PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melakukan transaksi) di bidang barang maupun jasa yang sifat kegiatannya untuk
melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai
tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu
tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau jasa tetapi dapat juga
transaksi jual beli barang saja, namun tidak memperhatikan keamanan dan
kemajuan di bidang teknologi. Pusat perbelanjaan saat ini telah berevolusi dari
asalnya sebagai pusat konsumsi beralih menjadi aspirasi dan gaya hidup konsumen,
2010:
Tabel 1.1
Beberapa Pusat Perbelanjaan yang Berdiri di Medan Tahun 2004-2010
Perkembangan Kota Medan tidak hanya dari segi infrastruktur saja, akan
hanya kumpul-kumpul di suatu mal. Salah satu pusat perbelanjaan yang sedang
berkembang di Medan adalah Sun Plaza. Sun Plaza termasuk ke dalam jenis pusat
menjadi daerah bagi pejalan kaki untuk hilir mudik saat berbelanja.
tertentu, tak terkecuali dengan orang-orang yang berkunjung pada pusat perbelanjaan.
Adapun alasan seseorang melakukan kunjungan tersebut, tentu erat kaitannya dengan
nilai manfaat dari kunjungan tersebut yang akhirnya akan menentukan kepuasan
seseorang itu dengan hasil kunjungannya. Menurut Tjiptono (2005:45), setiap orang
yang mendatangi sebuah pusat perbelanjaan tidak selalu bertujuan membeli barang
atau jasa. Kadangkala, ia hanya sekadar ingin melihat-lihat atau melakukan window
shopping dengan dilandasi salah satu atau beberapa dari motivasi-motivasi berikut:
pentingnya aspek hiburan berbagai upaya telah dilakukan untuk memahami motif-
menggunakan produk atau jasa yang dibeli. Studi eksploratoris kualitatif dan
mood negatif dan berbelanja sebagai perilaku khusus bagi diri sendiri.
khusus.
berkunjung pada Sun Plaza Medan yaitu faktor budaya dan psikologis.
dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan
pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Pemasar perlu
pembeli. Setiap konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma
manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk
2005:39). Budaya juga menjadi acuan, tata cara, pola hidup, serta pranata sosial
peluang besar bagi industri perlengkapan dan pakaian olahraga, makanan alami
berbagai budaya baru lengkap dengan ritual-ritualnya dan sering kali menawarkan
berbagai kenikmatan yang secara tidak langsung telah menjadi acuan, tata cara,
pola hidup, serta pranata sosial yang telah mengikat warga kota. Sama halnya
seperti sebuah keraton sebagai simbol budaya daerah, mal bahkan mampu menjadi
ikon dan simbol budaya baru bagi sebuah wilayah kota dimana di dalamnya
mengandung banyak ritual yang memberikan warga kota beragam pilihan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya hingga menciptakan gaya hidup (life style) yang
baru. Ini juga berarti mal telah menjadi kebutuhan baru yang harus dipenuhi.
ruang publik dan menghilangkan budaya lama yang hidup ditengah-tengah warga
Juli 2010).
di dalamnya, tanpa disadari telah membawa sebuah realisme baru sebagai tempat
anak muda. Mereka akan dianggap kampungan jika tidak pernah atau jarang ke
mal untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di mal. Mal telah menjadi
kampungan. Teori ilmu budaya menyatakan bahwa kelahiran budaya baru akan
dengan sendirinya menghilangkan budaya lama, maka mal pun telah menjadi
budaya yang secara tak langsung telah menghilangkan budaya-budaya yang telah
pertemuan ruang rapat kantor, ritual berolahraga di lapangan olah raga, dan ritual
lainnya.
Budaya lama dikemas dalam ritual baru yang berbeda, misalnya kartu
kredit menggantikan alat pembayaran di mal, treadmill dan bike station di gym
dalam mal menggantikan jalur jogging dan bersepeda, dan kafe-kafe telah
menggeser ruang-ruang rapat. Mal telah menjadi pilihan baru dalam memenuhi
kebutuhan hidup warga kota saat ini. Semuanya ada di mal mulai dari kebutuhan
primer, sekunder, bahkan yang tersier sekalipun tersedia. Fenomena ini pula yang
secara tidak langsung membuat mal menjadi tempat favorit warga kota.
perbelanjaan sebagai pusat hiburan. Biasanya konsep hiburan ini adalah one stop
lainnya. Untuk melengkapi fungsi ini biasanya pusat hiburan tersebut dipenuhi
oleh berbagai restoran baik internasional, nasional, maupun lokal, kafe-kafe yang
banyak digemari anak muda, wahana bermain anak, sarana olahraga, sampai toko
buku. Dengan menyatukan semua hal tersebut di satu tempat yang sebelumnya
dilihat sebagai salah satu bentuk budaya post-modern yang holistik dan cenderung
membongkar sistem organisasi dan tantangan sehingga berbagai fungsi yang ada
disandingkan satu dengan yang lainnya, meskipun persandingan ini tidak memiliki
hubungan yang jelas. Misalnya, toko buku menjadi sebuah kafe sekaligus, atau
sendiri-sendiri, namun dengan adanya konsep pusat hiburan ini maka semua
yang lain, yaitu belanja-kerja-tinggal dalam satu atap. Mal sudah menjadi sebuah
fungsi yang tidak lagi dapat dipisahkan dengan kedua fungsi yang lainnya.
kepraktisan, gaya hidup modern, dan globalisasi, mal seakan telah membius dan
dari krisis dan bahkan menjadi semakin sakit akibat munculnya masalah-masalah
berkunjung dan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi
sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu
sikap.
kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti rasa ingin dikenal,
menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai.
orang itu terpengaruh oleh persepsinya mengenai situasi tersebut. Persepsi adalah
2004:218). Poin pentingnya adalah bahwa persepsi dapat sangat beragam antara
individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. Dalam
pemasaran, persepsi itu lebih penting dari realitas, karena persepsi itulah yang
pusat perbelanjaan misalnya toko yang beragam, produk yang ditawarkan banyak,
tersedia tempat hiburan, movie theater, ukuran mal luas, dekorasi menarik, dan
perbelanjaan daripada apa yang mereka pikirkan tentang produk atau jasa yang
mereka beli. Juga beberapa peneliti berpendapat bahwa banyak tujuan kegiatan
memiliki sikap terhadap agama, politik, pakaian, musik, makanan, dan hampir
konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide (Kotler
kaitannya dengan nilai manfaat dari kunjungan tersebut yang akhirnya akan
uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”
B. Perumusan Masalah
kegagalan dalam mencapai suatu tujuan. Berdasarkan latar belakang masalah yang
C. Kerangka Konseptual
hubungan antara variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang
studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan
dan perilaku dasar yang dipelajari anggota masyarakat dari keluarga dan
pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Pemasar perlu
memahami peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial
pembeli.
berkunjung dan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi
sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu
sikap.
kaitannya dengan nilai manfaat dari kunjungan tersebut yang akhirnya akan
D. Hipotesis
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
Psikologis (X2)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Kotler dan Armstrong, 2004:201 (diolah)
1. Tujuan Penelitian
c. Bagi peneliti lainnya dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi yang
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
a. Variabel Bebas (X) terdiri dari budaya (X1) dan psikologis (X2).
Medan.
dari:
a. Nilai
b. Gaya hidup
c. Pengakuan sosial
dari:
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2008:132). Skala
Penelitian ini dilakukan di Sun Plaza Medan yang berlokasi di Jl. K.H.
Zainul Arifin No.7 Medan. Waktu penelitian ini mulai dilakukan sejak Juni 2010–
November 2010.
a. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah pengunjung Sun Plaza Medan yang pernah melakukan
kunjungan minimal 2 kali dan telah berumur 17 tahun karena usia tersebut
responnya terhadap penelitian ini yang jumlahnya tidak diketahui atau tidak
teridentifikasi (unidentified).
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
memiliki kriteria yang sesuai maka akan dijadikan sebagai sampel penelitian.
untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit untuk diketahui (unidentified)
Keterangan:
n = jumlah sampel
karakteristik tertentu
telah berkunjung sebanyak minimal 2 kali dan telah berusia 17 tahun. Pada
(1,96)2 (0,93)(0,07)
n=
(0,05)2
= 100,03
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data , yaitu data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data ini
majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.
b. Studi Dokumentasi
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga
korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
setiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment dengan bantuan
program SPSS 16.0 for windows. Responden yang digunakan dalam uji validitas
dan reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan pada 30 orang Mahasiswa
Ekonomi Program S-1 Manajemen USU yang tidak menjadi sampel dalam
penelitian. Nilai corrected item total correlation adalah 0,361 untuk 30 responden,
yang dapat dilihat pada Tabel r Product Moment (Situmorang, dkk, 2010:68).
Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
pertama dengan yang berikutnya. Koefisien korelasi positif dan signifikan maka
program SPSS 16.0 for windows. Menurut Ghozali (2008:58), suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari
0,80. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
ditentukan reabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: Jika r alpha positif atau > r
Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel
Metode analisis data merupakan cara atau teknik dalam mengkaji data
yang terkumpul dalam hubungannya dengan hipotesis. Sesuai dengan masalah dan
yang diteliti.
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum
1) Uji Normalitas
2) Uji Heteroskedastisitas
dkk, 2010:129).
bantuan program SPSS 16.0 for windows agar hasil yang diperoleh lebih
terarah.
Y = a + b1X1 + b2X2 + ei
Keterangan:
Y = Keputusan berkunjung
a= Konstanta
X1 = Faktor budaya
X2 = Faktor psikologis
secara bersama-sama.
keputusan berkunjung.
berkunjung.
(Sugiyono, 2008:12).
keputusan berkunjung.
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dapat dilihat dengan
2008:186)
2
Sebaliknya jika nilai R semakin dekat nilai 0 maka pengaruh variabel
kemampuan variabel bebas (Xi) yaitu budaya (X1) dan psikologis (X2)