Anda di halaman 1dari 2

A.

Anak Usia Sekolah

Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat
individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai
masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya
akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006). Menurut Wong (2008), anak
sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode
ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan
orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh
dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan
memperoleh keterampilan tertentu.

Ciri – ciri Anak Sekolah Dasar

Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada
periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu
sebagai berikut:

a. predikat yang digunakan oleh orang tua

1) Masa yang menyulitkan Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia
lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga
lainnya.

2) Masa anak tidak rapi Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam
penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai
kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua
mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.

5. Tugas Perkembangan anak Sekolah Dasar Tugas–tugas perkembangan anak sekolah dasar menurut
Havighurst dalam Hurlock (2002) adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari ketrampilan fisik yang dipelukan untuh permainan-permaianan yang umum

b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh

c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya

d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat

e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung

f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari

g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai

h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-lembaga

i. Mencapai kebebasan pribadi


A. Anak Usia Sekolah

1. Definisi dan Karakteristik Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang
berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008), sedangkan menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan
anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-
tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca,
menulis, dan menghitung). Umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan
demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai berhubungan dengan orang-orang di luar
keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di lingkungannya. Hal-hal baru yang dialami oleh anak-
anak yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-
anak akan merasakan kegembiraan di sekolah, rasa takut akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan
anak-anak ini menyimpang dari kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).
Karakteristik anak usia sekolah menurut Hardinsyah dan Supariasa (2016) yaitu anak usia sekolah (6-12
tahun) yang sehat memiliki ciri di antaranya adalah banyak bermain di luar rumah, melakukan aktivitas
fisik yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Secara
fisik dalam 8 kesehariannya anak akan sangat aktif bergerak, berlari, melompat, dan sebagainya. Akibat
dari tingginya aktivitas yang dilakukan anak, jika tidak diimbangi dengan asupan zat gizi yang seimbang
dapat menimbulkan beberapa masalah gizi yaitu di antaranya adalah malnutrisi (kurang energi dan
protein), anemia defisiensi besi, kekurangan vitamin A dan kekurangan yodium.

2. Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah

Kebutuhan zat gizi yang diperlukan anak sekolah selain untuk proses kehidupan, juga diperlukan untuk
proses pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak, oleh sebab itu anak memerlukan zat gizi makro
meliputi karbohidrat, protein lemak dan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Umumnya pada
anak usia sekolah gigi susu tanggal secara berangsur dan diganti dengan gigi permanen. Anak juga sudah
lebih aktif memilih makanan yang disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak
melakukan aktivitas fisik (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Kebutuhan energi anak usia 10-12 tahun
relatif lebih besar daripada anak usia 7-9 tahun, karena pada anak usia 10-12 tahun pertumbuhannya
lebih capat, terutama penambahan tinggi badan. Kebutuhan energi anak 10-12 tahun mulai berbeda
antara kebutuhan energi anak laki-laki dengan anak perempuan. Anak laki-laki lebih banyak
membutuhkan energi karena lebih banyak melakukan aktivitas fisik, sedangkan anak perempuan lebih
banyak membutuhkan protein dan zat besi karena biasanya sudah mengalami haid. Anak sekolah yang
pada dasarnya memiliki kebiasaan banyak beraktivitas di luar 9 rumah ini, biasanya sering melupakan
waktu makan (RSCM dan Persagi, 2003). Kebiasaan melupakan makan ini dapat mempengaruhi asupan
makan anak. Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat dijadikan acuan untuk perbaikan asupan makan yang
dianalisis secara individual maupun kelompok. AKG ini di antaranya dapat dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin dan faktor infeksi (Almatsier, 2004).

Anda mungkin juga menyukai