Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEADILAN DALAM BISNIS

Oleh,

Wiwik Permatasari : 18 0402 0129


Ayu Amelia : 18 0402 0140
Salma : 18 0402 0127
Andi Sartika. N : 18 0404 0168
Ferdiyanto : 18 0402 0147
Hasnawati : 18 0402 0122
Dosen Pengampuh:

Nasrullah Nursyam, SE., MM.

PROGRAMN STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis persembahkan kehadirat


Allah swt, karena atas berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya semata sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul: “Ekonomi Dan
Keadilan ” dengan baik sesuai dengan rencana. Penulisan makalah ini didorong
oleh sebuah keinginan untuk memberikan konstribusi nyata sebagai akademis dan
peneliti guna memajukan pembangunan hukum nasional khususnya pada bidang
keilmuan yang berbasis pada Hukum Perbankan Syariah. Makalah ini sangat
terbuka dan terus melakukan perbaikan, untuk itu kami mengundang para
pembaca memberikan saran, kritik dan masukan untuk perbaikan makalah
kami,dan berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam
bidang Perbankan Syariah.

Palopo, 19 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian rujukan....................................................................2
B. Cara Merujuk............................................................................2
C. Cara Menulis Daftar Rujukan...................................................4
D. Fungsi Rujukan.........................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................10
B. Saran.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah keadilan berkaitan secara timbal balik dengan kegiatan bisnis,


khususnya bisnis yang baik dan etis. Terwujudnya keadilan masyarakat, akan
melahirkan kondisi yang baik dan kondusif bagi kelangsungan bisnis. Praktik
bisnis yang baik, etis, dan adil akan mewujudkan keadilan dlm masyarakat.
Sebaliknya ketidakadilan yang merajalela akan menimbulkan gejolak sosial yang
meresahkan para pelaku bisnis.

Dalam kaitan dengan keterlibatan sosial, tanggung jawab sosial


perusahaan berkaitan langsung dengan penciptaan atau perbaikan kondisi sosial
ekonomi yang semakin sejahtera dan merata. Tidak hanya dalam pengertian
bahwa terwujudnya keadilan akan menciptakan stabilitas sosial yang akan
menunjang kegiatan bisnis, melainkan juga dalam pengertian bahwa sejauh
prinsip keadilan dijalankan akan lahir wajah bisnis yang lebih baik dan etis. Tidak
mengherankan bahwa hingga sekarang keadilan selalu menjadi salah satu topic
penting dalam etika bisnis.

Keadilan merupakan salah satu ciri hukum. Dalam hukum, tuntutan


keadilan mempunyai dua arti, yaitu formal dan arti material. Dalam arti formal.
Keadilan menuntut supaya hukum berlaku secara umum, semua orang dalam
situasi yang sama di perlakukan secara sama. Dengan kata lain hukum tidak
mengenal pengecualian. Oleh karena itu di hadapan hukum kedudukan orang
adalah sama, inilah yang disebut asas kesamaan atau kesamaan kedudukan.

Selain itu ciri keadilan, hukum juga memiliki ciri kepastian. Kepastian di
sini bukan semata – mata formal seperti apa yang tersurat dalam hukum, tetapi
kepastian yang dalam pelaksanaannya mengandalkan orientasi. Kepastian tersebut
menuntut agar hukum dirumuskan secara sempit dan ketat, sehingga tidak terjadi
kekaburan atau penafsiran yang berbeda – beda.

Keadilan dalam bidang ekonomi adalah satu keadaan atau situasi di mana
setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya. Ini lantas berarti bahwa
keadilan dalam bidang ekonomi adalah perlakuan yang adil bagi setiap orang
untuk mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan potensi
yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keadilan dalam bisnis?
2. Bagaimana hubungan bisnis dengan pemerintah?
3. Bagaimana hubungan bisnis dengan karyawan?
4. Bagaimana hubungan perusahaan dengan masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud keadilan dalam bisnis!
2. Untuk mengetahui hubungan bisnis dengan pemerintah!
3. Untuk mengetahui hubungan bisnis dengan karyawan!
4. Untuk mengetahui hubungan perusahaan dengan masyarakat!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ekonomi dan Keadilan


1. Ekonomi
Ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan
manusia yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi
terhadap barang dan jasa.
Ada juga yang menyebutkan definisi ekonomi adalah semua yang
berhubungan dengan upaya dan daya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya untuk mencapai suatu tingkatan kemakmuran.
Istilah “Ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Oikos” yang
artinya keluarga/ rumah tangga, dan “Nomos” yang artinya peraturan/ hukum.
Sehingga arti Ekonomi secara harfiah adalah suatu manajemen rumah tangga
atau aturan rumah tangga.1
Ekonomi sebagai ilmu didefinisikan sebagai studi tentang cara
bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk
memproduksikan komoditas-komoditas yang berharga dan
mendistribusikannya diantara orang-orang yang berbeda. Masalah keadilan
atau ketidakadilan baru muncul, jika tidak tersedia barang cukup bagi semua
orang yang menginginkannya. Adil tidaknya suatu keadaan selalu terkait juga
dengan kelangkaan.
Ekonomi dan keadilan selalu terkait atau sekurang-kurangnya
seharusnya terkait. Keadilan menjadi kata hampa belaka, bila tidak tersedia
barang yang cukup (kemakmuran) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tetapi kemakmuran saja tidak menjamin adanya keadilan, bila kekayaan
tidak terbagi dengan seimbang.

1Maxmanroe, “Pengertian Ekonomi: Definisi, Prinsip, Motif, dan Kegiatan Ekonomi”.


Official Website Of Maxmanroe https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-
ekonomi.html (19 September 2019)
2. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori,
keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Intinya, keadilan adalah
meletakkan segala sesuatu pada tempatnya atau sesuai dengan porsinya, adil
tidak harus merata berlaku bagi semua orang tetapi sifatnya sangat subjektif.
Keadilan bisa juga diartikan sebagai adalah suatu hal yang berkaitan dengan
sikap dan tindakan dalam hubungan antar manusia yang berisi sebuah
tuntutan agar antar sesama mendapatkan perlakuan sesuai hak dan
kewajibannya.2
Dengan adanya keadilan, maka kehidupan masyarakat dalam
berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik lagi. Keadilan diperlukan di
segala bidang kehidupan baik itu hukum, ekonomi dan lain sebagainya.
Hilangnya keadilan dapat memunculkan berbagai masalah di tengah
masyarakat.
Keadilan merupakan suatu topik penting dalam etika telebih dalam
konteks ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas perasaan atau sikap
batin saja tetapi menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau
dituntut oleh berbagai pihak. Antara ekonomi dan keadilan terjalin hubungan
erat, karena dua-duanya bersasal dari sumber daya yang sama yaitu masalah
kelangkaan. Kelangkaan adalah asal-usul dari ekonomi dalam dua arti.
Tentang barang yang melimpah ruah dan tidak menimbulkan masalah
ekonomi dan tentang barang yang tidak melimpah ruah namun menimbulkan
masalah ekonomi.
Orang-orang Roma kuno terkenal karena menciptakan suatu sistem
hukum yang bagus (Ius Romanum), yang masih dikagumi dan dipelajari
sekarang ini juga, bukan saja oleh para sejarawan tetapi juga oleh para ahli

2Muhammad Yusuf Anshori. “Pengertian Keadilan Menurut Para Ahli dan Secara
Umum Beserta Macam Macam Keadilan”, Official Website Of Muhammad yusuf Anshori.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-keadilan/ (19 September 2019)
hukum. Pengarang Roma, Ulpianus, yang dalam hal ini mengutip orang
bernama Celcus, menggambarkan keadilan dengan “tribuere cuique suum”.
Dalam bahasa Inggris berbunyi “to give everybody his own” atau dalam
bahasa Indonesia “memberikan kepada setiap orang yang dia empunya”. Bagi
kita titik tolak untuk refleksi tentang keadilan adalah memberikan kepada
setiap orang apa yang menjadi haknya.
Tiga ciri khas penanda keadilan : keadilan tertuju pada orang lain,
keadilan harus ditegakan, dan keadilan menuntut persamaan. Tiga unsur
hakiki yang terkandung dalam pengertian keadilan itu perlu dijelaskan lebih
lanjut.
Pertama, keadilan tertuju pada orang lain atau keadilan selalu ditandai
other directedness (J. Finnis). Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya bisa
timbul dalam konteks antar-manusia. Untuk itu diperlukan sekurang-
kurangnya dua orang manusia.
Kedua, keadilan harus ditegakan atau dilaksanakan. Jadi, keadilan
tidak diharapkan saja atau dianjurkan saja. Keadilan mengikat kita, sehingga
kita mempunyai kewajiban. Ciri itu disebabkan karena keadilan selalu
berkaitan dengan hak yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu dalam konteks keadilan bias dipakai “bahasa hak”
atau “bahasa kewajiban”, tanpa mengubah artinya. Dalam mitologi Romawi
dewi Iustitia (keadilan) digambarkan dengan memegang timbangan dalam
tangan. Timbangan menunjuk kepada cirri kedua: keadilan harus
dilaksanakan persis sesuai dengan bobobt hak seseorang.
Ketiga, keadilan menuntut persamaan (equality). Atas dasar keadilan,
kita harus memebrikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa
kecuali. Dewi Iustita yang memegang timbanga dalam tangannya,
digambarkan juga dengan matanya tertutup dengan kain. Sifat terakhir ini
menunjuk kepada cirri ketiga. Keadilan harus dilaksanakan terhadap semua
orang, tanpa melihat orangnya siapa.
a. Pembagian Keadilan
Jenis-Jenis keadilan :
1) Pembagian Klasik
Cara membagi keadilan ini terutama ditemukan dalam kalangan
thomisme, aliran filsafat yang mengikuti jejak filsuf dan teolog besar,
Thomas Aquinas (1225-1274). Dia juga mendasrkan pandangan
filosofisnya atas pemikiran Aristoteles dalam masalah keadilan pun
demikian. Keadilan dapat menyangkut kewajiban individu-individu
terhadap masyarakat, lalu kewajiban masyarakat terhadap individu-
individu dan akhirnya kewajiban antara individu-individu sata sama lain.
Tiga macam keadilan itu masing-masing disebut keadilan umum,
distributive dan komutatif. Hal itu sekarang perlu dijelaskan lebih rinci.
a) Keadilan umum (general justice) : berdasarkan keadilan ini para
anggota masyarakat diwajibkan untuk member kepada masyarakat
(secara konkret berarti: negara) apa yang menjadi haknya. Keadilan
umum ini menyajikan landasan untuk paham common good
(kebaikan umum atau kebaikan bersama). Berarti kita harus
menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
b) Keadilan distributive (distributive justice) : berdasarkan keadilan ini
negara (secara konkret berarti: pemerintah) harus membagi
segalanya dengan cara yang sama kepada para anggota masyarakat.
Dalam bahasa Indonesia bisa dipakai nama “keadilan membagi”.
c) Keadilan komutatif (commutative justice) : berdasarkan keadilan ini
setiap orang harus memberikan kepada orang lain apa yang menjadi
haknya. Hal itu berlaku pada taraf individu maupun social. Dalam
bahasa Indonesia bisa dipakai nama “keadilan tukar-menukar”.
Keadilan komutatif menjadi fundamennya, jika orang mengadakan
perjanjian atau kontrak.3
2) Pembagian pengarang Modern
Pembagian keadilan menurut beberapa pengarang modern tentang
etika bisnis, khususnya John Boatrigh dan Manuel Velasquez. Mereka

3
Sakinah P Sari, “Ekonomi dan Keadilan”, Official Website Of Sakinah P Sari,
https://www.scribd.com/doc/260919860/ETIKA-BISNIS-Bab-3-Ekonomi-Keadilan .(19
September 2019)
pun mendasarkan pemikirannya dari Aristoteles. Maka tidak
mengherankan, bila pembagian kedua ini bertupang tindih dengan
pembagian pertama.
a) Keadilan distributive (distributive justice) : dimengerti dengan cara
pembagian klasik. Benefits and burdens.
b) Keadilan retributive (retributive justice) : berkaitan dengan
terjadinya kesalahan. Hukuman atau denda yang diberikan kepada
orang yang bersalah haruslah bersifat adil. Tiga sayarat yang harus
dipenuhi supaya hukuman dapat dinilai adil. Pertama, kesengajaan
dan kebebasan.Kedua, asas praduga tak bersalah. Ketiga, Hukuman
harus konsisten dan proporsional dengan pelanggaran yang
dilakukan. Syarat konsistensi terpenuhi, jika selalu diambil tindakan
terhadap suatu pelanggaran dan jika semua pelanggar dikenakan
hukuman yang sama. Syarat prroporsionalitas terpenuhi, jika
hukuman atau denda yang ditetapkan tidak melebihi kerugian yang
diakibatkan.
c) Keadilan kompensatoris (compensatory justice) menyangkut juga
kesalahan yang dilakukan, tetapi menurut aspek lain. Berdasarkan
keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan
kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau instansi yang
dirugikan. Supaya kewajiban kompensasi ini berlaku, perlu
terpenuhi tiga syarat. Pertama, tindakan yan mengakibatkan
kerugian harus salah atau disebabkan kelalaian. Kedua, perbuatan
seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian. Ketiga,
kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas.
3) Keadilan Individual dan Keadilan Sosial
Cara yang paling baik untuk menguraikan keadilan social dan
adalah membedakannya dengan keadilan individual. Pelaksanaan
keadilan individual tergantung pada kemauan atau keputusan satu orang
(atau bisa beberapa orang ) saja. Dalam pelaksanaan keadilan social,
tergantung dari struktur-struktur masyarakat di bidang social-ekonomi,
politik, budaya dan sebagainya.

Keadilan social terlaksana jika hak-hak social terpenuhi. Tetapi


perlu diakui bahwa keadilan individual sering kali dapat dilaksanakan
dengan sempurna. Namun keadilan social tidak pernah terlaksana dengan
sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.

3. Keadilan Dalam Ekonomi


Keadilan memegang peranan penting dalam konteks ekonomi dan
bisnis, karena menyangkut barang yang diincar banyak orang untuk dimilki
atau dipakai. Sejarawan ide sosial dan politik yang berkebangsaan Kanada,
C.B. MacPherson, berpendapat bahwa dalam zaman modern keadilan
ekonomis tidak banyak diperhatikan, sampai muncul lagi dengan kuatnya
sekitar pertengahan abad ke 19 dan berperang penting dalam demokrasi-
demokrasi parlementer sepangjang abad ke 20.
Masyarakat tidak mungkin dikatakan diatur dengan baik kalau tidak
ditandai dengan keadilan. Namun alangkah lebih baik keadilan harus
berperan pada tahap sosial maupun individual. Juga dalam konteks ekonomi
dan bisnis. Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat, tetapi
keadilan merupakan juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis
secara pribadi. Supaya dapat hidup dengan baik, disamping nilai-nilai
ekonomis, pebisnis pun harus memberi tempat juga kepada nilai-nilai moral
yaitu yang terpenting adalah keadilan.

B. Hubungan Bisnis Dengan Pemerintah

Jika kita bertanya jepada para pedagang kecil maupun pedagang


besar,bagaimana pandangan mereka terhadap pemerintah dalam bidang bisnis.
Jawaban nya mungkin hanya mengemukakan segi segi negatifnya saja, yaitu
memungut pajak dan bermacam iuran. Jawaban mereka mungkin benar mereka
tidak mengetahui apa sebenarnya peranan pemerintah dalam mengatur sistem
perdagangan dan perekonomian secara menyeluruh. Bagi beberapa
pengusaha,mungkin pemerintah dianggap sebagai saingan,tetapi mereka gembira
karena persaingan dengan pemerintah dalam bidang bisnis cukup baik, karena
pemerinta tidak begitu terbiasa mengelola bisnis. Mereka menganggap pemerintah
lemah dalam bidang bisnis. Pemerintah mempunyai 4 peranan dalam dunia bisnis;

1. Sebagaipengaturdanpemaksa.
2. Sebagaikonsumen.
3. Sebagaisaingan.
4. Sebagaipemberisubsidi.

Pemerintah sebagai hal nya mengatur lokasi perusahaan pada daerah tertentu,
membangun kawasan industri(industrial estate) seperti banyak dijumpai didaerah
bekasi,disepanjang jalan Tol Cikampek- Purwakarta, di Pulau Gadung daearh
Cicalengka(dibandung) dan sebagainya. Pemerintah membuat bermacam macam
peraturan untuk menjaga agar suasana perdagangan berjalan secara lancar,adanya
persaingan yang sehat,tidak saling mematikan antara pengusaha yang satu dengan
pengusaha yang lain nya sehingga timbul konsep bapak dan anak asuh dalam
duniabisnis. Pemerintah juga dapat turut mengendalikan harga dengan
menerapkan kebijakan harga,ceilling price ataupun floor price. Ceilling price
diartikan pemerintah menetapkan harga tertinggi dan para pedagang tidak boleh
menjualblebih tinggi dari harga yg sudah ditetapkan. Tujuan nya untuk
melindungi rakyat, misal penetapan haralga gula pasir, beras, tepung terigu, dan
barang kebutuhan rakyat lain nya. Floor price yaitu penetapan harga terendah
yang dibolehkan oleh pemerintah, tidak boleh menjual lebih rendah dari itu,
tujuan nya untuk melindungi kaum produsen,umumnya para petani yang menjual
hasil pertanian nya pada musim panen,cenderung harga menurun terus. Penurunan
harga terus menerus ini harys dicegah dengan turut sertanya pemerintah
memainkan peranan melalui kebijakan harga.

pemerintah sebagai pengatur dan pemaksa akan mengatur perusahaan


menataati dan menjaga lingkungan dari bahay polusi,pelestarian alam,dengan
manajemen terpuji dalam berbagai bodang seperti kualitas produksi,kebersihan
lingkungan,kesejahteraan karyawan, mutu layanan terhadap masyrakat,dan
sebagainya dengan memberikan berbagai sertifikat kelayakan.
– pemerintah sebagai konsumen, pemerintah memiliki anggaran belanja yang
terbesar dinegara kita. Dengan anggaran belanja tersebut,sebagian digunakan
untuk membeli barang dan jasa. Para produsen memanfaatkan dana besar yang
ada pada pemerintah,agar mereka dapat ditunjuk sebagai leveransir atau penjual
buat pemerintah. Pemerintah membeli segala macam barang, seperti bahan
bangunan, kayu, besi, semen, pakaian, mobil, alat alat tulis kantor, sampai
perlengkapan teknologi canggih. Pemerintah sebagai saingan, pemerintah
menguasai bisnis tertentu, terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Akan tetapi, para pengusaha swasta juga diberi kesempatan bergerak dibidang
tersebut. Pemerintah menguasai perusahaan air minum, listrik, telekomunikasi,
pos,perbankan,keretaapi,gedung-gedung,dan sebagainya. Pemerintah sebagai
pemberi subsidi, subsidi diberikan oleh pemerintah agar kegiatan perekonomian
berjalan dengan semestinya,misalnya subsidi terhadap kaum petani dengan cara
membeli gabah lebih mahal dari harga sebenarnya,atau memberi subsidi terhadap
pupuk yang dibeli oleh petani. Jika harga pupuk tidak disubsidi oleh
pemerintah,harga pupuk tidak akan terjangkau oleh petani. Oleh sebab itu subsidi
diberikan juga pada bensin yang dibeli oleh konsumen dan para pengusaha untuk
menjalankan usahanya.4

1. Konflik Pemerintah dengan Bisnis


Dalam kondisi tujuan pemerintah dan tujuan bisnis yang tidak lagi
sejalan, akan mengakibatkan pertentangan. Setelah terjadi skandal Enron,
sebagai salah satu bentuk kegagalan dari industri pengauditan, badan
pengawas pasar modal dan sekuritas Amerika (SEC) menerbitkan
Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2003. Aturan ini membatasi kemampuan
kantor akuntan publik untuk menawarkan jasa konsultasi dan pengauditan

4
Teguh Halim, “Hubungan Bisnis dengan Pemerintah” , Blog Teguh Halim Santoso16,
https://teguhalimsantoso16.wordpress.com/2014/11/27/hubungan-bisnis-dan-pemerintah/ (27
November 2014).
kepada kliennya. Pemerintah mungkin bertentangan terhadap bisnis dalam
eksternalitas negatif muncul. Eksternalitas negatif, atau efek berlebih,
disebabkan dalam manufaktur atau pendistribusian produk meningkatkan
biaya-biaya tidak terencana atau tidak diinginkan (ekonomis, fisik atau
psikologi) yang ditanggung oleh konsumen, pesaing, komunitas dekat,
atau satakeholder bisnis lainnya. Untuk mengendalikan biaya-biaya
tersebut, pemerintah bertindak mengatur tindakan bisnis. Hubungan
pemerintah dan bisnis dapat mencangkup dari salah satu kerja sama
sampai dengan salah satu konflik, dengan berbagai tahap diantaranya.
Akan tetapi, hubungan ini dapat berubah secara drastis. Hubungan
kooperatif pada satu isu tidak menjamin adanya kerjasama pada isu
lainnya. Hubungan pemerintah-bisnis merupakan hal yang perlu
diperhatikan secara hati-hati oleh para manajer untuk diarahkan menjadi
kekuatan yang dapat mendorong hubungan positif bisnis dan pemerintah. 5
2. Dampak kebijakan pemerintah terhadap bisnis
Kebijakan pemerintah juga mencakup berbagai aktivitas yang
berhubungan dengan bisnis. Undang-undang mengenai ketenagakerjaan,
misalnya, dibuat agar pengusaha dan karyawan bisa melaksanakan
tugasnya sesuai hak dan tanggung jawab masing-masing. Di sisi lain, ada
pula beberapa kebijakan lain yang dapat berdampak secara tidak langsung
pada bisnis Anda.
a. Regulasi pajak
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
adalah kebijakan fiskal, yakni kebijakan ekonomi yang digunakan
untuk mengelola perekonomian negara agar menjadi lebih baik.
Caranya adalah dengan fokus pada penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Secara tidak langsung, kebijakan fiskal bisa berpengaruh
terhadap bisnis di Indonesia, yakni dalam hal pajak.

5
Rudi Post, “Konflik Pemerintah Dengan Bisnis”. Blog Rudi Post,
https://rudipost.wordpress.com/2012/02/04/hubungan-bisnis-pemerintah/ (4 Februari 2012)
Pasalnya, salah satu sumber pemasukan pemerintah berasal dari pajak,
termasuk pajak bisnis. Pebisnis diharuskan untuk membayar pajak
sejumlah sekian persen dari hasil keuntungan mereka. Belum lagi pajak
gedung jika Anda memiliki kantor. Alhasil, demi bisa membayar pajak
kepada pemerintah, pebisnis menaikkan harga produk yang dijual.
Itulah mengapa saat konsumen membeli makan di restoran, misalnya,
mereka diharuskan untuk membayar pajak sebanyak 10%.

b. Fluktuasi harga barang ekspor-impor


Menjelang akhir 2017 lalu, Menteri Keuangan Indonesia Sri
Mulyani Indrawati menerbitkan postingan di Facebook tentang dampak
yang bisa terjadi jika kewajiban bea masuk ditiadakan. Berdasarkan
penjelasan beliau, jika bea masuk ditiadakan, barang-barang impor akan
mudah menguasai pasar Indonesia sehingga kegiatan produksi dalam
negeri pun terancam. Alhasil, diberlakukan kebijakan bea tentang
barang bawaan penumpang dari luar negeri yang merupakan otoritas
dari Direktorat Jenderal Bea.

c. Cukai kementerian keuangan


Di satu sisi, hal ini sebetulnya berdampak baik bagi para pebisnis
yang menjual barang-barang lokal. Namun, di sisi lain, para pebisnis
yang menjual barang-barang impor, terutama para pebisnis online, jadi
kelabakan. Jumlah pajak yang dikenakan mau tak mau membuat
pebisnis barang impor menaikkan harga mereka. Jika harga produk
tidak dinaikkan, pebisnis barang impor hanya bisa mengambil untung
sedikit atau bahkan tidak sama sekali.

d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Keberlangsungan suatu bisnis juga sangat dipengaruhi oleh


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama bagi bisnis-bisnis
yang sudah go public dan memungkinkan publik untuk ikut berinvestasi
pada bisnis mereka. Jika IHSG menurun, bisnis bisa kelimpungan
karena mereka khawatir publik tidak akan kembali membeli saham
investasi mereka kembali. Jika tidak ada investasi yang cukup, bisnis
tentu bisa tersendat.

Nah, kondisi IHSG ini juga cukup dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
yang berlaku. Pada Maret 2018 lalu, misalnya, pemerintah sempat mengumumkan
tentang penurunan tarif jalan tol. Hal ini berdampak pada keuangan PT Jasa
Marga (Persero) Tbk selaku pihak yang membangun jalan tol di Indonesia.
Pasalnya, salah satu pemasukan berasal dari tarif jalan tol. Dilansir
dari bisnis.com, Jasa Marga harus membayar cicilan pokok ke bank serta obligasi,
sekaligus tetap melanjutkan proyek pembangunan jalan tol yang tentu saja
membutuhkan dana besar

Sebagai bagian dari masyarakat, pebisnis memang tidak bisa berbuat


terlalu banyak terhadap kebijakan yang diberlakukan pemerintah. Mau tak mau
Anda harus bisa bersikap fleksibel dalam merespon berbagai kebijakan tersebut.
Karenanya, usahakan untuk selalu update dengan perubahan kebijakan terkini.6

C. Hubungan Antara Karyawan Dan Perusahaan

1. Hubungan industrial

Hubungan Industrial memusatkan perhatian pada pola perilaku dan


Interaksi pekerja - pengusaha.

Hal-hal yang terkait dengan HI:

a. Pekerja dan serikat pekerja


b. Pengusaha dan asosiasi pengusaha
c. Peraturan hukum dan perundang-undangan

6
Midtrans. “Dampak Kebijakan Bisnis dalam Perusahaan” . Blog Midtrans,
https://blog.midtrans.com/dampak-kebijakan-pemerintah-terhadap-bisnis/ (11 Juni 2018)
d. Peran-peran tertentu yang berupaya menjembatani
e. Interaksi antara pekerja dan pengusaha
f. Aspek-aspek politik, sosial, ekonomi dan kultural yang
g. Mempengaruhi HI
h. Fenomena konflik industrial

2. Keterkaitan Antara Pemerintah –Karyawan Dan Manajemen

Pemerintah memberikan Perlindungan dari aktivitas ilegal


manajemen kepada karyawaan, sedangkan karyawaan memberikan kinerja
yang baik kepada manajemen serta manajemen memberikan peluang
berkarya kepada karyawan dan pemerintah memberikan Perlindungan dari
aktivitas ilegal organisasi karyawan kepada manajemen.

3. Dilema Yang Dihadapi Oleh Serikat Pekerja

Biasanya dilihat dari dua pendekatan yaitu:

a. Business Unionism

Biasanya mempunyai tujuan untuk serikat pekerja


yaitu Memaksimalkan jumlah anggota yang dapat
bekerja atau Memaksimalkan upah dan tunjangan dari anggota

b. Social Unionism

Biasanya mempunyai tujuan uuntuk serikat pekerja yaitu,


memaksimalkan kesejahteraan dari anggota atau memaksimalkan
kesejahteraan dari masyarakat yang bekerja.7

4. Jalin Hubungan Baik Antara Perusahaan dan Karyawan

Karyawan dan perusahaan keduanya adalah hal yang saling


berhubungan dan membutuhkan karena tanpa ada karyawan, perusahaan
tidak dapat berjalan dengan baik. Demikian tanpa ada perusahaan

7
Lutfan Nisa, “Hubungan Antara Bisnis dengan Karyawan” . Blog Lutfan Nisa,
http://lutfannisa.blogspot.com/2012/09/hubungan-antara-karyawan-dan-perusahaan.html (21
September 2012)
bagaimana karyawan dapat bekerja. Hal yang akan saya bahas disini
adalah menjalin hubungan baik dengan karyawan, berikut caranya :
a. Outing

Ajaklah karyawan untuk pergi outing karena biasanya di tempat


outing kita akan menemukan permainan ketangkasan yang akan membantu
karyawan dalam pengembangan diri. Untuk pergi ke tempat outing
perusahaan harus menggunakan mobil yang cukup besar sehingga
karyawan dapat pergi bersama dan biasanya jasa sewa mobil menyediakan
mini bus dan mobil besar lainnya yang sangat di perlukan oleh karyawan.

b. Liburan

Ajaklah karayawan liburan bersama seperti ke pantai, pulau, puncak,


taman wisata dan tempat liburan lainnya. Hal ini membantu karyawan
melupakan jenuh, kesal dan bosan dengan pekerjaan. Untuk pergi liburan
sebaiknya gunakan jasa sewa mobil karena jumlah karyawan yang cukup
banyak.

c. Makan Siang

Makan siang bersama mungkin menurut sebagian orang tidak berarti tapi
menurut saya mulailah menjalin hubungan baik melalui hal kecil seperti makan siang
bersama sehingga membuat karyawan merasa di hargai oleh perusahaan.

d. Penghargaan

Berikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi karena karyawan


juga membutuhkan penghargaan dari hasil kerja mereka.8

D. Hubungan Bisnis Dan Masyarakat


Bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa Indonesia dikenal Rumah
Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan dengan RTK (Rumah Tangga
Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga Perusahaan dengan Rumah Tangga

8
Komposiana, “Jalin Hubungan Baik Antar Karyawan” . Official Website Of Komposiana,
https://www.kompasiana.com/caracepatefektif.blogspot.com/55003b3ba33311e572510240/jali
n-hubungan-baik-antara-perusahaan-dan-karyawan-part-i (28 Oktober 2018)
Konsumsi erat sekali dan saling membantu satu sama lainnya dalam mencapai
kemajuannya.
RTK menyediakan dan RTP membutuhkan factor-faktor produksi berupa alam,
tenaga kerja, modal dan skill. Kemudian RTP akan membayar harga faktor
produksi ini berupa rente tanah, upah buruh, bunga modal dan laba pengusaha.
Faktor-faktor produksi tadi di olah atau diproses dalam Rumah Tangga
Perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa dan dijual ke Rumah
Tangga Konsumsi. Rumah Tangga Konsumsi membayar barang dan jasa ini
dengan tenaga belinya, ini disebut daya beli efektif (efective demand), artinya
permintaan terhadap suatu barang yang diikuti dengan membayar harga barang
tersebut. Adapula Potensil demand atau daya beli pontensil atau permintaan
potensil yaitu permintaan yang baru merupakan keinginan saja belum diikuti
dengan tindakan membeli karna belum cukup uang. Pada saat uangnya cukup dia
baru membeli barang itu. Hubungan ini akan berjalan terus menerus, majunya
RTP akan akan memberikan kepada RTK berupa kemakmuran RTK. RTP yang
makin berkembang akan membutuhkan alam, tenaga kerja, modal dan skill yang
makin meningkat pula.Contoh : Pabrik PT Semen Padang , yang membutuhkan
tanah, tenaga kerja, modal dan skill. 9

1. Etika bisnis Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-


norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat
yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam
kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu
dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola

9
Ibnu Hasan Hasibuan, “Hubungan Bisnis dengan Masyarakat”. Blog Ibnu Hasan
Hasibuan, https://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/hubungan-bisnis-dan-masyarakat/ ( 12
September 2017)
hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu
negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa
perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis.
Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh
tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu
kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak
yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main
dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang
dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi
sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk
meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess
demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan
dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap
masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan,
pemberian latihan keterampilan, dan lain sebagainya.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu
bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu
berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti
halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antar manusia dan
masyarakat luas, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga
memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis.10
2. Penyebab Pergeseran Moralitas di Masyarakat

Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok


mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat.
Kondisi masyrakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan
dan pemikiran terjadi dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada
saat ini dianggap adalah hal yang biasa, alam demokrasi telah dirasakan
manfaatnya. Sesuatu yang tabuh untuk diucapkan menjadi hal biasa untuk
didiskusikan. Disatu sisi masyrakat mengangap ini sebagai kemajuan,
namun disisi lain masyrakat menganggap ini sebagai demokrasi yang tidak
terkontrol atau melewati batas-batas aturan.
Kondisi ini juga terjadi pada dunia bisnis bahwa setiap perusahaan
yang memiliki produk dan berkeinginan untuk meraih keuntungan yang
semakin tinggi dan harus siap menerima berbagai informasi. Berbagai
informasi yang diterima tersebut selanjutnya harus difilter untuk dilakukan
pemilihan dan pengalokasian sesuai dengan tempatnya dengan tujuan
dapat diketahui mana informasi yang layak untuk diterapkan dan yang
mana yang tidak layak untuk diterapkan
Pemilihan setiap informasi tersebut didukung oleh kualitas pihak
yang melakukannya. Jika kemampuan yang memilah adalah rendah maka
informasi tersebut tidak akan mampu untuk dipilah secara baik.
Salah satu cara untuk menghindari terjadi atau masuknya informasi
yang tidak sesuai dengan konsep moralitas adalah melakukan pemilihan
dan penetapan siapa yang layak untuk duduk sebagai pemilah. Artinya
kreadibilitas sipemilah harus didasarkan pada kwalitas moralitas yang
tinggi.

10
Aditya, “Etika Bisnis Saling Ketergantungan dengan Masyarakat” . Blog Aditya,
http://adityaoaditya.blogspot.com/2013/11/etika-bisnis-dalam-masyarakat.html (22 November
2013)
Pada perusahaan yang bergerak di bisnis infotainment dianggap
memiliki tingkat serius dalam mempengaruhi dan mendorong
terbentuknya moralitas di masyrakat. Masyrakat saat ini begitu mengemari
setiap informasi yang disajikan oleh media dengan konsep infotaiment.
Konsep media infotaiment bersifat menghibur dan memposisikan
masyrakat sebagai pihak yang menikmati informasi dan turut membayar
informasi tersebut dalam bentuk membeli produk seperti yang didengar
dari infitaiment tersebut.
Masyrakat melihat informasi ini dari dua sisi, ada yang melihatnya
sebagai informasi semata, namun ada yang melihat ini lebih dari sekedar
informasi berarti ia berkeinginan untuk mempraktikan informasi tersebut
dengan melakkukan peninjauan langsung dan menikmati tempat-tempat
yang sebutkan tersebut.
Sehingga dalam konteks moral dan etika, sebuah busnis yang baik
adalah yang mengedepankan etika dan menjunjung nilai-nilai moral.
Sangat berbahaya jika bisnis dijalankan hanya berlandaskan keinginan
untuk meraih keuntungan semata, dan menghiraukan moral serta etika.
Jika itu dilakukan artinya bisnis dilakukan hanya mengejar keuntungan
semata, tanpa memikirkan posisinya sebagai agent of development (agen
pembangunan). Padahal yang dimaksud dengan pembangunan adalah
termasuk pembangunan dalam arti yang luas yaitu termasuk pembangunan
dalam berbentuk manusia yang beretika yang bermoral tinggi, atau lebih
jauh membentuk manusia yang seutuhnya.
Karena harus diakui jika moral dan etika telah bergeser dari
koridornya maka kondisi dan struktur masyarakat juga akan kehilangan
arah, mengambang bagaikan pohon yang telah dicabut dari akarnya. Suatu
masyarakat yang bermoralitas dan beretika tinggi akan mendukung
pembentukan National building yang diharapkan.11

11
Oni Andri Samputra, “Etika Bisnis Tentang Moralitas”. Blog Oni Andri Samputra,
http://onilucky.blogspot.com/2017/10/makalah-etika-bisnis-tentang-moralitas.html (20 Oktober
2017)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ekonomi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang kegiatan


manusia yang berkaitan dengan aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi
terhadap barang dan jasa. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
Pemerintah mempunyai 4 peranan dalam dunia bisnis;1) Sebagai pengatur dan
pemaksa, 2)Sebagai konsumen, 3)Sebagai saingan, 4)Sebagai pemberi subsidi.
Hubungan Industrial memusatkan perhatian pada pola perilaku dan
Interaksi pekerja - pengusaha. Bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa
Indonesia dikenal Rumah Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan
dengan RTK (Rumah Tangga Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga
Perusahaan dengan Rumah Tangga Konsumsi erat sekali dan saling membantu
satu sama lainnya dalam mencapai kemajuannya.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah hasil kerja sama kami ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memotivasi kami dalam membuat makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Maxmanroe, “Pengertian Ekonomi: Definisi, Prinsip, Motif, dan Kegiatan


Ekonomi”.Official Website Of Maxmanro
ehttps://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-ekonomi.html (19 September
2019)

Anda mungkin juga menyukai