ID Analisis Kinerja Heat Exchanger Shell Tu PDF
ID Analisis Kinerja Heat Exchanger Shell Tu PDF
ANALISIS KINERJA HEAT EXCHANGER SHELL & TUBE PADA SISTEM COG
BOOSTER DI INTEGRATED STEEL MILL KRAKATAU
Jajat Sudrajat
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
E-mail: jjt.sudrajat22@gmail.com
Abstrak -- Penggunaan heat exchanger pada sistem COG booster bertujuan untuk mendinginkan
temperatur oli yang akan digunakan sebagai pelumasan dan pendinginan bearing. Semakin lama heat
exchanger digunakan akan menyebabkan terjadinya fouling (pengotoran) di bagian dalam heat
exchanger. Semakin besar fouling yang terjadi akan menyebabkan terjadi penurunan kinerja heat
exchanger seperti besarnya laju perpindahan panas aktual dan efektivitas. Oleh karena itu dilakukan
analisis heat exchanger untuk mengetahui pengaruh fouling terhadap laju perpindahan panas aktual
dan efektivitas heat exchanger dengan rentang waktu 1 tahun setelah booster beroperasi yang dibagi
menjadi 2 periode. Analisis dilakukan dengan membuat perhitungan parameter-parameter yang
dibutuhkan. Dari hasil perhitungan dan analisis, ditunjukan bahwa terjadi penurunan pada laju
perpindahan panasnya hingga sebesar 0,411 kW atau 19,45%, setara dengan energi yang dihasilkan
dari penggunaan solar sejumlah 0,036 liter selama satu jam. Fouling yang terjadi mengalami kenaikan
hingga sebesar 0,561 m2.K/kW. Sedangkan efektivitasnya mengalami penurunan sebesar 3,7%.
exchanger tersebut. Lapisan pengotoran ini tersebut, kedua fluida yang mengalir terpisah satu
menyebabkan penambahan tahanan termal dan sama lain, biasanya oleh pipa silindris. Fluida
menyebabkan laju perpindahan panas pada heat dengan temperatur yang lebih tinggi akan
exchanger berkurang [8], yang pada akhirnya akan mengalirkan panas ke fluida yang bertemperatur
berpengaruh pada kinerja dari heat exchanger lebih rendah.
secara khususnya, dan unit booster pada Heat exchanger dapat dibagi menjadi
umumnya. beberapa tipe berdasarkan fungsional dan jenis
Karena komponen heat exchanger tersebut permukaan perpindahan panasnya. Pembagian
memegang peranan penting pada operasi tipe heat exchanger secara fungsional
booster, maka kinerja dari heat exchanger diantaranya recuperative type, regenerative/
tersebut harus terus dijaga agar tetap optimal dan storage type, dan direct mixing type [6]. Sementara
berfungsi dengan baik. Oleh karena itu perlu itu, pembagian tipe heat exchanger berdasarkan
dilakukan analisis terhadap kinerja dan efektivitas permukaan perpindahan panasnya dapat diatur
heat exchanger, terutama akibat pengaruh dalam beberapa bentuk diantaranya single tube
pengotoran yang terjadi didalamnya, untuk arrangement, shell and tube arrangement, dan
selanjutnya dilakukan evaluasi akibat pengaruh cross flow heat exchanger [6].
dari pengotoran tersebut.
2.3 Shell and Tube
2. TINJAUAN PUSTAKA
Shell and tube merupakan jenis heat exchanger
Bizzy & Setiadi melakukan penelitian untuk yang populer dan lebih banyak digunakan. Shell
merancang dimensi shell and tube dengan and tube terdiri dari sejumlah tube yang terpasang
menggunakan metode analisis komputerisasi didalam shell yang berbentuk silindris [15].
Heat Transfer Research Inc. (HTRI) dan metode Terdapat dua fluida yang mengalir, dimana satu
analisis perhitungan manual [9]. Handoyo & fluida mengalir di dalam tube, dan yang lainnya
Ahsan melakukan penelitian untuk menganalisis mengalir diluar tube [14].
kinerja heat exchanger jenis shell and tube yang
digunakan sebagai pendingin aliran air pada 2.3.1 Standardisasi TEMA
PLTA Jatiluhur [10]. Lebo et al melakukan
penelitian pada heat exchanger dengan tipe shell Karena shell and tube merupakan tipe yang paling
and tube di Pabrik Semen Kupang II - PT. Sarana banyak digunakan, sehingga perlu dilakukan
Agra Gemilang, KSO PT. Semen Kupang standardisasi dalam pembuatannya. Pembuatan
(Persero) [11]. Soekardi melakukan penelitian standardisasi tersebut dilakukan oleh Tubular
untuk menganalisis pengaruh rata-rata faktor Exchanger Manufactures Asociation (TEMA)
efektivitas perpindahan panas dan faktor koefisien dengan dilakukan sistem penomeran. Sistem
perpindahan panas global terhadap dimensi penomeran dibuat dengan 3 (tiga) huruf alphabet.
utama hasil perancangan heat exchanger shell Masing masing huruf mewakili bagian dari shell
and tube dengan metode efektivitas-NTU [12]. and tube dimana huruf pertama menunjukan front
Zainuddin et al melakukan penelitian pada suatu header type, huruf kedua menunjukan shell type,
heat exchanger dengan tujuan untuk mengetahui dan huruf ketiga menunjukan end header type
kemampuan shell and multi tube helical coil HE [15].
sebagai pemanas udara dengan memanfaatkan Dari standardisasi tersebut, dapat diciptakan
gas buang dari mesin diesel [13]. beberapa jenis kombinasi dari shell and tube.
Namun terdapat 3 (tiga) kombinasi utama yang
2.1 Perpindahan Panas sering digunakan [15], diantaranya fixed tubesheet
Perpindahan panas adalah ilmu yang berupaya heat exchanger, U-tube heat exchanger, dan
untuk memprediksi perpindahan energi yang floating header heat exchanger.
mungkin terjadi antara material sebagai akibat
dari adanya perbedaan temperatur [14]. Sesuai 2.3.2 Perhitungan Shell and Tube
dengan hukum termodinamika ke-2 (dua), aliran
energi panas akan selalu mengalir ke bagian yang Beberapa perhitungan yang dilakukan dalam
memiliki temperatur lebih rendah [6]. Secara menganalisis kinerja dari heat exchanger atau
umum terdapat 3 (tiga) jenis perpindahan panas shell and tube diantaranya sebagai berikut:
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
a. Koefisien perpindahan panas global dan
2.2 Heat Exchanger fouling factor
Heat exchanger adalah suatu alat yang dimana Koefisien perpindahan panas global merupakan
terjadi aliran perpindahan panas diantara dua keseluruhan nilai koefisien perpindahan panas
fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda yang terdapat pada suatu heat exchanger, yang
[5], dimana fluida tersebut keduanya mengalir dinotasikan dengan U. Besarnya nilai U dapat
didalam sistem. Di dalam heat exchanger dihitung dengan persamaan [8]:
= .( − ) (9)
dimana:
Qmax = laju perpindahan panas maksimal (W)
Cmin = nilai terkecil di antara nilai Ch dan Cc
(W/K)
Th1 = temperatur fluida panas masuk heat
exchanger (K)
Tc1 = temperatur fluida dingin masuk heat
exchanger (K)
e. Perhitungan LMTD
Besarnya nilai LMTD atau perbedaan temperatur
rata rata logaritma bergantung pada jenis heat
exchanger yang digunakan, dimana pada
dasarnya dibagi menjadi 3 (tiga) jenis heat
exchanger berdasarkan arah alirannya yaitu Gambar 1. Diagram alir penelitian
parallel flow (searah), counterflow (berlawanan),
dan multi pass and cross flow (i.e shell and tube). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Persamaan untuk menghitung nilai LMTD dari
masing masing jenis heat exchanger yaitu [8]: 4.1 Pengumpulan Data
Tahap awal yang dilakukan adalah
1) Parallel flow dan counter flow mengumpulkan data-data yang telah diketahui
∆ ∆ atau data instalasi, yang bersumber dari manual
∆ = ∆ (10)
(
∆
) book, katalog produk, dan data operasi HMI. Data
instalasi tersebut diantaranya spesifikasi shell and
dimana untuk paralle flow: tube dan karakteristik fluida. Sedangkan data
ΔT1 = Th1 – Tc1 (11) operasi yaitu temperatur kerja fluida yang masuk
ΔT2 = Th2 – Tc2 (12) dan keluar shell and tube.
dimana:
F = faktor koreksi, F < 1
ΔTlm,cf = LMTD counterflow (K)
f. Perhitungan efektivitas
Efektivitas shell and tube dapat dihitung dengan
persamaan berikut [8]:
= (16) Gambar 2. Shell and tube EKM-500-T-CN
= .( − ) e. Perhitungan ΔTlm,st
= 5,657 ( ) ( )
∆ , = ( )
( )
b. Perhitungan Qact ∆ , = 11,08
= .( − ) ∆ =∆ , .
,
= 2,113 ∆ = 10,53
,
c. Perhitungan ϵ f. Perhitungan U2
= 100% =
.∆ ,
= 37,35% = 0,186 .
d. Perhitungan Tc2
g. Perhitungan Rf1
= +
= −
= 313,13 = 40,13℃ .
= 0,085
e. Perhitungan ΔTlm,st
( ) ( ) 3) Kondisi setelah pengotoran ke-2
∆ , = ( )
( ) Pengotoran ke-2 dan selanjutnya akan
∆ , = 12,5 menghasilkan nilai koefisien perpindahan panas
∆ = 12,5[ ].0,95 global fouled U4, U5, U6, dst. Juga akan
,
∆ = 11,87 menghasilkan nilai fouling factor Rf3, Rf4, Rf5, dst.
,
Proses perhitungannya sendiri sama seperti pada
pengotoran pertama.
f. Perhitungan U1
= 4.3 Analisis dan Evaluasi
.∆ ,
= 0,189 .
a. Analisis Qact
Berdasarkan spesifikasi, shell and tube EKM-510-
2) Kondisi setelah pengotoran ke-1 T-CN memiliki nilai cooling performance sekitar
Parameter yang diketahui diantaranya: 2,25 kW.
Th1 = 49,80C = 322,8 K
Th2 = 43,570C = 316,57 K
Tc1 = 33,030C = 306,03 K
ṁh = 0,148 kg/s
ṁc = 0,083 kg/s
Ch = 0,296 kW/K
Cc = 0,347 kW/K
As = 0,94 m2
F = 0,95
U1 = 0,189 kW/m2.K
5. KESIMPULAN
periode pertama hingga akhir periode kedua [8]. Cengel, Y.A. (2006). Heat Transfer: A
terjadi penurunan evektivitas sebesar 3,7%. Practical Approach (2nd Ed). Ohio: McGraw-
Hill Higher Education.
DAFTAR PUSTAKA [9]. Bizzy, I., Setiadi, R. (2013). Studi Perhitungan
Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube
[1]. World Steel Asociation. (2012). The White dengan Program Heat Transfer Research Inc.
Book of Steel. Diambil dari: (HTRI). Jurnal Rekayasa Mesin, 3(1).
www.worldsteel.org/steelstory. Diakses pada [10]. Handoyo, Y., Ahsan. (2012). Analisis Kinerja
15 April 2017. Alat Penukar Kalor Jenis Shell and Tube
[2]. Primary Metal. (2017). The Steel Making Pendingin Aliran Air Pada PLTA Jatiluhur.
Industry. Diambil dari: Jurnal Energi dan Manufaktur, 5(1).
http://www.istc.illinois.edu/info/library_docs/m [11]. Lebo, Y.M.V., Gusnawati., Jasron, J. (2015).
anuals/primmetals/chapter2.htm. Diakses Analisa Unjuk Kerja Alat Penukar Kalor Tipe
pada 15 April 2017. Shell and Tube Untuk Pendinginan Minyak
[3]. Lacey, J.A. (2011). Coke-Oven Gas. Diambil Pelumas Pasa Sistem Penggerak Induced
dari: Draft Fan. Lontar Jurnal Teknik Mesin Undana,
http://www.thermopedia.com/content/641/. 2(2).
Diakses pada 15 April 2017. [12]. Soekardi, C. (2015). Analisis Pengaruh
[4]. The Engineering ToolBox. (2017). Pumps, Efektivitas Perpindahan Panas dan Tahanan
Compressors, Blowers and Fans. Diambil Termal Terhadap Rancangan Termal Alat
dari: Penukar Kalor Shell & Tube. Jurnal Sinergi,
http://www.engineeringtoolbox.com/pumps- 19(1).
compressors-fans-blowers-d_675.html. [13]. Zainuddin., Nurdin, J., Is, E. (2016). The Heat
Diakses pada 15 Maret 2017. Exchanger Performance of Shell and Multi
[5]. Kakac, S., Liu, H. (2002). Heat exchanger: Tube Helical Coil as a Heater through the
Selection, Rating, and Thermal Design (2nd Utilization of a Diesel Machine’s Exhaust Gas.
Ed). Florida: CRC Press. Aceh International Journal of Science and
[6]. Kothandaraman, C.P. (2006). Fundamentals Technology. 5(1), 21-29.
of Heat and Mass Trasfer (3rd Ed). New Delhi: [14]. Holman, J.P. (2010). Heat Transfer (10th Ed).
New Age International (P) Ltd. New York: McGraw-Hill
[7]. Chmiel. (2012). Erection, Operation, and [15]. Brogan, R.J. (2011). Shell and Tube Heat
Maintenance Manual for COG Booster Fan. Exchangers. Diambil dari:
Wippershainer: TLT-Turbo GmbH. http://www.thermopedia.com/content/1121/
Diakses pada 15 April 2017.