Anda di halaman 1dari 18

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Remaja
WHO mendefinisikan remaja lebih bersifat konsep tugal ada tiga
kriteria yaitu biologi, psiologik, dan sosial ekonomi dengan batasan usia
antara 10-20 tahun. Remaja di definisikan sebagai Masa remaja (usia
10-19) adalah masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode
pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa
pubertas, merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai
perubahan fisik, emosi dan psikis (Sarohan Pinem, 2009).
Buku-buku perdiatrik pada umumunya mendefinisikan remaja
apabila telah mencapai umur 10-18 tahun anak perempuan dan 12-20
tahun untuk anak laki-laki. WHO mendefiniskan remaja bila anak telah
mencapai umur 10-19 tahun. Menurut Undang-undang No.4 1979
mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum
mencapai 21 tahun dan belum menikah. Menurut UU Perubahan anak
dianggap remaja bila berumur 16-18 tahun atau sudah menikah dan
sudah memiliki tempat tinggal sendiri. Menurut UU perkawinan No.1
1974 anak dianggap sudah remaja bila sudah cukup matang untuk
menikah yaitu 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak
laki-laki. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja
bila sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari Sekolah
Menengah.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
pesat termasuk fungsional reproduksi segingga mempengaruhi terjadi
perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, mental maupun peran
sosial (Ardhyantoro dan Kumalasari 2010).

7
8

Masa remaja adalah umur yang menjembatani anata umur anak-


anak dan umur dewasa.pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat
pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan (Zakiah Darajat,
2011).
Dapat disimpulkan masa-masa remaja atau masa peralihan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa dimana pada masa itu terjadi
pertumbuhan yang sangat pesat termasuk fungsional reproduksi
sehingga mempengaruhi terjadi perubahan-perubahan baik secara fisik,
mental maupun peran sosial.
2.1.2 Karakteristik Masa Remaja
Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja
dalam menjalakan tugas perkembangannya dalam mencapai identitas
diri antara lain menilai diri secara objektif dan merencanakan untuk
mengktulisikan kemampuanny. Dengan demikian pada fase ini remaja
akan :
1. Menilai rasa identitas pribadi
2. Meningkatkan minat pada lawan jenis
3. Menggabungkan perubahan seks sekunder kedalam citra tubuh
4. Memulai perumusan tujuan okupasional
5. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga
2.1.3 Ciri dari remaja diantaranya :
1. Masa remaja adalah masa peralihan
Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan
berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan
lagi seorang anak dan bukan juga seorang anak dan bukan juga
seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis karena
member waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan
menentukan pola perilaku, nilai-nilai, dan sifat-sifat yang sesuai
dengan yang diinginkannya.
9

2. Masa Remaja adalah masa terjadi perubahan


Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat,perubahan
perilaku dan sikap juga berkembang. Ada emapat perubahan besar
yang terjadi pada remaja yaitu perubahan emosional,perubahan
peran dan minat, perubahan pola dan perubahan sikap menjadi
ambivelen.
3. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi.
Hal ini terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan
masalhnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga
kadang-kadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Masa remaja adalah masa mencari identitas
dirinya sebagai individu, semetara pada saat yang sama ia ingin
mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak
rapi tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak,
sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan
mengawasi kehidupan remaja.
6. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melaluin kacamatanya
sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain
mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan
sebagaimana yang ia harapkan.
7. Masa remaja adalah ambang masa dewasa
Dengan berlalu usia belasan, remaja yang semakin matang
berkembang dan berusaha memberikan kesan seorang yang hampir
dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang
dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam
berpakaian dan bertindak.
10

2.1.4 Ciri- Ciri Perubahan Masa Remaja.


1. Perkembangan Non Fisik
Masa remaja menurut cirri perkembangan dibagi menjadi tiga
tahap yaitu :
Masa Remaja awal (10 -12 tahun) dengan ciri khas antara lain
ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebayanya, mulai berfikir
abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) dengan cirri khas antara lain
mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan,
berkhayal tentang aktifitas diri, timbul keinginan untuk berkencan,
berkhayal tentang aktifitas seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
Masa Remaja akhir (16-19 tahun) dengan cirri khas antara lain
mampu berfikir abstrak, lebih sensitif dalam mencari temen
sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
2. Perubahan Fisik pada masa remaja
Perubahan yang terjadi yaitu muncul tanda-tanda seks primer,
terjadinya haid yang pertama (menarche) pada remaja perempuan
dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Munculnya tanda-tanda
seks sekunder yaitu pada remaja laki-laki tumbuhnya jakun, penis
dan zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara
bertambah besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh kumis
diatas bibir, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
Pada remaja perempuan yaitu pinggul bertambah lebar,
pertumbuhan rahim dan vagina, tumbuh rambut sekitar kemaluan
dan ketiak, payudara membesar.
3. Perubahan kejiwaan
Pada masa remaja perubahan kejiwaan terjadi lebih lambat dari
fisik dan labil meliputi perubahan emosi dan perkembangan
intelgensia (Saroha Pinem, 2009)
11

2.2 Penyakit Menular Seksual


2.2.1 Pengertian
Penyakit kelamin (veneral disease) sudah lama dikenal dan
beberapa dianataranya sangat populer di Indonesia yaitu Sifilis dan
Gonorre. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan
peradaban masyarakat, banyak ditemukan penyakit-penyakit baru,
sehingga istilah itu tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexually
Transmitted Disease (STD) atau Penyakit Menular Seksual.
Penyakit Menular Seksual merupakan salah satu Infeksi Saluran
Reproduksi yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Kuman
penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasit
(Widyastati, 2009).
2.2.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual
PMS dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit.
Penyakait Menular Seksual dapat ditularkan melaui hubungan seksual
antara lain penyakit Gonorea (GO), Sifilis, Klamidia trachomatis,
Hepatitis B, Herpes simpleks, Virus Papiloma, Trichomonas vaginalis
dan HIV/AIDS. Penaykit Menular Seksual yang ditularkan tanpa
melalui hubungan seksual terjadi akibat kuman yang terdapat pada
saluran vagina yang mengalami pertumbuhan secara luar biasa.
Perilak8u seksual yang mempermudah penularan HIV adalah perilaku
seksual beresiko yaitu hubungan seksual baik secara heteroseksual
(berlainan jenis) homoseksul (sesame jenis) serta cara vagina (melalui
liang senggama) oral seks (melalui mulut) atau anal (melaui
anus/dubur) dengan pasangan yang tidak diketahui riwayat seksualnya
atau dengan pasangan yang tidak tetap, berganti-ganti pasangan
terutama bila tidak menggunakan kondom.(Widyastuti, 2009)
2.2.3 Gejala Umum Penyakit Menular Seksual
Beberapa penyakit menular seksual sering terjadi tanpak gejala,
Sebagai contoh, sampai dengan 70% dari perempuan dan proporsi
yang signifikan dari laki-laki dengan gonokokal adan infeksi klamidia
12

mungkin mengalami gejala sama sekali. Kedua gejala dan infeksi


tanpa gejala dapat menyebabkan perkembangan komplikasi serius.
Meskipun berbagai patogen penyebab Penyakit Menular Seksual
(PMS), beberapa dari mereka menimbulkan tumpang tindih serupa
atau penampilan klinis, dikenal sebagai tanda-tanda dan gejala.
Beberapa tanda-tanda dan gejala yang mudah dikenali dan konsisten,
memberikan apa yang dikenal sebagai sindrom yang menandai adanya
satu atau beberapa patogen. Sebagai contoh, debit dari uretra pada pria
dapat disebabkan oleh gonore saja, klamidia sendirian atau keduanya
bersama-sama.
2.2.4 Akibat yang ditimbulkan Penyakit Menular Seksual
1. Infertilitas, terjadi apabila terdapat infeksi pada alat reproduksi
bagian dalam, misalnya mulut rahim, penyumbat tuba falopi, atau
rusaknya alat reproduksi bagian dalam.
2. Abortus terjadi akibat lemahnya dinding rahim karena
adanyainfeksi.
3. Kerusakan penglihatan, obat dan hati
4. Kangker Serviks
5. Pintu masuk terhadap penyakit HIV/AIDS
6. Kematian
7. Kehamilan di luar kandungan
8. Bayi lahir kurang bulan, radang paru pada bayi (Widyastuti, 2009)
2.2.5 Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
1. Gonorre (GO)
Gonorre diderita oleh 0,2 % seluruh populasi penduduk.
Penyakit gonorre telah dikenal sejak lama dan sampai saat ini masih
merupakan masalah, terutama karena dijumpai kasus dengan strain
yang resister terhadap pengobatan dan sering infeksi terjadi terjadi
bersama denagn mikroorganisme lain seperti clamydia.
13

Gejala klinik seperti disuria, ureteritis, servisitis, fluor albus


berupa nanah encer agak kuning kehijau-hijauan, atau kadang
barholintis akut atau vulvoginitis.
Penyebabnya adalah bakteri Nisseria Gonnoreae dengan
masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk ke dalam tubuh dan
menimbulkan nanah yang berwarna kuning pada vagin. Pada laki-
laki dan perempuan, infeksi ini bisa tanpa gejala. Pada laki-laki,
cairan yang kental dari saluran kencing akan keluar 2-7 hari setelah
terinfeksi. Biasanya orang menderita sakit waktu kencing. Bila
orang melakukan seks anal, mungkin juga keluar cairan yang sama
dari dubur. Pada perempuan, gejalanya biasanya ringan dan ada
kemungkinan untuk tidak terdeteksi. Mungkin ada perasaan tidak
enak waktu kencing. Selain itu, mungkin ada sedikit cairan dari
vagina dan sedikit gangguan di vagina.
Infeksi yang kronis umum terjadi dan bisa menyebabkan
kemandulan. Bayi yang baru lahir yang terinfeksi gonore, matanya
merah dan bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setalah kelahiran, mata
itu akan mengeluarankan cairan yang kental. Kebutaan bisa terjadi
bila pengobatan khusus tidak segera diberikan. Diagnosis adalah
dengan pemeriksaan mikroskopik gram-strain dari smear yang
diambil dari cairan itu atau pun dengan cara pembiakan (Himpid
2009)
2. Sifilis
Disebabkan oleh Treponema palladium, yaitu sebuah
spirochete (bakteri yang berbentuk spiral) dengan masa tanpa gejala
antara 3-4 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman
masuk dalam tubuh. (Widyastuti, 2009).
Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang
bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir
atau dengan cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama
senggama. Penularan bisa terjadi melalui tranfusi darah bila donor
14

berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi bisa ditularkan


dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayinya yang belum lahir.
Hal ini merupakan penyebab penting terjada kelahiran bayi yang
meninggal di daerah-daerah endermis (Himapid 2009)
Kemungkinan diagnosis dapat ditegakan dengan melakukan 2
tipe pemeriksaan serologi, yaitu tes antibody treponema dan tes non
treponema. Biasanya tes serologi positif setelah 4-6 minggu setelah
terjadi infeksi. Semua pasien sifilis harus dikonsultasikan untuk
resiko kemungkinan menderita AIDS, sehingga perlu pemeriksaan
antibody HIV.
Untuk sifilis primer, sekunder dan laten dini dianjurkan
mendapat Benzathine penicillin G dengan dosis 2,4 jika satuan IM
sekali suntik, separuh di kanan dan separuh di kiri. Yaitu 7,2 juta
satuan, di bagi dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta satuan
perminggu dalam 3 minggu (Sarwono,2007)
3. Chlamydia trachomatis
Penyakit klamidia tergolong dalam penyakit menular seksual
atau bisa juga disebut sebagai infeksi menular seksual pada manusia
yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi
Klamadia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh
setia jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. Clamydia
trachomatis hanya ditemukan pada manusia dapat merupakan alat
reproduksi manusia dan penyakit mata.
Chlamydiaceae trachomatis dapat ditemukan tinggal di dalam
sel manusia. Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual
secara vaginal, anal, atau oral, dan dapat mengakibatkan bayi
tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan
tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada
leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa
meraka terinfeksi. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing
(urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa
15

rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan


pada daerah penyimpanan dan kantung sperma (epididymitis)
Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas
terbakar pada pinggul. Jika tanpak perawatan, Klamidia dapat
menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-maslah
kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Klamidia mudah diobati denagn antibiotic. Pada wanita,
klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PRP) yang
berakibat wanita tersebut menjadi mandul (tidak mempunyai anak),
(Himapid, 2009)
4. Cancroid/ulkus mole
Disebabkan oleh Haemophilus ducreyi, sebuah bakteri.
Sangat lazim terjadi di daerah tropis dan sub-tropis di dunia. Lebih
sering terjadi pada laki-laki. Luka cankroid sangat menular.
Ditandai dengan adanya luka yang bernanah atau memborok
yang akut dan sakit dibagian kelamin, biasanya satu dan
diameternya berukuran kurang dari 1 cm. Luka itu biasanya muncul
3-5 hari setelah tertular, dan ditandai dengan adanya pembekakan
yang sakit dari kelenjar setempat. Pada perempuan, cankroid
umumnya terjadi tanpa gejala. Diagnosis bias dipastikan melalui
pembiakan cairan dari luka. (Himapid,2009)
5. Herpes simpleks
Biasanya disebabkan oleh virus Herpes simpleks dengan
masa inkubasi antara 4-7 hari setelah virus berada dalam tubuh.
Pada perempuan sering kali menjadi kangker mulut rahim setelah
beberapa tahun kemudian, infeksi ini belum ada obatnya. Dengan
pengobatan anti virus dapat mengurangi rasa sakit dan lamanya
episode infeksi. Dan virus herpes simpleks tipe 2 ( HSV-2). Terjadi
di seluruh dunia, dan antibody tipe 2 ini ditemukan pada 20-90
persen
16

Orang dewasa. Keluasan sangat berhubungan dengan usia


pertama kali bersanggama serta jumlah pasangan seks selama hidup.
Infeksi pertama biasanya terjadi pada masa remaja atau segera
setelah dimulainya kegiatan seks. Pengulangan infeksi adalah hal
yang biasa. Melahirkan lewat vagina pada perempun hamil dengan
infeksi aktif di kemaluan (terutama yang primer),memiliki risiko
tinggi menyebabkan infeksi yang parah pada anak yang baru
dilahirkan tersebut (Himapid,2009)
Infeksi herpes virus hominis pada orang dewasa biasanya
ringan. Walaupun demekian, penyakit ini dapat menyebabkan
kematian janin dan bayi, Virus tipe II dapat menyebabkan herpes
genetalis dengan gelembung-gelembung berisi cairan di vulva
vagina, dan serviks. Yang dikenal dengan herpes simpleks.
Penularan kepada anak dapat terjadi karena hematom melalui
plasenta, akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban
pecah, atau melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
(Sarwono,2007)
6. Trikomoniasis
Merupakan sebuah infeksi umum yang terjadi teru-menerus
di saluran kencing perempuan. Infeksi ini disebabkan oleh protozoa
Trichomonas vaginalis. Terjadi di seruluh dunia, dan terutama
diagnosis pada perempuan berusia 16-35 tahun. Gejala dan tanda
pada perempuan, infeksi ini menyebabkan peradangan di vagina
sehingga banyak mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan
berbau tidak enak. Walaupun begitu, infeksi ini biasanya tidak
memiliki gejala, dalam jumlah kecil biasanya ada gejala berupa
peradangan saluran kecing.
Penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual, dapat
bertahan hidup pada pakian yang dicuci sehingga dapat menular
apabila saling pinjem-meminjam pakian tersebut. Diagnosis
17

dilakukan dengan pemerikasaan mikroskopik dari cairan serta


identifikasi adanya parasit (Himapid,2009).
2.2.6 Komplikasi Penyakin Menular Seksual
Table 2.1
Komplikasi PMS
Pada Perempuan Pada Bayi Baru Lahir Pada Laki-laki
Radang panggul Prematuritas Epididimitis
Infertilitas Berat lahir rendah (BLR) Prostatis
Kehamilan etopik Sifilis neonatorum Stritur uretra
Keguguran Oftalmia neonatorum Infertilitas
Lahir mati Pneumonia klamidia AIDS
Kangker serviks Septiskimis Hepatitis
AIDS AIDS
Hepatitis Hepatitis
(Sarwono, 2007)

2.2.7 Pencegahan Penyakit Menular Seksual


Langkah baik dalam pencegahan Penyakit Menular Seksual
(PMS). Adalah menghindari kontak langsung, seperti sebagai
berikut :
a. Menunda kegiatan seks bagi remaja
b. Menghindari berganti-ganti pasangan
c. Memakai kondom dengan benar dan konsisten
d. Bila terinfeksi PMS, mencari pengobatan bersama pasangan
seksual
e. Menghindari hubungan seksual bila ada gejala seksual PMS,
misalnya borok pada alat kelamin, atau keluarnya nanah dari alat
kelamin.
f. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS
18

g. Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-


komplikasinya.
(Widyastuti, 2009)
Cara yang paling efektif untuk menghindari terinfeksi atau
transmisi penyakit menular seksual adalah untuk menjauhkan
diri darihubungan seksual (misalnya,oral, vagina, atau seks anal)
tau untuk melalukan hubungan seksual hanya dalam hubunan
jangka panjang yang saling monogami dengan yang tidak
terinfeksi mitra. Pria kondom lateks, jika digunakan secara
konsisten dan bener, sangat efektif dalam mengurangi penularan
HIV dan infeksi menular seksual lainnya, termasuk gonore,
infeksi klamidia dan trikomoniasis. (Widyastuti,2009).
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
pertanyaan. Pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual dapat
ditingkatkan dengan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi yang
dimulai pada usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi dikalangan
remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi,
tetapi juga mengenai bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit
menular seksual dan kehamilan yang belum diharapkan atau kehamilan
beresiko tinggi untuk para wanita (BKKBN, 2005).

2.3.2 Tingkat Pengetahuan


1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang belum
diterima.
19

2. Memahami (comprehensive)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
mempresentasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (application) atau penerapan
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Suatu komponen untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi terhadap materi atau objek. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau kita
ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2005).
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Usia
Umur adalah rentang waktu yang telah dijalani sejak lahir
sampai ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun.Usia
seseorang berkaitan dengan tingkat kedewasaan seseorang dalam
20

bertindak. Semakin bertambah usia seseorang maka akan cenderung


lebih meningkat kemampuan dalam berpikir rasional (Dekdikbud,
2001). Hal ini sagat mengganggu karena perempuan Indonesia
dituntut tetap produktif berkarya dan mengabdi baik terhadap
keluarga maupun terhadap bangsa dan negara (Mangoenprasodjo,
2004).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
mengenai Penyakit Menular Seksual adalah usia, yaitu pada
kelompok usia yang lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan
yang lebih baik dibandingkan pada kelompok usia yang lebih muda
(Linda, 2009)
2. Pendidikan Orang Tua
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi (UU RI No 23 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional)
Pengertian pendidikan adalah satu proses belajar mengajar
dalam bidang pengetahuan, keterampilan, dan sikap professional,
yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yang diakreditasi oleh
lembaga yang berwenang. Pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang tersruktur dan berjenjang dari SD, SLTP, SLTA
(SMU), dan perguruan tinggi. Pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara tersruktur dan berjenjang (Badan Pusat Stastitik, 2004).
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terdapat nilai yang perkenalan.
21

3. Media
Banyak sekali informasi melalui media masa, cetak dan
elektronik yang ditayangkan secara vulgar dan bersifat tidak
mendidi, tetapi lebih cendrung mempengaruhi dan mendorong
perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja bias didapat dari membaca buku,
majalah, surat kabar, televise, dan internet.
Hasil survey yang dilakukan oleh BKKBN dan UNPAD tahun
2005 sangat sedikit remaja yang mengetahui tentang Penyakit
Menular Seksual yaitu yang melalui Televisi 8,7%, melalui
Koran/majalah 7,5%, dan internet 8,9% (Saroha Pinem, 2009).
Hasil penelitian sebelumnya yaitu tentang maslah PMS
(Penyakit Menular Seksual), 99% responden telah mendengarnya.
Hasil terbanyak yaitu (72,5%) didapat dari TV 12% dari
Koran/surat kabar dan 6,3% dari radio. Demikian pula mengenai
HIV/ AIDS, lebih dari 97% telah mendengarkan. Paling banyak
juga dari TV (83,8%) dan penelitian menunjukan bahwa remaja
laki-laki menyatakan media tentang PMS adalah terbanyak dari TV
sebanyak 41% dan 44% pada perempuan, surat kabar/majalah 30%
pada laki-laki dan 33% pada perempuan, internet 27% pada laki-laki
dan 26% pada perempuan (Saroha Pinem, 2009)
Kemajuan media elektronik yang sedang melanda saat ini
membuat remaja menyerbu menikamti memutar VCD dan internet.
Bagi remaja, media di menfaatkan sebagai pengisi waktu luang
untuk lebih banyak meresapi nilai kehidupan yang tidak sesuai
dengan kehidupan yang ada. Dikhawatirkan nilai yang diserap
tersebut akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Keingintahuan tentang seksual merupakan pendorong bagi remaja
untuk memanfaatkan media dalam pemenuhan kebutuhannya
(Sumiati, 2009)
22

4. Sumber Informasi
Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok
masyarakat mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi
remaja. Sasarannya adalah meningkatkan cakupan remaja dan orang
tua yang memperoleh informasi kesehatan reproduksi remaja
melalui kelompok remaja dan orang tua seperti sekolah, karang
tarunan, pramuka, remaja masjid (IRMAS), perusahan, remaja
gereja, PKK, pengajian dan arisan (Yani Widyastuti,2009).
Remaja merasa bahwa membahas soal seks, kesehatan
reproduksi remaja, prilaku seksual lebih terbuka dengan teman
sebaya sendiri dari pada denagn orang tua. Pada umumnya remaja
sangat menghargai pertemana. Banyak remaja merasa enggan untuk
menyampaikan masalah dan mencari jawaban dari orang tuanya.
Penelitian sebelumnya yaitu peran orang tua sebagai sebagai
sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada anak
remajanya baik laki-laki atau perempuan menduduki tempat
tertinggi yaitu 41,6%. Walupun peran orang tua masih kecil, namun
masih dirasakan penting oleh remaja. Keakraban remaja dengan
orang tua membuat mereka yakin bahwa orang tua mereka dapat
membantu memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi.
Hasil menunjukan bahwa remaja perempuan menerima informasi
tentang PMS terbanyak menyatakan dari sekolah (61%), dari teman
(23%) dan orang tua (25%). Remaja laki-laki menyatakan sumber
informasi utama tentang PMS adalah dari teman (53%) dan dari
guru (47%) (Saroha Pinem,2009).
5. Lingkungan
Tidak bisa dipungkiri masih ada masyarakat yang belum tau
tenatang Penyakit Menular Seksual (PMS). Seperti masyarakt yang
masih tinggl jauh dari media-media yang maoderen.
23

6. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-
laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan
tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan
sperma,sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara
biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan
biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat
dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-
laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi
(Menurut Hungu 2007)
2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku22
Menurut Lowrence Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)
bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
yaitu:
1. Faktor Predisposisi
Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai dan motivasi.
2. Faktor Enabling/pendukung
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
Misalnya: rumah sakit, obat-obatan.
3. Faktor Reenforcing/pendorong
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
24

2.4 Kerangka Teori

Remaja

Faktor-faktor yang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi prilaku
mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan
1. Faktor Predisposisi
1. Usia
2. Faktor
2. Pendidikan orang
Enabling/Pendukung
tua
3. Faktor Reenforcing/
3. Media
Pendorong
4. Sumber Informasi
5. Lingkungan
6. Jenis Kelamin

Penyakit Menular Seksual

1. Pengertian
2. Tanda & Gejala
3. Jenis Penyakit Menular Seksual
berdasarkan kuman
4. Dampak Penyakit Menular
Seksual bagi remaja.

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Depkes RI (2007)

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai