Anda di halaman 1dari 2

1.

MASUKNYA ISLAM DI TANAH LUWU


A. MASUKNYA ISLAM DI TANA LUWU
Sebelum agama Islam masuk ke tanah luwu, masyarakat mulanya menganut Animisme
(Alu’ To Dolo’). Setelah beberapa lama, Luwu baru menerima agama Islam.
Menurut sumber yang ada, Islam pertama kali masuk dan berkembang di tanah Luwu
sekitar tahun 1603 M dan disebarkan oleh 3 (tiga) khatib bersaudara, yakni Datuk Sulaiman,
Datuk Ri Bandang, dan Datuk Di Tiro. Namun, yang berperan utama dalam penyebaran
agama Islam di Luwu ini adalah Datuk Sulaiman, dikenal oleh masyarakat setempat dengan
nama Datuk Patimang. Perlu diketahui bahwa Datuk Patimang adalah seorang mubalig
utusan kesultanan Johor yang berasal dari daerah Kato Tengah, Minangkabau, Sumatera
Barat.
B. PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI TANA LUWU
Setelah Raja Luwu Payung Luwu XV La Pattiware Daeng Parrebung memeluk
islam, maka selanjutnya pejabat istana memeluk agama islam. Dikarenakan pada waktu itu
jika Raja telah memeluk agama Islam, maka secara tidak langsung pejabat istana memeluk
agama islam juga sebagai tanda kehormatan mereka kepada sang Raja.
Setelah rakyat mendengar bahwa Raja Luwu Payung Luwu XV La Pattiware
Daeng Parrebung memeluk Islam, maka rakyat kerajaan Luwu pun mulai menyatakan diri
masuk islam secara sah.
C. KEADAAN ISLAM SAAT INI DI TANAH LUWU
Islam yang berkembang saat ini di Luwu, tak bisa dilepaskan dari peran Datuk
Patimang yang pada tahun 1603 M berhasil mengislamkan Raja Luwu Payung Luwu XV
La Pattiware Daeng Parrebung yang kemudian menjadikan agama Islam sebagai agama
kerajaan pada masa itu.
Saat ini, pemeluk Islam di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Luwu menjadi
mayoritas dan pemeluknya tetap taat menjalankan ajaran Islam. Hingga beberapa
peninggalan yang menjadi saksi bisu perjalanan Islam di tanah Luwu, antara lain Masjid Jami
Tua Palopo, dan Makam Datu Patimang masih kokoh berdiri.
2. FILOSOFI PAJUNG (RAJA) RI LUWU
A. PAJUNG RI LUWU KE-23 DAN 25 WE TENRI LELEANG

Dalam makalah ini kami mengangkat materi pajung ri luwu ke-23 dan 25 yaitu Tenri
Leleang karena beliau adalah seorang tokoh wanita yang banyak ditulis didalam lontara
Bugis yaitu We Tenri Leleang, adalah seorang raja yang dua kali menjabat sebagai pajung ri
Luwu yaitu Pajung yang ke 23 dan 25.
Salah satu bukti bahwa dalam islam tidak melarang menggunakan sistem kerajaan
dalam pemerintahan kami angkat dalam kisah raja sualiman:
 Diberikan hikmah dan ilmu sebagaimana ayahnya Nabi Daud.
 Memahami suara hewan
 Menakluk kerajaan Saba.
 Kebesaran kerajaan Nabi Sulaiman melewati penguasaan ke atas jin-jin, hewan-
hewan dan bahkan termasuk menundukkan angin.
 Di kelilingi pasukan menteri dan pembesar yang kuat dan berwibawa.

Anda mungkin juga menyukai