BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
2. Memahami (comprehensive)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mempresentasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (application) atau penerapan
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Suatu komponen untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi terhadap materi atau objek. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau kita
ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2005).
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Usia
Umur adalah rentang waktu yang telah dijalani sejak lahir
sampai ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun.Usia
seseorang berkaitan dengan tingkat kedewasaan seseorang dalam
20
3. Media
Banyak sekali informasi melalui media masa, cetak dan
elektronik yang ditayangkan secara vulgar dan bersifat tidak
mendidi, tetapi lebih cendrung mempengaruhi dan mendorong
perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja bias didapat dari membaca buku,
majalah, surat kabar, televise, dan internet.
Hasil survey yang dilakukan oleh BKKBN dan UNPAD tahun
2005 sangat sedikit remaja yang mengetahui tentang Penyakit
Menular Seksual yaitu yang melalui Televisi 8,7%, melalui
Koran/majalah 7,5%, dan internet 8,9% (Saroha Pinem, 2009).
Hasil penelitian sebelumnya yaitu tentang maslah PMS
(Penyakit Menular Seksual), 99% responden telah mendengarnya.
Hasil terbanyak yaitu (72,5%) didapat dari TV 12% dari
Koran/surat kabar dan 6,3% dari radio. Demikian pula mengenai
HIV/ AIDS, lebih dari 97% telah mendengarkan. Paling banyak
juga dari TV (83,8%) dan penelitian menunjukan bahwa remaja
laki-laki menyatakan media tentang PMS adalah terbanyak dari TV
sebanyak 41% dan 44% pada perempuan, surat kabar/majalah 30%
pada laki-laki dan 33% pada perempuan, internet 27% pada laki-laki
dan 26% pada perempuan (Saroha Pinem, 2009)
Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini
membuat remaja menyerbu menikamti memutar VCD dan internet.
Bagi remaja, media di menfaatkan sebagai pengisi waktu luang
untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai
dengan kehidupan yang ada. Dikhawatirkan nilai yang diserap
tersebut akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Keingintahuan tentang seksual merupakan pendorong bagi remaja
untuk memanfaatkan media dalam pemenuhan kebutuhannya
(Sumiati, 2009)
22
4. Sumber Informasi
Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok
masyarakat mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi
remaja. Sasarannya adalah meningkatkan cakupan remaja dan orang
tua yang memperoleh informasi kesehatan reproduksi remaja
melalui kelompok remaja dan orang tua seperti sekolah, karang
tarunan, pramuka, remaja masjid (IRMAS), perusahan, remaja
gereja, PKK, pengajian dan arisan (Yani Widyastuti,2009).
Remaja merasa bahwa membahas soal seks, kesehatan
reproduksi remaja, prilaku seksual lebih terbuka dengan teman
sebaya sendiri dari pada denagn orang tua. Pada umumnya remaja
sangat menghargai pertemana. Banyak remaja merasa enggan untuk
menyampaikan masalah dan mencari jawaban dari orang tuanya.
Penelitian sebelumnya yaitu peran orang tua sebagai sebagai
sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak
remajanya baik laki-laki atau perempuan menduduki tempat
tertinggi yaitu 41,6%. Walupun peran orang tua masih kecil, namun
masih dirasakan penting oleh remaja. Keakraban remaja dengan
orang tua membuat mereka yakin bahwa orang tua mereka dapat
membantu memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi.
Hasil menunjukan bahwa remaja perempuan menerima informasi
tentang PMS terbanyak menyatakan dari sekolah (61%), dari teman
(23%) dan orang tua (25%). Remaja laki-laki menyatakan sumber
informasi utama tentang PMS adalah dari teman (53%) dan dari
guru (47%) (Saroha Pinem,2009).
5. Lingkungan
Tidak bisa dipungkiri masih ada masyarakat yang belum tau
tenatang Penyakit Menular Seksual (PMS). Seperti masyarakt yang
masih tinggl jauh dari media-media yang maoderen.
23
6. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-
laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan
tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan
sperma,sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara
biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan
biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat
dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-
laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi
(Menurut Hungu 2007)
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku22
Menurut Lowrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)
bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
yaitu:
1. Faktor Predisposisi
Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.
2. Faktor Enabling/pendukung
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
Misalnya: rumah sakit, obat-obatan.
3. Faktor Reenforcing/pendorong
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
24
Remaja
Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi prilaku
mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan
1. Faktor Predisposisi
1. Usia
2. Faktor
2. Pendidikan orang
Enabling/Pendukung
tua
3. Faktor Reenforcing/
3. Media
Pendorong
4. Sumber Informasi
5. Lingkungan
6. Jenis Kelamin
1. Pengertian
2. Tanda & Gejala
3. Jenis Penyakit Menular Seksual
berdasarkan kuman
4. Dampak Penyakit Menular
Seksual bagi remaja.
Gambar 2.1
Kerangka Teori