Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018

ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)


PENDAHULUAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTIHAN Kesehatan reproduksi adalah
PATOLOGIS PADA WANITA USIA kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
SUBUR YANG BEKERJA DI PT utuh dan bukan hanya tidak adanya
UNILEVER CIKARANG BEKASI penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berhubungan dengan sistem
Irna Trisnawati reproduksi dan fungsi-fungsinya serta
(Program Studi Kebidanan Karawang, proses-prosesnya. Kesehatan reproduksi
Poltekkes Kemenkes Bandung; sangat perlu mendapatkan perhatian
e-mail: tazkiyah_suparno@yahoo.co.id) khusus terutama pada masa awal
perubahan sistem reproduksi yaitu dimulai
ABSTRAK pada masa remaja (WHO, 2013).
Penelitian tentang kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi mempunyai peranan menunjukkan bahwa sekitar 75%
penting bagi wanita. Kelompok wanita lebih perempuan di Dunia pasti akan mengalami
rentan terkena masalah kesehatan keputihan paling tidak sekali seumur
reproduksi. Sebanyak 9 dari 10 wanita usia hidupnya, dan sebanyak 45% akan
subur (WUS) di Desa Sukaraya Kec. mengalami 2 kali atau lebih (Medika
Karang Bahagia Kab. Bekasi yang bekerja holistik, 2011). sedangkan wanita Eropa
di PT Unilever pernah mengalami keputihan yang mengalami keputihan sebesar 25%.
yang berlebihan dan disertai dengan rasa Berdasarkan data WHO (2012), angka
gatal. Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi tahun 2009, 25% - 50%
faktor-faktor yang berhubungan dengan candidiasis, 20% - 40 % bacterial vaginosis
keputihan patologis pada wus yang bekerja dan 5% - 15% trichomoniasis. Semua
di PT Unilever Cikarang Bekasi Tahun wanita dengan segala umur dapat
2016. Jenis penelitian adalah penelitian mengalami keputihan (Kompas, 25
analitik dengan pendekatan cross sectional. November 2015).
Populasi pada penelitian ini adalah wanita Berdasarkan data statistik Indonesia
usia subur yang bekerja di PT Unilever. tahun 2013 dari 45,3 juta jiwa remaja
Besar sample sebanyak 100 orang. Analisi berusia 15-24 tahun berperilaku tidak
univariat dan bivariat menggunakan uji chi- sehat. Dan dari 30 juta jiwa remaja berusia
square. Hasil : responden yang tidak 15-24 tahun, 83,3% pernah berhubungan
mengalami keputihan patologis ada 59 seksual, yang merupakan salah satu
responden (59,0%). Sebagian besar penyebab terjadinya keputihan ( Indira,
responden memiliki pengetahuan baik ada 2013).
51 responden (51,0%), memiliki perilaku Menurut data statistik, jumlah penduduk
baik ada 65 responden (69,0%), tidak di Propinsi Jawa Barat mencapai
menggunakan sabun kewanitaan ada 61 11.358.740 jiwa atau wanita yang
responden (61,0%), status gizi tidak mengalami keputihan sebesar 27,60% dari
obesitas ada 97 responden (97,0%) dari 4 total jumlah penduduk di Jawa Barat adalah
variabel yang diteliti yang memiliki usia remaja dan wanita usia subur yang
hubungan bermakna yaitu pengetahuan berusia 10-24 tahun, berdasarkan sensus
diperoleh nilai p value 0,009, perilaku penduduk tahun 2014 jumlah remaja yang
diperoleh nilai p value 0,000 dan ada di kabupaten Bekasi mencapai 318.864
pemakaian sabun kewanitaan diperoleh jiwa atau wanita yang mengalami keputihan
nilai p value 0,000. PT Unilever diharapkan sebesar 29,48% dari jumlah penduduk
lebih memperhatikan kesehatan keseluruhan (Dinas Kesehatan, 2015).
karyawatinya terutama dalam kesehatan Penelitian yang dilakukan oleh Somia
reproduksi dengan mengadakan klinik Gul menyatakan salah satu penyebab dari
kespro dimana dalam klinik kespro keputihan adalah kebersihan diri yang
diadakan program penyuluhan terkait buruk (Gul et al, 2013). Penelitian yang
dengan kesehatn reproduksi wanita. dilakukan oleh Congol juga melaporkan
frekuensi infeksi genitalia lebih besar
Kata Kunci: (38.1%) pada mereka yang membersihkan
Keputihan patologis, WUS, Pengetahuan, area genitalia dengan salah dan sekitar
Perilaku, Sabun kewanitaan (35,1%) pada mereka yang membersihkan
area genitalia dengan benar. Lingkungan

45 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
vagina yang tidak sehat dapat menjadi yang banyak, berbau, berwarna kuning
penyebab ketidakseimbangan ekosistem kehijauan dan sangat gatal yang keluar dari
bakteri di vagina. Kurangnya kesadaran vagina mereka. Mereka tidak tahu
dalam menjaga kebersihan diri seperti tidak bagaimana bisa mengalami hal seperti itu
tepat dalam mencuci tangan, kurang benar dan juga cara penanggulangannya. Hal ini
dalam membersihkan daerah genitalia membuat mereka merasa sangat cemas.
setelah buang air kecil atau besar, Selama ini di PT Unilever tempat mereka
mengenakan celana yang ketat yang tidak bekerja belum pernah diadakan pendidikan
menyerap keringat, bertukar celana dengan kesehatan reproduksi terutama tentang
orang lain, menggunakan toilet umum yang hygiene kewanitaan untuk mengatasi
kotor, kurang menjaga kebersihan vagina, keputihan bagi wanita yang bekerja di PT
bergantian handuk dengan orang lain, dan Unilever tersebut. Berdasarkan fenomena
jarang mengganti pembalut dapat menjadi yang terjadi maka penulis tertarik untuk
pencetus timbulnya infeksi keputihan melakukan penelitian mengenai “faktor-
tersebut (sevil et al, 2013). faktor yang berhubungan dengan keputihan
Keputihan (Fluor Albus) fisiologis patologis pada wanita usia subur yang
maupun patologis harus segera diobati bekerja di PT Unilever Cikarang Bekasi
karena masing-masing membawa tahun 2016”.
pengaruh bagi kesehatan. Keputihan (Fluor
Albus) fisiologis menyebabkan kurang METODE PENELITIAN
bersihnya alat kelamin, dan sebagai Desain penelitian yang digunakan dalam
mekanisme untuk menolak adanya bakteri penelitian ini adalah analitik kuantitatif
di dalam organ reproduksi (Boyke, 2010). dengan menggunakan pendekatan cross
Faktor penyebab keputihan dipicu sectional. Populasi dalam penelitian ini
karena adanya virus, bakteri, kuman, adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun
aktivitas yang terlalu lelah, hormonal dan yang bekerja di PT Unilever Cikarang
pada vulva hygiene (Bahari,2012). Bekasi tahun 2016, dengan besar populasi
Penyebab keputihan dari keletihan ditandai sebanyak 220 Responden. Besar sampel
muncul hanya pada waktu kondisi tubuh adalah 100 wanita usia subur yang dipilih
sangat letih dan biasa lagi ketika tubuh dengan teknik simple random sampling.
sudah normal kembali (Susanto, 2013). Data yang terkumpul adalah data kategorik
Prilaku tidak hygiene seperti air cebok tidak sehingga dideskripsikan dalam bentuk
bersih, celana dalam tidak menyerap frekuensi dan persentase (Nugroho, 2014)
keringat, penggunaan pembalut yang lalu dianalisis dengan uji Chi-Square.
kurang baik merupakan salah satu faktor
penyebab keputihan (Ayuningsih, 2010). HASIL PENELITIAN
Banyak wanita Indonesia yang tidak
Tabel 1. Distribusi Kejadian Keputihan
tahu tentang keputihan (Fluor Albus),
Patologis
sehingga mereka menganggap sebagai hal
yang umum dan kurang penting. Padahal No Kejadian Frekuensi Persentase
keputihan (Fluor Albus) patologis yang tidak Keputihan
segera ditangani akan mengakibatkan 1 Ya 41 41%
kemandulan 15% pada usia 30-34 tahun, 2 Tidak 59 59%
meningkat 30% pada usia 35-39 tahun, dan Total 100 100%
64% pada usia 40-44 tahun. Keputihan juga
merupakan gejala awal dari kanker leher Hasil distribusi frekuensi pada tabel 1
rahim yaitu setiap tahunya ada sekitar 15 menunjukkan bahwa responden yang
ribu kasus baru kanker serviks di Indonesia mengalami kejadian keputihan patologis
yang dapat berakhir dengan kematian sebanyak 41%
(Data riset kesehatan dasar 2013). Tabel 2. Distribusi Pengetahuan
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di Desa Sukaraya Kecamatan No Pengetahuan Frekuensi Persentase
Karang Bahagia Cikarang Utara Kab 1 Kurang 49 49%
Bekasi tahun 2016 pada wanita yang 2 Baik 51 51%
bekerja di PT Unilever, dari 10 orang Total 100 100%
didapatkan bahwa terdapat 9 orang yang
Hasil distribusi frekuensi pada tabel 2
pernah mengalami keputihan yang bersifat
menunjukkan bahwa sebagian besar
patologis. Mereka mengeluhkan ada cairan

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
responden memiliki pengetahuan baik Tabel 6 menunjukkan proporsi
tentang keputihan berjumlah 51 responden responden dengan pengetahuan kurang
(51%) yang mengalami keputihan patologis
sebesar 55,1% (27 responden) dan yang
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku Pada
berpengetahuan baik yang mengalami
Wanita Usia Subur Yang Bekerja Di PT
keputihan patologis sebanyak 27,5% (14
Unilever Cikarang Bekasi Tahun 2016
responden). Hasil uji Chi-square di peroleh
No Perilaku Frekuensi Persentase nilai p value = 0,009 (p 0,05) yang
1 Kurang 35 35% menunjukkan ada hubungan yang
2 Baik 65 65% bermakna antara pengetahuan dan
Total 100 100% keputihan patologis. Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR = 3.244 artinya wus
Hasil distribusi frekuensi pada tabel 3 dengan pengetahuan kurang mempunyai
menunjukkan bahwa sebagian besar peluang 3.244 kali mengalami keputihan
responden memiliki perilaku baik dalam patologis di banding wus yang
merawat organ kewanitaanya berjumlah 65 pengetahuan baik.
responden (65%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi pemakaian Tabel 7. Hubungan Perilaku Dengan
sabun antiseptic kewanitaan pada wanita Keputihan Patologis Pada Wanita Usia
usia subur yang bekerja di PT Unilever Subur Yang Bekerja Di PT Unilever
Cikarang Bekasi tahun 2016 Cikarang Bekasi Tahun 2016
Pemakaian Keputihan Total Nilai OR
No antiseptik sabun Frekuensi Persentase Patologis P (95%)
Perilaku
kewanitaan Ya Tidak Value
1 Ya 39 39% n % n % n %
Kurang 27 77,1 8 22,9 35 100 0,000 12.295
2 Tidak 61 61% Baik 14 21,5 51 78,5 65 100
Total 100 100% Total 41 41,0 59 59,0 100 100

Hasil distribusi frekuensi pada tabel 4


Tabel 7 menunjukkan proporsi
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden dengan perilaku kurang yang
responden tidak menggunakan sabun
mengalami keputihan patologis sebesar
antiseptic kewanitaan berjumlah 61
77,1% (27 responden) dan yang
responden (61%).
berperilaku baik yang mengalami keputihan
patologis sebanyak 21,5% (14 responden).
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Hasil Uji Chi-square diperoleh nilai p value
Pada Wanita Usia Subur Yang Bekerja Di
= 0,000 (p 0,05) yang menunjukkan ada
PT Unilever Cikarang Bekasi Tahun 2016
hubungan yang bermakna antara perilaku
No Status Gizi Frekuensi Persentase dengan keputihan patologis. Dari hasil
1 Obesitas 3 3% analisis diperoleh pula nilai OR = 12.295
2 Tidak Obesitas 97 97% artinya wus dengan perilaku baik
Total 100 100% mempunyai peluang 12.295 kali tidak
mengalami keputihan patologis di banding
Hasil distribusi frekuensi pada tabel 5 wus yang perilaku kurang.
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak mengalami obesitas Tabel 8. Hubungan Pemakaian Sabun
berjumlah 97 responden (97%). Kewanitaan Dengan Keputihan Patologis
Tabel 6. Hubungan pengetahuan dengan Pada Wanita Usia SuburDi PT Unilever
keputihan patologis pada wanita usia subur Cikarang Bekasi Tahun 2016
yang bekerja di PTUnilever Cikarang
Bekasi tahun 2016 Keputihan Total Nilai OR
Pemakaian Patologis P Value (95%)
Sabun Ya Tidak
Keputihan Total Nilai OR kewanitaan
Patologis P (95%) n % n % n %
Pengetahuan Value
Ya Tidak Ya36 92,3 3 7,7 39 100 0,000 134.400
n % n % n % Tidak5 8,2 56 91,8 61 100
Kurang 27 55,1 22 44,9 49 100 0,009 3.244 Total41 41,0 59 59,0 100 100
Baik 14 27,5 37 72,5 51 100
Total 41 41,0 49 49,0 100 100

47 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
Tabel 8 menunjukkan proporsi dapat segera diatasi secepat mungkin
responden yang memakai sabun (Tanuwidjaya, 2012). Hasil penelitian ini
kewanitaan yang mengalami keputihan didukung oleh penelitian Emi Badaryati
patologis sebesar 92,3% (36 responden) (2012) yang menyimpulkan bahwa ada
dan yang tidak memakai sabun kewanitaan hubungan yang bermakna antara
dan mengalami keputihan patologis pengetahuan dengan kejadian keputihan.
sebanyak 8,2% (5 responden). Hasil Hasil penelitian menunjukkan ada
statistic diperoleh nilai p value = 0,000 (p hubungan yang bermakna antara perilaku
0,05) yang menunjukkan ada hubungan dengan keputihan patologis. Vulva hygiene
yang bermakna antara pemakaian sabun adalah suatu tindakan untuk selalu
kewanitaan dan keputihan patologis. Dari memelihara kebersihan dan kesehatan
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = pada daerah genitalia luar (vulva) yang
134.400 artinya wus yang tidak bertujuan agar terjaga kebersihanya dan
menggunakan sabun kewanitaan mencegah infeksi Menurut (Ayuningsih
mempunyai peluang 134.400 kali tidak 2010).
mengalami keputihan patologis di banding Perilaku adalah segala bentuk
wus yang menggunakan sabun kewanitaan. tanggapan dari individu terhadap
lingkungannya (Budioro,2007). Robert
Tabel 9. Hubungan Status Gizi Dengan Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku
Keputihan Patologis Pada Wanita Usia adalah tindakan atau perbuatan suatu
Subur Di PT Unilever Cikarang Bekasi organisme yang dapat diamati bahkan
Tahun 2016 dapat dipelajari. Perilaku tidak sama
dengan sikap (Notoatmodjo, 2007).
Keputihan Total Nilai P OR Perilaku pemeliharaan kesehatan
Status Patologis Value (95%) (Health maintenance) Adalah perilaku atau
Gizi Ya Tidak
n % n % N %
usaha-usaha seseorang untuk memelihara
Obesitas 1 33,3 2 66,7 43 100 1000 0.712 atau menjaga kesehatan agar agar tidak
Tidak 40 41,2 57 58,8 97 100 sakit dan usaha untuk menyembuhkan
Obesitas bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan
Total 41 41,0 59 59,0 100 100 kasehatan terdiri 3 aspek yaitu: perilaku
pencegahan penyakit, perilaku peningkatan
Tabel 9 menunjukkan proporsi kesehatan, dan perilaku gizi (makanan dan
responden dengan status gizi obesitas minuman) (Notoatmodjo, 2007).
yang mengalami keputihan patologis Berdasarkan hasil penelitian Siti
sebesar 33,3% (1 responden) dan yang Nurhidayani, 2012. mengenai hubungan
status gizi tidak obesitas yang mengalami prilaku hygiene dengan keputihan patologis
keputihan patologis sebanyak 41,2% (40 pada wanita usia subur di wilayah kerja
responden). Hasil statistic diperoleh nilai p puskesmas menunjukkan hasil bahwa ada
= 1000 (p 0,05) yang menunjukkan tidak hubungan yang bermakna antara perilaku
adah ubungan yang bermakna antara dengan kejadian keputihan.
status gizi dan keputihan patologis. Perilaku wus dalam menjaga
kebersihan alat genetalia sangatlah
PEMBAHASAN berpengaruh terhadap upaya pencegahan
keputihan pada wus, pada saat ini karena
Hasil penelitian menunjukkan adanya wus sangat membutuhkan pengetahuan
hubungan yang bermakna antara cara menjaga alat organ reproduksinya baik
pengetahuan dan keputihan patologis. dari dalam lingkungan kaluarga maupun
Pengetahuan wus sangat berpengaruh lingkungan luar.
dengan kejadian keputihan, pengetahuan Keterkaitan pengetahuan dengan
wus terhadap pencegahan keputihan akan perilaku digambarkan bahwa seseorang
memberi pemahaman tentang kondisi dan yang pengetahuan baik maka akan
perubahan tubuh pada saat keputihan berperilaku baik begitu juga sebaliknya.
sehingga tidak terjadi salah pengertian dan Perilaku yang baik dalam mencegah
kecemasan yang berlebihan terhadap keputihan yaitu, cebok dengan baik dari
kondisi tersebut. Tingkat pengetahuan wus depan ke belakang, menggunakan pakaian
berpengaruh terhadap kesehatannya yang dalam yang menyerap keringat, menjaga
dimiliki oleh wus jika terjadinya kelainan kebersihan organ kewanitaanya dan
atau ganguan kesehatan pada wus, maka menjaga pola hidup yang baik. Adapun

48 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
peran bidan dalam hal ini memberikan Berat badan katagori Obesitas
pendidikan kesehatan/promosi kesehatan merupakan salah satu faktor penyebab
dalam menjaga organ kewanitaan untuk keputihan yang berulang. Penyebab
mencegah keputihan. keputihan yang paling umum di derita oleh
Hasil penelitian menunjukkan ada seseorang dengan berat badan yang
hubungan yang bermakna antara berlebihan adalah akibat infeksi jamur. Hal
pemakaian sabun kewanitaan dan ini diakibatkan oleh daerah kewanitaan
keputihan patologis. Penggunaan sabun yang cenderung lembab pada seseorang
sirih/sabun mandi pada vulva dapat dengan berat badan berlebihan. Salah satu
menyebabkan alergi dan iritasi pada vulva, karakteristik keputihan yang disebabkan
karena sabun tersebut mengandung oleh infeksi jamur adalah keputihan
banyak bahan kimia serta dapat membunuh berwarna putih susu dan sangat gatal.
flora baik yang ada didalam vagina (Permatadewi, 2012). IMT merupakan alat
(Kusmiran 2011, Nasedul 2010). Daerah atau cara yang sederhana untuk memantau
kewanitaan merupakan organ tubuh yang status gizi orang dewasa, khususnya yang
paling sensitip, adanya flora normal berkaitan dengan yang kekurangan dan
didalamnya akan melindungi daerah kelebihan berat badan, untuk memantau
tersebut dari berbagai kotoran, bakteri dan indeks masa tubuh oreng dewasa
kuman yang masuk. Produk pembersih digunakan timbang berat badan dan tinggi
hendaknya dipilih yang memiliki pH kurang badan, penggunaan IMT hanya untuk orang
lebih sama dengan organ intim wanita yakni dewasa berumur diatas 18 tahun. Batas
sekitar 4,5. Jika pemakaian secara terus ambang IMT untuk Indonesia adalah
menerus semakin mengikis bakteri normal >18,5-25,0 gemuk > 25,0-27,0
doderlyne dan bakteri lain semakin mudah obesitas > 27,0 dan rumus IMT yaitu
masuk ke liang vagina (Warta Warga 2010, bb/tb(m)² (Supariasa dkk 2002). Hasil
Sudarsana, 2009). Ekosistem vagina penelitian (Indira Awaliyah 2012) yang
adalah lingkaran kehidupan yang ada di berjudul Hubungan personal haygiene
vagina. Ekosistem ini dipengaruhi oleh 2 dalam mencegah terjadinya keputihan
faktor yaitu, phatogen dan laktobasilus menunjukkan hasil bahwa ada hubungan
(bakteri baik) jika keseimbangan ini yang bermakna antara status gizi dengan
terganggu, laktobasillus akan mati dan kejadian keputihan.
bakteri phatogen akan tumbuh subur dan Dalam penelitian ini menunjukkan tidak
bakteri phatogen ekosistem vagina adalah adanya kesuaian teori dengan hasil
penggunaan sabun kewanitaan yang terlalu penelitian dimana menurut peneliti tidak
sering (Septian, 2009). Membersihkan berhubunganya hasil penelitian dapat
kewanitaan yang paling terbaik ialah diasumsikan bahwa wus yang obesitas
membasuh dengan air bersih satu hal yang atau tidak obesitas memiliki kecenderungan
harus diperhatikan adalah cara membasuh yang sama untuk mengalami atau tidak
yaitu dari depan ke belakang, apabila kita mengalami keputihan patologis dimana
menggunakan sabun pembersih sebaiknya walaupun wus itu obesitas apabila
gunakan sabun yang lunak dengan pH 3,5 perilakunya baik dalam menjaga organ
misalnya sabun bayi yang biasanya ber ph kewanitaanya maka kemungkinan wus
netral (Inong, 2008). tidak mengalami keputihan patologis. Pada
Berdasarkan hasil penelitian Suryandari, penelitian ini variable statusgizi tidak ada
2013. responden yang memakai sabun hubungan bermakna peneliti berasumsi
pembersih kewanitaan mengalami karena standar alat ukur yang kurang
keputihan patologis 33 responden (21,5%) harusnya di ukur berdasarkan IMT peneliti
dan hampir seluruh responden yang tidak hanya menggunakan ukuran lila karena
memakai sabun pembersih kewanitaan keterbatasanwaktu saat kuisioner.
mengalami keputihan fisiologis 92
resfonden (60%). P-value = 0,001 berarti KESIMPULAN DAN SARAN
ada hubungan yang bermakna antara
pemakaian sabun kewanitaan dengan Berdasarkan hasil penelitian
keputihan pada wanita usia subur. disimpulkan bahwa kejadian keputihan
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada patologis yang dialami oleh Wanita Usia
hubungan yang bermakna antara status gizi Subur yang bekerja di PT Unilever Bekasi
dan keputihan patologis. disebabkan karena masih rendahnya
tingkat pengetahuan dan prilaku WUS

49 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes --------------------- Volume 9 Nomor 1, Januari 2018
ISSN 2086-3098 (p) -- ISSN 2502-7778 (e)
tentang personal hygiene dan penggunaan Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
sabun kewanitaan yang terlalu sering. Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Selanjutnya perusahaan disarankan Cipta.
agar lebih memperhatikan kesehatan Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Pendidikan
karyawan dan karyawatinya khususnya dan Prilaku Kesehatan . Jakarta Rineka
pada reproduksi wanita misalnya Cipta.
mengadakan klinik kesehatan reproduksi di Notoatmodjo, Soekidjo.2010. promosi ilmu
PT Unilever Cikarang Bekasi agar kesehatan dan ilmu prilaku . Jakarta
kesehatan reproduksi wanita tetap sehat, Rineka Cipta.
dimana dalam klinik kespro diadakan Nugroho, H.S.W. 2014. Analisis Data
program penyuluhan terkait dengan Secara Deskriptif untuk Data Kategorik.
pengetahuan wus tentang Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan
keputihan/kesehatan reproduksi, perilaku (FORIKES).
hygiene pada wus, dan pemakaian sabun Nurhardini, S. 2012. Hubungan personal
kewanitaan yang baik bagi kesehatan hygiene dengan dengan keputihan pada
reproduksi. Selain penyuluhan bisa juga wanita usia subur di wilayah kerja
diadakan pemeriksaan IVA atau Papsmear puskesmas lingkar timur. D III
pada wanita usia subur dengan jangka Kebidanan : Universitas Sumatra Utara.
waktu yang ditentukan pada pemeriksaan Artikel Karya Tulis Ilmiah.
iva/papsmear tersebut. Di dalam klinik Prayetno Sunyoto. 2014. Buku Lengkap
kesehatan PT Unilever tidak hanya tenaga Kesehatan Organ Reproduksi Wanita.
kesehatan keperawatan sebaiknya ada Jogjakarta : Saufa.
pula seorang bidan yang bisa membantu Puji Rahayu, Rika dkk. 2015. Faktor-faktor
dalam perawatan kebidanan. yang berhubungan dengan keputihan
pada wanita usia subur dir t 04 rw 03
DAFTAR PUSTAKA kelurahan rowosari semarang. Artikel
Karya Tulis Ilmiah.
Apriadji, WH. 2005. Gizi Keluaga dan Rahmaniar. 2013. Buku ajar fundamental
kesejahteraan keluarga. Jakarta: Pt keperawatan: konsep, proses, dan
Penebar Swadaya. praktek. Edisi ke 4. Jakarta; EGC.
Bahari, Hamid. 2012. Cara Mudah Untuk Sibarlang, Eva Ellya,dkk.2010. Kesehatan
Atasi Keputihan. Yogyakarta : Buku Reproduksi Wanita . Jakarta : trans
Biru. infomedia.
Emi Badaryati, Faktor-Faktor yang Permata dewi, Tri.2012. Benjolan didalam
Mempengaruhi Perilaku Pencegahan vagina dan keputihan.
dan Penanganan Keputihan Patologis www.aloedokter.com
pada Siswa SLTA Sederajat Di Kota Verawati. 2014. Hubungan Tingkat
Banjarbaru Tahun 2012. Pendidikan dan Pengetahuan dengan
Fitria Suryandari, Dyah dkk. 2013. Perilaku Perawatan Vulva Hygiene pada
Hubungan Pemakaian Sabun Wanita di Lapas Semarang tahun 2014.
Pembersih Kewanitaan Dengan Artikel Karya Tulis Ilmiah.
Terjadinya Keputihan Pada Wanita Usia Wijayanti, D. 2009. Fakta penting sekitar
Subur di Desa Karang Jeruk Kecamatan reproduksi wanita. Yogyakarta : Diglosia
Jatirejo Kabupaten Mojokerto. Artikel Printika.
Karya Tulis Ilmiah. Widiastuti, Yani 2009. Kesehatan
Indira Awaliyah, 2012. Hubungan personal Reproduksi.Yogjakarta: Fitramaya
hygiene dalam pencegahan terjadinya Wijaya. 2011. Personal hygiene, Jakarta :
keputihan. http://kti-skripsi- EGC.
net.blogspot.com/2013/10/hubungan- Wiknjosastro. 2008. Buku Acuan Nasional
antara-status-gizi-dengan.html Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Kurniasih dkk. 2010. Sehat dan bugar Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
berkat gizi seimbang. Jakarta: Kompas Pustaka-Sarwono Prawirohardjo
Gramedia.
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2007.
Riskesdas Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Depkes.

50 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

Anda mungkin juga menyukai