonsumsi makan-makanan yang

harunya dihindari atau dikurangi kosnumsinya . Tindaklanjut dari kegiatan ini

yaitu perlunya pengwasan terhadap lansia tentan gaya hidup dan pola hidup

lansia agar meningkatkan kualitas hidup lansia yang lebih baik.


Masalah keperawatan yang ketiga Kesiapan Meningkatkan Manajemen

Kesehatan (bayi/balita). Implementasi yang dilakukan adalah penyuluhan

tentang penyakit pada kehamilan yaitu PEB (Pre-Eklamsi Berat), Senam Ibu

Hamil. Untuk kesehatan Anak perlu diadakanya pemeriksaan fisik : berat

badan dan tinggi badan serta deteksi dini pertumbuhan badan, penyuluhan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) : cuci tangan dan gosok gigi yang

dilaksanakan di Paud Al- islah Desa Kalitinggar Kidul, Kecamatan Padamara,

Kabupaten Purbalingga yang diikuti oleh 60 peserta. Selain itu perlu juga

diadakan adanya penyuluhan BKB (Bina Keluarga Balita) pada saat

Dilaksanakannya Posyandu Balita. Kekuatan yang ditemukan dari

penyuluhan tersebut adalah audiens sangat antusias dengan materi yang


90

diberikan serta dukungan Bidan Desa Kalitinggar Kidul sehingga kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik.


Masalah keperawatan keempat yaitu Perilaku kesehatan cenderung

beresiko. Implementasi yang diberikkan yaitu bahwa perlunya Upaya

peningkatan kesehatan anak-anak berupa penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup

Bersih Dan Sehat) : Cuci Tangan dan edukasi jajanan sehat serta etika batuk,

pada usia Remaja dan Dewasa perlunya penyuluhan SADARI (Periksa

Payudara Sendiri), Penyuluhan tentang bahaya GAGET, Penyuluhan Bahaya

NAPZA, penyuluhan bahaya Merokok, Penyuluhan BHD (Bantuan Hidup

Dasar). Tindaklanjut dari kegiatan ini yaitu Anak, Remaja Dan Dewasa

mengaplikasikan apa yang sudah dijelaskan saat penyuluhan, meningkatkan

peran aktif kader untuk memberikan informasi kesehatan sehingga

pengetahuan dan kesadaran para warga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai