BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu prioritas
pula upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak. 1 Hal ini juga dinyatakan dalam
mutu kesehatan ibu dan bayi. Sehubungan dengan peningkatan mutu kesehatan
pemerintah pusat maupun daerah –dalam hal ini pemerintah daerah NTT-
1
Meutia F Swasono. 1998. Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam Konteks
Budaya. Jakarta : UI Press, 1998, hlm. vii.
2
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN Indonesia
2
angka kematian ibu dan bayi. Program pemerintah yang secara khusus
menjalankan misinya dalam meningkatkan mutu kesehatan ibu dan bayi adalah
program KB (Keluarga Berencana) dan revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga
Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai upaya percepatan penurunan kematian ibu
melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa melalui
persalinan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai dan siap 24 jam
Singapura).3
menyusul Kamboja, Timor-Leste dan Laos. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-
rata Angka Kematian Ibu di ASEAN dan Asia Tenggara. Selain itu, jumlah
Timur dalam kurun waktu 10 tahun terakhir 4. Wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur menjadi salah satu penyumbang tingginya angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia. Pada tahun 2002 – 2003 AKI di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar
3
Dinkes NTT, Pedoman Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak. (Kupang : Dinas Kesehatan NTT,
2009).
4
Lihat Dwicaksono, Adenantera & Setiawan, Donny. 2013. Monitoring Kebijakan dan Anggaran
Komitmen Pemerintah Indonesia dalam Kesehatan Ibu Hamil. Bandung : Perkumpulan Inisiatif
3
307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI 2002 - 2003, dan
kemudian menurun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 20075
contoh laporan kasus kematian ibu dan bayi di wilayah Kelurahan Detusoko,
jumlah kematian ibu dan bayi dari tahun 2010 – 2013 mengalami peningkatan.
melahirkan di tahun 2010. Di tahun 2011 tidak ditemukan kasus kematian baik itu
ibu maupun bayi. Di tahun 2012 ditemukan 1 kasus kematian ibu yang melahirkan
dan 1 kasus kematian neonatal (bayi berusia kurang dari 1 bulan). Tahun 2013
merupakan tahun di mana kasus kematian ibu dan bayi mengalami kenaikan
Puskesmas Detusoko, tahun 2013 Desa Detusoko tercatat satu kasus kematian ibu,
5
Lihat Dinkes NTT. Profil Kesehatan Provinsi Nusa tenggara Timur Tahun 2010. Kupang :
Dinkes NTT.
4
2010 1 0 0
2011 0 0 0
2012 1 0 1
2013 1 1 5
Jumlah 2 1 6
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai
sampai tahun 2015 adalah mengurangi ¾ resiko jumlah kematian ibu dengan
presentase 102 per 100.000 kelahiran hidup (Hardyanthi, dkk, 2013 : 2). Untuk
dapat mencapai tujuan MDGs ke-5 tersebut, pemerintah pusat beserta pemerintah
daerah mengupayakan kesehatan ibu dan bayi lewat program-program yang telah
dirancang seperti program KB (Keluarga Berencana) dan KIA (Kesehatan Ibu dan
Bayi).
5
baik dan tepat sasaran. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam
tersebut. Aspek kultural tersebut juga berkaitan dengan sosial budaya, ekonomi,
serta lingkungan yang ada pada masyarakat Kelurahan Detusoko sendiri. Hal ini
ekonomi) sangat diperlukan mengingat suatu program bisa berjalan baik ketika
sudah memahami sistem nilai dan gambaran kehidupan sosial-budaya yang ada
dalam suatu lingkup kelompok masyarakat dan hubungan timbal balik mereka
Peningkatan status kesehatan ibu dan bayi tidak bisa hanya bertumpu pada
bantuan program pemerintah saja. Upaya dari dalam masyarakat sendiri sebagai
Program peningkatan status kesehatan ibu dan bayi yang diberikan pemerintah
dan diupayakan berjalan dengan sebaik mungkin akan terasa sia-sia jika usaha
dari masyarakat sendiri tidak ada. Oleh karena itu, harus ada keseimbangan upaya
Studi mengenai kesehatan ibu hamil dan bayi telah banyak dilakukan oleh
Marlapan, dkk, 2013, dan Yuniati, dkk 2012). Dalam ilmu medis, tinjauan
mengenai kesehatan ibu hamil mempunyai nilai-nilai dan standar khusus yang
asupan gizi ibu hamil yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil dan
Dalam pandangan ilmu medis, ibu hamil harus memenuhi kriteria asupan
gizi yang sesuai agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Asupan gizi yang
sesuai tersebut didapat dari makanan yang bergisi. Perlu diketahui bahwa
makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun,
dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi (Chandranita, dkk. 2009 : 85). Ibu
baik, terutama makanan yang mengandung nilai gizi, vitamin, protein, dan asam
folat. Ekstra protein terutama diambilkan dari protein hewan seperti daging, ikan,
dilakukan Fatimah, dkk mengenai hubungan pola konsumsi dan kadar hemoglobin
prevalensi anemia ibu hamil sebesar 41% di mana umumnya anemia ringan dan
sedang (54,9% dan 43,9%). Pola makan ibu hamil pada umumnya nasi, ikan, dan
sayur-sayuran secukupnya. Sayuran dan buah sangat jarang dikonsumsi dan hanya
3-6 kali seminggu. Asupan energi dan protein hanya 59% dan 72% AKG (angka
kecukupan gizi) atau 1300 kcal dan 48 gr. Umumnya vitamin hanya dikonsumsi
sekitar 40% AKG kecuali untuk vitamin A (76%, 605 RE), asam folat (195%,
1170 ug), dan vitamin B12 (142%, 3,7 ug). Dalam hasil penelitian tersebut
status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi (Fatimah;dkk, 2011 : 31-36).
bahwa status kesehatan ibu hamil ditunjukkan dengan kadar hemoglobin yang
bisa menyebabkan anemia dan hal tersebut dipengaruhi oleh pola konsumsi
mereka.
Kasus kematian yang sering terjadi pada ibu biasanya disebabkan oleh
status gizi ibu hamil yang kurang memadai. Kurangnya asupan gizi yang sesuai
dengan kebutuhan ibu hamil membuat ibu hamil mengalami anemia dan gizi
buruk dan bisa mengancam kesehatan diri dan janin dalam kandungannya. Dalam
6
Fatimah, St; dkk., “Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan,” dalam Makara seri Kesehatan. Vol 15. Nomor 1. Tahun 2011.
8
yang tidak terpenuhi seperti kebutuhan mineral yang salah satuya adalah zat besi
akan menyebabkan anemia (Hb < 11 gr%). Anemia merupakan kadar hemoglobin
(Hb) dibawah kadar normalnya. Nilai Hb untuk ibu hamil ditetapkan 3 kategori
yaitu normal ≥ 11 gr/dl, anemia ringan 8-11 gr/dl dan anemia berat < 8 gr/dl.
pada saat hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, berat bayi rendah dan
selain protein, ibu hamil juga membutuhkan asupan asam folat. Asam folat adalah
bentuk vitamin B yang diperlukan oleh anak-anak dan orang dewasa untuk
memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Asam folat berperan besar
Kekurangan asam folat, tubuh akan mudah terserang penyakit seperti depresi,
meningkatkan risiko melahirkan prematur, bayi dengan berat lahir rendah atau
dengan cacat tabung saraf. Ikan, daging dan telur mengandung tinggi asam folat,
yang besarnya bervariasi tergantung pada bagian bahan makanan, namun apakah
7
Lihat Heru Yuniati, dkk. , “Kandungan Vitamin B6, B9, B12, dan E Beberapa Jenis Daging,
Telur, Ikan, dan Udang Laut di Bogor dan Sekitarnya,” dalam elektronik Jurnal Penelitian Gizi dan
Makanan 2012, 35(1).
9
Ada beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan
ibu hamil melalui makanannya. Pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil ini
diharapkan mampu untuk mengurangi angka kematian ibu hamil yang terjadi di
Fatimah, Marlapan, dan Yuniati tersebut menunjukkan bahwa pola makan sangat
dalam tradisi masyarakat di desa seperti di wilayah NTT, tidak semua makanan
akan dikonsumsi oleh ibu hamil dalam menjaga kesehatannya. Terdapat beberapa
jenis makanan yang tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, tentunya hal ini juga terkait
dengan aspek lain dalam kehidupan manusia, seperti budaya dan ekologi.
Buku etnografi seri kesehatan ibu dan anak “Etnik Manggarai Desa Wae
yang ditulis oleh tim peneliti Badan Litbangkes Kemenkes RI dan diterbitkan oleh
belakang kesehatan ibu dan anakn dalam kebudayaan etnik Manggarai di Desa
Wae Codi. Dalam buku tersebut menyebutkan bahwa penyelesaian masalah dan
situasi status kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih dilandasi dengan
masalah kesehatan, maka dirasa perlu dan penting untuk mengangkat kearifan
lokal menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk itulah maka dilakukan Riset Etnografi sebagai salah satu alternatif
10
budaya kearifan lokal (Litbangkes, 2012 : v). Riset etnografi yang dilakukan
kesehatan ibu dan anak (khususnya pola asupan makanan) namun penjelasan
mengenai penyebab kematian ibu dan bayi serta solusinya tidak dibahas secara
Dalam hal menolong kesehatan ibu dan bayi, berbagai macam penelitian
kuantitaif dan kualitatif telah banyak dilakukan, namun sangat jarang dari mereka
yang menggunakan suatu sudut pandang baru dalam melihat persoalan kesehatan
ibu dan bayi. Kebanyakan penelitian kuantitatif seperti yang dilakukan oleh
hubungan kesehatan ibu hamil dengan masalah ekologis dan kultural, seperti
ketersedian pangan yang ada. Ketersedian pagan menjadi kunci utama bagi
kesehatan ibu hamil karena bagaimana mungkin ibu hamil bisa makan makanan
bergizi jika makanan itu tidak tersedia dalam lingkungan hidupnya? Selain itu
penelitian pada etnik Wae Codi di atas, kurang menjelaskan lebih dalam mengapa
11
aspek kulutral tersebut sangat berperan kuat dalam mempengaruhi tingkah laku
ibu hamil. Mereka hanya membahas pola tingkah laku ibu hamil yang mendukung
budaya dalam melihat ketersediaan pangan yang berpengaruh pada kesehatan ibu
hamil. Sudut pandang yang saya gunakan ini mencoba melihat lebih jauh lagi
masalah konsumsi makanan, yaitu ketersediaan pangan seperti yang sudah saya
melihat tingkah laku makan ibu hamil (khususnya pemilihan makanan) serta cara
sehingga mereka bisa tetap bertahan hidup. Dalam melihat aspek budaya dan
pendekatannya8.
8
Penjelasan lebih lanjut mengnai pendekatan ekologi budaya yang saya gunakan akan saya bahas
pada sub-bab I.4 Antropologi Kesehatan dan Ekologi Budaya
12
1.3 Permasalahan
wanita yang sedang hamil adalah protein karena unsur ini sangat diperlukan untuk
umumnya unsur-unsur gizi yang lainnya juga kurang. Pengaruh protein dalam
makanan terhadap perkembangan janin telah diselidiki oleh Burke, dan dia
rendah, maka bayi yang akan dilahirkan kelak mungkin lebih pendek dan lebih
ringan dari normal, serta keadaan umumnya tak begitu baik. Sebabnya diduga,
protein. Ekstra protein terutama diambilkan dari protein hewan seperti daging,
seperti kasus di NTT, tidak bisa ditangani dari persoalan gizi9 dan nutrisi atau
vitamin saja10. Asupan gizi dan vitamin yang diperoleh dari makanan yang
dimakan oleh ibu hamil bukan semata-mata masalah medis. Makanan merupakan
masalah kultural. Makanan dalam hal ini berhubungan dengan berbagai aspek
9
Lihat juga Marlapan, Sandrayayuk; dkk. , “Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado”, dalam
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1; Tahun 2013.
10
Lihat Heru Yuniati, dkk. , “Kandungan Vitamin B6, B9, B12, dan E Beberapa Jenis Daging,
Telur, Ikan, dan Udang Laut di Bogor dan Sekitarnya,” dalam elektronik Jurnal Penelitian Gizi dan
Makanan 2012, 35(1).
13
manusia bukan semata-mata sebagai sumber nutrisi saja, namun terkait erat
bagian dari unsur budaya . Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa
hamil?
Berbicara mengenai kesehatan ibu hamil tak luput dari berbagai macam
Kesehatan juga menaruh perhatian besar pada masalah kesehatan manusia, yang
dalam tulisan ini difokuskan oleh penulis pada kesehatan ibu hamil atas dasar
11
Cecile G. Helman, “Culture, Health, and Illness : An Introduction for Health Professionals”.
(London: Butterworth-Heinemann, 1994).
14
masih banyak terjadinya kasus kematian ibu dan bayi. Ketertarikan penulis
Sebelum berbicara panjang lebar mengenai kematian ibu dan bayi dan
upaya mencari solusinya, ada baiknya penulis menjelaskan lebih dulu apa itu
awalnya disiplin ilmu yang terbilang masih baru ini dipandang oleh para dokter
sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
ketertarikan pada bidang tersebut seperti pada tulisan William Caudill (1953) dan
yang oleh Bates disebut sebagai “pandangan ekologis” (Bates 1953, dalam
ekologis dalam penelitian antropologi kesehatan yang telah dilakukan oleh para
12
Lihat Foster&Anderson, 2005 : 13
15
ekosistem 13. Oleh karena itu, pendekatan ekologi budaya digunakan oleh penulis
dan kulturalnya. Oleh karena itu, sudut pandang yang digunakan dalam penelitian
13
ibid
16
melakukan aktivitas mereka dan akhirnya mampu bertahan hidup terus14. Ekologi
ilmu ekologi umum. Konsep adaptasi dalam ekologi budaya Steward memandang
manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudaya, berbeda dengan makhluk
yang lainnya. Lewat budaya yang dimiliki manusia, adaptasi manusia tidak
“pola-pola perilaku” (behavior patterns), yakni kerja (work) dan teknologi yang
hal ini adalah “which includes established knowledge of plants and animals,
weather and minerals, as well as tools and techniques of extracting food, clothing
kebudayaan manusia disebabkan oleh respons yang tetap terhadap suatu kompleks
drives, atau dengan kata lain merupakan keseluruhan dari learned behavior atau
kelakuan yang diperoleh melalui proses belajar. Atas dasar proses belajar maka
14
Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010).
15
Lihat : Kaplan, David & Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
17
22).
artinya masih memberikan ruang dan kemungkinan pada berbagai pola perilaku
setidaknya ada tiga langkah dasar yang perlu diikuti dalam studi ekologi budaya,
yakni : (1) melakukan analisis atas hubungan antara lingkungan dan teknologi
pemanfaatan dan produksi, (2) melakukan analisis atas ‘pola-pola perilaku dalam
eksploitasi suatu kawasan tertentu yang menggunakan teknologi tertentu” dan (3)
“Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Melalui Transformasi Budaya
(Studi Kasus Mengenai Kesehatan Ibu Hamil di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara
Timur) yang memperoleh dana penelitian dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Gadjah Mada (FIB UGM) sebagai bentuk kegiatan produktivitas penulisan karya
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap selama kurun waktu kurang lebih 6
minggu, terhitung sejak 1 Juli 2013 sampai dengan 1 Februari 2014. Tahap
pertama dilakukan pada bulan Juli 2013 selama 2 minggu dan September 2013
selama 3 minggu. Tahap kedua penelitian dilakukan pada bulan Januari 2014
selama 10 hari.
Detusoko disebabkan karena adanya laporan kematian ibu dan bayi di Puskesmas
Detusoko yang terbilang tinggi. Selain itu pemilihan lokasi ini berdasarkan pada
Kabupaten Sikka.
kamera. Data yang diperoleh dalam bentuk catatan observasi pada buku harian,
rekaman wawancara, serta dokumentasi lain yang berbentuk gambar. Data yang
16
Lihat Spradley, James. Metode Penelitian Etnografi. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997)
19
telah terkumpul dalam bentuk catatan observasi harian, rekaman wawancara, serta
foto, kemudian diolah kembali lewat proses lebih lanjut seperti editing dan
transkrip serta pengecekan ulang guna mendapatkan data yang relevan sesuai
topik penelitian. Proses analisis dan interpretasi datapun juga dilakukan secara
Selain itu studi pustaka juga di lakukan dalam proses penulisan skripsi ini.
Beberapa referensi mengenai studi ekologi, kesehatan ibu hamil, serta kebudayaan
khususnya ibu yang pernah mengalami riwayat buruk pada kehamilannya semisal
anemia, kurang gizi, atau bahkan bayi yang dilahirkannya meninggal. Lebih
spesifik lagi informan yang menjadi sasaran penelitian adalah ibu yang sedang
hamil. Pemilihan informan ditentukan secara purposif pada ibu yang sedang hamil
atau ibu yang pernah hamil dengan riwayat kesehatan buruk berdasarkan laporan