Anda di halaman 1dari 18

GEOMETRI ANALITIK

Tentang

SISTEM KOORDINAT CARTESIUS

Di susun oleh :
1. REZKI HARDYANTI (173020046)
2. AYU ALMAHIRA (173020029)
3. AHYADIN (173020028)

Kelas : IV/B
Jurusan : Matematika
Dosen Pemb. : ARNASARI M.H, M.Pd

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Bima

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga dengan semangat yang ada penulis
dapat menyelesaikan Makalah Geometri Analitik
Penulis menyadari, bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai
pihak pekerjaan ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Geometri Analitik. Ibu Arnasari MH, M.Pd ,dan juga teman-teman
seperjuangan. Semoga amal perbuatan baiknya mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam pekerjaan ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya
ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil dari pekerjaan ini dapat
bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan bagi kita semua. Aamiin .

Kota Bima, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………
B. Rumusan ……………………………………………
C. Tujuan ……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Menjelaskan tentang Luas Segitiga dan Poligon ………..
B. Menjelaskan tentang Rasio Pembagian Segmen Garis ….
C. Menjelaskan tentang Titik Tengah Segmen Garis ………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………
B. Saran …….……………………………………………
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rene Descartes dikenal sebagai ahlli filsafat modern pertama yang besar.
Ia juga penemu biologi modern, ahli fisika, dan matematikawan. Ia lahir di
Touraine, Prancis, putra dari seorang ahli hukum, yang lumayan kekayaannya.
Ayahnya mengirimnya ke sekolah Jeswit pada umur 8 tahun. Karena
kesehatannya yang kurang baik, Descartes diizinkan menghabiskan waktu paginya
belajar di tempat tidur, suatu kebiasaan yang dipandangnya berguna sehingga
dilanjutkannya sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun, ia mendapat gelar
sarjana hukum dan selanjutnya menjalani kehidupan seorang tuan yang terhormat,
menjalani dinas militer beberapa tahun dan tinggal beberapa waktu di Paris dan
kemudian di Belanda. Ia pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu
Christina, di mana ia meninggal karena pneumonia pada tahun 1850.
Descartes menyelidiki suatu metode berfikir yang umum yang akan
memberikan perkalian pada pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu.
Penyelidikan itu mengantarnya ke matematika, yang ia simpulkan sebagai sarana
pengembangan kebenaran di segala bidang. Karya matematikanya yang paling
berpengaruhu adalah La Geometrie, yang diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya ia
mencoba suatu penggabungan dari geometri tua dan patut dimuliakan dengan
AlJabar yang masih bayi. Bersama dengan orang Prancis lainnya, Pierre Fermat
(1601-1665), ia diberi pujian dengan gabungan tersebut yang saat ini kita sebut
geometri analitik atau geometri koordinat. Makalah ini akan menyajikan
terobosannya khusus mengenai sistem koordinat, diantaranya sistem koordinat
kartesius, koordinat polar, dan koordinat bola.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah menjelaskan tentang


Luas Segitiga dan Poligon, Rasio Pembagian Segmen Garis, dan Titik
Tengah Segmen Garis

C. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Menjelaskan tentang Luas Segitiga dan Poligon
b. Menjelaskan tentang Rasio Pembagian Segmen Garis
c. Menjelaskan tentang Titik Tengah Segmen Garis
II. PEMBAHASAN

A. Luas Segitiga dan Poligon

Suatu segitiga atau poligon dapat dihitung luasnya apabila titik-titik sudut
diketahui koordinatnya. Salah satu cara mencari formula luas suatu poligon adalah
menggunakan prinsip penghitungan luas suatu trapesium.
Misalkan suatu segitiga diketahui mempunyai koordinat P1(x1, y1), P2(x2,
y2), dan P3(x3, y3), sedemikian hingga label memutar segitiga yang melewati titik-
titik P1P2P3 akan berlawanan dengan arah jarum jam seperti pada gambar di
bawah ini.

P3(x3, y3)
Y

P1(x1, y1)

P2(x2, y2)
y3
y1
y2

X
O M1 M2 M3
Misalkan M1, M2, M3 proyeksi titik-titik P1, P2, P3 pada sumbu-x maka

Luas P1P2P3 = luas M1M3P3P1 + luas M3M2P2P3 – luas M1M2P2P1.

Dalam hal ini M1M3P3P1 adalah trapesium dengan alas M1P1 dan M3P3
yang sama dengan y1 dan y2, dan tingginya M1M3 yang besarnya sama dengan x3 –
x1. Secara sama M3M2P2P3 adalah trapesium dengan panjang alas y3 dan y2 dan
dengan tinggi x2 – x3; dan M1M2P2P1 adalah trapesium dengan panjang alas y1 dan
y2 dan dengan tinggi x2 – x1. Oleh karena itu,

Luas P1P2P3= ½(y1 + y3)(x3 – x1) + ½(y3 + y2)(x2 – x2) – ½(y1 + y2)(x2 – x1)
= ½(x1y2 + x2y3 + x3y1 – x2y1 – x3y2 – x1y3) (1)

Bentuk persamaan (1) di atas dapat ditulis dalam bentuk determinan yaitu :

x1 y1 1
1
Luas P1P2P3 = x2 y2 1 (2)
2
x3 y3 1

Jika titik-titik P1, P2, P3 disusun dalam arah putar jarum jam, maka nilai
determinan dari persamaan (2) di atas menjadi negatif. Tetapi nilai numerik yang
diberikan adalah sama. Untuk menghindari nilai negatif dari luas segitiga yang
diberikan karena susunan titik, maka luas segitiga diambil nilai mutlak dari ruas
kanan rumus (2).
Contoh 1:

Tentukan luas segitiga jika titik-titik sudutnya adalah (–2, 7), (8, 2), dan (4, –3).

Jawab:
Gambar pada bidang koordinat segitiga tersebut seperti gambar berikut.

Y
P3(–2, 7)

P2(8, 2)

X
O

P1(4, –3)

Misalkan segitiga tersebut dinamai P1P2P3. Perhatikan bahwa urutan


P1P2P3 adalah berlawanan dengan arah putar jarum jam. Dengan menggunakan
rumus (1) atau (2) untuk menghitung akan diperoleh luas segitiga tersebut yaitu:

1
Luas P1P2P3 = (42 + 87 + (–2)(–3) – (–3) 8 – (–2)2 – 47)
2

1
= (8 + 56 + 6 + 24 + 4 – 28) = 35
2

Ada suatu cara mudah untuk mengingat dan menerapkan rumus (2) dalam
menentukan luas suatu segitiga ataupun poligon dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

(1) Tuliskan koordinat titik sudut poligon dalam dua kolom. Kolom satu
digunakan untuk menuliskan absis dan kolom lainnya untuk ordinat.

(2) Lakukan untuk urutan titik-titik yang lain sedemikian hingga titik-titik yang
berurutan membentuk poligon dengan arah berlawanan dengan arah putar
jarum jam seperti pada diagram di bawah ini. Hal ini untuk menjamin nilai
yang dihasilkan adalah positif.
Titik Absis Ordinat

P1 x1 y1

P2 x2 y2

P3 x3 y3

... ... ...

Pn xn yn

P1 x1 y1

(3) Lakukan perkalian absis dengan ordinat baris berikutnya seperti pada tanda
anak panah lurus, dan jumlahkan akan menghasilkan nilai numerik

x1y2 + x2y3 + … + xn-1yn + xny1

(4) Lakukan perkalian absis dengan ordinat baris sebe8 + 56 + 6 + 24 + 4 – 288 +


56 + 6 + 24 + 4 – 28lumnya seperti pada tanda anak panah putus-putus, dan
jumlahkan akan menghasilkan nilai numerik

x2y1 + x3y2 + … + xnyn-1 + x1yn

(5) Terakhir kurangkan hasil numerik langkah (3) dengan langkah (4) dan
hasilnya dibagi dua akan menghasilkan rumus luas poligon P1P2…Pn yaitu

1
Luas poligon P1P2…Pn = {( x1y2 + x2y3 + … + xn-1yn + xny1) – (x2y1 + x3y2 +
2
… + xnyn-1 + x1yn)} (3)
Contoh 2:

Tentukan luas segi empat yang mempunyai titik-titik sudut (–1, 4), (3, –7), (–
6, 0), dan (8, 2).

Jawab:

Buat plot titik-titik pada bidang koordinat. Susun titik-titik itu sedemikian
hingga susunan titik-titik itu membentuk segi empat dengan arah
berlawanan dengan arah putar jarum jam. Perhatikan sketsa gambar.

Y
P3(–1, 4)

P2(8, 2)

P3(–6, 0) O X

P1(3, –7)

Selanjutnya dapat dibuat susunan koordinat dalam kolom seperti berikut ini

Titik X y

P1: 3 –7
P2: 8 2
P3: –1 4
P4: –6 0
P1: 3 –7
Dari susunan bilangan itu dengan rumus (3) segera kita peroleh luas segi empat
yaitu :

1
Luas P 1 P 2 P 3 P 4 = (32 + 84 + (–1)0 + (–6)(–7) – 8(–7) – (–
2
1)2 – (–6)4 – 30)

1
= (6 + 32 + 0 + 42 + 56 + 2 + 24 – 0) = 81
2
B. Rasio Pembagian Segmen Garis

Pada bagian ini akan dibicarakan koordinat sebuah titik yang membagi
sebuah segmen garis menjadi dua bagian dengan perbandingan tertentu.
Misalkan diketahui titik P membagi segmen garis AB sedemikian hingga
terdapat perbandingan
AP m
= (1)
PB n
Rasio m : n disebut rasio pembagian. Titik P disebut titik pembagi, dan P
dikatakan membagi segmen AB secara internal atau eksternal bergantung apakah
P terletak antara A dan B atau di luar segmen AB.

A P B

AP
0 <
PB
(a)

P A B

AP
–1 < 0
PB
(b)

A B P

AP
–< –1
PB
(c)

Gambar 1.11
Jika P terletak antara A dan B maka rasio pembagian adalah positif. Hal ini
dikarenakan AP dan PB mempunyai arah yang sama (perhatikan gambar 1.11 (a)).
Rasio akan bernilai 0 jika P berimpit dengan A dan naik tak terbatas sebagaimana
P mendekati B.
Jika P terletak di luar A dan B sebagaimana pada gambar 1.11 (b) dan (c)
maka rasio pembagian adalah negatif. Hal ini dikarenakan AP dan PB mempunyai
arah yang berlawanan. Sejalan dengan mundurnya P dari A pada arah BA (gambar
1.11.(b)), maka rasio akan turun dari 0 hingga mendekati nilai –1. Jika P pada
perpanjangan AB (gambar 1.11. (c)) maka rasio pembagian secara aljabar akan
kurang dari –1. Rasio secara aljabar akan besar tak terbatas apabila P mendekati B
dan rasio mendekati –1 apabila P menuju titik tak hingga.

Perhatikan gambar 1.12. berikut:

A(x1, y1)
m
P’ P(xP, yP)
n

A’ B(x2, y2)
m n
O x1 xP x2
Gambar 1.12.

Jika koordinat titik A dan B diketahui, dan juga rasio pembagian diketahui
maka koordinat titik P dapat dicari. Pada gambar 1.12. misalkan diketahui titik
A dengan koordinat (x1, y1) dan titik B (x2, y2) dan titik P(xp,yp)membagi segmen
garis AB sedemikian hingga terdapat perbandingan AP : PB = m : n.
Berdasarkan sifat kesebangunan segitiga A’AB dengan P’AP maka
diperoleh perbandingan :

AP : AB = P’P : A’B = m : m + n (2)

Sedangkan P’P = xP – x1 dan A’B = x2 – x1 sehingga perbandingan menjadi

xP  x1 m
= .
x2  x1 mn

Dengan menyelesaikan persamaan untuk xP diperoleh

mx2  nx1
xP = . (3)
mn

Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa

my2  ny1
yP= . (4)
mn

Contoh 1:

Tentukan koordinat titik yang membagi segmen dari titik (–6, 2) ke titik (4, 7)
(a). dengan rasio 2 : 3
(b). dengan rasio –7 : 2

Jawab:
Dengan menggunakan rumus (3) dan (4) dapat diperoleh

2  4  3  (6) 2  7  3 2
(a). xP = = –2, yP = = 4;
23 23

 7  4  2  (6)  77  2 2
(b). xP’ = = 8, yP’ = = 9.
72 72
Titik-titik yang berkaitan dengan jawaban (a) dan (b) adalah P dan P’
seperti pada gambar 1.13 berikut

P’

Y
P2(4, 7)

P1(-6, 2)

Gambar 1.13
C. Titik Tengah Segmen Garis

Rumus penting lain pada kasus khusus yang banyak digunakan dalam
koordinat Cartesius adalah mencari titik tengah suatu segmen garis, yang
dinyatakan dalam teorema berikut.

Teorema 1.2:
Jika P adalah titik tengah dari AB dengan koordinat A(x1, y1) dan B(x1, y1)
maka koordinat titik P diberikan oleh (x, y) dengan rumus

x1  x 2 y1  y 2
x= , y= (5)
2 2

Bukti :
Misalkan P adalah titik tengah dari AB maka jelas bahwa m : n = 1 : 1,
atau m = n dan rumus (3) dan (4) dari seksi 1.6 dapat direduksi menjadi

x1  x 2 y1  y 2
x= , y=
2 2

Jadi untuk mendapatkan titik tengah dari segmen AB, kita hanya
menghitung rata-rata masing-masing koordinat x dan y dari titik yang diberikan.
Dengan kejadian ini akan beralasan jika menyimpulkan bahwa rata-rata dua
temperatur yang berbeda terletak di tengahnya, rata-rata dua ketinggian akan
berada di tengah-tengah antaranya, dan lain-lain.
Contoh 2:
Tentukan titik tengah dari segmen AB jika koordinat masing-masing titik diberikan oleh
(1, 5) dan (–3, –1).

Jawab:
x1  x 2 y1  y 2
x = , y =
2 2
1 3 5 1
= = –1, = = 2.
2 2
Jadi P(–1, 2)
III PENUTUP

A. Kesimpulan

Luas Segitiga dan Poligon adalah Suatu segitiga atau poligon dapat dihitung luasnya
apabila titik-titik sudut diketahui koordinatnya. Salah satu cara mencari formula luas suatu
poligon adalah menggunakan prinsip penghitungan luas suatu trapesium.
Misalkan suatu segitiga diketahui mempunyai koordinat P1(x1, y1), P2(x2, y2), dan P3(x3, y3),
sedemikian hingga label memutar segitiga yang melewati titik-titik P1P2P3 akan berlawanan
dengan arah jarum jam.

Sedangkan rasio pembagian garis bagian ini akan dibicarakan koordinat sebuah titik
yang membagi sebuah segmen garis menjadi dua bagian dengan perbandingan tertentu.
Misalkan diketahui titik P membagi segmen garis AB sedemikian hingga terdapat
perbandingan
AP m
= (1)
PB n
Rasio m : n disebut rasio pembagian. Titik P disebut titik pembagi, dan P dikatakan
membagi segmen AB secara internal atau eksternal bergantung apakah P terletak antara A
dan B atau di luar segmen AB.

B. Saran
Penulis menyadari ada beberapa materi yang sekiranya masih kurang dalam penulisan
makalah ini, oleh karna itu penulis sangat membuka kritikan dari pembaca agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya lebih sempurna lagi.

Anda mungkin juga menyukai