Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI DAN KEADILAN

ETIKA BISNIS
(Dosen Penganpu: Muhkamad Zulianto, S.Pd, M.Pd.)

Disusun oleh:
PRATIWI NURWULANDARI/190210301008
DINDA FEBRIANTI/190210301020
ZINDY NOVITA PRATAMA/190210301022
ZARZA AYU BERLIANI/190210301024

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021/2022
PRAKATA
Assalamualaikum wr. Wb

Alhadulillah segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT.berkat limpahan nikamat-Nya
kami dapat membuat makalah dengan sukses. Solawat serta salam mari kita haturkan kepada
Nabi kita Nabi Muhammad Saw.

Tahun 2020 dan 2021 merupakan tahun penuh ujian dan keberkahan dikarnakan terdapat
wabah penyakit COVID-19 ini kami mahasiswa dan dosen tidak dapat bertemu secara
langsung, namun tidak mengurangi rasasyukur kami telah diberikan kesehatan kami harus
menjalaninya dengan pembelajaran virtual.

Kami berterima kasih kepada Bapak Mukhamad Zulianto, S.Pd, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah etika bisnis yang telah memberi kita bimbingan terkait mata kuliah ini.Semoga Bapak
dan keluarga selalu diberi kesehatan olej Allah SWT.

Makalah Ekonomi dan Keadalian pada mata kuliah etika bisnis ini berisi mengenai keadilan
dalam perfektif ekonomi.Mungkin bagi pembaca jika terdapat kesalahan dalam makalah ini,
kami selaku pembuat makalah meminta maaf atas kesalahan yang terjadi.Kami mengharapkan
saran dan kritik yang membangun unyuk penyempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat membantu menambah khasanah keilmuan bagi pembaca.Selalu jaga kesehan dan jangan
lupa patuhiaturan 4M.terimakasih

Jember, 01 Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA..................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4

1.3 TUJUAN PENILISAN.................................................................................................4

1.4 MANFAAT PENULISAN................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................6

2.1 HAKIKAT KEADILAN..............................................................................................6

2.2 PEMBAGIAN KEADILAN........................................................................................6

2.2.1 PEMBAGIAN KLASIK............................................................................................6

2.2.2 PEMBAGIAN PENGARANG MODERN................................................................7

2.2.3 KEADILAN INDIVIDUAL DAN KEADILAN SOSIAL........................................7

2.3 KEADILAN DISTRIBUTIF PADA KHUSUSNYA DAN TEORI KEADILAN


DISTRIBUTIF........................................................................................................................7

2.3.1 KEADILAN DISTRIBUTIF PADA KHUSUSNYA................................................7

2.3.2 TEORI EGALITARIANISME.............................................................................9

2.3.3 TEORI SOSIALISTIS..........................................................................................9

2.3.4 TEORI LIBERALISTIS.....................................................................................10

2.4 JOHN RAWIS TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF.........................................10

2.3 ROBERT NOZICK TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF.................................11

2.6 KEADILAN EKONOMIS DAN CARA MENGATASI KETIMPANGAN


EKONOMI............................................................................................................................11

2.6.1 KEADILAN EKONOMIS.......................................................................................11

2.6.2 CARA MENGATASI KETIMPANGAN EKONOMI............................................12

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................14

iii
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15

iv
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak zaman dahulu keadilan adalah pembahasan penting dalam etika, apalagi dalam konteks
ekonomi dan bisnis. Hal ini dikarenakan ekonomi dan bisnis tidak hanya sebatas perasaan
atau sikap batin saja akan tetapi menyangkut kepentingan orang banyak serta menjadi
tuntutan orang banyak. Ekonomi dan keadilan merupakan suatu hubungan yang erat
kaitannya, hal ini dikarenakan keduanya berasal dari sumber yang sama. Timbulnya ekonomi
disebabkan karena adanya keterbatasan sumber daya.Barang yang tersedia untuk memenihi
kebutuhan manusia terbatas tidak sebanding dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Keadilan berasal dari kata dasar adil yang memiliki arti sama. Sedangkan ekonomi
didefinisikan sebagai suatu ilmu yang berisi tentang bagaimana cara masyarakat mengelola
dan mendapatkan sumber daya alam yang terbatas dan dapat mendistribusikannya. Masalah
ketidakadilan dan keadilan akan terjadi apabila barang yang tersedia tidak cukup bagi semua
oran yang menginginkannya. Adil atau tidaknya suatu keadaan selalu diiringi pula dengan
ketersediaan.
Apabila suatu barang dengan ketersediaan yang melimpah ruah maka masalah ketidakadilan
dan ekonomi pun tidak akan terjadi. Hal ini karenakan ketika barang dalam ketersediaan yang
melimpah ruah masyarakat tidak akan memperjual belikan dan tidak akan memberi harga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hakikat keadilan, pembagian keadilan, dan teori keadilan menurut Adam
Smith dalam etika bisnis?
2. Bagaimana prinsip dan teori mengenai keadilan distributor pada khususnya?
3. Apa pendapat John rawis dan Robert Nozick mengenai keadilan distributor?
4. Bagaimana pengertian keadilan Ekonomi dan cara mengatasi masalah ketimpangan
ekonomi?
1.3 TUJUAN PENILISAN
1. Untuk mengetahui hakikat keadilan, pembagian keadilan, dan teori keadilan menurut
Adam Smith dalam etika bisnis.
2. Untuk mengetahui prinsip dan teori mengenai keadilan distributor pada khususnya.
3. Untuk mengetahui pendapat John rawis dan Robert Nozick mengenai keadilan
distributor
4. Untuk mengetahui pengertian keadilan Ekonomi dan cara mengatasi masalah
ketimpangan ekonomi
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Makalah ini untuk memenuhi tugas Etika yang berkaitan dengan Ekonomi dan Keadilan
2

2. Agar pembaca bisa memberikan informasi tentang gambaran lebih jelas mengenai
Ekonomi dan Keadilan
3. Agar peneliti mampu memahami pemaknaan terhadap sesuatu sehingga terbentuknya
identitas dan mampu menerapkan pemaknaan dalam Ekonomi dan Keadilan
3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT KEADILAN
Hakikat Keadilan dilandasi oleh keadilan yg memberikan setiap hak nya kepada setiap orang.
Terdapat tiga ciri khas yg bisa dijadikan penanda adanya keadilan :
1. Keadilan selalu berfokus atau tertuju kepada orang lain. Jika ada orang berbicara “
mustahil saya berlaku adil ataupun tidak adil terhadap diri saya sendiri” itu hanya sebuah kata
kiasan untuk dirinya sendiri, karena masalah keadilan hanyalah bisa timbul antara satu
manusia dengan manusia lainnya. Jika suatu saat dibumi hanya ditempati satu manusia saja
maka masalah keadilan atau ketidak adilan akan tidak ada gunanya lagi. Ciri ini menyatakan
bahwa didalam konteks keadilan selalu ada hubungannya dengan orang lain, maksudnya jika
kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena adanya alasan. Dan jika kita memberikan
sesuatu tersebut dngan alasan lain, kita wajib untuk memberikannnya.
2. Keadilan haruslah ditegakkan dan dilaksanakan. Adanya keadilan bisa mengikat kita
untuk melaksankanan kewajiban untuk menegakkan dan melaksanakan keadilan tersebut.Ciri
ini disebabkan karena adanya keadilan harus selalu berkaitan dengan hak yang harus
dipenuhi.
3. Keadilan menurut perasaan. Atas dasar keadilan, kita sebagai makhluk hidup harus
memberikan kepada setiap orang apa yg menjadi haknya, tanpa alasan apapun.
Pengertian Keadilan Munurut Adam Smith adalah adanya kesetaraan, keseimbangan,
keharmonisan didalam hubugan antara satu orang dengan orang yang lain. Ketidakadilan
berarti terpecahnya hubungan antara satu orang dengan orang yg lain. Ketidakadilan berarti
adanya pecah belah manusia karena ksetaraan, keseimbangan dan keharmonisasian yg
terganggu.
Teori Keadilan Menurut Adam Smith, ada persamaan diantara teori yg dikemukakan
aristoteles dan teori keadilan yg dikemukakan menurut adam smith, Cuma terdapat satu
perbedaan yg penting disamping perbedaan lainnya dan diantara keduanya. Adam Smith
hanya menerima satu konsep saja atau teori keadilan satu yaitu keadilan komutatif.
2.2 PEMBAGIAN KEADILAN
2.2.1 PEMBAGIAN KLASIK
Disebut pembagian klasik dikarenakan mempunyai tradisi yg cukup panjang.Keadilan
dapat dibagi menjadi tiga yg ada kaitannya dengan kewajiban atupun hak yg dapat dibedakan
sendiri-sendiri.Keadilan dapat menyangkut kewajiban yg dimiliki secara individu terhadap
masyarakat kemudian kewajiban masyarakat tersebut kepada individu akhirnya menjadi
kewajiban antara individu dengan yg lainnya. Terdapat tiga macam keadilan yang masing-
masing disebut keadilan umum, keadilan distributive, dan keadilan komutatif :
4

1) Keadilan umum, menurut keadilan ini para anggota masyarakat diwajibkan


memberikan apa yg menjadi haknya kepada masyarakat. Keadilan umum menyajikan dasar
landasan untuk paham adanya kebaikan umu atau kebaikan secara bersama.Karena adanya
kebaikan tersebut kita harus menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi kita.
2) Keadilan distributive yaitu keadilan yg berdasarkan negara atau pemerintah harus
membagi semuanya dengan cara yg sama rata kepada para anggota masyarakat.
3) Keadilan komutatif yaitu berdasarkan keadilan ini setiap orangnya wajib memberikan
kepada orang lain apa yg seharusnya menjadi miliknya atau hak nya.
2.2.2 PEMBAGIAN PENGARANG MODERN
Pengarang modern tentang etika bisnis ini telah dikemukakan oleh berberapa pakar ahli
khususnya John Broatright dan juga Manuel Velaquez yg dimana mereka mendasari baghwa
adanya pembagian itu melanjutkan pemikiran dari Aristoteles, diantaranya sebagai berikut :
1) Keadilan Distributif
Keadilan ini mencakup hal-hal yang enak untuk didapatkan atau hal-hal yg harus dikorbankan
dan juga harus dibagi dengan adil.
2) Keadilan Retributif
Keadilan ini sangat erat dengan terjadinya dari kesalahan.Hukuman atau denda yg harus
diberikan untuk orang yang salah dan harus bersifat adil.Hukuman agar dapat dinilai dengan
adil harus ada syarat nya.
2.2.3 KEADILAN INDIVIDUALDAN KEADILAN SOSIAL
Kedua keadilan ini berbeda karena pelaksanaan nya juga berbeda, keadilan individual ini
pelaksanaan nya tergantung pada keamanan ataupun keputusan satu orang (atau lebih dari
satu orang). Di dalam pelaksanaan keadilan social satu orang atau beberapa orang tidk akan
mampu (berdaya). Pelaksanaan keadilan social ini juga tergantung pada lemabaga masyarakat
atau struktur-struktur masyarakat dibidang social maupun ekonomi, politik, budaya dll.
Keadiln social ini tidak akan terlaksana jika stuktur masyarakat tersebut tidak memungkinkan.
Keadilan social ini juga akan terlaksana jika hak-hak individual juga dapat dipenuhi. Begitu
juga sebaliknya, keadilan individual terlaksana jika hak-hak nya terpenuhi.Keadilan
individual dapat dilaksanakan dengan sempurna. Keadilan social tidak akan pernah dapat
dilaksanakan dengan sempurna karena kompleksitas masyarakat modern.
2.3 KEADILAN DISTRIBUTIF PADA KHUSUSNYA DAN TEORI KEADILAN
DISTRIBUTIF
2.3.1 KEADILAN DISTRIBUTIF PADA KHUSUSNYA
keadilan distributive merupakan suatu anggapan mengenai keadilan hasil oleh orgaisasi dalam
hubungannya dengan individu atau input kelompok[ CITATION Ada65 \l 1033 ]. Menurut
5

Gilliland (1993) mengatakan bahwa keadilan distributive merupakan keadilan hasil aktul yang
diterima oleh pegawai.
Menurut Cropanzano et al. (2007) keadilan distributive dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi yaitu
Equity, yaitu penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karywannya adalah
didasarkan dari kontribusi karyawan, sehingga penghargaan yang diberikan sepadan dengan
kontribusi yang dilakukan oleh karyawan. Equality, yaitu dimana karyawan diperlakukan
dengan perlakuan yang sama oleh organisasi tanpa adanya pembedaan. Baik dari segi
penghargaaan ataupun hukuman yang diterima. Needs, yaitu perusahaan memberikan manfaat
sesuai dengan kebutuhan karyawan[ CITATION Ezh20 \l 1033 ]
Menurut K. Bertens [CITATION KBe07 \n \t \l 1033 ] teori etika modern, ada dua prinsip
keadilan distributif yaitu prinsip formal dan prinsip materiarial.
1. Prinsip formal: menegaskan bahwa semua kasus yang sama jenisnya harus
diperlakukan dengan cara yang sama pula. Prinsip ini menolak adalanya pilih
kasih, pandang bulu, atau memihak dengan cara berat sebelah.Misal dalam
dunia pesekolahan, ada dua murid yang mengerjakan soal evaluasi dengan
cara yang sama, maka mereka harus diberi nilai yang sama. Guru tidak berlaku
adil, jika ia menambah nilai untuk satu murid saja dengan pertimbangan bahwa
dia adalah ponakannya.
2. Prinsip material: menunjuk kepada salah satu sudut pandagan yang saling
terkait yang bisa menjadi pedoman untuk membagi secara adil hal-hal yang
dicari oleh berbagai orang. Misal: tanda kehormatan diberikan kepada orang
yang berjasa jasa, namun orang biasa tidak.
Beauchamp dan Bronie [CITATION Bla91 \n \t \l 1033 ] mengungkapkan bahwa ada
enam prinsip keadilan distributive terwujud diantaranya:
1. Bagian yang sama
Maksudnya peinsip ini kita membagi secara adil, jika kita membagi rata misal
kepada semua orang yang berkepentingan diberi bagian yang sama. Contohnya
membagi atas dasar undian merupakan praktek dari prinsip ini, karna semua
orang mendapatkan peluang yang sama[CITATION KBe07 \l 1033 ].
2. Kebutuhan
Artinya, kita berlaku adil, bila kita membagi sesuai kebutuhan. Contohnya
seorang ibu membagikan uang jajan kepada anaknya menurut kebutuhan anak,
anak SMA diberi uang jajan 15k perhari, sedangkan anaknya yang SD diberikan
uang jajan 5k per hari.
3. Hak
6

Artinya, hak ini kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu.
Contohnya karyawan yang dipekerjakan disuatu perusahaan, sebelum diterima
akan menandatangankan janji kerja yang menentukan gaji, hari cuti, tunjangan
kesehatan, dan sebagainya. Dengan demikian haknya terhadap perusahaan sudah
dirumuskan.Ia diperlakukan dengan adil oleh perusahaan jika ketentuan dalam
janji kerja itu dilaksanakan[CITATION KBe07 \l 1033 ].
4. Usaha
Artinya kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai sesuatu maksud.Contohnya ditempat kerja, uang lembur yang
diberikan kepada karyawan.
5. Kontribusi kepada masyarakat
Artinya peran seseorang terhadap masyarakat. Contohnya Presiden boleh saja
diperlakukan dengan cara lain dari orang bisa, karna kontribusinya lebih besar.
Jika presiden harus menghadiri rapat penting dan mendesak didaerah Semarang,
maka jalan tol disterilkan agar dari perjalanan Jakarta ke Semarang lancar tanpa
macet dan bisa datang tepat waktu.
6. Jasa
Artinya seseorang memiliki perbuatan baik atau bergua dan bernilai bagi orang
lain, Negara, instansi, dan sebagainya. Contoh dalam ekonomi dan bisnis, jasa
tampak dalam bentuk prestasi.Karyawan yang berprestasi khusus umpamanya
diberi bonus akhir tahun yang tidak diberikan kepada karyawan lain[CITATION
KBe07 \l 1033 ].
2.3.2 TEORI EGALITARIANISME

Teori egalitarianism berpendapat bahwa kita baru membagi secara adil jika semua orang
mendapat bagian yang sama(equal). Teori egalitarianism tentang keadilan distributif ini
memilih prinsip bagian yang sama sebgai dasarnya. Artinya membagi rata.“Sama rata, sama
rata” adalah semboyan khas egalitarian.Dalam konteks ekonomi dan bisnis sulit untuk
menerapkan agalitarianisme dibidang penggajian, umpamanya. Namun prinsip ini bisa
diterapkan oleh perusahaan dalam memberikan tunjangan hari raya yang sama untuk semua
karyawan.
2.3.3 TEORI SOSIALISTIS
Teori sosialistis berpendapat bahwa masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua
warganya terpenuhi, seperti kebutuhan sandang, papan, pangan, dan papan.Dalam teori
sosialisme tentang keadilan, primsip yang terkenal dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883)
7

diambil alih dari sosialis Prancis, Lois Blanc (1811-1882):”from each according to his ability,
to each according to his needs”. Bagian pertama dari prinsip ini tentang bagaimana burdens
harus dibagi (hal-hal yang menuntut pengorbanan). Sedangkan bagian kedua tentang
bagaimana benefits harus dibagi ( hal-hal yang enak untuk didapat). Terkait hal yang berat
harus dibagi sesuai kemampuan yakni tempat duduk prioritas yang terdapat pada kereta
comuterline, kepada orang yang diprioritaskan (cacat, manula, ibu hamil, ibu dan balita)
mereka harus diberikan tempat duduk agar mereka nyaman dan meringgankan beban
mereka.Terkait hal yang enak harus didapat yakni pelayanan medis adil bila diberikan sesuai
dengan kebutuhan orang sakit[CITATION KBe07 \l 1033 ].
2.3.4 TEORI LIBERALISTIS
Teori liberalistis berpendapat bahwa manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi
menurut usaha-usaha bebas dari individu-individu yang bersangkutan.Yang tidak berusaha
tidak mempunyai hal pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalism monolak pembagian atas
dasar kebuuhan dan menolak sikap free rider (benalu yang menumpang pada usaha orang
kain tanpa mengeuarkan air keringat sendiri)[CITATION KBe07 \l 1033 ]
Teori liberalistis tentang keadilan distributive digarisbawahi pentingnya dari prinsip hak,
uasaha, dan jasa/prestasi.
2.4 JOHN RAWIS TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF
John Rawis lahir di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1921. Menurut Rawis,
kita membagi secara adil dalam masyarakat jika kita membagi rata, kecuali ada alasan untuk
membagi dengan cara lain. Menurut Rawis masalah keadilan distributive hanya muncul
berkaitan dengan apa yang tergantung pada kemauan manusia. Dimana manuasia tidak bisa
bisa berpengaruh, disitu juga tidak mungkin timbul soal keadilan.Misalnya, kita dilahirkan
sebagai anak sehat atau sakit-sakitan[ CITATION KBe07 \l 1033 ].
Menurut Rawis, yang harus dibagi dengan adil dalam masarakat adalah the social primary
goods(nilai-nilai sosial primer). Maksudnya hal-hal yang sangat kita butuhkan untuk bisa
hidup pantas sebagai manusia dan warga masyarakat. Yang termasuk nilai-nilai sosial primer
yaitu:
1. Kebutuhan dasar: kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, dll
2. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi
3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-jabatan dan posisi-posisi penh
tanggung jawab
4. Pendapatan dan milik
5. Dasar-dasar sosial dan harga diri
Maka Rawis menyimpulkan bahwa prinsip keadilan distributif menurutnya yaitu:
8

1. Kebebasan yang sedapat mungkin sama. Misal kebebasan mengenukakan pendapat.


2. Perbedaan. Pebedaan yang dimaksud yaitu
a. Persamaan peluang yang fair. Misalnya jabatan yang siapa saja boleh menduduki
sesuai dengan kemampuan
b. Perbedaan sosial-ekonomi tertentu demi oeningkatan kesejahteraan bagi orang –
orang yang minimal beruntung. Misalnya Negara menyelenggarakan kursus
keterampilan bagi orang orang miskin, dan menyediakan fasilitas khusus untuk
orang cacat.
2.3 ROBERT NOZICK TENTANG KEADILAN DISTRIBUTIF
Menurut Nozick, kita memiliki sesuatu yang adil, jika pemlikan itu berasal dari keputusan
bebas yang mempunyai landasan hak. Menurutnya ada tiga prinsip keadilan distributive yaitu:
1. Original acquisition, artinya kita memperoleh sesuatu untuk pertaa kali dengan
memproduksi sesuatu.
2. Transfer, artinya kita memiliki sesuatu karena diberikan oleh orang lain
3. Rectification of injustice, artunya kita mendapat sesuatu kemabali yang sebelumnya
dicuri dari kita.

Kesimpulan dari Nozick yaitu bahwa keadilan ditegakkan, ia diakui bakat-bakat dan sifat-sifat
pribadi beserta segala kosekuensinya (seperti hasil kerja) sebagai satu-satunya landasan
hak[ CITATION KBe07 \l 1033 ].
2.6 KEADILAN EKONOMIS DAN CARA MENGATASI KETIMPANGAN
EKONOMI
2.6.1 KEADILAN EKONOMIS
Keadilan ekonomi merupakan ketentuan main (rules of the permainan) tentang ikatan
ekonomi yang dilandaskan pada kaidah- kaidah etika, prinsip- prinsip yang mana pada
gilirannya bersumber pada hukum Tuhan ataupun pada sifat- sifat dasar manusia.
Keadilan ekonomi merupakan satu kondisi ataupun suasana di mana tiap orang mendapatkan
apa yang jadi haknya. Ini lalu berarti kalau keadilan dalam bidang ekonomi merupakan
perlakuan yang adil untuk tiap orang buat memperoleh penghidupan yang layak cocok dengan
kebutuhan serta kemampuan yang terselip.

Ketimpangan yang terjadi merupakan salah satu tugas besar pemerintah untuk menambah
kesejahteraan sosial serta meminimalkan kesenjangan sosial di penduduk.Permasalahan sosial
yang terdapat di penduduk memanglah dapat saja diakibatkan oleh akibat negatif yang
9

ditimbulkan dari ketimpangan sosial.Butuh terdapatnya usaha buat menanggulangi


ketimpangan sosial tersebut.
2.6.2 CARA MENGATASI KETIMPANGAN EKONOMI

Sebagian upaya yang dapat dicoba buat menanggulangi ketimpangan tersebut antara lain
selaku berikut:
1. Peningkatan Kualitas Penduduk,
Sebagai individu yang tingga di Indonesia, tentunya sudah mengetahui bahwa masyarakat
Indonesia itu memiliki keanekaragaman dari karakteristiknya.Keanekaragaman itu ternyata
bisa juga menjadi faktor yang menimbulkan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, sangat
penting adanya sebuah usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan melalui berbagai usaha. Upaya-upaya
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memperbaiki kualitas pendidikan
b. Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik kualitas tenaga medis maupun peningkatan
pelayanan kesehatan
c. Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan
penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat.
2. Mobilitas Geografis
Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), pengertian mobilitas sangat erat kaintannya
dengan perpindahan atau perubahan gerak. Maksud dari perpindahan ini ialah pindahnya
sekelompok orang yang bisa dikatakan sebagai penduduk, pindah dari suatu daerah ke daerah
yang lain. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah, karena
adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti oleh adanya pembangunan.Hal ini bertujuan
agar tidak terjadi jumlah penduduk yang terlalu padat yang akhirnya menimbulkan
kesenjangan sosial.
Contoh upaya mobilitas yang umum dilakukan adalah transmigrasi, di mana warga kota di
wilayah yang terlalu padat seperti di Jawa berpindah ke wilayah yang lebih sedikit
penduduknya, seperti di Kalimantan. Upaya ini pernah digalakkan di zaman Presiden
Soeharto dan berhasil meningkatkan kualitas ekonomi pelakunya, seperti orang-orang Madura
yang berpindah ke Kalimantan.
3. Menciptakan Peluang Kerja
Saat ini, Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara berkembang dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Jumlah penduduk yang besar di usia produktif tersebut tidak diimbangi
dengan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadilah banyak pengangguran. Untuk
10

mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang bisa dilakukan adalah menciptakan peluang
kerja dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar. Dengan menciptakan peluang kerja,
maka kita juga akan mengurangi munculnya ketimpangan sosial di masyarakat.
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keadilan adalah suatu keadaan dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang
menjadi haknya dan mendaparkan bagian dengan jumlah yang sama. Jadi, keadilan
dapat diartikan sebagai suatu keserasian antara hak dan kewajiban. Seorang yang
melakukan keadilan berarti menghormati serta menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, sebaliknya apabila seseorang tidak dapat berbuat adil berarti telah
merendahkan harkat dan martabat manusia. Keadilan dalam bisnis dapat terjadi
apabila terwujudnya keadilan antar individu pelaku bisnis. Keadilan dalam bisnis akan
mejadikan kondisi yang baik dan kondusif dalam keberlangsungan bisnis.
4. 3.2. Saran
Kesadaran individu merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk
insan manusia agar dapat berbuat adil dalam dunia bisnis sesuai dengan nilai-nilai
hukum. Tidak hanya itu, pentingya individu untuk dapat menghargai dan
menghormati harkat dan martabat antar sesama manusia agar dapat melahirkan dan
menciptakan kondisi yang baik terutama keadilan dan dapat mengimplikasikannya
dalam dunia bisnis.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adams, J. (1965). Inequity In Social Exchange. Advences in experimentalsocial Asvances In


Organizational Justice, 3-54.
Bertens, K. (2007). Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.
Blancchard, K., & Peale, N. (1991). The Power o Ethical Management. London: Cerdar.
Ezha Fericko Yudhian, S. W. (2020). Pengaruh Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 27, (2): 123-134, 2020.

12
13

Anda mungkin juga menyukai